Share

CHAPTER 2

last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-14 13:17:17

Dua bulan setelah insiden dengan Ketua Serikat Pekerja, CEO baru kembali dari kunjungan pabriknya di Kota xx. Beliau baru sampai di bandara dan langsung diserbu cercaan wartawan yang bertanya apakah benar rumor yang menyebutkan bahwa CEO telah semena-mena terhadap Ketua Serikat Pekerja yang menyebabkan Ketua Serikat itu harus diberhentikan dari pekerjaannya.

Dengan nada santai CEO tersebut berkata kepada wartawan bahwa siapapun melanggar aturan perusahaan maka orang tersebut akan mendapat sangsi tegas dari perusahaan, dan sangsi terberatnya adalah pemutusan hubungan kerja. Menurutnya hal itu sudah sesuai dengan aturan dari perusahaan dan tidak bertentangan dengan hukum perlindungan hak pekerja karena perusahaannya membayar penuh pesangon Ketua Pekerja itu. Setelah berkata demikian diapun pergi meninggalkan wartawan kemudian masuk kedalam mobilnya.

”Kita pulang ke rumah saja pak. Aku ingin istirahat dulu hari ini.” ucap CEO itu ke supirnya.

Mobil menuju ke tempat tujuan. Tampak rumah yang begitu besar tetapi hanya berpenghunikan ART dan tuan rumahnya seorang. CEO masuk ke rumahnya dan langsung menuju kekamarnya, melepas bajunya dan menuju bathtub untuk berendam. Pikirannya melayang-layang. Pandangannya tertera pada dinding berwarna perak yang melapisi ruangan kamar mandinya itu. Ada rasa getir di hatinya. Entah kenapa rasa itu selalu muncul menghantui kehidupannya selama ini. Pikirnya saat semua sudah berhasil ia dapatkan ia akan hidup bahagia,  tetapi ternyata tidak seperti itu. Masih ada beberapa kekosongan di hatinya yang kerap ia rasakan. Ia pun memejamkan matanya, merebahkan kepalanya ke sisi bathtub. Tak terasa airmata sedikit mengalir ke ujung matanya.

Di tempat lain seorang anak SMA sedang duduk  di bangkunya. Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

“Heh si miskin lagi nganggur nih, belikan gue susu strawberry dan roti! Buruan sana! Gue belum sarapan nih!” perintah seorang anak yang ternyata adalah sosok yang terkenal jagoan badung di daerah itu.

“T-tapi aku tidak punya uang lagi! Semua sudah kuberikan padamu minggu ini.” jawab anak SMA itu dengan ketakutan.

“Dasar manusia sialan! Jadi kau menuduhku mencuri uangmu?!” hardiknya sembari menendang kursi anak itu sampai anak itu terjatuh terjerungkup ke lantai.

Lalu si anak badung itu mengajak temannya yang baru datang untuk menendang anak yang sudah jatuh itu. Si anak malang itu hanya bisa menerima pukulan demi pukulan yang menghujam badannya.

”Pergi dari hadapanku, dasar kau anak miskin!” ucap anak badung itu sembari meninggalkan anak itu.

Petra, nama anak malang itu. Petra berdiri. Tampak baju nya kotor karena terjatuh dan ditendang, dia pun pergi meninggalkan kelas sembari berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tanpa terasa badannya bergerak masuk ke bilik kamar mandi, di sana ia menangis sejadi-jadinya sembari bertanya apa kesalahannya sehingga ia harus selalu dibully oleh anak-anak badung itu.

Setelah Petra keluar dari bilik kamar mandi, ia mencuci mukanya dan segera kembali ke kelas. Di tengah jalan menuju kelas dia bertemu dengan seorang anak perempuan. Namanya Nadia, seorang anak perempuan cantik yang cukup populer di sekolah. Dia adalah teman masa kecil Petra.

“Hai Pet! Kenapa bajumu kotor begitu?” tanya Nadia padanya.

“Oh.. gapapa kok tadi aku jatuh dari tangga karena melamun, hehe..” jawab Petra.

“Ya ampun Petra.. lain kali hati-hati.” Ucap Nadia dengan lembut.

“Iya, makasih. Aku kembali ke kelasku dulu ya.”

“Oke, bye.”

