Setelah benteng Kota Gu yang menjadi benteng Negara Qing telah berhasil dihancurkan, selanjutnya musuh berhasil menerobos pertahanan Kota Shui dan mendudukinya. Oleh karena Jendral Qiao dicap telah berkhianat dan keberadaannya tak kunjung diketahui, para prajurit mulai goyah. Mereka tidak percaya diri karena mereka tak lagi memiliki seorang pemimpin. Semangat tempur mereka melemah, sebelum akhirnya Pangeran Kedua, Bai Wuxin diutus untuk menggantikan posisi pemimpin. “Hormat kepada Pangeran!!!” seru para prajurit yang menyambut kedatangan Bai Wuxin ke kamp militer yang terletak di perbatasan Kota Ping’An. Setelah menempuh perjalanan selama 5 hari 5 malam, akhirnya Bai Wuxin bersama para tentara sampai ke perbatasan benteng Kota Ping `An. Tentu saja, perjalanan mereka tidak berjalan mulus. Mereka terus dihadang bahaya selama perjalanan. Baik itu bandit ataupun tentara musuh yang menyamar menjadi bandit, mereka selalu mencegat di rute-rute tertentu. Target mereka adalah membunuh Bai
Seringaian mengiringi senyuman Ling Yi. Ia menertawakan sikap Bai Wuxin yang tampak serius menanggapi ucapannya."Pangeran Kedua, jangan khawatir. Kami hanya mengurung mereka. Bagaimana, bukankah itu juga yang Anda inginkan? Kelihatannya saja prajurit, padahal mereka adalah mata-mata yang sengaja ditempatkan di sisi Anda untuk mengawasi segalanya. Benar begitu?" kekehnya."Ling Yi, beraninya kau mempermainkanku!" Bai Wuxin tampak kesal karena merasa dipermainkan."Ini hanya candaan. Tidak perlu dibawa terlalu serius. Emmm ... tentang ucapan tadi, saya akan mempertimbangkannya setelah Anda berhasil mengalahkanku. Peraturan pasukan Elang Hitam masih sama. Kita berduel satu lawan satu dan tentukan siapa yang pantas menjadi pemimpin," tawarnya.Suasana hening sejenak. Hanya menyisakan tatapan tajam dari kedua pria berperawakan gagah yang saling adu pandang. "Baiklah. Siapa takut?" tantangnya. Suara Bai Wuxin akhirnya memecah keheningan.Setelah kedua pihak setuju bertanding, mereka pun m
“Mereka korban yang tidak bersalah. A-Jing, kau bilang ingin mencari kebenaran. Kalau begitu, ikuti aku.” Hua Rong menuntun jalan menuju gunung belakang dan segera di ikuti oleh Qiao Zhi Jing. Hua Rong menghentikan langkahnya tepat di dekat sebuah pohon pinus yang ternyata dipasang sebuah mekanisme. Setelah kunci mekanisme digerakkan, langsung terbentuklah sebuah tangga bawah tanah. Qiao Zhi Jing sempat terpana tatkala melihat mekanisme yang begitu unik. Entah siapa yang telah menciptakannya. Tak menunggu bertanya, Hua Rong pun langsung menjelaskannya. “Mekanisme tangga pinus ini kalau tidak salah diciptakan oleh seorang ahli dari Klan Mo,” terangnya. “Kalau tidak salah, berarti betul. Pasti orang Klan Mo yang telah menciptakannya,” sahut Qiao Zhi Jing. Tanpa menunggu aba-aba dari Hua Rong, Qiao Zhi Jing lebih dulu melangkahkan kakinya menuruni tangga bawah tanah. Takut-takut berani, alhasil dipaksa memberanikan diri. Suasana lorong di bawah sana sangat gelap. Hampir saja Qiao
“Apa?! Seseorang membawanya pergi? Beraninya!!!” Bai Ruyu sangat geram kala mendengar kabar menghilangnya Qiao Zhi Jing. “Tunggu apa lagi? cepat sebar gambar wajahnya di seluruh Kota. Jadikan dia buronan yang melarikan diri. Pastikan kalian segera menangkapnya!” titahnya tegas. “Baik!” Tentara yang melapor kepada Bai Ruyu pun bergegas undur diri untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. “Apa aku tidak salah dengar? Qiao Zhi Jing berhasil kabur?” sahut suara seorang wanita yang secara tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya setelah sengaja menguping pembicaraan. Namun, tampaknya Bai Ruyu tak mempermasalahkan soal wanita itu karena telah lancang. “Kau mendengar semuanya? Baguslah. Aku tidak perlu menjelaskannya. Benar, adikmu berhasil kabur. Seseorang tiba-tiba muncul dan membawanya pergi,” ungkap Bai Ruyu berterus terang, tanpa menyembunyikan apa pun. Langkah kaki Qiao Li Ying dipercepat mendekati tempat di mana posisi Bai Ruyu tengah berpijak. Namun, Bai Ruyu
