Rudi melihat ke arah jendela kamar di lantai atas itu. Di gedung sebelah sana terlihat ada seseorang memegang tembakan. Tapi hanya sebentar gerakannya begitu cepat. Mungkin gerak gerik Rudi sudah diamati oleh mereka."Seorang penembak jitu jarak jauh. Sial aku tak dapat mengorek informasi dari wanita ini," gumam Rudi."Cepat kejar dia!" seru Jerri.Jerri dan timnya sudah bergerak mengejar penembak jitu itu. Mereka tersebar ke penjuru ajar. Baku tembak antara dua geng itu terjadi. Mereka saling meloncat dari gedung satu ke gedung lainnya."Bos mereka berhasil melarikan diri. Apakah kita akan mengejar mereka?" tanya anak buah Jerri."Kembali dulu ke rumah teh. Kita laporkan pada bos Rudi dan bos Sandi," jawab Jerri.Malam yang meneganggkan ini membuat lelah semuanya. Rudi dan timnya masih harus mengurus mayat Serli yang meninggal di rumah teh. Mereka segera menguburkannya dengan baik di makam selayaknya manusia normal."Serlu aku harap kamu tenang di surga sana. Maafkan kami jika ada sa
Sopir taxi yang mengangkut Ani ternyata adalah salah satu dari anggota dari salah satu anggota 9 naga. Ia menarik tubuh Ani sekuat tenaga dan memberikannya pada pemimpin muda mereka."Tuan Muda. Aku sudah membawa wanita di sisi Sandi," ucap anggota geng naga sembari mendorong Ani ke pelukan tuannya."Kerja bagus. Wajah wanita ini lumayan cantik. Pantas Sandi menaruhnya di sisinya," ucap tuan muda dari keluarga Haryanto.Tuan Haryanto adalah salah satu anggota sembilan naga. Seorang pebisnis yang kaya dan selalu berbuat curang serta jahat dan ingin menguasai semua bisnis di kota ini. Membayar karyawan dengan upah kecil. Memperlakukan karyawan semena-mena. Serta masih banyak kejahatan lainnya. Musuh terbesar mereka adalah keluarga Brawijaya. Mereka tetap menanamkan permusuhan pada keturunan meraka untuk menyingkirkan keturunan tuan Brawijaya."Aku tidak mengenalmu dan aku tidak berguna untukmu. Jadi tolong lepaskan aku!" seru Ani."Kamu memintaku untuk melepaskanmu? Aku susah payah mem
Robi sangat senang karena akhirnya ia bisa bercakap dengan Sandi. Sebelumnya ia sudah mengirim baju dan barang berharga milik Ani ke kediamannya. Ini menunjukkan kalau Ani memang berada di tangannya."Halo tuan muda Sandi. Apakah kamu sudah menerima kiriman dari ku? Kamu jangan khawatir wanitamu aman bersamaku!" seru Robi.Robi juga menjelaskan kalau Ani adalah wanita yang bersih. Sayang sekali kalau tidak dinikmati. Dia mengatakan kepada Sandi yang kurang beruntung karena malam ini Robi bisa saja menikmati Ani yang masih bersih belum tersentuh lelaki manapun."Kiriman berupa baju yang kamu curi sendiri rumahku. Untuk apa kamu kirim lagi padaku? Bodoh sekali!" seru Sandi."Dasar brengsek. Aku tahu tahu kamu sedang menyembunyikan kekhawatiranmu di sana. Lihat saja aku akan menghabiskan malam menyenangkan bersama wanita yang selalu menempel padamu ini. Setelah aku puas akan aku kembalikan padamu!" tegas Robi.Robi semakin memprovokasi Sandi. Ani yang sudah lama di sampingnya tapi tidak
Sandi meninju Robi sekali lagi dengan tatapan bengis ingin sekali mematahkan tangannya juga karena telah berani menyentuh wanitanya. Robi tentu saja tidak senang dan meninju balik Sandi. Mereka sama-sama kuat karena Robi juga berlatih ilmu bela diri. "Bajingan kamu sandi menerobos rumahku tanpa permisi. Aku akan menghajarmu malam ini sampai mati," ucap Robi sambil melayangakn tinju pada Sandi dan berhasil ditangkis oleh Sandi. "Orang yang mengguankan obat kuat untuk melakukan hal menyenangkan di atas ranjang sepertimu berani mengancamku. Aku akan beritahu kamu apa itu tersiksa sesungguhnya," balas Sandi sambil melayangkan pukulan untuk Robi dan berhasil ditangkis oleh Robi.Pertarungan antara kedua tuan muda itu semakin sengit karena sama-sama kuat. Jerri berhasil melepaskan tali yang mengikat tangan Ani. Saat kedua tuan muda itu berkelahi. Jerri mengode Sandi bahwa Ani berhasil ia bawa pergi. "Robi aku tidak akan melanjutkan pertikaian ini karena wanita milikku sudah di bawa pergi
