Home / Thriller / TRIPLE SEVEN ADVENTURE / RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : JOSHUA

Share

RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : JOSHUA

last update Last Updated: 2023-09-28 20:18:41

Ella sedang menyapu di pentras rumah neneknya ketika sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah. Seperti segulung angin, tahu tahu seorang pemuda tanggung berambut panjang menjela pundak telah berdiri di beranda rumah, sambil menenteng tas ranselnya.

"Hallo!" sapanya ceria.

Ella membelalakan matanya. "Apa yang kau lakukan disini?!"

"Memangnya tidak boleh?" pemuda itu tertawa lepas, sambil menyibakkan rambut gondrongnya ke samping.

Ella membanting sapunya dengan jengkel. "Pak Tua itu tidak mempercayaiku rupanya, dan masih mengirimmu kemari!"

"Tanyakan padanya nanti. Aku hanya menjalankan apa yang diminta. Ngomong ngomong desa ini asri juga ya, aku tidak sabar untuk jalan jalan..."

Pletakkk!

"Wadaw!" Pemuda gondrong itu memekik saat Ella menjitak jidatnya tanpa peringatan.

"Jangan membuat kekacauan. Ingat tugasmu apa disini!" cetus si gadis.

"Jangan galak galak, Nona. Aku juga tak bakalan sudi kemari kalau bukan Mr. Yubatan yang mengutusku." ujar si pria gondrong sambil menghempaskan tubuhnya diatas kursi.

"Mengapa dia mengirimmu kemari?"

"Kau pasti bisa menebak. Dia takut kau tak bisa menyelesaikan kasus ini sendiri."

"Dari dulu dia selalu meragukanku." dengus si gadis. Kemudian keningnya berkerut. "Eh...eh... ngomong ngomong aku tidak mau menerimamu tinggal disini. Sebaiknya kau segera minggat!"

"Lalu aku akan tinggal dimana? Kau mau membuatku jadi gelandangan disini?!"

"264, kau datang kemari tanpa setahuku, jadi keberadaanmu disini diluar tanggungjawabku."

"Panggil namaku, Ella."

Si gadis menarik salah satu ujung bibirnya. "Maaf, aku sudah terbiasa, Joshua."

"Nah, begitu baru benar!"

Terdengar bunyi sepeda motor berhenti. Kedua anak muda itu sama sama berpaling. Tampak seorang pemuda tinggi berkulit coklat turun dari sepeda motor beat biru, dan memasuki halaman rumah.

"Siapa itu? Pacarmu ya? Hebat, baru berapa hari disini sudah dapat pacar!" Joshua, si pemuda gondrong itu tertawa terbahak bahak.

"Diam! Kau mau kujitak lagi?" bisik Ella dengan mata melotot.

Pemuda yang baru datang yg tak lain adalah Juan mengucap salam dan masuk ke beranda rumah begitu dipersilakan oleh Ella.

"Kenalkan Juan, ini temanku dari kota. Namanya Joshua,"

Pemuda itu menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya pada Joshua.

"Juan."

"Joshua Anugrah Putra Pratama...."

"Cukup." Ella segera menginterupsi sebelum kawannya itu menyebut nama panjang kereta api yang dikarangnya sendiri. Joshua menyengir lebar, sementara Juan tak dapat menahan senyumnya.

"Kalian mau pergi ya?" Tebak Joshua pula.

"Iya. Ada beberapa hal penting yang harus kulakukan hari ini. Tapi..." Ella termangu sesaat dan memandang Juan.

"Boleh aku minta bantuan?"

"Mengapa tidak?"

"Joshua akan berlibur beberapa hari didesa ini, tapi aku tidak bisa menerimanya disini. Boleh kau menampungnya sementara di rumahmu?"

"Tidak masalah. Rumah kami masih cukup luas meski ditambah satu orang...,"

"Terimakasih!" ucap Ella.

"Kalau begitu aku akan mengantarnya dulu ke rumah. Setelah itu baru berangkat ke rumah orang orang yang kau katakan itu."

"Baik, terimakasih untuk kebaikan hatimu, sobat! Ayo kita berangkat!" potong Joshua sebelum Ela menyahuti ujaran Juan. Lalu dengan seenaknya pemuda berambut gondrong itu melenggang keluar dari beranda, naik ke atas motornya dan melambaikan tangan sambil tersenyum lebar pada kedua orang itu.

