Beranda / Thriller / TRIPLE SEVEN ADVENTURE / PENGUNTIT MISTERIUS

Share

PENGUNTIT MISTERIUS

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-28 20:33:06

Juan pamit pulang begitu usai mengantarkan Ella ke rumah neneknya. Joshua berkata akan menyusulnya nanti. Lepas kepergian Juan, Ella dan Joshua terdiam tanpa bicara beberapa saat.

"Kau ceroboh." itu adalah kalimat pertama yang dikeluarkan Joshua. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu, terpisah sebuah meja kayu jati yang telah gugus di tepiannya. Nenek Ella sedang menjahit di ruang tengah. Hanya suara mesin jahitnya yang terdengar.

Ella mengusap puncak hidungnya dan menyadarkan punggungnya ke kursi dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Maksudmu? Aku kurang hati-hati dalam mempertimbangkan segala sesuatu?"

"Jika aku tidak menyela tadi, kau tentu sudah membuka identitasmu pada Juan. Padahal dia masih tetap orang asing..."

"Aku tahu apa yang aku lakukan."

"Pantaslah Mr. Yubatan mengirimku untuk menyusulmu..."

Ella menatap tajam pada pemuda itu. Kali ini dia melihat ekspresi serius tergambar di wajah Joshua yang biasanya penuh guyonan.

"Ayolah, Jos. Jangan ikut ikutan menyebalkan seperti Mr. Yubatan. Aku tahu apa yang sedang aku kerjakan. Juan layak mendapat kepercayaan.."

"Atas dasar apa?" Joshua menatap lurus.

"Feelingku mengatakan seperti itu. Dan firasatku jarang meleset." tegas Ella.

"Informasi apa saja yang sudah kau dapatkan?" Joshua mengalihkan pembicaraan.

Ella menceritakan hasil penyelidikannya sejauh ini. Pemuda gondrong itu hanya diam mendengarkan.

"Ada satu hal yang ingin kuberitahu padamu." katanya setelah Ella selesai bercerita. Dia berdiri, bersiap untuk pergi.

"Seseorang, atau mungkin sesuatu, sedang mengintipmu dibalik jejeran karang di tepi pantai itu. Aku tidak tahu pasti apa itu. Namun siluet ganjilnya diantara bayangan karang yang khas sudah cukup membuatku paham, kau sedang di posisi buruk tadi, tanpa kau sadari. Karnanya aku memanggil saat kalian masih bicara di puncak batu."

Ella terdiam.

Joshua menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan. Sambil tersenyum dia mencondongkan tubuhnya ke arah rekannya itu sambil berbisik.

"Triple Seven, kau harus lebih berhati hati dan lebih jeli lagi."

Joshua melenggang keluar diiringi tawa kemenangannya melihat paras Ella yang telah berubah merah saga.

"Aku akan memastikan aku tidak membutuhkan bantuanmu!" teriak Ella, tegas dan keras.

"Dasar wanita!" Joshua hanya menggumam sambil tertawa tawa. Sesaat kemudian sepeda motor FU nya telah melaju pergi, meninggalkan Ella yang dengan mencak mencak melangkah masuk ke dalam rumah.

"Kamu harus lebih tenang, Sayang." Suara neneknya memecah keheningan. "Apapun yang kamu lakukan dan kerjakan, kamu harus menyikapinya dengan tenang, jika matamu dipenuhi emosi dan jengkel, kamu tidak akan bisa menganalisis sesuatu dengan mata terang, dan akan sulit menemukan jalan keluar."

"Terimakasih, Nek." balas Ella sambil memeluk wanita tua itu sebentar sebelum akhirnya masuk ke dalam kamarnya.

***

Ella tidak keluar ber jam- jam dari kamarnya. Jika dia menganalisa suatu persoalan, gadis itu memang akan mengambil waktu sendirian untuk waktu yang cukup lama.

Ketika dia keluar, tubuhnya telah terbalut jeans panjang dan jaket hitam longgar. Neneknya sedang di kamarnya, dan dia pergi diam diam karna takut mengganggu istrahat wanita tua itu.

