Share

Chapter 2

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-06 15:15:34

Jauh di dalam lautan kesadarannya, Xuan Li mengalami keadaan yang sulit. Bayangan masa lalu bersama orang-orang yang ia sayangi datang seperti nyata. Dengan ujaran kebencian, mereka mendorong tubuhnya yang terikat oleh rantai hingga terjatuh ke dalam lautan tenang tak berujung.

Di tengah keputusasaan, ia mencoba melepaskan diri dari rantai yang membelenggunya. Usahanya berhasil. Namun, rantai yang hancur berubah menjadi bayangan hitam dengan mata merah menakutkan mencekiknya.

"Si-siapa kamu?" Xuan Li merasa nafasnya dan daya hidupnya terhisap oleh makhluk menyeramkan itu.

"Serahkan jiwamu dengan patuh. Sebagai gantinya, aku akan membalaskan dendamu. Hahaha."

"Tidak! Aku tidak sudi dikendalikan olehmu." Xuan Li berusaha keras untuk melepaskan diri, tapi sepertinya usahanya sia-sia.

"Hidupku benar-benar sudah berakhir."

Pandangannya mulai meredup. Saat hampir mati ia melihat cahaya terang yang menekan bayangan hitam. Cengkeramannya terlepas, namun ia tidak bisa merasakan apapun lagi selain kegelapan.

Ketika ia kembali membuka mata, pandangannya kabur oleh cahaya yang lembut dan asing. Xuan Li mendapati dirinya berbaring di atas tempat tidur kayu yang sederhana, namun nyaman. Dari celah pintu yang terbuka, angin sejuk membawa aroma hutan yang murni, sementara panorama pegunungan yang menjulang tampak seperti lukisan surgawi. Sesaat, ia mengira dirinya telah mati dan berada di alam nirwana.

"Jangan banyak bergerak dulu! Cederamu cukup serius."

Sebuah suara diiringi langkah-langkah tenang terdengar mendekat. Seorang pria berambut putih, dengan wajah tenang dan mata tajam seperti elang, memasuki ruangan. Usianya mungkin tidak muda namun wajahnya memancarkan aura keabadian.

"Apakah aku masih hidup?" Xuan Li melontarkan pertanyaan konyol yang membuat pria itu tersenyum.

"Tentu saja. Aku menemukanmu di dasar jurang," jawab pria itu sembari memeriksa keadaan Xuan Li dengan menyentuh pergelangan tangannya.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku." Semula ia berpikir jika apa yang ia lalui sebelumnya hanyalah mimpi buruk. Ia tidak menyangka orang-orang terdekatnya berniat untuk menyingkirkannya.

"Tubuh giokmu adalah anugerah sekaligus kutukan," ujar pria itu. "Tanpa kendali yang baik kekuatan itu akan menghancurkanmu."

Xuan Li tidak mengerti ucapan pria itu.

"Tubuh giok? Maaf, siapa Anda sebenarnya, Tuan."

"Namaku Wu Jin, atau lebih dikenal sebagai Tabib Hantu Wu."

Xuan Li terbelalak mendengar namanya, tokoh yang disegani di seluruh Benua Tua.

"Rupanya kamu belum tahu jika kamu memiliki tubuh giok," lanjutannya.

"Aku hanya tahu tubuhku sangat lemah. Orang-orang menganggapku sampah, begitu juga keluargaku." Terngiang ucapan Yan Hui dan saudaranya, Xuan Yi, yang menginginkan kematiannya.

Tabib Hantu Wu menjelaskan secara rinci mengenai tubuh giok hingga membuatnya mengerti. Tubuh giok menyimpan kekuatan yang besar, butuh kultivasi yang tinggi untuk bisa mengendalikannya. Namun, pemiliknya butuh kerja keras yang lebih karena tubuh giok menyerap energi berkali-kali lipat lebih besar dari tubuh normal.

Xuan Li akhirnya mengerti mengapa dantiannya belum terbentuk meskipun ia sudah berlatih. Sebelum jatuh pingsan, ia juga hampir dikendalikan oleh kekuatan hitam tubuh giok yang ingin menguasai tubuhnya.