Mereka pun berpisah dan Petra kembali ke kelasnya .

Tetapi baru saja dia masuk ke pintu kelas, tiba-tiba kepalanya dilempar penghapus papan tulis. Lemparan sukses mendarat di mukanya sehingga meninggalkan jejak yang cukup jelas. Seisi kelas tertawa terbahak bahak. Petra hanya bisa tertunduk pasrah dan duduk di bangkunya.

“Nih minum dan habiskan!”

Tiba-tiba anak badung  itu datang ke meja Petra dan membawa 2 botol air mineral berisi masing-masing 1 liter. Dia memaksa Petra untuk meminumnya sampai habis, tetapi Petra tidak sanggup sehingga ia memuntahkan air itu.

“HOEKKK!”

“Hei anak miskin! Kau buang-buang air!” hardik si anak badung.

Si anak badung  kembali mencecoki Petra dengan air mineral sampai botolnya kosong.

Tidak terbayang betapa mualnya karena lambungnya penuh dengan air.

Kemudian anak badung itu mengancam Petra, bahwa dia tidak boleh sekalipun ke toilet selama jam pelajaran berlangsung, atau dia akan menghajar Petra sampai babak belur.

“Heh bangsat! Awas lu ya! Kalau sampai kau berani ke toilet, kau tidak akan bisa pulang hari ini!” ancamnya.

Petra hanya bisa tertunduk lesu.

Pelajaran jam pertama pun dimulai. Baru setengah jam berlalu, rasa yang sangat ditakutkan oleh Petra muncul. Yaitu rasa ingin buang air kecil yang makin lama makin memuncak. Rasa gelisah menyeruak begitu tajam, dan hal itu disadari oleh anak badung yang duduk di belakangnya. Dia sengaja menendang-nendang kursi Petra dari belakang.

“Kenapa hah? Mau ke WC?” tanyanya sambil cengengesan.

“I-iya” jawab Petra.

“Awas lu kalau berani ke WC” ancamnya kembali.

Dan seperti yang sudah bisa ditebak, Petra tidak tahan lagi. Sudah sejam lamanya dia menahan hasrat ingin buang air kecil yang begitu menyiksanya, dia tidak dapat menahan lagi dan akhirnya ia pun terpaksa buang air kecil di celana sambil menangis.

“Bu guru lihat! Si Petra kencing dicelana!” teriak anak badung itu sambil menunjuk ke arah Petra yang sedang memegangi celananya sambil menunduk.

Dan semua mata pun menuju ke arah Petra. Seisi kelas pun menertawakan Petra. Ibu guru yang mengajar pun terkejut, tapi hanya bisa terdiam, tidak dapat berkata apa-apa.

Segera setelah itu Petra pun bangkit dan berlari ke luar kelas menuju ke toilet. Dia begitu malu dan merasa sangat payah, tak henti-hentinya seisi satu kelas menertawakan Petra.

Ibu guru menghentakkan tangannya di atas meja sambil menyuruh seisi kelas untuk diam, seketika suasana pun menjadi hening.

“KRIIINGGG!”

Bel istirahat berbunyi.

Bau pesing menyeruak di dalam kelas, sambil tertunduk Petra mengepel sisa air seninya.

“Dasar jorok!” hardik salah satu anak perempuan di kelas itu sembari melewatinya dengan menutup hidung sambil memasang wajah jijik.

Sekilas Petra menatap sepatunya yang basah terkena air kencingnya sendiri.

“HAHAHAHA!” anak badung itu tertawa mengejeknya sembari keluar kelas dengan ketiga anak badung lainnya.

Petra hanya bisa menatapnya dengan kesal sembari mengepalkan tinju, tampak raut kebencian bercampur kesedihan terpancar dari mukanya yang polos..

Keadaanlah yang membuatnya harus bertahan di sekolah itu, karena bagaimanapun juga ibunya hanya seorang single parent yang bekerja sebagai karyawan biasa. Ibunya tidak mampu membayar apabila Petra ingin pindah sekolah.

Cobaan hidup yang harus diterimanya dengan ikhlas dan lapang dada. Setidaknya sampai dia lulus dan bisa mencari pekerjaan meski hanya berbekal ijazah SMA..

