Sepanjang jalan menuju gedung fakultas, perempuan itu merasa semua orang yang ditemui melirik sinis ke arahnya lalu akan saling berbisik. Netranya melirik pakaian yang hari ini dia kenakan, sama seperti biasa dan tidak ada yang aneh. Pandangannya turun ke arah sepatu, kanan dan kiri sama kok, lalu apa yang mereka lihat?
Bahkan ketika baru masuk kelas dia masih mendapat tatapan yang sama.
Tak mau ambil pusing, Caca langsung menghampiri kedua teman akrabnya yang sedari tadi sudah melambaikan tangan.
"Orang-orang pada kenapa sih, apa pakaian sama make up gue aneh?" Tanyanya.
Spontan teman-temannya menggeleng.
"Bukan itu, lo nggak baca chat dari gue ya?" Ujar Naya dengan tatapan menyelidik.
"Emang lo ngirim chat apaan? Sorry, pagi ini gue belum sempet buka hp."
Fey dan Naya berdecak kesal. Inilah Caca, terlalu tidak peduli pada keadaan, mau dihujat pun terserah asal belum keterlaluan.
"Video di kafe kemarin udah kesebar, dan
Caca beserta ketiga member HiDFY, juga Diana, Agam, dan Vika, wanita yang biasanya menjadi fashion stylish sekaligus penata rias HiDFY yang sayangnya jarang ikut ketika mereka biasa bepergian dikarenakan memiliki anak balita. Untuk kali ini dia ikut karena bisa mengajak suami dan anaknya, Caca yang membayar semua biaya keperluan keduanya. Mereka kini duduk di ruang tunggu Bandara.Sejak kejadian di rumah pohon, Caca enggan bertemu dan berbicara dengan Dafa. Susah-susah move on eh tiba-tiba disosor, runtuh sudah pertahanannya."Masih lama banget lagi," keluh Fey sambil menyandarkan tubuh pada sandaran kursi.Sambil menunggu, Caca saling berkirim pesan dengan kedua abangnya. Mereka mengatakan akan pergi ke rumah lama terlebih dahulu, rumah yang selalu dia kunjungi ketika masih ada Carla.[Jangan lupa kalau udah sampai nanti kabarin] Arga.[Oke. Abang juga kasih kabar, kalian juga kan mau pergi] Caca.[Sebelum masuk pesawat nanti jangan l
Tak terasa sudah seminggu mereka berada di Labuan Bajo. Berbagai tempat wisata pun telah disinggahi, seperti Pulau Padar, Wae Rebo, Pulau Rinca, Cunca Wulang, dan sebagainya. Kini waktunya mereka pulang."Aku mau langsung ke Bali. Kak Fey, Kak Kia sama Kak Nay jadi ikut nggak?" Tanya Caca setelah selesai menata barang bawaannya."Jadi dong," balas ketiganya dengan semangat."Kalau jadi siapa-siap, dong, Kak. Kalian ini udah mau pergi juga masih santai aja," ujar Caca dengan gemas.Ketiga temannya terkekeh, lantas mengikuti ucapan Caca.Tak berapa lama hingga mereka selesai dan kini sudah berada di mobil sewaan."Kalian serius nggak mau langsung pulang?" Tanya Diana dengan khawatir."Enggak, kita mau ikut Caca dulu," jawab Naya."Enggak pa-pa, Kak Di ... kita nggak akan hilang kok," sahut Caca meyakinkan.Berangkat bersama tapi pulangnya sendiri-sendiri, tentu dia tau ketakutan Diana. Perempuan yang selama ini selal
Malam harinya, Caca dan kedua abangnya, juga semua teman-temannya barbeque-an. Disini,mereka bisa menikmati semilir angin malam sambil melihat bintang yang bertaburan di langit.Sejauh ini, Vania, Ela dan Angel belum membuat ulah. Caca tidak habis pikir, kenapa Fahry mau-maunya berpacaran dengan perempuan penuh drama seperti itu?"Abang lo lagi PDKT," bisik Naya.Caca seketika memandang ke arah yang ditunjuk Naya. Disana, Kiara dan Arga sedang memanggang daging berdua.Ketika di Labuan Bajo Kiara memang bilang sudah putus dengan Satria, namun perempuan itu tidak menyertakan alasan putusnya.Naya dan Caca sontak saling berpandangan kemudian cekikikan."Heh! Ngapain ketawa-ketawa gitu, kerasukan ya?" Fey datang bersama Arga.Arga memberikan satu piring berisi sosis, daging sapi dan jagung bakar pada adiknya. Tadinya akan dia tambahkan bakso, tapi adiknya itu langsung menolak. Tumben!Fey pun melakukan hal serupa, memberikan
