Sandi mengelus rambut Sonia. Ia mengatakan sebagai seorang kakak sudah menjadi tugasnya untuk melindungi sang adik."Sonia kamu harus bangkit. Kehidupan ini terus berjalan kamu tidak boleh terpuruk," balas Sandi."Kakak terima kasih sudah berjuang melawan kematian dan kembali pulang. Aku berjanji akan selalu kuat," ucap Sonia.Sandi mengangguk ia sangat senang dengan perubahan yang ada pada diri Sonia. Pilihan untuk melatihnya belajar seni bela diri adalah keputusan yang tepat. Suasana baru dan juga banyak bertemu orang baru dari berbagai penjuru dan berbeda karakter membuatnya berpandangan lebih luas dan tidak lagi berpikiran sempit."Sonia kamu sudah menunjukkan kalau kamu lebih baik," ucap Sandi. "Ini semua berkatmu kak. Aku tidak akan bangkit jika kamu tidak kembali," balas Sonia senang.Ahemm. Ada suara deheman dari belakang arah mereka. Itu deheman Martin dan yang lainnya. Mereka tampaknya menyusul Sandi dan Sonia yang meninggalkan bar."Aku terharu dengan kekompakan kakak bera
Sandi terus menatap Ani yang menggunakan gaun tidur malam ini. Gejolak dalam jiwanya mendidih seakan ingin melumat bibir indah itu lalu membawanya ke alam surga dunia sampai kelelahan."Tuan muda anda baru saja sampai ketika saya sudah selesai memasak. Aku akan menghabiskan makanan saya dulu baru membuatkan anda makanan," jawab Ani."Hmm tidak usah lanjutkan saja makanmu. Aku bisa memasak sendiri," ucap Sandi.Ani kaget sampai sedikit tersedak. Baru kali ini ia mendengar seorang tuan muda familiar dengan bumbu dapur dan akan memasak sendiri.Uhukk ... Ani langsung mengambil air minum."Pelan-pelan kalau makan Ani. Aku tidak akan meminta mie instan yang tak menyehatkan milikmu," ucap Sandi."Tuan muda apakah kamu sedang bercanda. Kamu bisa memasak?" tanya Ani."Lihat saja nanti. Kamu makanlah dan tunggu di situ. Aku akan memasak dan kamu boleh mencobanya saat aku sudah selesai," jawab Sandi sambil memakai celemeknya.Ani hanya menurut saja. Ia bahkan tak percaya kalau Sandi bisa memasa
Sonia melangkah melihat apa yang terjatuh dari sumber suara. Ia menemukan sebuah paper bag belanjaan dari store ternama. Ia kembali ke ruang makan."Apa yang kamu temukan Sonia?" tanya nyonya Lusi."Lihat saja ini mami. Penjepit dasi juga kemeja keeja dari brand ternama," jawab Sonia.Sonia memprediksi yang datang barusan adalah seorang wanita. Dia mendengar percakapan nyonya Lusi dan Sonia merasa tidak senang lalu menjatuhkan apa yang dibawanya lalu kabur dengan rasa kecewanya."Kamu benar biarkan saja dia pergi. Hanya Ani yang pantas menjadi menantuku," ucap nyonya Lusi."Sepertinya aku tahu siapa wanita yang gemar bolak-balik ke rumah ini. Sepertinya aku harus tegas padanya," sahut Sonia.***Tok ... Tok ...Sonia mengetuk pintu kamar Sandi tapi tak ada jawaban. Karena berkali-kali tak ada jawaban. Ani masuk ke kamar Sandi karena pintunya tak dikunci dan membangunkan tuan mudanya."Tuan muda ini sudah siang. Nyonya memintaku untuk membangunkan anda karena sudah saatnya sarapan," uc
Karena Sandi merasa ada yang tidak beres. Dia meminta Jerri untuk mengawasi semua orang yang berada di rumahnya. Sepertinya memang ada mata-mata yang dipasang diantara para pelayan."Jerri tolong kamu awasi pelayan yang ada di rumah. Sekiranya ada yang mencurigakan langsung urus saja dia," pinta Sandi ketika sampai perusahaan."Baik tuan. Aku akan pulang dahulu untuk memastikan semua baik-baik saja," ucap Jerri.Jerri kembali pulang ke kediaman Brawijaya kali ini mobilnya tak di bawa pulang agar para pelayan tak menyadari ada yang pulang ke rumah. Dia juga mengganti bajunya agar tidak mencolok. "Tuan Jerri kenapa kamu berpakaian seperti ini?" tanya penjaga."Ssst ... Pelankan suaramu. Aku sedang ada tugas dari tuan muda," jawab Jerri.Penjaga mengangguk mungkin ada sesuatu di rumah. Dia memberitahu penjaga lainnya untuk memperketat penjagaam rumah. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan.Jerri masuk ke dalam rumah menyisir segala penjuru kediaman Brawijaya. Sampai kamar Ani yang men