"Dia bukan preman kan?" bisik Juan pada Ella. "Bukan pemabuk kan? Ibuku tidak akan senang kalau..."

Ella tak tahan untuk tidak tertawa. Ditepuknya pundak kawannya itu lembut. "Dia memang urakan, namun dia tidak seburuk itu. Kalau kau mengenal lebih dekat kau akan senang bersahabat dengannya. Harap maafkan tingkahnya yang suka seenaknya..."

"Baiklah. Aku antar dulu temanmu itu..."

Ella mengangguk.

Kedua pemuda itu berlalu dengan sepeda motor masing masing. Juan di sebelah depan, dan Joshua mengekor dari belakang.

***

Tak sampai sepuluh menit, Juan telah kembali. Kemudian mereka berdua menaiki sepeda motor masing masing meninggalkan rumah Nenek Erlina. Ella sengaja menjaga jarak di belakang Juan, agar tidak terlalu memancing kecurigaan.

Disebuah gang sempit mereka berhenti dan berjalan kaki melewatinya. Kompleks perumahan yang mereka datangi adalah kompleks rumah rumah nelayan. Bau amis lautan, deretan jala yang baru selesai dirajut separuh tampak hampir disetiap rumah rumah papan para nelayan yang berdempetan itu.

"Ini rumahnya," Juan memberi kode, ketika mereka sampai disebuah rumah berpapan kehitaman. Tumpukan keranjang penangkap ikan yang belum rampung tampak di berandanya.

"Kira kira Pak Gun ada nggak ya?"

"Panggil saja dulu."

Ella melirik kesana kemari. Beberapa anak nelayan yang sedang bermain tampak memperhatikan mereka.

Gadis ini menaiki beranda dan mengucap salam. Ia tak perlu mengetuk pintu karna pintu rumah sudah terbuka lebar.

"Permisi! Selamat sore!"

"Selamat sore!" terdengar sahutan dari dalam. Sesaat kemudian seorang pria ceking muncul diambang pintu.

"Pak Gunawan ada?"

"Saya sendiri..."

"Boleh saya masuk?"

Lelaki itu tidak dapat menyembunyikan raut muka bingungnya. Namun sebagai tuan rumah yang baik dia lantas mengangguk. Ella melangkah masuk, sambil memberi kode pada Juan untuk tetap tinggal di beranda.

Pemuda itu menurut. Dia duduk disebuah bangku sambil memperhatikan anak anak nelayan yang sedang bermain tempurung.

Dia tidak dapat mendengar pembicaraan Ella didalam sana. Satu jam berlalu, sampai akhirnya didengarnya suara Ella berpamitan.

Raut muka gadis itu terlihat tegang saat mereka melangkah meninggalkan rumah Pak Gun.

"Antar aku ke pantai, tepatnya, di jejeran batu batu karang tempat Pak Nurfan ditemukan." suaranya bernada perintah.

"Kalau begitu kita langsung saja kesana. Sepeda motor tinggalkan saja disini. Pantai sudah sangat dekat dari sini."

Ella tak menyahut, dia hanya terus mengikuti langkah Juan dengan cepat.

"Aku akan memberi tahu beberapa hal disana," kata Ella hampir menyerupai bisikan.

Juan meliriknya. Raut muka gadis itu telah berubah datar kembali. Namun Juan dapat melihat bahwa ia sedang memikirkan sesuatu dibalik sorot matanya yang bening.

Sebenarnya, hal apakah yang diberitahukan Pak Gunawan padanya?

Related chapters

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PANTAI

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATEDua pasang kaki itu mencetak jejak yang terukir sempurna diatas pasir. Ella berhenti, memandangi hamparan lautan yang menyapa didepannya. Pohon pohon kelapa tanpa buah melambai lambai di tiup angin sore yang mulai berganti senja.Perahu perahu nelayan dipermainkan ombak yang tenang. Teduh sekali."Disebelah sana!" suara Juan menyentakkan gadis itu dari alam pikirannya sendiri. Dia berpaling dan melihat Juan sedang melangkah ke ujung pantai sebelah utara.Dari tempatnya berdiri Ella dapat melihat jejeran karang yang menjulang kokoh disana. Tanpa tunggu lebih lama gadis semampai ini segera melangkah mengikuti Juan.Batu batu karang itu berbaris menjorok ke laut, dengan ketinggian beragam.Ella memandangi sesaat dan kemudian berpaling pada Juan. pemuda itu paham maksud gadis itu. Tangannya terangkat menunjuk."Karang paling tinggi itu..."Ella mengangguk, sesaat kemudian dia sudah memanjat naik ke atas puncak batu karang yang paling tinggi. Juan menyusulnya. Dua

