Matahari kembali ke peraduannya, ketika Elena mempersiapkan gedung Stadium untuk acara penerimaan mahasiswa baru. Ratusan pekerja dengan segala keterampilan mendekorasi tempat itu. Membuat suasana gedung terkesan sangat meriah, ini semua dia lakukan karena kewajibannya sebagai Presiden Mahasiswa Akademi White Raven.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan situasi di dalam kampus berada di tangannya. Setelah dirasa cukup dan para pekerja bisa menyelesaikan detail-detail kecil, ia memutuskan untuk rehat dan berjalan-jalan di sekitar Washington. Pilihannya jatuh ke sebuah bar di pinggiran kota untuk bersantai sejenak.
Sebuah bar yang memang diperuntukkan para Rifter baik dari kota ataupun luar kota. The Rifter’s Tavern, Lampu neon warna-warni di bentuk sedemikian rupa hingga membentuk kata tersebut, semakin lengkap dengan Animasi Hologram seorang wanita cantik yang sedang menari.
Elena datang mengenakan Jaket Hoodie warna hitam, celana jeans ketat sepantat, dan
Hari yang ditunggu oleh ribuan calon mahasiswa akhirnya tiba. Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru akhirnya diselenggarakan, ini adalah proses yang penting bagi ribuan calon mahasiswa.White Raven sebagai Akademi paling bergengsi memiliki peran penting untuk mendidik dan menyeleksi para manusia muda berbakat.Disamping itu, fungsi akademi juga mengawasi pergerakan Rifter dan menjaga stabilitas kekuatan, dengan menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan, menjadi bagian dari White Raven tentu membuat manusia bertalenta luar biasa ini berebut untuk mendapatkan kursi.Lulus dan mendapatkan lisensi Rifter White Raven, itu berarti mendapatkan kunci untuk berkarir di seluruh semesta Galaksi Bima Sakti.Wajah-wajah berseri dan bersemangat mulai memenuhi tempat duduk di arena utama dan juga tribun, Rifter dari berbagai kalangan memiliki bakat luar biasa berbaur menjadi satu.Walaupun terkesan berbaur tak membedakan strata sosial, dalam praktiknya calon mahasis
“Jadi, hari ini aku harus latihan apa?” tanya Ryo dengan nafas tak beraturan setelah menyelesaikan rangkaian menu latihan wajibnya.“Pondasi energi milikmu sangat rapuh, aku baru menyadari kemarin saat melawan Elena, energi di dalam tubuhmu memang besar tapi sangat tidak stabil,” balas Kuryu.“Jadi apa yang harus aku lakukan?”“Mudah saja, sekarang duduk bersila, lalu rasakan energi api dan angin yang ada di dalam tubuhmu.”“Baik,” Ryo duduk bersila layak pertapa dan berkonsentrasi, “Aku bisa merasakannya energi api dan angin di dalam tubuhku, bergerak tidak menentu di antara 3 gerbang, mereka terlihat tenang tapi saling berebut tempat."“Itu karena gerbang kedua belum kau buka sepenuhnya tapi kau sudah membuka gerbang ke 3, sekarang konsentrasi, pusatkan energi api dan angin di gerbang kedua, dua energi ini akan saling menguatkan jika perbandingannya tepat."“Perb
Tahap pertama dilaksanakan pada hari Senin, 9 Agustus 2550.Semua mahasiswa sudah mendapatkan kelasnya masing-masing. Tak ada pembedaan diantara Rifter dan Non-Rifter mereka dikelompokan menjadi satu kelas.Setiap kelas mendapatkan satu guru wali kelas sebagai pengampu dan pengawas, walaupun kemampuan teknologi A.I sudah sangat luar biasa, dan bisa berpikir layaknya manusia.Namun, kehadiran guru asli sangat penting, karena A.I masih belum bisa menembus batasan antara manusia dan mesin. Pada akhirnya A.I hanyalah sebuah mesin tanpa perasaan.Pengelompokan kelas sudah di tentukan dan dibagikan melalui sistem informasi akademi White Raven, dan di sebarkan ke masing-masing WristNect. Kelas 1-1 sampai dengan kelas 1-5, disebut upper class dan kelas 1-6 sampai 1-10 adalah lower kelas.Semuanya di urutkan berdasarkan kemampuan kompetensi dasar mereka pada saat pendaftaran, tapi setiap orang di kelas bisa saja jatuh ke kelas yang lebih rendah jika mendapa
Jam istirahat siang akhirnya tiba, orang-orang di kelas mulai paham dengan yang di maksud eliminasi, kelas terdengar tak terlalu gaduh, masing-masing dari mereka mulai membentuk kelompok belajarnya masing-masing. Mereka sadar jika tidak memiliki bantuan mereka pasti akan tergilas, tapi disisi lain mereka tidak tahu siapa yang akan menjadi paku dalam daging dan menghianati mereka. Suasana kelas menjadi suram, pada akhirnya ada sebelas kelompok terbentuk yang masing-masing terdiri dari 25 mahasiswa. Ryo dan Anna ditinggalkan oleh mereka, kelompok 10 berjumlah delapan orang, si laki-laki anak konglomerat itu berhasil menghasut tiga orang untuk ikut dengannya, tentu menggunakan uang. “Wah, wah, dia sepertinya benar-benar membencimu, Paul Sexton, anak keempat dari Greg Sexton, keluarganya sudah berkarir di dunia politik turun temurun,” ujar Anna dengan memangku wajahnya dengan tangan di meja. “Maksudmu, anak yang tadi menarikku keluar? Ya, aku tak peduli j