Ella meninggalkan sepeda motornya dan memilih berjalan kaki menyusuri jalanan desa. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Dia berjalan lurus lurus, membelah udara yang hitam karnanya minimnya lampu jalan.

Tudung jaketnya diturunkan, menampilkan wajah orientalnya yang cantik. Jalanan sudah sepi. Pintu pintu rumah warga rata rata sudah tertutup.

Dia berbelok di sebuah lorong sempit yang sunyi, diam membisu selama beberapa saat disana, matanya yang berkilau dalam gelap melirik ke samping. Senyum setengah yang tidak sempurna menggayut dibibir Ella. Dia membalik, menyusuri jalannya yang tadi.

Diujung jalan dimana tak ada lagi rumah rumah penduduk, perempuan ini kembali menghentikan langkah. Situasi yang sunyi terasa benar benar mencekam. Meremangkan bulu roma.

Ella membalikkan tubuhnya, menatap lurus ke arah pepohonan di pinggir jalan yang gelap.

"Disitu rupanya...Baiklah aku akan tunggu sampai kau memperlihatkan mata dan hidungmu padaku." desis si gadis, nyaris tidak kedengaran.

Namun sekian lama ditunggu tidak terdengar atau terlihat pergerakan apa apa.

Ella tahu usahanya gagal. Dia melangkah kembali, meniti jalan dalam diam sambil sesekali melirik ke belakang.

Entah sudah seberapa lama berjalan, saat rumah neneknya sudah terlihat, gadis itu mendengar suara langkah di belakangnya. Gadis ini berhenti. Suara langkah yang menguntitnya ikut berhenti. Ella memperkirakan jarak si penguntit sekitar dua setengah meter dibelakangnya. Perlahan, dia memutar tubuh.

"Mengapa kau mengikutiku, Joshua?"

Pemuda yang tegak dihadapannya hanya tersenyum dalam keremangan cahaya. "Bukan aku yang mengikutimu. Aku menguntit 'yang mengikutimu' sejak dari balai desa."

"Kau melihatnya?"

Joshua melangkah melewati si gadis. "Dua sosok, jangkung. hitam hitam."

bisiknya sebelum berlalu.

"Temui aku besok pagi." Balas Ella sambil lalu.

"Bukankah kau tidak butuh bantuanku?"

Tak ada lagi balasan. Mereka telah melangkah pergi sendiri sendiri, berjarak, seolah olah tak saling mengenal. Namun mereka maklum bahwa esok keduanya harus bertemu untuk menganalisis kasus itu bersama.

***

Bab terkait

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE: FIRST CASE

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE"Seseorang ditemukan meninggal!"Ella mengangkat wajahnya, memperhatikan paras pria yang duduk bersebrangan meja dengannya. Lelaki itu memiliki warna muka pucat, tirus, dengan garis bibir yang hampir selalu ditekuk, membuat siapapun tidak nyaman memandangnya."Kemarin sore, di Desa Alasan. Seorang pria bernama Ken, 47 tahun.""Penyebab kematian?" tanya Ella."Belum sempat di otopsi, jenazahnya sudah dikuburkan. Dia ditemukan di tepi pantai, diatas pasir dengan keadaan menelungkup dan tidak bernyawa.""Apa keluarganya menuntut?""Dia seorang duda, hidup sendirian. Menurut informasi, keluarganya tidak terlalu memusingkan penyebab kematian pria malang itu...""Lalu?"Pria itu melemparkan lembaran kertas diatas meja, tepat di depan Ella. Wajahnya datar. "Selidiki penyebab kematiannya, dan apa yang membuatnya tewas sedemikian rupa!"Kedua alis Ella bertaut. Pria ini benar benar menjengkelkan. "Bukankah bapak bilang keluarga korban tidak mempermasalahkannya?""Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : PAMALI