Setelah kenyang, beberapa orang memisahkan diri. Ada yang duduk sendiri sambil chating entah dengan siapa, ada yang bermain sosmed, bergerombol bermain game. Si kembar bersama teman-teman Caca dan beberapa orang lainnya asik bermain gitar sambil bernyanyi, sedangkan Caca dan Dafa duduk berdua sambil bercerita. "Kamu dari tadi kayaknya banyak diem ya?" Tanya pemuda berlesung pipi tersebut dengan dahi berkerut bingung. Caca menggeleng, mana mungkin dia bilang kalau waktu berduaan gini dia jadi canggung karena mengingat kejadian saat makan pentol di rumah pohon beberapa waktu lalu. "Kenapa sih Ca, kamu sariawan? Eh tapi kayaknya nggak mungkin deh, tadi aja habis makan pedes biasa aja tuh." "Besok kita ulang tahun," cetus Caca tiba-tiba. "Oh ... jadi dari tadi kamu mikirin itu?" Dafa lalu tersenyum, "emang kenapa, kamu mau hadiah apa?" Tanyanya. "Jangan suka bikin aku nangis, berhenti jadi playboy, udah itu aja permintaan aku
"Carla ...." Dengan mata terpejam Caca terus menggumamkan nama sang sahabat.Kepalanya bergerak ke kanan-kiri dengan tidak nyaman, air mata pun mulai menetes."Tolong Carla ... jangan tinggalin Carla ...."Naya yang tidur disampingnya menjadi terbangun, matanya langsung melotot saat melihat Caca menangis sambil mengigau."Tolongin Carla, Om. Jangan tinggalin Carla ..."Tangan Naya bergerak menepuk pipi teman akrabnya."Ca, bangun. Hey Ca, jangan nangis dong, gue takut nih."Beberapa kali dia melakukan hal yang sama, hingga usahanya membuahkan hasil. Caca terbangun dengan nafas memburu, tepat pada saat itu Kiara juga ikut terbangun karena mendengar suara mereka yang sangat mengganggu."Minum dulu, Ca." Naya memberikan segelas air putih."Caca kenapa?" Tanya Kiara saat melihat Naya membantu menghapus air mata Caca."Mimpi buruk," balas Kiara sekenanya, meski dia sendiri tidak tau penyebab Caca seperti ini.Se
Tak terasa waktu sudah sore. Seharian tadi Caca dan yang lain hanya menghabiskan waktu di mansion dan di sekitar pantai."Daf, lihat sunset yuk," ajak Caca.Dafa menghentikan gamenya, lalu menoleh."Boleh, yuk!""Eh, mau kemana?" Tanya Gara saat melihat kedua orang itu berdiri."Lihat sunset," jawab Caca."Ikut dong," pinta Naya."Yuk, Nay. Gue juga pingin lihat," sahut Kiara.Akhirnya mereka semua pergi."Fotoin dong, Fey," ujar Kiara sambil menyerahkan kameranya."Tapi nanti gantian," jawa Fey sebelum mengambil kamera itu.Kiara mengangguk, mereka lalu bergantian berfoto. Begitupun dengan Naya, lalu Caca dan Dafa juga meminta diambil gambarnya. Keduanya bahkan beberapa kali berpose romantis, membuat Kiara yang berdiri di dekatnya menjerit heboh.Tak jauh berbeda, anggota UKS dan Vania beserta kedua temannya pun saling bergantian mengambil foto. Namun diantara mereka ada Fahry dan Deka yang ha
Sambil merebahkan badan Caca membuka room chat khusus dirinya dan ketiga temannya.[Udah pada sampai belum?] Caca.[Udah dong, malah gue udah mandi] kiara.[Gercep ya hahaha] Fey.Hanya Naya yang belum muncul, entah sedang apa temannya yang satu itu.[Ini Kak Nay belum sampai apa gimana?] Caca.Tak lama setelah pesannya terkirim, Naya nimbrung dengan mengirimkan foto makanan di restoran.[Lo udah pergi lagi apa emang belum pulang, Nay?"] Fey.[Belum pulang, tadi langsung diajak Arlan kesini] Naya.Secara spontan Caca memekik senang. Bau-baunya ada yang sedang melakukan pendekatan.[Bentar lagi ada yang ngasih pajak jadian] Caca.[Asik ... makan gratis] Kiara.[Gue kalau jadian nggak bakal ngasih pajak ya] Naya.[Emang siapa yang ngomongin lo? Bisa aja yang kita maksud tadi tuh Kak Fey sama Bang Arga] Caca.Kiara langsung membalas dengan emoticon tertawa sampai mengeluarkan air mat
Hari ini Caca dan Dafa benar-benar pergi ke kebun binatang."Tuh lihat, mirip kamu kan?" Telunjuk Dafa mengarah pada singa.Mata Caca memicing disertai wajah datar. Lelaki disampingnya ini suka ngawur kalau bicara. Mirip dari mananya coba? Tidak mungkin 'kan kalau dari rupa.Tangannya tergerak memukul punggung Dafa, membuat lelaki itu seketika mengaduh sambil tertawa, aneh memang."Gak usah ngarang deh, dilihat dari sisi manapun wajahku nggak mungkin mirip singa," kata Caca dengan ketus."Lagian siapa yang bilang wajahmu mirip singa?""Lah kamu tadi ngomong gitu."Dafa berdecak kesal lalu menyentil kening gadis di sampingnya."Maksudku mirip dari sifat, bukan wajah.""Aku nggak kayak gitu ya, enak aja!" Balas Caca dengan geram.Sambil meringis, tangannya mengusap kening yang terasa agak sakit."Kamunya aja yang nggak nyadar. Coba diingat kalau marah kayak gimana?""Pokoknya nggak kayak singa!"