"Saat ini mungkin hanya ayah dan ibumu yang tahu tentang tubuh giokmu. Kamu harus tetap merahasiakannya. Untuk sementara tubuhmu aman, aku menekan kekuatan hitam tubuh giok dengan artefak batu hitam. Namun, sewaktu-waktu kekuatan itu bisa kembali meledak. Kamu harus tetap mengendalikan emosi dan segera meningkatkan kultivasimu."

"Jadi, ayah sudah tahu. Pantas saja." Wajah Xuan Li terlihat murung.

"Tidak perlu bersedih. Setelah tubuhmu pulih, aku akan melatihmu dan menjadikanmu satu-satunya muridku."

"Terima kasih, Guru. Xuan Li bersedia mengabdi padamu." Saking senangnya Xuan Li lupa dan bergerak untuk memberi hormat. Sedetik kemudian ia mengaduh kesakitan dan membuat Tabib Hantu Wu tertawa.

Tabib Hantu Wu, seorang penyendiri legendaris yang dikenal karena penguasaan seni pengobatan dan kekuatan misteriusnya. Lokasi tempat Xuan Li berada adalah Gunung Tulang Naga, kawasan terpencil yang bahkan para petualang ulung pun jarang berani mendekatinya.

Selama berbulan-bulan, Xuan Li dirawat oleh Tabib Hantu Wu, tubuhnya dipulihkan dengan ramuan langka dan teknik akupuntur yang hanya dikuasai olehnya.

Meski dantiannya berkembang lambat, Xuan Li memiliki kelebihan yang lain. Keuletannya, tekadnya yang kuat, dan pengetahuan mendalam tentang seni pengobatan membuatnya tidak bisa diremehkan.

Dalam kurun waktu lima tahun, Xuan Li mempelajari berbagai seni pengobatan dari sang tabib: teknik pemurnian pil, ramuan obat, akupuntur, hingga seni pengobatan yang dapat menyelamatkan atau menghancurkan hidup seseorang. Sebagai seorang genius, Xuan Li menguasai semua yang diajarkan dengan dedikasi yang tak terbantahkan.

Suatu sore, Tabib Hantu Wu berbicara serius kepada Xuan Li.

"Tubuh giokmu adalah pedang bermata dua. Setiap langkahmu akan membawa bahaya, bukan hanya bagi dirimu, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarmu." Tabib Hantu Wu mengeluarkan sebuah gulungan. "Ini adalah catatan bahan utama Pil Penyelaras Roh dan tata cara pemurniannya. Pil ini akan membantumu untuk berkultivasi dengan cepat."

Xuan Li menerimanya lalu membukanya. Bahan-bahan untuk membuat pil penyelaras roh terbilang langka dan sulit didapat. Ia harus berkeliling ke seluruh penjuru benua untuk mendapatkannya.

"Aku mengerti, Guru."

"Takdir sering kali membawamu kembali ke tempat yang kau hindari." Tabib Hantu Wu menangkap keraguan di mata Xuan Li. "Pergilah, Xuan Li. Tapi ingat, jika kau kehilangan arah atau dirimu sendiri, Gunung Tulang Naga akan selalu menjadi tempatmu kembali."

"Aku pasti akan kembali, Guru. Bukan sebagai murid yang mencari perlindungan, tetapi sebagai seseorang yang telah memenuhi takdirnya." Xuan Li berbicara penuh tekad.

Tabib Hantu Wu tersenyum tipis, namun ada kesan sendu di balik sorot matanya.

"Berhati-hatilah dengan langkahmu karena setiap langkah menentukan nasib."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
menarik Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 3