Bab terkait

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 3

    “KRIIINGGG”Pagi hari menyingsing diiringi suara alarm berdering di kamar seorang CEO. Susah payah ia berusaha menggapai alarm yang berdering dan kemudian mematikannya, lalu menggeliat di ranjangnya sambil mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal sebagian di alam mimpi.CEO itu pun bangun dan berjalan ke toilet untuk buang air kecil, mencuci muka dan menyikat giginya. Sehabis melakukan pekerjaan basah tersebut ia berjalan ke dapur, mengambil tablet kopinya dan memasukannya ke dalam mesin kopi otomatis. Sembari menunggu kopinya siap ia membuka smartphonenya untuk melihat berita hari ini dan jadwal pekerjaan yang harus ia kerjakan hari ini.‘Hari ini: Launching produk baru di Hotel XX’Begitulah isi memo yang tertera di smartphonenya.“Tit tit tit” suara mesin kopi berbunyi menandakan kopinya siap untuk diminum.Setelah mengambil kopi ia membawanya menuju balkon rumahnya, membakar rokoknya sembari meni

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • THE TEEN CEO   CHAPTER 4

    Tampak matahari sore itu menerangi langit sekolah membuat suasana temaram cenderung agak gelap. Saat itu Nadia berjalan santai keluar gerbang sekolah dan berbelok ke sebuah gang kecil disamping sekolah. Baru beberapa langkah saat Nadia berjalan ia melihat Adi dan teman badungnya sedang menawan Petra. Sambil memegang rokoknya anak itu menatap tajam kearah Nadia ”Heh bangsat! Liat nih temenmu bonyok kami pukulin, sekarang lu ikut kami ke atap sekolah! Atau kami akan menyudut muka si culun ini pakai rokok” Ancam Adi si anak badung “Eh lo jangan seenaknya ya, gw laporin gu..” belum selesai Nadia menyelesaikan kalimatnya tiba tiba saja Adi menjambak rambut Petra menekan pipinya sehingga lidahnya menjulur dan segera setelah lidahnya menjulur Adi pun mengarahkan rokoknya yang masih tampak menyala ke arah lidah Petra “Lihat nih kalau lu berani macam macam” hardik Adi saat itu Nadia pun berlari ke arah Adi tampak mukanya sangat marah dan kesal kepada mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • THE TEEN CEO   CHAPTER 5

    “Di dimana aku? kenapa tubuhku terbaring disini? Apakah aku sudah mati? Tidak aku belum boleh mati tidakkkk” ucap ceo ituTampak ceo itu meratapi tubuhnya yang terbujur kaku, terlihat paramedis masih berusaha membangunkan ceo itu dengan alat picu jantung.Tetapi tiba tiba saja waktu berhenti, para dokter dan perawat yang ada disana semua tidak bergerak semua menjadi membeku. ceo itu pun kebingungan, belum selesai kebingungannya dia dikejutkan oleh suara seseorang dibelakang nya“Hallo Mikael” suara yang terdengar lembut namun terdengar mengerikan“S–siapa kamu?” Tanya ceo itu sembari mundur kebelakang karena penampilan orang itu sungguh menakutkan, dia menggunakan penutup kepala dan mukanya tidak terlihat seperti ada sesuatu cahaya yang menghalangi mukanya“Jangan takut” Aku adalah Malaikat kematian, aku adalah Shinigami“Shinigami? Apakah aku sudah mati?” Tanya ceo itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • THE TEEN CEO   CHAPTER 6

    POV: CEOHari-hari baru di tubuh anak SMA?Ya, inilah kenyataan yang harus kuhadapi sekarang. Aku merasa ada yang salah dengan tubuh ini. Tubuh ini begitu kurus dan lemah. Di tubuh ini juga terdapat beberapa bekas luka, bekas luka apa ini? Seperti bekas luka bakar terkena sundutan rokok. Sebenarnya apa yang dialami oleh anak ini? Percobaan bunuh diri? Seberat apa beban anak SMA sehingga dia harus mencoba bunuh diri?Pertanyaan demi pertanyaan merasuki pikiranku..Seperti cerita di drama saja, tidak habis pikirku. Tetapi hal ini benar terjadi. Apa mau shinigami itu kepadaku? Dan apa salahku?Kepalaku terasa begitu pening saat kulihat seseorang masuk ke dalam kamar rumah sakit tempatku dirawat.“Nak, bagaimana keadaanmu? Mama baru pulang tadi sehabis bekerja. Ini mama bawakan ayam goreng kesukaanmu, kata dokter kamu boleh makan ini.”Mama? Apakah dia mamaku?“Mungkin kepalamu masih belum sembuh benar, tapi kata