    Last Updated : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PENGUNTIT MISTERIUS

    Juan pamit pulang begitu usai mengantarkan Ella ke rumah neneknya. Joshua berkata akan menyusulnya nanti. Lepas kepergian Juan, Ella dan Joshua terdiam tanpa bicara beberapa saat."Kau ceroboh." itu adalah kalimat pertama yang dikeluarkan Joshua. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu, terpisah sebuah meja kayu jati yang telah gugus di tepiannya. Nenek Ella sedang menjahit di ruang tengah. Hanya suara mesin jahitnya yang terdengar.Ella mengusap puncak hidungnya dan menyadarkan punggungnya ke kursi dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali. "Maksudmu? Aku kurang hati-hati dalam mempertimbangkan segala sesuatu?""Jika aku tidak menyela tadi, kau tentu sudah membuka identitasmu pada Juan. Padahal dia masih tetap orang asing...""Aku tahu apa yang aku lakukan." "Pantaslah Mr. Yubatan mengirimku untuk menyusulmu..."Ella menatap tajam pada pemuda itu. Kali ini dia melihat ekspresi serius tergambar di wajah Joshua yang biasanya penuh guyonan."Ayolah, Jos. Jangan ikut ikutan menyebalk

    Last Updated : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE: FIRST CASE

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE"Seseorang ditemukan meninggal!"Ella mengangkat wajahnya, memperhatikan paras pria yang duduk bersebrangan meja dengannya. Lelaki itu memiliki warna muka pucat, tirus, dengan garis bibir yang hampir selalu ditekuk, membuat siapapun tidak nyaman memandangnya."Kemarin sore, di Desa Alasan. Seorang pria bernama Ken, 47 tahun.""Penyebab kematian?" tanya Ella."Belum sempat di otopsi, jenazahnya sudah dikuburkan. Dia ditemukan di tepi pantai, diatas pasir dengan keadaan menelungkup dan tidak bernyawa.""Apa keluarganya menuntut?""Dia seorang duda, hidup sendirian. Menurut informasi, keluarganya tidak terlalu memusingkan penyebab kematian pria malang itu...""Lalu?"Pria itu melemparkan lembaran kertas diatas meja, tepat di depan Ella. Wajahnya datar. "Selidiki penyebab kematiannya, dan apa yang membuatnya tewas sedemikian rupa!"Kedua alis Ella bertaut. Pria ini benar benar menjengkelkan. "Bukankah bapak bilang keluarga korban tidak mempermasalahkannya?""Aku

    Last Updated : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : PAMALI

    Pagi itu Ella menginjakkan kaki kembali di desa neneknya, desa yang sudah tidak pernah dikunjunginya kurang lebih selama 16 tahun. Tak begitu banyak perubahan yang berarti. Semua masih tampak sama, kecuali jalanan desa yang sudah di labur aspal.Sepeda motornya di masukkan ke halaman rumah sang nenek. Perempuan tua itu muncul di ambang pintu. Matanya menyipit, berusaha mengenali siapa adanya yang datang.Gadis itu menyeret tasnya dan mengucap salam. Neneknya masih terpaku bingung. "Ella?" desisnya, ragu ragu."Iya, Nek." Balasnya cucunya sambil meraih tangan keriput itu dan menciumnya."Sendirian kemari?" tanya sang nenek dengan raut wajah berubah sumringah. "Iya, Nek. Ibu dan Ayah belum sempat kemari.""Baru dua minggu lalu orangtuamu berkunjung, Sayang." sahut neneknya sambil menuntun cucunya masuk ke dalam."Kamu mau menginap? Aku senang sekali," sambungnya melihat tas pakaian yang ditenteng cucunya.Ela mengangguk sambil mengedarkan pandang, mendapati ruang tamu yang sama klasikn

    Last Updated : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : TRIPLE SEVEN