    Di penghujung tahun kelima berada di Gunung Tulang Naga, Xuan Li akhirnya akan segera meninggalkannya. Ia dan gurunya berjalan menuruni gunung. Sekilas pandang, langkah mereka seolah lamban, tetapi hanya dalam sekejap, jarak ratusan meter sudah mereka lewati.Setelah tiba di kaki gunung, Tabib Hantu Wu menghentikan langkahnya, menatap Xuan Li sejenak, lalu ia berkata, “Ingatlah, dunia luar penuh tipu daya. Gunakan semua ilmu yang kuajarkan seperlunya saja. Jangan terlalu percaya pada apa yang terlihat oleh mata, karena kebenaran seringkali tersembunyi jauh di balik penampilan.”Xuan Li menundukkan kepalanya dalam-dalam lalu menyatukan kedua tangannya sebagai tanda penghormatan.“Aku akan selalu mengingat nasihatmu, Guru.”"Pergilah!" Tanpa menunggu balasan, pria tua itu berbalik dan mulai kembali mendaki gunung. Ia tidak menoleh lagi untuk menyembunyikan segala perasaan berat di hatinya. Di dalam dadanya, ada kesedihan yang mendalam, tetapi ia tidak ingin muridnya melihatnya. Saat in

    Last Updated : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 4

    Xuan Li bisa saja melawan dan menjatuhkan penyandera itu dengan mudah. Namun, ia memilih untuk menahan diri. Wanita itu terluka, dan dalam situasi seperti ini, lebih baik tidak menambah musuh baru."Jangan khawatir."Suara Xuan Li yang rendah tidak membuat wanita itu menurunkan pedangnya, meski kewaspadaannya sedikit mengendur. Di luar kamar terdengar suara langkah kaki mendekat dan tidak lama kemudian pintu diketuk dari luar. Ketegangan kembali terasa, penyandera memberi tatapan tajam pada Xuan Li sebelum akhirnya kembali bersembunyi. Seorang pelayan berdiri di depan pintu dengan satu nampan penuh makanan lezat. Xuan Li tidak membiarkannya masuk."Berikan padaku!" Xuan Li mengambil nampan berisi makanan dengan satu tangannya. "Kamu boleh pergi!"Xuan Li menarik nampan itu dengan cepat, lalu segera menutup pintu sebelum pelayan sempat berkata lebih jauh. Ia lalu berjalan ke sebuah meja kayu dan meletakkan nampan yang dibawanya. Masih dengan sikapnya yang santai, ia duduk di lantai

    Last Updated : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 5

    Xuan Li menyibak lengan baju dan menyodorkan tangan kirinya ke depan. Di balik sikapnya yang tenang, ada kegelisahan yang tersembunyi. Ia sudah memikirkan setiap kemungkinan, namun tetap saja, ada rasa khawatir yang sukar ia jelaskan.Penasehat istana mulai memeriksa nadi Xuan Li. Jemarinya yang sudah berpuluh tahun menangani berbagai kasus menyentuh kulit Xuan Li dengan perlahan, seolah merasakan riak-riak energi spiritual di balik lapisan daging. Mata penasehat terpejam dengan penuh konsentrasi, aliran energi murni itu terasa seperti sungai tenang yang mengalir di sepanjang meridian tubuh Xuan Li. Tapi, di tengah ketenangan itu, ia juga mendeteksi sesuatu yang lain, yaitu sebuah kekuatan besar, tak terduga, bersumber dari sebuah artefak yang tersimpan di dalam lautan kesadaran pemuda ini.Artefak itu bukan sembarang benda. Penasehat istana membuka matanya perlahan, alisnya sedikit berkerut. “Artefak ini…,” pikirnya. Artefak itu milik Wu Jin atau yang lebih dikenal sebagai Tabib Han

    Last Updated : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 6

    Sesosok tubuh tinggi besar, berwajah tegas muncul dari balik dinding. Pakaian khas panglima membalut tubuhnya yang kekar, membuatnya terlihat kuat dan berwibawa. Aura kekuatan spiritual terasa begitu pekat meskipun ia sedang tidak menggunakannya."Panglima Shu!" pekik pengawal yang mengenalnya.Mereka segera memberi hormat dan berlutut di hadapannya."Ada apa ini? Kenapa kalian membuat keributan?" Panglima Shu mengulangi pertanyaannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Ampun, Tuan. Pemuda itu mencuri giok seleksi tabib. Kami khawatir dia akan membahayakan nyawa Tuan Putri." Salah satu pengawal berbicara dengan lancar.Xuan Li tetap tenang meskipun Panglima Shu menatapnya tajam. Ia percaya, bahwa orang yang cerdas tidak akan bertindak sembarangan, apalagi menuduh tanpa bukti.Ketika berdiri tepat di hadapannya, Xuan Li segera menyatukan kedua tangannya memberi hormat. "Saya tidak mencuri, Tuan. Token ini diberikan secara langsung oleh penasihat istana. Jika Tuan tidak perc

