Wanita itu membisikkan kalimat serius pada Robi lalu lelaki itu tertawa girang. Ide yang sangat bagus untuk melawan Sandi."Jadi seperti itu tuan muda. Kamu dapat menggunakannya jika mau. Jika tidak ya tidak apa-apa lakukan saja seperti apa yang kamu mau," ucap wanita simpanan Robi."Ide bagus. Aku akan menambah uang bulananmu. Karena memberiku ide yang bagus," balas Robi.Ia sangat senang dan tak sabar merealisasikan kejahatan untuk melawan Sandi. Ia sudah sangat terhina karena di rendahkan oleh Sandi di kediamannya sendiri."Sandi kamu harus menerima balasan dariku. Aku tak terima kamu menghancurkan kediamanku dan menginjak harga diriku," gumam Robi sambil menggenggam kuat tangannya."Tuan ayo kita istirahat dulu," balas simpanan Rudi.***Perjalanan menuju rumah orang tua Ani tinggal sedikit lagi. Akhirnya pukul dua belas malam Sandi sampai kediaman orang tua Ani."Ada suara mobil siapa yang datang malam-malam begini?" tanya bibi Moli orang tua Ani.Srek! Bibi moli membuka gorden d
Sandi meminta Meli untuk tidak cemas. Sebisa mungkin Sandi akan segera menyelesaikan masalah ini. "Tidak usah khawatir dengan masalah yang terjadi. Kamu kerja saja dengan santai," jawab Sandi."Baik tuan muda," ucap Meli keluar dari ruangan Sandi.Sandi melihat internet lalu tersenyum. Paman dan bibinya muncul di depan media dan menjelekkan namanya yang tidak becus mengelola perusahaan."Sudah mulai panik dan tidak sabaran. Aku harus menyiapkan sesuatu," gumam Sandi sambil melihat layar monitor.Krieeett! Pintu kantor Sandi terbuka. Seorang pemuda dengan rambut pirang masuk ke dalam ruangan itu dengan santai lalu duduk di depan meja kerjanya."Musuh mana yang berani mencemarkan nama baikmu?" tanya Leon."Semalam aku berurusan dengan Robi Haryanto. Sudah bisa ditebak pasti ini adalah ulahnya," jawab Sandi.Leon dan Sandi mengobrol dengan Santai tentang masalah yang menimpa Sandi. Tidak ada masalah yang tidak bisa di pecahnya."Di depan sudah ada wartawan yang menunggumu. Mereka begitu
Sonia menggelengkan kepalanya. Ia belum tahu siapa yang membawa penjepit dasi ini ke rumahnya. Sepertinya di tujukan untuk sang kakak. Tapi dia sepertinya lebih cocol untuk Martin."Dia menjatuhkannya lalu pergi saat aku dan mami membicarakan calon kakak iparku. Kemungkinan dia penggemar beratmu. Coba saja kak Martin yang pakai," ucap Soni sambil tersenyum."Jadi kamu mencurigai Velope. Sonia dia dan Martin sudah mengumumkan hubungan mereka. Tidak mungkin dia," jawab Sandi.Sonia menggelengkan kepalanya. Coba saja Martin yang memakai penjepit dasinya. Akan ketahuan siapa pemiliknya jika Martin yang memakainya. Sonia pamit pergi setelah mengemukakan pendapatnya."Sudahlah Sonia hanya anak belum dewasa. Aku harap kamu tak memasukkannya dalam hati," balas Sandi."Aku paham Sandi. Mari kita lanjutkan membahas rencana untuk besok," ucap Martin.Mereka berempat melanjutkan membahas apa rencana yang akan dilakukan untuk besok. Mereka melihat cctv yang tersemnunyi di beberapa titik gudang pen
Tuan Toni sangat senang karena penggeledahan sudah selesai dilakukan. ia sebentar lagi akan melihat Sandi di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan."Tuan Toni kami memang menemukan tembakau haram di gudang ini," ucap petugas."Sandi kamu tidak bisa mengelak lagi. Petugas sudah menemukan bukti kamu memakai bahan ilegal untuk membuat cerutu!" seru tuan Toni.Sandi masih santai. Lalu petugas mengatakan kalau gudang sepertinya sudah tak terpakai lama karena terlihat tak terawat. Lalu dari surat jalan yang ada di gudang menunjukkan bahwa barang yang datang adalah dari perusahaan Anggara pada tanggal dan bulan yang tertera sebelum tuan muda Sandi kembali menjabat predir."Tuan Toni di sini jelas tertulis namamu dalam perjanjian jual beli barang produksi dengan tuan Anggara. Artinya tuan muda Sandi tidak terlibat di sini," ucap petugas."Kenapa bisa seperti ini. Ini tidak mungkin terjadi. Aku yakin Sandi menjebakku!" tegas tuan Toni."Semenjak Sandi tahu kalau bahan produksi tidak
