Sebuah makan malam bersama di Mansion Katyushka bukanlah sesuatu hal wajib yang harus dilakukan setiap hari, karena Katya dan Elena selalu sibuk dengan urusan masing-masing.
Tapi jika Katya atau Elena mengadakan makan malam bersama, pasti ada hal penting yang harus dibicarakan.
Di ruang makan Mansion Katyushka, para pelayan membuka 5 tutup saji terbuat dari perak, kepulan asap dan aroma nikmat dari hidangan yang baru saja matang menyeruak ke seluruh ruangan.
Emma dan Susan yang sudah mendapatkan posisi, diundang untuk duduk bersama Katya, Elena dan Freyr.
“Jadi, bagaimana kondisi Akademi?” ucap Katya membuka percakapan setelah menyesap wine kualitas terbaik di gelasnya.
“Tak ada yang buruk, hanya masalah kecil disana-sini,” jawab Elena.
“Bagaimana dengan para murid, Emma?” Emma langsung gugup mendengar panggilan Katya setelah apa yang terjadi.
“Mereka semua bersikap baik, walaupun ada beberapa
Seperti biasa, setelah selesai dengan kelas di kampus, Ryo melakukan latihan rutinnya. Namun, ia merasa masih ada yang kurang ketika selama ini hanya berlatih sendiri.Ketika melakukan sparing dengan Elena, ia bisa mendapatkan esensi pertarungan nyata yang tak bisa ia dapat ketika berlatih sendiri.Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Elena untuk meminta sedikit bantuan, akan tetapi karena Elena sedang sangat sibuk dengan persiapan eliminasi tahap akhir, dia menyuruh Ryo untuk datang saja ke mansion.Sebastian menyambutnya di depan pintu, ketika ia datang dan langsung mengantarkan Ryo ke sebuah ruangan yang belum pernah ia masuki sebelumnya.Hanya ada sebuah pintu besar dari besi ketika Ryo memasuki ruangan itu, Sebastian memasukan beberapa kunci dan membuka pengaman biometrik dengan tangannya.Sebuah lorong memanjang dan turun ke bawah tanah sejauh puluhan meter menggunakan tangga, Ryo bertanya-tanya apa gerangan yang ada di ujung lorong, keti
Hari ketujuh eliminasi, 350 calon mahasiswa sudah tersingkirkan akibat kelalaian mereka. Dengan total 500 calon mahasiswa yang tersingkir.Setengah dari 2000 calon mahasiswa terancam tersingkir di eliminasi tahap akhir karena belum memperoleh total poin yang cukup. Perolehan total poin Ryo adalah 70, ia percaya diri dapat melewati rintangan akhir.Akhirnya, pemberitahuan terkait Fire Camp diumumkan oleh perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa. Dalam surel edaran itu, para calon mahasiswa diharapkan hadir ke Stadium Gym Center untuk pemberitahuan lebih lanjut.Dua ribu calon mahasiswa sudah memasuki Stadium, begitu juga para mahasiswa tahun atas yang penasaran dengan adik tingkat mereka, memenuhi tribun atas stadium.Penampilan mereka tentu lebih mencolok dibanding dengan tahun pertama, mereka mengenakan atribut masing-masing yang melambangkan pencapaian mereka.“Eh? Tahun ini lumayan banyak, ya?” ucap seorang laki-laki dengan kepala pelon
Saat mereka keluar dari pesawat, udara sejuk hutan menyambut mereka. Bunyi burung dan berbagai fauna lainnya terdengar bersahutan, pemandangan hijau pohon-pohon yang menjulang tinggi, dedaunan rimbun dan warna-warni tumbuhan lainnya menjadi pemandangan utama sejauh mata memandang.Dahulu alam liar Kanada di kelilingi oleh danau-danau dan aliran sungai, tapi setelah Era Kiamat Kecil, danau dan sungai menyusut, area hutan bertambah luas dari situ tumbuhlah vegetasi yang sangat lebat dalam rentang waktu seratus tahun.Dengan topologi wilayah yang berbukit-bukit, tentu menjadi tantangan yang berat untuk mereka semua.Tak ada aturan yang melarang untuk berkelompok. Setelah menerima pengarahan, secara insting mereka membentuk regu beranggotakan lima sampai sepuluh orang.Akan tetapi, seperti sudah disuratkan, Ryo, Emma, dan Anna menjadi yang tersisa. Alarm menunjukan jam 12.00 siang tepat. Mereka semua langsung berlari ke arah hutan sesudah mendapatkan rute mas