    Pagi itu Ella menginjakkan kaki kembali di desa neneknya, desa yang sudah tidak pernah dikunjunginya kurang lebih selama 16 tahun. Tak begitu banyak perubahan yang berarti. Semua masih tampak sama, kecuali jalanan desa yang sudah di labur aspal.Sepeda motornya di masukkan ke halaman rumah sang nenek. Perempuan tua itu muncul di ambang pintu. Matanya menyipit, berusaha mengenali siapa adanya yang datang.Gadis itu menyeret tasnya dan mengucap salam. Neneknya masih terpaku bingung. "Ella?" desisnya, ragu ragu."Iya, Nek." Balasnya cucunya sambil meraih tangan keriput itu dan menciumnya."Sendirian kemari?" tanya sang nenek dengan raut wajah berubah sumringah. "Iya, Nek. Ibu dan Ayah belum sempat kemari.""Baru dua minggu lalu orangtuamu berkunjung, Sayang." sahut neneknya sambil menuntun cucunya masuk ke dalam."Kamu mau menginap? Aku senang sekali," sambungnya melihat tas pakaian yang ditenteng cucunya.Ela mengangguk sambil mengedarkan pandang, mendapati ruang tamu yang sama klasikn

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : TRIPLE SEVEN

    "Kau sedang memikirkan sesuatu tampaknya." suara Juan menyentakkan Ella dari lamunannya.Gadis itu mengangkat bahu. "Aku hanya bingung saja. Orang sini masih percaya kutukan ya?""Begitulah, El. Kita itu orang desa. Dan kau tahu kan, desa itu kuat dengan takhayul, hal hal keramat, dan lain sebagainya...""Ayolah. Ini sudah tahun 2020!" Ella mengusap puncak hidungnya. "Masih jauhkah rumah Kades itu?""Tidak lagi. Sehabis rumah cat biru itu, kita akan sampai. Sebelah sana, yang ada pohon mangga didepannya." jawab Juan.Si gadis tak bertanya lagi. Tak sampai lima menit mereka pun tiba di depan sebuah rumah besar sederhana, bercat putih dengan pentras yang cukup luas.Seorang pria separuh abad yang merupakan orang nomor satu di Alasan itu sedang duduk bersantai dengan 2 orang lelaki berpakaian rapi di beranda rumah. Sebuah mobil sedan terparkir di depan , mungkin milik tamu tamu itu karna setahu Juan, Kades tidak memiliki mobil. Ella dan Juan memasuki halaman rumah tepat saat kedua tamu l

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : JOSHUA

    Ella sedang menyapu di pentras rumah neneknya ketika sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah. Seperti segulung angin, tahu tahu seorang pemuda tanggung berambut panjang menjela pundak telah berdiri di beranda rumah, sambil menenteng tas ranselnya."Hallo!" sapanya ceria.Ella membelalakan matanya. "Apa yang kau lakukan disini?!""Memangnya tidak boleh?" pemuda itu tertawa lepas, sambil menyibakkan rambut gondrongnya ke samping.Ella membanting sapunya dengan jengkel. "Pak Tua itu tidak mempercayaiku rupanya, dan masih mengirimmu kemari!""Tanyakan padanya nanti. Aku hanya menjalankan apa yang diminta. Ngomong ngomong desa ini asri juga ya, aku tidak sabar untuk jalan jalan..."Pletakkk!"Wadaw!" Pemuda gondrong itu memekik saat Ella menjitak jidatnya tanpa peringatan. "Jangan membuat kekacauan. Ingat tugasmu apa disini!" cetus si gadis. "Jangan galak galak, Nona. Aku juga tak bakalan sudi kemari kalau bukan Mr. Yubatan yang mengutusku." ujar si pria gondrong sambil menghempaskan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PANTAI

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATEDua pasang kaki itu mencetak jejak yang terukir sempurna diatas pasir. Ella berhenti, memandangi hamparan lautan yang menyapa didepannya. Pohon pohon kelapa tanpa buah melambai lambai di tiup angin sore yang mulai berganti senja.Perahu perahu nelayan dipermainkan ombak yang tenang. Teduh sekali."Disebelah sana!" suara Juan menyentakkan gadis itu dari alam pikirannya sendiri. Dia berpaling dan melihat Juan sedang melangkah ke ujung pantai sebelah utara.Dari tempatnya berdiri Ella dapat melihat jejeran karang yang menjulang kokoh disana. Tanpa tunggu lebih lama gadis semampai ini segera melangkah mengikuti Juan.Batu batu karang itu berbaris menjorok ke laut, dengan ketinggian beragam.Ella memandangi sesaat dan kemudian berpaling pada Juan. pemuda itu paham maksud gadis itu. Tangannya terangkat menunjuk."Karang paling tinggi itu..."Ella mengangguk, sesaat kemudian dia sudah memanjat naik ke atas puncak batu karang yang paling tinggi. Juan menyusulnya. Dua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28