Sandi menarik Ani masuk kamarnya. Seperti seorang suami yang tak dapat menahan hasrat bercinta dengan sang istri. Brakk!!! Pintu tertutup dengan keras. Mirip sekali seorang yang kebelet bercinta."Dimana-mana tuan muda selalu seperti itu. Tak tahan dengan godaan wanita cantik. Aku benar-benar muak dengan pria seperti ini. Ingin rasanya langsung aku habisi," gumam Serli."Apa yang kamu lakukan di sini nona. Dan kamu bergumam apa tadi. Siapa yang mau kamu habisi?" tanya Jerri.Serli kaget dari mana datangnya Jerri. Sungguh mengangetkannya saja. Kenapa dia bisa muncul tiba-tiba. Ia jadi canggung dan harus berpikir untuk menjawab apa. "Maaf tuan Jerri mungkin kamu dalah dengar. Aku hanya mengumpat karena mengetahui kekasihku selingkuh. Jadi aku ingin menghabisi wanita selingkuhannya juga kekasihku sendiri. Tapi itu hanya bisa dalam anganku saja. Aku wanita lemah mana bisa menghabisi mereka," jawab Serli sambil melakukan drama. Jerri mengangguk dan membiarkannya untuk segera pergi. Ia in
Serli masih merasa kesal karena pisau yang ia lemparkan tidak melukai Sandi sedikitpun. Lelaki itu menangkap pisau hanay dengan dua jari tangannya dan itu sangat akurat. Tuan muda ini tidak seperti tuan muda mesum yang ia temui sebelumnya. "Menarik sekali tuan muda. Sepertinya kamu sudah mengetahui gerak-gerikku dan juga kamu sudah terlatih untuk tidak gampang ditindas oleh musuh," ucap Serli yang keluar dari persembunyiannya. "Akhirnya kamu memperlihatkan wajah aslimu," balas Sandi sambil menanjapkan pisau ke meja. Sandi tampak tenang walau Serli mencoba merayunya dengan meraba seluruh bagian sensitif di tubuhnya. Mirip sekali perempuan jalang yang sedang haus belaian. "Tuan muda kenapa tidak ada reaksi padamu. Biasanya saat aku melakukan seperti ini tubuh lelaki akan bereaksi," ucap Serli."Benarkah seperti itu. Mungkin itu adalah lelaki lain bukan aku. Jadi kamu sering melalukan ini pada lelaki lain?" tanya Sandi sambil mengayunkan tangannya.Bugh! Sandi memukul bagian bawah le
Rudi melihat ke arah jendela kamar di lantai atas itu. Di gedung sebelah sana terlihat ada seseorang memegang tembakan. Tapi hanya sebentar gerakannya begitu cepat. Mungkin gerak gerik Rudi sudah diamati oleh mereka."Seorang penembak jitu jarak jauh. Sial aku tak dapat mengorek informasi dari wanita ini," gumam Rudi."Cepat kejar dia!" seru Jerri.Jerri dan timnya sudah bergerak mengejar penembak jitu itu. Mereka tersebar ke penjuru ajar. Baku tembak antara dua geng itu terjadi. Mereka saling meloncat dari gedung satu ke gedung lainnya."Bos mereka berhasil melarikan diri. Apakah kita akan mengejar mereka?" tanya anak buah Jerri."Kembali dulu ke rumah teh. Kita laporkan pada bos Rudi dan bos Sandi," jawab Jerri.Malam yang meneganggkan ini membuat lelah semuanya. Rudi dan timnya masih harus mengurus mayat Serli yang meninggal di rumah teh. Mereka segera menguburkannya dengan baik di makam selayaknya manusia normal."Serlu aku harap kamu tenang di surga sana. Maafkan kami jika ada sa
Sopir taxi yang mengangkut Ani ternyata adalah salah satu dari anggota dari salah satu anggota 9 naga. Ia menarik tubuh Ani sekuat tenaga dan memberikannya pada pemimpin muda mereka."Tuan Muda. Aku sudah membawa wanita di sisi Sandi," ucap anggota geng naga sembari mendorong Ani ke pelukan tuannya."Kerja bagus. Wajah wanita ini lumayan cantik. Pantas Sandi menaruhnya di sisinya," ucap tuan muda dari keluarga Haryanto.Tuan Haryanto adalah salah satu anggota sembilan naga. Seorang pebisnis yang kaya dan selalu berbuat curang serta jahat dan ingin menguasai semua bisnis di kota ini. Membayar karyawan dengan upah kecil. Memperlakukan karyawan semena-mena. Serta masih banyak kejahatan lainnya. Musuh terbesar mereka adalah keluarga Brawijaya. Mereka tetap menanamkan permusuhan pada keturunan meraka untuk menyingkirkan keturunan tuan Brawijaya."Aku tidak mengenalmu dan aku tidak berguna untukmu. Jadi tolong lepaskan aku!" seru Ani."Kamu memintaku untuk melepaskanmu? Aku susah payah mem
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t