“Ah, sepertinya aku terlalu sibuk sampai ketinggalaan banyak informasi,” kata Kaisar Bai. “Hanya seorang pelayan rendahan seperti saya tidak terlalu penting untuk dibahas. Namun, jika Anda penasaran, saya akan memberitahunya.” Ming Tian mulai memainkan trik licik yang membuat Kaisar Bai penasaran. “Emm … tidak ada salahnya sedikit berbasa-basi. Kalau begitu, ceritakan apa yang telah terjadi,” perintahnya. “Baiklah. Kalau begitu, saya akan mulai menceritakannya … .” Panjang lebar Ming Tian menceritakan insiden yang terjadi di istana Bai Ruyu kepada Kaisar Bai. Respon Kaisar Bai tampak lebih serius kala mendengarkannya dengan seksama. Kaisar Bai merasa cerita yang disampaikan Ming Tian cukup menarik, hingga memicu rangsangan rasa penasarannya. “Bai Ruyu ini, sejak kecil dia memang tidak berubah. Dia masih kejam dan tidak berperasaan. Takutnya jika … .” Kaisar Bai sengaja menggantung ucapannya karena bimbang melontar isi pemikirannya tentang putra pertamanya yang tak pernah berhenti
"Ayahanda?" Bai Ruyu sangat terkejut tatkala mendapati Kaisar Bai telah memasuki kamarnya. Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi yakni, di sampingnya Qiao Li Ying tengah berlutut dengan kondisi tangan yang terikat ke belakang.Di dalam kamar Bai Ruyu, Kaisar Bai sengaja masuk secara diam-diam dan memerintahkan semua orang di istana kediaman Bai Ruyu untuk merahasiakan kunjungannya. Tatkala Bai Ruyu akhirnya telah kembali ke kamarnya usai menangani beberapa urusan, sontak dia dikejutkan oleh sosok ayahandanya yang telah duduk menunggunya di dalam kamarnya. BRAK! Kaisar Bai menghantamkan lengannya di atas meja."Beraninya kau!" Tanpa basa-basi, Kaisar Bai langsung meluapkan emosinya di hadapan Bai. "Ayahanda, mohon ampun." Bai Ruyu bergegas bersujud di hadapan Kaisar Bai. "Bukan hanya bertindak tanpa izinku, ternyata kau juga berani menyembunyikan seorang wanita dari Keluarga Qiao! Bai Ruyu, apa kau berencana melawan?!" marahnya.Dari yang dikatakan oleh Kaisar Bai, sekilas saja B
"Baiklah, seperti itu saja. Kalau begitu, masalah surat perjanjian kuserahkan padamu," tegasnya, "namun, masalah yang kau buat bukan hanya ini saja. Untuk masalah pembantaian Klan Mo ... lupakan saja. Tapi untuk pembebasan wanita Keluarga Qiao, bagaimana kau akan menjelaskannya?" Pertanyaan Kaisar Bai membungkam mulut Bai Ruyu rapat-rapat. Sekilas dia mengedarkan pandangannya ke arah Qiao Li Ying yang juga sejak tadi hanya membungkam mulutnya tanpa mengatakan satu hal apa pun. Posisi Qiao Li Ying tetap berlutut di samping Kaisar Bai dengan kedua lengan terikat ke belakang. Pandangannya tertunduk ke bawah dengan tatapan kosong.Qiao Li Ying tampak tidak peduli dengan nasibnya, walaupun sebenarnya dalam hatinya berharap agar Bai Ruyu mengkhawatirkan nasibnya yang malang."Ayahanda, dia hanya seorang anak adopsi Jendral Qiao. Dia bukan apa-apa bagiku. Terserah bagaimana Ayahanda akan memperlakukannya," cetus Bai Ruyu.Bagaikan ditusuk seribu duri. Hati Qiao Li Ying amat sakit tak berdar
"Pangeran Kedua, apa tubuhmu sudah lebih baik?" tanya Ling Yi dengan sengaja menahan tawa di balik senyum tersungging."Sialan kau!" Umpatan langsung terlontar renyah sebagai balasan pertanyaan dari Ling Yi. Hatinya masih dendam karena Ling Yi tampak sangat bersenang-senang kala mempermainkannya dengan alasan memberinya ujian, walaupun sebenarnya Ling Yi memberinya ujian sungguhan, bukan hanya sebuah candaan."Ouhh ... Pangeran Kedua, tak kusangka ternyata Anda adalah seorang yang keras mulut. Umpatan Anda cocok dengan karakter Anda ... pria berengsek," ledeknya berterus terang."Kau!" Jari telunjuk Bai Wuxin sepontan tertuju ke wajah Ling Yi. Namun, tiba-tiba saja Bai Wuxin merintih kesakitan karena tak sadar bahwa dia baru saja mengangkat lengannya yang patah. "Arggh ...," lirihnya kesakitan."Pangeran Kedua, sekarang Anda masih terluka. Mohon jaga sikap Anda. Hati-hati, karena aku bisa menyerang kapan pun yang kuinginkan," ancamnya."Kau kira aku takut? Hekh! yang benar saja." Mer