Bab terbaru

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PENGUNTIT MISTERIUS

    Juan pamit pulang begitu usai mengantarkan Ella ke rumah neneknya. Joshua berkata akan menyusulnya nanti. Lepas kepergian Juan, Ella dan Joshua terdiam tanpa bicara beberapa saat."Kau ceroboh." itu adalah kalimat pertama yang dikeluarkan Joshua. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu, terpisah sebuah meja kayu jati yang telah gugus di tepiannya. Nenek Ella sedang menjahit di ruang tengah. Hanya suara mesin jahitnya yang terdengar.Ella mengusap puncak hidungnya dan menyadarkan punggungnya ke kursi dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali. "Maksudmu? Aku kurang hati-hati dalam mempertimbangkan segala sesuatu?""Jika aku tidak menyela tadi, kau tentu sudah membuka identitasmu pada Juan. Padahal dia masih tetap orang asing...""Aku tahu apa yang aku lakukan." "Pantaslah Mr. Yubatan mengirimku untuk menyusulmu..."Ella menatap tajam pada pemuda itu. Kali ini dia melihat ekspresi serius tergambar di wajah Joshua yang biasanya penuh guyonan."Ayolah, Jos. Jangan ikut ikutan menyebalk

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    PANTAI

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATEDua pasang kaki itu mencetak jejak yang terukir sempurna diatas pasir. Ella berhenti, memandangi hamparan lautan yang menyapa didepannya. Pohon pohon kelapa tanpa buah melambai lambai di tiup angin sore yang mulai berganti senja.Perahu perahu nelayan dipermainkan ombak yang tenang. Teduh sekali."Disebelah sana!" suara Juan menyentakkan gadis itu dari alam pikirannya sendiri. Dia berpaling dan melihat Juan sedang melangkah ke ujung pantai sebelah utara.Dari tempatnya berdiri Ella dapat melihat jejeran karang yang menjulang kokoh disana. Tanpa tunggu lebih lama gadis semampai ini segera melangkah mengikuti Juan.Batu batu karang itu berbaris menjorok ke laut, dengan ketinggian beragam.Ella memandangi sesaat dan kemudian berpaling pada Juan. pemuda itu paham maksud gadis itu. Tangannya terangkat menunjuk."Karang paling tinggi itu..."Ella mengangguk, sesaat kemudian dia sudah memanjat naik ke atas puncak batu karang yang paling tinggi. Juan menyusulnya. Dua

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : JOSHUA

    Ella sedang menyapu di pentras rumah neneknya ketika sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah. Seperti segulung angin, tahu tahu seorang pemuda tanggung berambut panjang menjela pundak telah berdiri di beranda rumah, sambil menenteng tas ranselnya."Hallo!" sapanya ceria.Ella membelalakan matanya. "Apa yang kau lakukan disini?!""Memangnya tidak boleh?" pemuda itu tertawa lepas, sambil menyibakkan rambut gondrongnya ke samping.Ella membanting sapunya dengan jengkel. "Pak Tua itu tidak mempercayaiku rupanya, dan masih mengirimmu kemari!""Tanyakan padanya nanti. Aku hanya menjalankan apa yang diminta. Ngomong ngomong desa ini asri juga ya, aku tidak sabar untuk jalan jalan..."Pletakkk!"Wadaw!" Pemuda gondrong itu memekik saat Ella menjitak jidatnya tanpa peringatan. "Jangan membuat kekacauan. Ingat tugasmu apa disini!" cetus si gadis. "Jangan galak galak, Nona. Aku juga tak bakalan sudi kemari kalau bukan Mr. Yubatan yang mengutusku." ujar si pria gondrong sambil menghempaskan