    "Kau sedang memikirkan sesuatu tampaknya." suara Juan menyentakkan Ella dari lamunannya.Gadis itu mengangkat bahu. "Aku hanya bingung saja. Orang sini masih percaya kutukan ya?""Begitulah, El. Kita itu orang desa. Dan kau tahu kan, desa itu kuat dengan takhayul, hal hal keramat, dan lain sebagainya...""Ayolah. Ini sudah tahun 2020!" Ella mengusap puncak hidungnya. "Masih jauhkah rumah Kades itu?""Tidak lagi. Sehabis rumah cat biru itu, kita akan sampai. Sebelah sana, yang ada pohon mangga didepannya." jawab Juan.Si gadis tak bertanya lagi. Tak sampai lima menit mereka pun tiba di depan sebuah rumah besar sederhana, bercat putih dengan pentras yang cukup luas.Seorang pria separuh abad yang merupakan orang nomor satu di Alasan itu sedang duduk bersantai dengan 2 orang lelaki berpakaian rapi di beranda rumah. Sebuah mobil sedan terparkir di depan , mungkin milik tamu tamu itu karna setahu Juan, Kades tidak memiliki mobil. Ella dan Juan memasuki halaman rumah tepat saat kedua tamu l

    Last Updated : 2023-09-28

Latest chapter

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PENGUNTIT MISTERIUS

    Juan pamit pulang begitu usai mengantarkan Ella ke rumah neneknya. Joshua berkata akan menyusulnya nanti. Lepas kepergian Juan, Ella dan Joshua terdiam tanpa bicara beberapa saat."Kau ceroboh." itu adalah kalimat pertama yang dikeluarkan Joshua. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu, terpisah sebuah meja kayu jati yang telah gugus di tepiannya. Nenek Ella sedang menjahit di ruang tengah. Hanya suara mesin jahitnya yang terdengar.Ella mengusap puncak hidungnya dan menyadarkan punggungnya ke kursi dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali. "Maksudmu? Aku kurang hati-hati dalam mempertimbangkan segala sesuatu?""Jika aku tidak menyela tadi, kau tentu sudah membuka identitasmu pada Juan. Padahal dia masih tetap orang asing...""Aku tahu apa yang aku lakukan." "Pantaslah Mr. Yubatan mengirimku untuk menyusulmu..."Ella menatap tajam pada pemuda itu. Kali ini dia melihat ekspresi serius tergambar di wajah Joshua yang biasanya penuh guyonan."Ayolah, Jos. Jangan ikut ikutan menyebalk

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PANTAI

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATEDua pasang kaki itu mencetak jejak yang terukir sempurna diatas pasir. Ella berhenti, memandangi hamparan lautan yang menyapa didepannya. Pohon pohon kelapa tanpa buah melambai lambai di tiup angin sore yang mulai berganti senja.Perahu perahu nelayan dipermainkan ombak yang tenang. Teduh sekali."Disebelah sana!" suara Juan menyentakkan gadis itu dari alam pikirannya sendiri. Dia berpaling dan melihat Juan sedang melangkah ke ujung pantai sebelah utara.Dari tempatnya berdiri Ella dapat melihat jejeran karang yang menjulang kokoh disana. Tanpa tunggu lebih lama gadis semampai ini segera melangkah mengikuti Juan.Batu batu karang itu berbaris menjorok ke laut, dengan ketinggian beragam.Ella memandangi sesaat dan kemudian berpaling pada Juan. pemuda itu paham maksud gadis itu. Tangannya terangkat menunjuk."Karang paling tinggi itu..."Ella mengangguk, sesaat kemudian dia sudah memanjat naik ke atas puncak batu karang yang paling tinggi. Juan menyusulnya. Dua

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : JOSHUA

    Ella sedang menyapu di pentras rumah neneknya ketika sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah. Seperti segulung angin, tahu tahu seorang pemuda tanggung berambut panjang menjela pundak telah berdiri di beranda rumah, sambil menenteng tas ranselnya."Hallo!" sapanya ceria.Ella membelalakan matanya. "Apa yang kau lakukan disini?!""Memangnya tidak boleh?" pemuda itu tertawa lepas, sambil menyibakkan rambut gondrongnya ke samping.Ella membanting sapunya dengan jengkel. "Pak Tua itu tidak mempercayaiku rupanya, dan masih mengirimmu kemari!""Tanyakan padanya nanti. Aku hanya menjalankan apa yang diminta. Ngomong ngomong desa ini asri juga ya, aku tidak sabar untuk jalan jalan..."Pletakkk!"Wadaw!" Pemuda gondrong itu memekik saat Ella menjitak jidatnya tanpa peringatan. "Jangan membuat kekacauan. Ingat tugasmu apa disini!" cetus si gadis. "Jangan galak galak, Nona. Aku juga tak bakalan sudi kemari kalau bukan Mr. Yubatan yang mengutusku." ujar si pria gondrong sambil menghempaskan