    Last Updated : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 7

    Saat Xuan Li masih dalam meditasi, tiba-tiba ia merasakan getaran energi yang mendekat dengan cepat. Mata batinnya menangkap kehadiran sejumlah besar kekuatan yang mengarah ke tempatnya berada. Ia segera menyadari bahwa daya serapnya mungkin telah menimbulkan efek samping tak terduga. Dengan sigap, ia menutup penyerapan energi dan menstabilkan aliran spiritual dalam tubuhnya, mengalihkan kesadarannya kembali ke keadaan waspada.Tidak lama setelah itu, suara langkah-langkah berat terdengar semakin dekat. Beberapa tetua istana, dipimpin oleh tetua utama yang berwibawa, memasuki ruangan dengan ekspresi tajam dan penuh kecurigaan. Mereka mengenakan jubah berornamen yang menandakan posisi tinggi mereka di istana."Apa yang kau lakukan di sini, anak muda?" tanya tetua utama dengan nada datar namun penuh ancaman. Matanya menyipit, menatap Xuan Li seakan ingin menembus sampai ke inti jiwanya.Xuan Li berdiri, membungkukkan badan dan menyatukan tangan sebagai bentuk penghormatan. “Maafkan s

    Last Updated : 2024-12-16
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 8

    Di aula megah yang dihiasi pilar emas dan lampu gantung perunggu, keenam tabib terpilih berdiri berjajar, suasana penuh tekanan menyelimuti ruangan. Beberapa di antara mereka tampak gelisah, mengusap jubah mereka dengan gugup, sementara yang lain berusaha menjaga wajah tetap tenang meski ketegangan terlihat dari sorot mata mereka. Xuan Li berdiri di antara mereka, tubuhnya tegap, dengan ekspresi netral yang tak menunjukkan emosi apa pun, seperti danau tenang yang menyembunyikan kedalamannya.Dari sudut aula, suara langkah berat menggema, memecah keheningan. Para pengawal membuka pintu besar, dan sosok Raja Jing memasuki ruangan. Mantel ungunya berkilauan di bawah cahaya lilin, setiap gerakannya menunjukkan wibawa seorang penguasa. Di belakangnya, penasihat istana mengikut dengan diam, memegang gulungan dokumen dengan hati-hati.“Yang Mulia Raja Jing telah tiba!” seru seorang pengawal, membungkukkan badan hingga sejajar dengan lantai. Para tabib serentak menundukkan kepala mereka seb

    Last Updated : 2024-12-17
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 9

    Xuan Li berdiri diam di samping ranjang Putri Jing Yue, memandangi wajah pucat sang putri yang tampak tak bernyawa. Tangan kanannya terulur, dengan jemari yang gemetar pelan saat ia melepaskan seutas energi spiritual untuk memeriksa kondisi sang putri lebih dalam. Begitu energinya menyentuh lautan kesadaran Putri Jing Yue, perasaan dingin yang menusuk segera menyambutnya."Lautan kesadaran yang beku..." gumamnya pelan, hampir seperti bisikan. Namun, jauh di dalam kegelapan, ia merasakan sesuatu yang lebih buruk. Jiwa sang putri seperti terperangkap, membeku dalam cengkeraman bayangan hitam yang mengerikan.Dahi Xuan Li berkerut dalam, dan dadanya sesak oleh kesadaran yang menghantamnya. Belenggu Jiwa. Racun yang terkenal hanya berasal dari satu tempat yaitu Suku Tali Merah, sebuah kelompok kuno di Dataran Tengah. Mereka dikenal karena sihir gelap dan kutukan yang memanfaatkan lautan kesadaran sebagai ladang permainan mereka. Suku itu sangat berbahaya, bahkan bagi para kultivator ti

    Last Updated : 2024-12-17
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 10