Lewat tengah malam Anna terbangun dan melihat Ryo sedang duduk bersila, ia terkejut ketika melihat energi elemen sangat besar berkumpul di sekitar tubuh Ryo.Perlahan ia menghampirinya dan menepuk pundak kanannya, “Giliranku, kau tidurlah,” ucap Anna.“Sebentar lagi,” balas Ryo.“Membuka tiga gerbang di otakmu dalam waktu semalam itu mustahil, tidurlah,” pinta Anna dengan memalingkan wajah Ryo ke pandangannya.“Baiklah, baik, tapi aku punya pertanyaan,” sahut Ryo.“Hmm?”“Bagaimana caramu naik ke Sky Realm?”“Oh? Kau sudah sadar rupanya, tidak mudah tentunya, aku harus menjalani latihan keras selama tiga tahun untuk mencapai di titik ini, kau sendiri sangat cepat, gerbang kelima dalam waktu kurang dari sebulan, aku yakin kau akan menemukan caramu sendiri.”“Ada benarnya, Hmm bagaimana dengan Emma? Kau tahu sesuatu?”“Tid
Setelah sampai di pos pantau perbatasan zona hijau dan kuning, mereka menyerahkan kristal itu kepada tim pengawas, pria dengan kaca-mata berwajah maskulin itu memeriksa dengan seksama.“Kerja bagus, tak salah lagi ini kristal inti beruang api, kalian bisa melanjutkan perjalanan, kondisi terkini, 300 calon mahasiswa gagal melaksanakan tugas dan gugur, zona kuning akan jauh lebih berbahaya, hati-hati dan semoga beruntung.”Jam masih menunjukan pukul tiga sore. Mereka memutuskan untuk bergegas melanjutkan perjalanan hingga malam tiba, dan berkemah di dalam hutan seperti malam sebelumnya.“Jika cuaca bagus, kita bisa terus berjalan sampai tengah malam dan mendirikan tenda, ada tempat bagus di depan sana,” ujar Emma setelah berkomunikasi dengan tumbuhan sekitar.Ryo dan Anna menyetujui dan mengangguk bersamaan.Semakin dalam mereka ke dalam hutan, semakin mereka merasakan aura membunuh dari hewan-hewan buas disekitar mereka. Zona
“Ayo cepat, pos pantau sudah dekat,” ujar Ryo setelah menguasai tubuhnya yang gemetaran.Anna dan Emma segera tersadar dari syok mereka. Tidak ada yang berani berspekulasi, hewan buas apa yang bisa membuat auman sekeras itu.Setelah satu jam lebih berjalan, akhirnya mereka sampai ke pos pantau berkat bantuan lampu mercusuar yang dipasang tinggi di sebuah tiang.Selain sebagai penunjuk arah, lampu itu juga merupakan pemancar radar gelombang tinggi. Frekuensi gelombangnya yang unik juga dapat menjauhkan hewan buas sejauh lima kilometer.Setelah menyelesaikan tugas sebagai persyaratan melanjutkan ke zona merah, mereka bertiga memutuskan untuk beristirahat di pos pantau, mengingat zona merah sangatlah berbahaya, bukan hanya si pemilik auman keras yang membuat kuatir. Namun, juga Elemental Beast lainnya, yang tak kalah buasnya.Begitu juga dengan regu yang lain, mereka memilih bermalam di pos pantau, mustahil bagi mereka untuk melewati zona
Sepasang mata seperti memerhatikan mereka dari jauh, bahkan Ryo bisa merasakan aura membunuh yang amat kuat dari tatapan itu.Disusul hawa kehadiran orang lain yang tak kalah kuatnya. Mereka bertiga langsung saling membelakangi, bersiap menghadapi apapun yang akan datang.Sejurus kemudian, enam orang dengan pakaian serba hitam sudah mengepung mereka bertiga, walau Ryo bisa merasakan hawa keberadaan mereka, tapi dia tidak bisa mengetahui pasti posisi mereka.“Sebetulnya, aku tak ingin melakukan pekerjaan kotor seperti ini,” ujar seorang seorang laki-laki berbaju hitam.“Suara ini!” gumam Ryo seraya mengernyitkan kening, “Lucas Sherwood, seperti yang aku duga, kita akan bertemu di sini.”“Maafkan aku, tapi misi tetaplah misi, para Master di London kalang kabut setelah menerima berita tentang kebangkitanmu, dan menyuruhku untuk melenyapkanmu, jujur saja aku tak mengerti pemikiran para atasan.”&ld
Ngiiingggg!Suara mendenging sangat keras keluar dari alat yang dia tekan, Ryo yang berjarak paling dekat sampai dibuat limbung mendengarnya.Sejurus kemudian, auman menggelegar menggema dari balik bukit berbatu, sosok itu terbang dengan sangat cepat dan menghujam tanah tepat di depan Ryo hingga membuatnya terpental karena kuatnya hempasan angin.“HAHAHAHA! Lihatlah! Hasil karya terbesarku!” Dengan sangat bangga ia berdiri disamping mahluk itu.Ryo yang masih limbung mencoba bangkit dan memahami situasi.Mahluk berkaki empat dengan kedua sayap iblis, sudah berdiri di depannya. Perlahan kepulan debu mulai menghilang dan sosok itu pun menunjukan sosoknya. Singa dengan tubuh sebesar gajah, sayapnya di punggungnya berbentuk seperti kelelawar.Kepalanya gabungan dari kepala singa dan kambing jantan. Ekornya dari tiga kepala ular besar yang siap mematuk dengan taring tajam mencuat di mulut mereka.Ryo sampai mematung melihat sosok i
