Alana meneguk ludahnya susah payah, ketika mendengar apa yang ditanyakan oleh suaminya.Apakaha yang harus dikatakan oleh Alana kepada suaminya saat ini?"Kenapa kamu terdiam? Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Arkan menatap istrinya yang termangu dalam lamunannya.Alana seketika terkesiap menatap wajah Arkan yang saat ini sedang menatap dirinya."Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun saat ini," jawab Alana dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat.Ia kemudian melihat soup yang dimakan oleh suaminya sudah tinggal sedikit, ia pun berniat untuk mengambilkan soup itu untuk suaminya lagi.Arkan menangkap sesuatu yang aneh pada gelagat istrinya saat ini. Namun, ia tidak mengatakan apapun, ia pun mencoba untuk memperhatikan sikapnya terlebih dahulu."Mas, ini soupnya lagi." Alana memberikan mangkok berisi soup itu kepada suaminya.Arkan tampak memperhatikan Alana ya g sejak tadi tidak sedikitpun menyentuh soup yang dia buat sendiri."Duduklah!" titah Arkan kepada istrinya.Alana lalu
Bi Ratih lari terbirit-birit ketika mengingat apa yang terjadi di kamar Ayana. Nafas tuanya tampak sersengal-sengal saat dia kini terduduk diantara pelayan yang lain yang menolong dirinya setelah berteriak memanggil namanya."Minumlah Bi Ratih," ucap kang Dirman menatap wajah bi Ratih yang saat ini masih ketakutan.Wanita empat puluh lima tahun itu lalu menenggak minuman tersebut hingga tandas, matanya tampak kosong saat menatap semua pelayan yang tengah mengerumuni dirinya setelah ia mengalami peristiwa yang tak pernah dia alami sebelumnya."Katakan kepada kami, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Bi Ratih berteriak seperti itu?" tanya pak Dirman kembali menatap wajah bi Ratih yang saat ini terlihat mulai memucat."Aku melihat nona Ayana di dalam kamar itu menjadi sosok yang menyeramkan. Perutnya terbelak dan aku melihat wajahnya tampak sangat pucat. Dia menjadi hantu sekarang," cerita Bi Ratih yang membuat bulu kuduknya kembali berdiri.Semua pelayan tampak saling melempar pandangan
Setelah menemukan mayat Ayana dalam keadaan tragis, kini Arkan terpaksa harus mengabari keluarganya bahwa Ayana sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.Ia meminta bantuan adiknya untuk mengurus prosesi pemakaman setelah otopsi sudah selesai.Sementara menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Arkan terpaksa harus menyusul mama dan Bi Ima di rumah Ustadz Azzam setelah mama Elly bersih keras untuk meminta pulang ke rumahnya.Setibanya Arkan di sana, semuanya tampak tak percaya, begitupun dengan mama Elly yang saat itu terlihat menangis histeris mengetahui menantu dan calon cucunya sudab dalam keadaan tak bernyawa lagi.Kematian orang yang sangat dicintai itu, membuat mama Elly enggan untuk makan walau hanya sekedar mengisi perutnya sedikit yang sejak pagi tadi belum terisi sama sekali.Arkan meminta bibi Ina untuk menghangatkan soup daging yang dibawanya dari rumahnya."Makanlah dulu Ma, baru kita akan pulang," bujuk Arkan sembari menyendokkan daging soup dari mangkoknya
Tak akan ada yang percaya jika Ayana saat ini sudah meninggal, dua hari yang lalu dia dalam keadaan baik-baik saja, tapi tiba-tiba kini bibi Mila mendapatkan kabar kematian keponakannya, tentu saja dia marah dan curiga dengan kematian Ayana yang saat ini menjadi misteri."Tenanglah Bi, semua orang juga tidak percaya dengan apa yang saat ini menimpa mbak Ayana. Polisi sudah menyelidiki kematiannya." Azriel berusaha untuk menenangkan bibi Mila yang saat ini terlihat sangat shock."Aku ingin melihat jenazahnya, aku harus menghubungi Alina, dia pasti sangat terpukul mendengar kematian kakaknya," ucap bibi Mila dengan menangis tersedu.Azriel menganggukkan kepalanya dan kini menunggu bibi Mila untuk menghubungi sadara Ayana untuk mengabarkan kabar duka yang baru diterimanya.KringKringKring Sambungan telepon itu langsung tersambung dan segera diangkat oleh Alina."Hallo, Alina," sapa bibi Mila dengan isakan tangisannya."Hallo, ada apa, Bi?" tanya Alina dengan nada bingungnya."Hallo Al