Nyonya Toni ketakutan atas apa yang dikatakan Sandi dan maminya. Bagiamana bisa mereka akan menyerang balik atas nama pencemaran nama baik. Tapi dia tidak boleh takut karena di belakangnya ada Robi Haryanto salah satu penerus sembilan naga yang saat ini juga akan menghancurkan Sandi. Mempunyai backingan kuat untuk apa dia takut."kamu tidak punya bukti pencemaran nama baik. Memangnya aku melakukan apa?" tanya Nyonya Toni."Video yang tersebar di sosial media saat kamu dan suamimu klarifikasi aku akan segera menyeretmu ke pengadilan atas tuduhan pencemaran nama baik. Biar pasal yang kamu terima akan berlipat ganda. Video itu adalah bukti!" seru Sandi.Nyonya Lusi tersenyum lalu mengatakan kepada istri adik iparnya itu jangan bodoh jadi orang. Jadi wanita jangan hanya bisa mengandalkan kecantikan untuk bertahan hidup serta jangan hanya bisa menghamburkan uang suami saja. Jadi wanita harus cerdas dan juga bisa mendapatkan uang selain dari penghasilan suami. "Aku katakan sekali lagi pada
Sandi mengangguk lalu mereka duduk bersama. Tak lama kemudian Sonia dan Ani datang ke makan malam itu."Duduklah Velope bangku di samping Martin masih kosong. Terima kasih atas simpatimu," jawab Sandi."Baiklah aku akan segera duduk," balas Velope yang duduk di samping Martin.Velope melihat penjepit dasi yang dipakai Martin. Sepertinya ia familiar lalu ia terus menatap penjepit dasi yang dipakai oleh Martin.Sampai ia tak sadar Sonia sudah memperhatikannya."Ahem kak Velope kenapa kamu menatap dada kak Martin seperti orang mesum. Aku tahu kalian berpacaran. Tahanlah sebentar lagi nanti kalian mampirlah ke hotel untuk bersenang-senang," celetuk Sonia."Sonia kamu tak boleh berkata seperti itu. Tidak sopan," ucap Sandi galak.Sonia mengatakan kalau memang Velope menatap dada bidang Martin dengan tatapan kemesuman. Apakah semua artis seperti itu, seperti apa yang diberitakan di televisi selalu tidak sabar menggoda lelaki yang mempunyai kedudukan, kekuasaan dan juga uang. "Mungkin juga
Kericuhan terjadi saat mereka dilawan oleh pemuda pemilik resto. Tuan muda tu sepertinya juga kuat. Mampu melawan beberapa orang pembuat onar. Tapi dia sendiri tidak mungkin mengalahkan manusia pembuat onar itu. "Hazel, Leon kamu tetap di sini temani para gadis dan mamiku. Martin ikut aku membantu pemilik resto. Sepertinya mereka sedang mencariku!" seru Sandi. "Hati-hati Sandi. Kenapa mereka tidak sabar untuk menghabisimu," ucap nyonya Lusi. Sandi mengangguk. Para sahabatnya juga sudah setuju untuk bekerja sama. Sandi menghambiri pemilik resto dan membantunya. Para berandalan itu tampak tertawa saat melihat Sandi mendekati. Karena memang Sandilah tujuan utama mereka menandatangi resto."Berdirilah tuan. Kami akan membantumu menyingkirkan berandalan ini!" seru Sandi sambil membantu pemilik resto berdiri dari jatuhnya."Terima kasih tapi aku pemilik resto ini dan harus melindungi pengunjung," ucap pemilik."Serahkan pada kami!" tegas Sandi.Para berandalan itu mengatakan pada Sandi a
Sandi sudah memprediksi hal seperti ini. Seorang musuh tak akan bisa tinggal diam jika anak buahnya kalah dalam perang."Kalian tenang saja. Aku akan turun menemui mereka. Sepertinya yang mereka cari adalah aku," ucap Sandi."Jangan turun nak. Mami takut terjadi sesuatu padamu. Kenapa hidup kita menjadi seperti ini," ucap nyonya Lusi.Sandi menggelengkan kepala. Mau turun dari mobil mau hanya di dalam mobil semuanya pasti sama. Mereka tak akan melepaskan Sandi begitu saja. Ia mengatakan pada nyonya Lusi untuk tenang saja karena Sandi bisa membereskan segelintir orang itu."Mami berdoalah dengan tenang di dalam mobil. Keselamatan mami lebih penting. Biarkan aku yang mengurus mereka," ucap Sandi."Kalau begitu hati-hatilah Sandi," balas nyonya Lusi.Cobaan apa lagi yang menimpa keluarga Brawijaya. kenapa begitu datang secara tiba-tiba dan terus menerus datang menimpa keluarganya. Nyonya Lusi sedikit khawatir karena Sandi sendirian dan jumlah mereka banyak. "Mami jangan khawatir aku yak