Wanita itu membisikkan kalimat serius pada Robi lalu lelaki itu tertawa girang. Ide yang sangat bagus untuk melawan Sandi."Jadi seperti itu tuan muda. Kamu dapat menggunakannya jika mau. Jika tidak ya tidak apa-apa lakukan saja seperti apa yang kamu mau," ucap wanita simpanan Robi."Ide bagus. Aku akan menambah uang bulananmu. Karena memberiku ide yang bagus," balas Robi.Ia sangat senang dan tak sabar merealisasikan kejahatan untuk melawan Sandi. Ia sudah sangat terhina karena di rendahkan oleh Sandi di kediamannya sendiri."Sandi kamu harus menerima balasan dariku. Aku tak terima kamu menghancurkan kediamanku dan menginjak harga diriku," gumam Robi sambil menggenggam kuat tangannya."Tuan ayo kita istirahat dulu," balas simpanan Rudi.***Perjalanan menuju rumah orang tua Ani tinggal sedikit lagi. Akhirnya pukul dua belas malam Sandi sampai kediaman orang tua Ani."Ada suara mobil siapa yang datang malam-malam begini?" tanya bibi Moli orang tua Ani.Srek! Bibi moli membuka gorden d
Sandi meminta Meli untuk tidak cemas. Sebisa mungkin Sandi akan segera menyelesaikan masalah ini. "Tidak usah khawatir dengan masalah yang terjadi. Kamu kerja saja dengan santai," jawab Sandi."Baik tuan muda," ucap Meli keluar dari ruangan Sandi.Sandi melihat internet lalu tersenyum. Paman dan bibinya muncul di depan media dan menjelekkan namanya yang tidak becus mengelola perusahaan."Sudah mulai panik dan tidak sabaran. Aku harus menyiapkan sesuatu," gumam Sandi sambil melihat layar monitor.Krieeett! Pintu kantor Sandi terbuka. Seorang pemuda dengan rambut pirang masuk ke dalam ruangan itu dengan santai lalu duduk di depan meja kerjanya."Musuh mana yang berani mencemarkan nama baikmu?" tanya Leon."Semalam aku berurusan dengan Robi Haryanto. Sudah bisa ditebak pasti ini adalah ulahnya," jawab Sandi.Leon dan Sandi mengobrol dengan Santai tentang masalah yang menimpa Sandi. Tidak ada masalah yang tidak bisa di pecahnya."Di depan sudah ada wartawan yang menunggumu. Mereka begitu
Sonia menggelengkan kepalanya. Ia belum tahu siapa yang membawa penjepit dasi ini ke rumahnya. Sepertinya di tujukan untuk sang kakak. Tapi dia sepertinya lebih cocol untuk Martin."Dia menjatuhkannya lalu pergi saat aku dan mami membicarakan calon kakak iparku. Kemungkinan dia penggemar beratmu. Coba saja kak Martin yang pakai," ucap Soni sambil tersenyum."Jadi kamu mencurigai Velope. Sonia dia dan Martin sudah mengumumkan hubungan mereka. Tidak mungkin dia," jawab Sandi.Sonia menggelengkan kepalanya. Coba saja Martin yang memakai penjepit dasinya. Akan ketahuan siapa pemiliknya jika Martin yang memakainya. Sonia pamit pergi setelah mengemukakan pendapatnya."Sudahlah Sonia hanya anak belum dewasa. Aku harap kamu tak memasukkannya dalam hati," balas Sandi."Aku paham Sandi. Mari kita lanjutkan membahas rencana untuk besok," ucap Martin.Mereka berempat melanjutkan membahas apa rencana yang akan dilakukan untuk besok. Mereka melihat cctv yang tersemnunyi di beberapa titik gudang pen
Tuan Toni sangat senang karena penggeledahan sudah selesai dilakukan. ia sebentar lagi akan melihat Sandi di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan."Tuan Toni kami memang menemukan tembakau haram di gudang ini," ucap petugas."Sandi kamu tidak bisa mengelak lagi. Petugas sudah menemukan bukti kamu memakai bahan ilegal untuk membuat cerutu!" seru tuan Toni.Sandi masih santai. Lalu petugas mengatakan kalau gudang sepertinya sudah tak terpakai lama karena terlihat tak terawat. Lalu dari surat jalan yang ada di gudang menunjukkan bahwa barang yang datang adalah dari perusahaan Anggara pada tanggal dan bulan yang tertera sebelum tuan muda Sandi kembali menjabat predir."Tuan Toni di sini jelas tertulis namamu dalam perjanjian jual beli barang produksi dengan tuan Anggara. Artinya tuan muda Sandi tidak terlibat di sini," ucap petugas."Kenapa bisa seperti ini. Ini tidak mungkin terjadi. Aku yakin Sandi menjebakku!" tegas tuan Toni."Semenjak Sandi tahu kalau bahan produksi tidak
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t