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : TRIPLE SEVEN

    "Kau sedang memikirkan sesuatu tampaknya." suara Juan menyentakkan Ella dari lamunannya.Gadis itu mengangkat bahu. "Aku hanya bingung saja. Orang sini masih percaya kutukan ya?""Begitulah, El. Kita itu orang desa. Dan kau tahu kan, desa itu kuat dengan takhayul, hal hal keramat, dan lain sebagainya...""Ayolah. Ini sudah tahun 2020!" Ella mengusap puncak hidungnya. "Masih jauhkah rumah Kades itu?""Tidak lagi. Sehabis rumah cat biru itu, kita akan sampai. Sebelah sana, yang ada pohon mangga didepannya." jawab Juan.Si gadis tak bertanya lagi. Tak sampai lima menit mereka pun tiba di depan sebuah rumah besar sederhana, bercat putih dengan pentras yang cukup luas.Seorang pria separuh abad yang merupakan orang nomor satu di Alasan itu sedang duduk bersantai dengan 2 orang lelaki berpakaian rapi di beranda rumah. Sebuah mobil sedan terparkir di depan , mungkin milik tamu tamu itu karna setahu Juan, Kades tidak memiliki mobil. Ella dan Juan memasuki halaman rumah tepat saat kedua tamu l

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE : PAMALI

    Pagi itu Ella menginjakkan kaki kembali di desa neneknya, desa yang sudah tidak pernah dikunjunginya kurang lebih selama 16 tahun. Tak begitu banyak perubahan yang berarti. Semua masih tampak sama, kecuali jalanan desa yang sudah di labur aspal.Sepeda motornya di masukkan ke halaman rumah sang nenek. Perempuan tua itu muncul di ambang pintu. Matanya menyipit, berusaha mengenali siapa adanya yang datang.Gadis itu menyeret tasnya dan mengucap salam. Neneknya masih terpaku bingung. "Ella?" desisnya, ragu ragu."Iya, Nek." Balasnya cucunya sambil meraih tangan keriput itu dan menciumnya."Sendirian kemari?" tanya sang nenek dengan raut wajah berubah sumringah. "Iya, Nek. Ibu dan Ayah belum sempat kemari.""Baru dua minggu lalu orangtuamu berkunjung, Sayang." sahut neneknya sambil menuntun cucunya masuk ke dalam."Kamu mau menginap? Aku senang sekali," sambungnya melihat tas pakaian yang ditenteng cucunya.Ela mengangguk sambil mengedarkan pandang, mendapati ruang tamu yang sama klasikn

  • TRIPLE SEVEN ADVENTURE    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE: FIRST CASE

    RAHASIA TOGONG OLOYOMATE"Seseorang ditemukan meninggal!"Ella mengangkat wajahnya, memperhatikan paras pria yang duduk bersebrangan meja dengannya. Lelaki itu memiliki warna muka pucat, tirus, dengan garis bibir yang hampir selalu ditekuk, membuat siapapun tidak nyaman memandangnya."Kemarin sore, di Desa Alasan. Seorang pria bernama Ken, 47 tahun.""Penyebab kematian?" tanya Ella."Belum sempat di otopsi, jenazahnya sudah dikuburkan. Dia ditemukan di tepi pantai, diatas pasir dengan keadaan menelungkup dan tidak bernyawa.""Apa keluarganya menuntut?""Dia seorang duda, hidup sendirian. Menurut informasi, keluarganya tidak terlalu memusingkan penyebab kematian pria malang itu...""Lalu?"Pria itu melemparkan lembaran kertas diatas meja, tepat di depan Ella. Wajahnya datar. "Selidiki penyebab kematiannya, dan apa yang membuatnya tewas sedemikian rupa!"Kedua alis Ella bertaut. Pria ini benar benar menjengkelkan. "Bukankah bapak bilang keluarga korban tidak mempermasalahkannya?""Aku

DMCA.com Protection Status