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • THE TEEN CEO   CHAPTER 1

    Hujan mengguyur bumi malam itu dengan derasnya. Seorang pria misterius berbicara kepada seorang yang lain, di tengah hujan deras mereka berbincang di dalam sebuah mobil yang terparkir di sebuah parkiran. “Ha-haruskah kau melakukan ini kepadaku? Bukankah kita satu tim?” ucap seorang pria kepada pria misterius itu. “Kita memang satu tim, akan tetapi hanya aku yang akan menuju ke puncak dan maaf aku harus pergi.” JEGER! Suara petir menggelegar mengiringi kepergian orang itu, orang itu keluar dari mobil dan menghilang di tengah hujan. 15 tahun kemudian. Seorang MC sedang berbicara di tengah aula sebuah universitas. “Para hadirin pengikut seminar, kali ini kita akan menyambut pembicara kita yang sangat luar biasa. Beliau telah berhasil mengubah sebuah sistem, dimana selama ini negara kita cenderung hanya bergantung kepada produk produk luar negeri. Beliau melalui perusahaannya berhasil mengubah mindset bangsa kita, bahwa produk buat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14

Bab terbaru

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 6

    POV: CEOHari-hari baru di tubuh anak SMA?Ya, inilah kenyataan yang harus kuhadapi sekarang. Aku merasa ada yang salah dengan tubuh ini. Tubuh ini begitu kurus dan lemah. Di tubuh ini juga terdapat beberapa bekas luka, bekas luka apa ini? Seperti bekas luka bakar terkena sundutan rokok. Sebenarnya apa yang dialami oleh anak ini? Percobaan bunuh diri? Seberat apa beban anak SMA sehingga dia harus mencoba bunuh diri?Pertanyaan demi pertanyaan merasuki pikiranku..Seperti cerita di drama saja, tidak habis pikirku. Tetapi hal ini benar terjadi. Apa mau shinigami itu kepadaku? Dan apa salahku?Kepalaku terasa begitu pening saat kulihat seseorang masuk ke dalam kamar rumah sakit tempatku dirawat.“Nak, bagaimana keadaanmu? Mama baru pulang tadi sehabis bekerja. Ini mama bawakan ayam goreng kesukaanmu, kata dokter kamu boleh makan ini.”Mama? Apakah dia mamaku?“Mungkin kepalamu masih belum sembuh benar, tapi kata

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 5

    “Di dimana aku? kenapa tubuhku terbaring disini? Apakah aku sudah mati? Tidak aku belum boleh mati tidakkkk” ucap ceo ituTampak ceo itu meratapi tubuhnya yang terbujur kaku, terlihat paramedis masih berusaha membangunkan ceo itu dengan alat picu jantung.Tetapi tiba tiba saja waktu berhenti, para dokter dan perawat yang ada disana semua tidak bergerak semua menjadi membeku. ceo itu pun kebingungan, belum selesai kebingungannya dia dikejutkan oleh suara seseorang dibelakang nya“Hallo Mikael” suara yang terdengar lembut namun terdengar mengerikan“S–siapa kamu?” Tanya ceo itu sembari mundur kebelakang karena penampilan orang itu sungguh menakutkan, dia menggunakan penutup kepala dan mukanya tidak terlihat seperti ada sesuatu cahaya yang menghalangi mukanya“Jangan takut” Aku adalah Malaikat kematian, aku adalah Shinigami“Shinigami? Apakah aku sudah mati?” Tanya ceo itu