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : TRIPLE SEVEN

    "Kau sedang memikirkan sesuatu tampaknya." suara Juan menyentakkan Ella dari lamunannya.Gadis itu mengangkat bahu. "Aku hanya bingung saja. Orang sini masih percaya kutukan ya?""Begitulah, El. Kita itu orang desa. Dan kau tahu kan, desa itu kuat dengan takhayul, hal hal keramat, dan lain sebagainya...""Ayolah. Ini sudah tahun 2020!" Ella mengusap puncak hidungnya. "Masih jauhkah rumah Kades itu?""Tidak lagi. Sehabis rumah cat biru itu, kita akan sampai. Sebelah sana, yang ada pohon mangga didepannya." jawab Juan.Si gadis tak bertanya lagi. Tak sampai lima menit mereka pun tiba di depan sebuah rumah besar sederhana, bercat putih dengan pentras yang cukup luas.Seorang pria separuh abad yang merupakan orang nomor satu di Alasan itu sedang duduk bersantai dengan 2 orang lelaki berpakaian rapi di beranda rumah. Sebuah mobil sedan terparkir di depan , mungkin milik tamu tamu itu karna setahu Juan, Kades tidak memiliki mobil. Ella dan Juan memasuki halaman rumah tepat saat kedua tamu l

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : PAMALI

    Pagi itu Ella menginjakkan kaki kembali di desa neneknya, desa yang sudah tidak pernah dikunjunginya kurang lebih selama 16 tahun. Tak begitu banyak perubahan yang berarti. Semua masih tampak sama, kecuali jalanan desa yang sudah di labur aspal.Sepeda motornya di masukkan ke halaman rumah sang nenek. Perempuan tua itu muncul di ambang pintu. Matanya menyipit, berusaha mengenali siapa adanya yang datang.Gadis itu menyeret tasnya dan mengucap salam. Neneknya masih terpaku bingung. "Ella?" desisnya, ragu ragu."Iya, Nek." Balasnya cucunya sambil meraih tangan keriput itu dan menciumnya."Sendirian kemari?" tanya sang nenek dengan raut wajah berubah sumringah. "Iya, Nek. Ibu dan Ayah belum sempat kemari.""Baru dua minggu lalu orangtuamu berkunjung, Sayang." sahut neneknya sambil menuntun cucunya masuk ke dalam."Kamu mau menginap? Aku senang sekali," sambungnya melihat tas pakaian yang ditenteng cucunya.Ela mengangguk sambil mengedarkan pandang, mendapati ruang tamu yang sama klasikn

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE: FIRST CASE

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE"Seseorang ditemukan meninggal!"Ella mengangkat wajahnya, memperhatikan paras pria yang duduk bersebrangan meja dengannya. Lelaki itu memiliki warna muka pucat, tirus, dengan garis bibir yang hampir selalu ditekuk, membuat siapapun tidak nyaman memandangnya."Kemarin sore, di Desa Alasan. Seorang pria bernama Ken, 47 tahun.""Penyebab kematian?" tanya Ella."Belum sempat di otopsi, jenazahnya sudah dikuburkan. Dia ditemukan di tepi pantai, diatas pasir dengan keadaan menelungkup dan tidak bernyawa.""Apa keluarganya menuntut?""Dia seorang duda, hidup sendirian. Menurut informasi, keluarganya tidak terlalu memusingkan penyebab kematian pria malang itu...""Lalu?"Pria itu melemparkan lembaran kertas diatas meja, tepat di depan Ella. Wajahnya datar. "Selidiki penyebab kematiannya, dan apa yang membuatnya tewas sedemikian rupa!"Kedua alis Ella bertaut. Pria ini benar benar menjengkelkan. "Bukankah bapak bilang keluarga korban tidak mempermasalahkannya?""Aku

DMCA.com Protection Status