Fajvdkdjsksnsvsksvdks nk dhs hsbd sibs subshs. Zjbsid. Ksbd is. Ksnd snsjbs sjbs sis hsbd dis s dj a a a a and is s a if dma a. Did a a. Skf sna a andk s a a DK s a akd a ankd. Dkd dnsk dksk d dka. Skd. Ska d. Dka d. Ddkdka. Djsksn dks s. Akf s amnd. Dkand. Dka d. Dksns d DK a s s d dbfifif. I'd d d DK ddjox d did d d ks d d do d d d dkd d zkzhbz skx zuwieb e xkz s zk sosbs so dndks dks d s sks s sksnd. K
Chapter 10Moonless Night (2)"Ryo! Awas!" Elena berteriak keras ketika satu sosok itu melesat ke arah Ryo dengan kecepatan luar biasa. Tak ada suara, hanya kilatan perak seperti petir yang menghujam Bumi.Suara debuman sangat keras terjadi ketika sosok itu mendarat dan melumpuhkan Alpha Helhound di bawah kakinya. Beruntung, Ryo dapat menghindar di detik terakhir dan terhempas keras, seperti boneka kain yang ditendang dengan sekuat tenaga."Oh? Kau bisa menghindar rupanya, permainan pedang yang bagus, tapi maaf yang satu ini adalah buruanku," ucap sosok pria itu dengan nada sombong.Tubuhnya tidak terlalu tinggi, mengenakan jaket kulit panjang hingga menutupi paha, berwarna merah darah. Pedang besar dengan hiasan tengkorak di gagangnya bertengger di punggungnya. Rambutnya putih keperakan dengan sclera mata berwarna hitam.Elena menyadari siapa pria itu dan segera melejit k
Chapter 9Moonless Night (1)Hari hampir gelap, awan kelabu mulai berarakan dari arah laut. Elena dan Ryo memutuskan untuk mencari tempat berteduh sebelum badai turun dan menyulitkan pergerakan mereka. Mereka bisa saja menembus malam yang diguyur hujan deras dan deraian angin kencang, namun dengan ancaman para Magical Beast yang mengintai dari dalam kegelapan, sudah tentu menjadi pertimbangan.Mereka menemukan rest area tak jauh dari jalan, area parkir yang luas sangat ideal untuk bertarung musuh yang banyak sekaligus.Ryo dan Elena turun dari Dreadnaught masing-masing dan mengedarkan pandangan ke sekitar mereka.Elena mengaktifkan kemampuan True Sight dan memeriksa jika ada suatu kejanggalan."Aku akan mengecek perimeter, kau siapkan perlengkapan dan coba temukan generator utama, berdoalah kumpulan besi berkarat itu masih berfungsi," tukas Elena.
Ryo dan Elena berkendara ke selatan, melewati perbukitan lembah dengan vegetasi lebat. Jalanan beraspal penuh lubang dan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan semak mereka lewati dengan mudah berkat teknologi suspensi aktif Dreadnaught.Terkadang mereka harus berhenti menyingkirkan barikade jalan yang melintang. Bangkai-bangkai kendaraan roda empat ditumpuk dan disusun sedemikian rupa untuk menahan agresi. Jejak bisu peperangan yang menghancurkan seluruh negeri.Geraman Magical Beast dan teriakan hewan primata sayup terdengar jauh di dalam hutan. Keputusan Elena untuk melintasi jalan membuahkan hasil. Walaupun jarak yang harus ditempuh menjadi lebih jauh, itu lebih baik dari pada bertemu Magical Beast dan bertarung sia-sia.Akhirnya, mereka keluar dari kawasan lembah. Jalan raya besar membentang di hadapan mereka, dan berbelok ke arah barat. Sisi kiri jalan dilindungi oleh tanggul yang menahan gelombang
Matahari mulai menyingsing dari ufuk timur, burung-burung dengan bentuk aneh mulai berkicau di atas pohon. Suasana hutan menjadi lebih hidup dengan suara hewan primata yang saling bersahutan dan keluar dari sarang pohon mereka.Jika bukan karena Magical Beast yang telah termutasi, hutan itu sangat indah dengan keanekaragaman flora dan faunanya.Ryo terbangun dan melihat Elena sudah merebus air di perapian."Pagi," sapa Ryo seraya duduk di samping Elena. "Apa rencana kita hari ini?"Elena membalas dengan senyuman sembari menuangkan air yang masih mengepul ke dalam dua cangkir berisi kopi. Lalu menampilkan hologram topografi hutan sejauh seratus kilometer persegi. Alat itu berbentuk piringan bundar sebesar kepalan tangan dengan sebuah lensa di tengahnya."Aku sudah mencoba menghubungi satelit untuk memindai seluruh area pulau ini, namun tak ada hasil seperti ada suatu