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 4

    Tampak matahari sore itu menerangi langit sekolah membuat suasana temaram cenderung agak gelap. Saat itu Nadia berjalan santai keluar gerbang sekolah dan berbelok ke sebuah gang kecil disamping sekolah. Baru beberapa langkah saat Nadia berjalan ia melihat Adi dan teman badungnya sedang menawan Petra. Sambil memegang rokoknya anak itu menatap tajam kearah Nadia ”Heh bangsat! Liat nih temenmu bonyok kami pukulin, sekarang lu ikut kami ke atap sekolah! Atau kami akan menyudut muka si culun ini pakai rokok” Ancam Adi si anak badung “Eh lo jangan seenaknya ya, gw laporin gu..” belum selesai Nadia menyelesaikan kalimatnya tiba tiba saja Adi menjambak rambut Petra menekan pipinya sehingga lidahnya menjulur dan segera setelah lidahnya menjulur Adi pun mengarahkan rokoknya yang masih tampak menyala ke arah lidah Petra “Lihat nih kalau lu berani macam macam” hardik Adi saat itu Nadia pun berlari ke arah Adi tampak mukanya sangat marah dan kesal kepada mereka

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 3

    “KRIIINGGG”Pagi hari menyingsing diiringi suara alarm berdering di kamar seorang CEO. Susah payah ia berusaha menggapai alarm yang berdering dan kemudian mematikannya, lalu menggeliat di ranjangnya sambil mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal sebagian di alam mimpi.CEO itu pun bangun dan berjalan ke toilet untuk buang air kecil, mencuci muka dan menyikat giginya. Sehabis melakukan pekerjaan basah tersebut ia berjalan ke dapur, mengambil tablet kopinya dan memasukannya ke dalam mesin kopi otomatis. Sembari menunggu kopinya siap ia membuka smartphonenya untuk melihat berita hari ini dan jadwal pekerjaan yang harus ia kerjakan hari ini.‘Hari ini: Launching produk baru di Hotel XX’Begitulah isi memo yang tertera di smartphonenya.“Tit tit tit” suara mesin kopi berbunyi menandakan kopinya siap untuk diminum.Setelah mengambil kopi ia membawanya menuju balkon rumahnya, membakar rokoknya sembari meni

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 2

    Dua bulan setelah insiden dengan Ketua Serikat Pekerja, CEO baru kembali dari kunjungan pabriknya di Kota xx. Beliau baru sampai di bandara dan langsung diserbu cercaan wartawan yang bertanya apakah benar rumor yang menyebutkan bahwa CEO telah semena-mena terhadap Ketua Serikat Pekerja yang menyebabkan Ketua Serikat itu harus diberhentikan dari pekerjaannya.Dengan nada santai CEO tersebut berkata kepada wartawan bahwa siapapun melanggar aturan perusahaan maka orang tersebut akan mendapat sangsi tegas dari perusahaan, dan sangsi terberatnya adalah pemutusan hubungan kerja. Menurutnya hal itu sudah sesuai dengan aturan dari perusahaan dan tidak bertentangan dengan hukum perlindungan hak pekerja karena perusahaannya membayar penuh pesangon Ketua Pekerja itu. Setelah berkata demikian diapun pergi meninggalkan wartawan kemudian masuk kedalam mobilnya.”Kita pulang ke rumah saja pak. Aku ingin istirahat dulu hari ini.” ucap CEO itu ke

  • THE TEEN CEO   CHAPTER 1

    Hujan mengguyur bumi malam itu dengan derasnya. Seorang pria misterius berbicara kepada seorang yang lain, di tengah hujan deras mereka berbincang di dalam sebuah mobil yang terparkir di sebuah parkiran. “Ha-haruskah kau melakukan ini kepadaku? Bukankah kita satu tim?” ucap seorang pria kepada pria misterius itu. “Kita memang satu tim, akan tetapi hanya aku yang akan menuju ke puncak dan maaf aku harus pergi.” JEGER! Suara petir menggelegar mengiringi kepergian orang itu, orang itu keluar dari mobil dan menghilang di tengah hujan. 15 tahun kemudian. Seorang MC sedang berbicara di tengah aula sebuah universitas. “Para hadirin pengikut seminar, kali ini kita akan menyambut pembicara kita yang sangat luar biasa. Beliau telah berhasil mengubah sebuah sistem, dimana selama ini negara kita cenderung hanya bergantung kepada produk produk luar negeri. Beliau melalui perusahaannya berhasil mengubah mindset bangsa kita, bahwa produk buat

DMCA.com Protection Status