Perkataan mama Elly itu cukup membuat Alana tersentak dan sakit hati. Namun, kali ini dia harus berhati-hati dengan mama Elly yang saat ini tidak mudah lagi untuk ditakut-takuti."Ma, sebaiknya mama jaga bicara Mama. Alana juga menantu Mama, aku yakin suatu saat nanti dia akan memiliki keturunan. Bukan salah Alana jika sampai hari ini dia belum memiliki keturunan, Ma." Arkan mencoba untuk membela istrinya saat itu."Sebaiknya kita tidak usah membahas hal yang tak penting lagi, Arkan. Minggu depan aku akan memperkenalkanmu pada seorang wanita yang akan menggantikan Ayana sebagai istrimu.""Tapi Ma, Arkan belum memikirkan untuk menikah lagi," tolak Arkan dengan nada tegas."Tidak usah membantah, aku yakin kau tidak akan bisa mencari sendiri pengganti istrimu saat ini, jadi biarkan aku yang saat ini mencarikan istri untuk dirimu, Arkan." Mama Elly berkata dengan tatapan penuh intimidasi."Apa yang dikatakan oleh mama kamu benar, jika kamu masih mau menjabat sebagai CEO di perusahaan ini,
Perkataan sang nenek cukup membuat Alina merasa tergelitik dibuatnya, dka pun langsung mengetuk dahinya beberapa kali dan mengetuk ke mejanya beberapa kali."Amit-amit nikah sama tukang kawin seperti kakak ipar mesum itu," ucap Alina dengan nada mulai kesal.Sang nenek hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat kelakuan cucunya.Malam pun tiba, Alina yang sudah melihat hasil tes masuk ke perguruan tinggi, akhirnya bisa bernafas lega saat dia diterima di universitas negri di kota tempat tinggal makan iparnya saat ini.Alina sedikit kesal karena dia akan tinggal satu kota dengan kakak iparnya saat itu."Kenapa harus diterima di universitas itu seh, jadi sebel kalau nanti ketemu sama ipar tukang kawin itu," gerutu Alina lalu menutup gawainya.Tampak matanya sudah mulai mengantuk, segera Alina berjalan menuju ke atas ranjangnya dan kemudian dia mulai memejamkan kedua matanya yang sudah terasa sangat berat.Tak menunggu lama, Alina akhirnya terpejam dalam lelapnya, ia pun mulai
Tiga hari kemudian Sudah tiga hari Rizka tidak ada kabar sama sekali membuat semua orang kini mulai khawatir dan panik setelah keesokan harinya handphone Rizka sudah tidak aktif lagi.Arkan lalu mencari Rizka ke rumah neneknya, tapi tidak menemukan Rizka berada di sana.Semua orang panik mencarinya dan berujung pelaporan ke pihak kepolisian jika saat ini Rizka menghilang sudah sejak tiga hari yang lalu.Polisi lalu menindak lanjuti laporan kehilangan Rizka, hingga akhirnya berujung pada ditemukannya sesosok mayat wanita tanpa identitas di sebuah sungai dalam keadaan hamil.Mendengar hal itu pun, mereka sangat shock dan terpukul. Hingga akhirnya polisi meminta mereka ikut bersama dengan dirinya menuju ke ruang penyimpanan mayat untuk mengenali jenazah yang ditemukan tiga hari yang lalu. Wajah dan kondisi tubuhnya sudah sulit di kenali lagi, tapi pakaian yang dikenakan masih utuh dan tanpa ditemukan satu identitas yang saat itu ada di sana."Sebaiknya Bapak dan Ibu ikut dengan saya, aga
Setelah sesi interview dengan Arkan kemarin, akhirnya Alina diminta untuk mengikuti seleksi berikutnya.Alina kini mulai melamar untuk menjadi kandidat istri Arkan dari beberapa wanita yang saat itu mengajukan diri menjadi istri Arkan.Alina tampak sedang menggerutu kesal dalam hatinya ketika dia melihat beberapa wanita berpakaian seksi mulai memamerkan diri di depan kakak iparnya.Tampak Alina yang saat itu penampilan lain sendiri dari pada yang lain.Arkan yang saat itu terpusat perhatiannya pada sosok Alina yang berparas cantik dan tidak neko-neko membuat dirinya sedikit bisa mengambilnya keputusan untuk memilih wanita yang akan menjadi calon istrinya.Namun, ada yang mengganjal pikirannya saat ini tentang selisih umur Alina dengan dirinya yang terbilang cukup jauh selisihnya.Arkan kembali menginterview dirinya kembali dan meminta dirinya untuk berpikir ulang, bahkan saat itu dia menawarkan dirinya untuk menjadi karyawannya, tapi Alina menolak tawaran itu dengan keras."Maaf Pak, j