    Tubuh Xuan Li terasa seperti diikat beban tak kasatmata, setiap tarikan napasnya membawa bara panas yang merongrong kekuatannya. Jika bukan karena tubuh giok yang diwarisinya, ia takut jika racun Belenggu Jiwa sudah lama menghancurkan dirinya. Racun itu bukan hanya mematikan, melainkan seperti hidup, menjelajah nadinya, menyerang kesadaran, dan menciptakan ilusi kelam. Namun, tubuh gioknya yang kokoh, menangkis sebagian besar ancaman racun yang menyerangnya.Di dalam dirinya, getaran halus seperti riak air perlahan menjalar. Ia merasakan kehadiran gelombang destruktif yang siap menghancurkan kapan saja. Jemarinya mengepal, dingin oleh keringat, seolah menggenggam harapan yang hampir tergelincir.“Tubuhku... akankah bisa bertahan?” pikirnya. Tatapannya jatuh pada lantai marmer berkilau di bawah kakinya yang memantulkan bayangan dirinya yang kini ringkih namun tetap mencoba untuk berdiri tegap.Dalam dantiannya, artefak batu hitam pemberian Tabib Hantu Wu memancarkan cahaya redup, men

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 205

    Xuan Li menajamkan instingnya. Ada sesuatu yang tidak beres.Udara malam di Kota Seribu Lilin seharusnya tenang. Namun, kali ini, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang mengusik kewaspadaannya.Sebuah bayangan melintas di kejauhan. Cepat, nyaris tak kasatmata.Xuan Li langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke jendela dengan langkah ringan. Dari celah tirai, ia mengamati jalanan di luar. Lampu-lampu minyak masih menyala redup di beberapa sudut, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan.Namun, firasatnya tak pernah salah.Tanpa ragu, ia segera menutup jendela rapat-rapat. Suara kait besi yang terkunci terdengar lirih di dalam kamar. Ia tidak ingin menarik perhatian.'Untuk saat ini, lebih baik berpura-pura tidak menyadarinya.'Xuan Li kembali duduk di ranjang . Untuk mengisi waktu, ia memilih untuk berkultivasi.Dalam keheningan kamar, ia memejamkan mata dan mulai menarik energi spiritual dari udara. Aliran hangat meresap ke dalam tubuhnya, mengalir melalui meridian dan terhimpun dal

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 204

    Di tempat lain, Di dalam goa tersembunyi, Xuan Li duduk bersila di hadapan kuali pilnya. Aroma herbal memenuhi udara, bercampur dengan uap tipis yang mengepul dari permukaan kuali. Lin Gong dan Jian Cheng duduk di sisi lain ruangan, menatap cairan dalam kuali yang mulai berpendar lembut.Pil penerobosan tingkat tinggi telah selesai dibuat. Butiran pil itu berwarna keemasan, memancarkan aura energi yang murni. Xuan Li mengambilnya dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada dua rekannya."Setelah mengonsumsinya, kalian akan mengalami lonjakan energi yang besar. Pastikan untuk menstabilkan fondasi kalian sebelum mencoba menerobos ke tingkat berikutnya," ucapnya dengan nada serius.Jian Cheng mengambil pil itu dengan ekspresi antusias. "Akhirnya! Aku sudah menunggu ini sejak lama!"Lin Gong mengamati pil di tangannya, lalu menatap Xuan Li. "Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membutuhkan pil ini?"Xuan Li menggeleng pelan. "Pil ini bukan untukku. Aku masih membutuhkan satu bahan la

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 203

    Dewa Langit Surgawi melambaikan tangannya, memberi isyarat kepada para pelayan untuk membawa Ratu Langit ke tempat peristirahatan. Liang Xue masih tampak lemah setelah insiden tadi. Napasnya masih sedikit tersengal, dan alisnya berkerut samar, seakan mencoba memahami sesuatu yang baru saja terjadi dalam pikirannya.“Pastikan dia mendapatkan ramuan pemulihan terbaik,” perintah Dewa Langit Surgawi, suaranya tenang tetapi penuh otoritas.Para pelayan membungkuk dalam sebelum dengan hati-hati membawa Liang Xue pergi. Langkah mereka nyaris tak bersuara saat keluar dari aula besar, meninggalkan keheningan yang berat.Dewa Langit Surgawi tetap duduk di singgasananya sejenak. Tangannya yang bersarung emas perlahan mengetuk pegangan kursi, ritmenya tak beraturan, mencerminkan pikirannya yang bergejolak. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berdiri dan melangkah keluar dari aula utama.Tidak ada satu pun pelayan atau penjaga yang mengikuti. Hanya beberapa orang tertentu yang tahu ke mana ia perg