Ryo mengikuti arahan Ki Semar dan berjalan ke selatan. Jalur yang terjal, curam dan berpasir terkadang membuat kakinya melesak ke dalam pasir. Belum lagi batuan vulkanik yang bisa saja tergelincir jika Ryo tidak memerhatikan langkah.Sinar matahari yang menyengat kulit dan kadar oksigen yang tipis membuat Ryo kewalahan mengatur napas, walaupun sudah memakai baju pelindung khusus yang sudah disiapkan oleh Ryo di ruang spatial WristNect miliknya.Setelah hampir lima jam dia berjalan, akhirnya ia sampai area tanah lapang yang landai, semilir angin sejuk dari atas gunung memudahkan dia untuk mengatur napas. Jam hologram yang ada di lengan bajunya menunjukan kadar oksigen di dalam tubuhnya kembali ke angka normal. Waktu menunjukan hampir jam dua belas tepat dan matahari sedang berada di puncak langit. Ia masih ingat petunjuk dari Ki Semar untuk berjalan lurus ke arah selatan dan menutup mata.Ryo berjala
Sementara itu di puncak gunung berapi, utara Forbidden Forest.Kuryu dan Ki Semar masih memantau perkembangan Ryo dari atas kawah. Lahar di dalam kawah menggelegak hingga membuat tanah yang mereka pijak bergetar."Ryo memiliki bakat hebat seperti Ryuji dan dia masih mewarisi sifat Ryuji yang pantang menyerah," ujar Kuryu."Sudah tiga hari dan dia belum bisa mendapat pengakuan dari Nogo Geni, apa yang Amiris lihat di masa depan?" gumam Ki Semar."Tak ada yang pasti di masa depan, akan tetapi aku yakin dia akan berhasil.""Apa yang membuat mu begitu yakin?" tanya Ki Semar."Tak ada alasan khusus, lihat di dalam sana, sepertinya Ryo mulai bisa mengendalikan energi api dari Nogo Geni," jawab Kuryu.Awan mendung terbentuk entah dari mana datangnya, bergulung-gulung di atas kawah dengan suara guntur yg mengelegar dari satu ujung ke ujung
Elena tetap berdiri tegap di ujung tebing walaupun badai petir dan gemuruh ombak seolah mengamuk di hadapannya. Awan hitam berputar di atas Elena dengan kilatan petir yang terjadi berulang kali, awan-awan itu seolah sedang mengumpulkan energi untuk menjatuhkan satu hujaman petir yang dahsyat.Satu kilatan petir menyambar permukaan air, ombak semakin meninggi dan membentuk pusaran air yang sangat kuat hingga tebing yang Elena pijak bergetar.Di saat itu lah Anomali Dimensi terjadi, bahkan Elena tidak menyadarinya bahwa dilasi waktu sudah berjalan begitu lambat.Sejurus kemudian kereta kencana berwarna hijau dengan ornament keemasan menyembul keluar dari pusaran air. Elena menyadari fenomena itu akan tetapi tubuhnya tak mampu bergerak.Kereta kencana itu terlihat begitu majestik dengan dua kuda yang menariknya di depan. Meliak-liuk di langit sebelum akhirnya berhenti di depan E
Ryo mengetuk pintu kamar Elena beberapa kali, akan tetapi tidak ada jawaban darinya."Elena? Kau di dalam?" panggil Ryo dari balik pintu"Ya, tunggu sebentar," jawab Elena sambil mengenakan gaun tidurnya.Lampu kecil berwarna hijau di gagang pintu berkedip beberapa kali menandakan Elena sudah membukakan pintu kamarnya.Suasana kamar Elena masih tetap seperti biasanya. Cahaya temaram lampu gantung yang menghias langit kamar memberikan kesan ketenangan. Semakin sempurna dengan cahaya redup bulan yang tertutup awan tipis.Elena duduk di kursi samping jendela menikmati segelas wine, memandangi dedaunan gugur yang tertiup angin."Rothschild?" tanya Ryo ketika mendekati Elena dan mencium aroma Wine yang manis dan berwarna merah pekat."Duduklah, minum denganku," ajak Elena seraya menuang satu gelas lainnya."Ada apa dengan Vodka yang selalu kau minum sebelum tidur?""Kehabisan stok, berkat "Fenomena" itu Pemerintah Dunia menut