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 202

    Setelah pesta berakhir, Istana Iblis kembali sunyi. Cahaya lentera spiritual masih berpendar lembut di sepanjang lorong, menerangi ukiran-ukiran kuno di dinding batu hitam. Meski tak ada tamu yang tersisa, gema perjamuan masih terasa, terutama jejak sihir yang terselip dalam gelang-gelang yang diberikan kepada para pemimpin klan.Di dalam aula utama, Dewa Langit Surgawi bersandar di singgasananya. Ia mengenakan jubah emas dengan sulaman api hitam yang berkobar di sepanjang lengan dan bahunya. Dari balik topengnya, senyum puas terukir. Ia menatap bola kristal di sampingnya, di mana siluet para tamu yang telah menerima gelang itu perlahan memudar.“Sepertinya mereka menerimanya tanpa banyak kecurigaan,” gumamnya, suaranya dalam dan bergema.Di sisi lain ruangan, seorang pria berdiri dalam bayang-bayang. Liang Wen, orang kepercayaannya, menundukkan kepala sedikit sebelum berbicara."Segel mantra sudah diperkuat, Yang Mulia," katanya. "Efeknya akan semakin terasa dalam beberapa hari ke

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 201

    Yan Yue tetap bersikap waspada sepanjang acara, tetapi pada akhirnya, tak ada tanda-tanda kehadiran sosok yang ia curigai. Ini berarti untuk sementara dugaannya terhadap hubungan antara Ratu Langit dan Xuan Li tidak terbukti.Namun, itu tidak membuatnya sepenuhnya tenang. Jejak energi Xuan Li di tubuh Ratu Langit tidak bisa diabaikan begitu saja. Mungkin mereka memang pernah bertemu dalam keadaan yang tidak disengaja. Bagaimanapun, Xuan Li dikenal sebagai tabib dan alkemis berbakat. Tidak aneh jika seseorang dari Alam Luar pernah menerima bantuannya.‘Atau ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa?’Yan Yue berjalan keluar dari aula pesta bersama para tamu lainnya. Cahaya merah samar mulai merayap di cakrawala, menandakan fajar segera tiba. Udara pagi di Alam Luar terasa dingin, menyisakan embun tipis yang menggantung di udara.Jubahnya yang berwarna gelap berayun ringan saat ia melangkah dengan anggun menuruni anak tangga menuju halaman istana iblis. Sekilas, ia menangkap

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 200

    Jantung Yan Yue serasa mencelos saat ia merasakan jejak energi Xuan Li dalam tubuh Ratu Langit. Sensasi itu terlalu jelas untuk diabaikan. Jantungnya berdetak lebih cepat, tetapi ekspresinya tetap dingin dan terkendali."Tidak mungkin... Kenapa ada jejak kekuatan Wu Yu di dalam dirinya?"Tatapan Yan Yue terkunci pada Ratu Langit yang kini berdiri di atas panggung, menerima sambutan meriah dari para pemimpin klan iblis. Namun, di balik kemegahan itu, sesuatu terasa janggal.Kekuatan yang menyelimuti tubuhnya bukan sekadar energi iblis biasa, ada sesuatu yang lebih dalam, lebih kompleks. Yan Yue, dengan kepekaannya yang tajam, bisa merasakan riak energi spiritual asing, kekuatan yang seharusnya hanya dimiliki oleh Wu Yu.Atau lebih tepatnya—Xuan Li.Yan Yue mengetatkan genggaman pada cawan anggurnya, tetapi ekspresi wajahnya tetap tanpa cela. Ia tidak boleh menunjukkan kelemahannya di hadapan para penguasa Alam Luar."Apakah dia memiliki hubungan dengan Wu Yu? Atau... lebih buruk lagi,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status