Besok paginya, materi geografi sebagai mata pelajaran di hari kedua, kelompok-kelompok di dalam kelas, mulai sibuk mengobrol dan membangun rencana untuk berjaga-jaga jika kejadian tempo hari terulang lagi. Masing-masing anggota kelompok bertekad untuk mendapat poin, meskipun memanfaatkan teman sendiri.Profesor Allan memberikan kajian materi tentang kondisi terkini permukaan bumi, yang mana 70% daratan bumi sudah tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.Gurun pasir bertambah luas, perubahan iklim ekstrim akibat pergeseran orbit Bumi, satu tahun revolusi bumi menjadi 370 hari, Februari menjadi 30 hari lamanya pada tahun kabisat.Di hutan-hutan eropa menjadi habitat para mahluk buas dari luar tata surya, berevolusi dengan menyerap energi elemen Bumi dan mustahil untuk didapatkan kembali.Elemental Beast menjadi penguasa hutan-hutan, mahluk ini memiliki Crystal Core dalam tubuh mereka dan Crystal ini adalah energi elemen yang memadat, bisa di jual dengan
21+ scene up head. Read Wisely and Responsibly.Setelah menyelesaikan, latihan rutinnya, Kuryu mengajari Ryo untuk melatih pengendalian energinay. Ryo berdiri tegak, mengatur pernafasannya, dan memusatkan energi api dan angin di masing-masing tangannya.Bola api mulai terbentuk dari tangan kanannya, semakin membesar seiring ia memfokuskan pikirannya, kemudian ia padatkan bola api besar itu menjadi sebesar bola sepak, menjadi bola api yang sangat panas.Dari bola angin yang berputar sangat kencang mulai terbentuk, hingga menyebabkan angin ribut, debu-debu mulai bertebangan hebat.Lalu ia menyatukan dua energi itu, perputarannya dua bola energi semakin kencang. Setelah gesekan dua energi sudah pada puncaknya, Ryo mengambil kuda-kuda lalu menembakannya ke arah langit.Ledakan energi itu terdengar seperti auman naga, kobaran api sangat besar membumbung tinggi di langit selama satu menit. Membuat orang-orang yang kebetulan di sekitar lapangan panik.
Setelah bel tanda usai jam kuliah berbunyi, Emma di ajak oleh dua orang teman perempuannya untuk pergi ke tempat hiburan tak jauh dari White Raven, hanya berjarak dua puluh menit dengan menggunakan taksi.Emma sangat bahagia, karena akhirnya ada teman yang mengajaknya berbicara. namun pikiran terlalu naif hingga akhirnya ia dijebak oleh da perempuan nakal, dan sinis terhadapnya, Monetta & Sonya."Hey, Gordon, Hans lihatlah apa yang aku bawa!" ucap Sonya ketika masuk ruangan.Dua pria itu menyambut mereka dengan senyuman mesum.Wajah Emma langsung berubah warna, dan langsung membalikan badan untuk keluar.Namun, semua sudah terlambat, Monetta menahan lengannya dengan sangat kuat dan mengunci pintu.Pria hidung belang dengan rambut mohawk, dengan setelan zirah kulit ketat, membuat tubuhnya terlihat kekar."Wah, wah, lihat, kita kedatangan seorang Dark Elf, kerja bagus Sonya," ucapnya dengan menjilat ujung bibirnya."Monetta, mala
Sebuah makan malam bersama di Mansion Katyushka bukanlah sesuatu hal wajib yang harus dilakukan setiap hari, karena Katya dan Elena selalu sibuk dengan urusan masing-masing.Tapi jika Katya atau Elena mengadakan makan malam bersama, pasti ada hal penting yang harus dibicarakan.Di ruang makan Mansion Katyushka, para pelayan membuka 5 tutup saji terbuat dari perak, kepulan asap dan aroma nikmat dari hidangan yang baru saja matang menyeruak ke seluruh ruangan.Emma dan Susan yang sudah mendapatkan posisi, diundang untuk duduk bersama Katya, Elena dan Freyr.“Jadi, bagaimana kondisi Akademi?” ucap Katya membuka percakapan setelah menyesap wine kualitas terbaik di gelasnya.“Tak ada yang buruk, hanya masalah kecil disana-sini,” jawab Elena.“Bagaimana dengan para murid, Emma?” Emma langsung gugup mendengar panggilan Katya setelah apa yang terjadi.“Mereka semua bersikap baik, walaupun ada beberapa
Fajvdkdjsksnsvsksvdks nk dhs hsbd sibs subshs. Zjbsid. Ksbd is. Ksnd snsjbs sjbs sis hsbd dis s dj a a a a and is s a if dma a. Did a a. Skf sna a andk s a a DK s a akd a ankd. Dkd dnsk dksk d dka. Skd. Ska d. Dka d. Ddkdka. Djsksn dks s. Akf s amnd. Dkand. Dka d. Dksns d DK a s s d dbfifif. I'd d d DK ddjox d did d d ks d d do d d d dkd d zkzhbz skx zuwieb e xkz s zk sosbs so dndks dks d s sks s sksnd. K
Chapter 10Moonless Night (2)"Ryo! Awas!" Elena berteriak keras ketika satu sosok itu melesat ke arah Ryo dengan kecepatan luar biasa. Tak ada suara, hanya kilatan perak seperti petir yang menghujam Bumi.Suara debuman sangat keras terjadi ketika sosok itu mendarat dan melumpuhkan Alpha Helhound di bawah kakinya. Beruntung, Ryo dapat menghindar di detik terakhir dan terhempas keras, seperti boneka kain yang ditendang dengan sekuat tenaga."Oh? Kau bisa menghindar rupanya, permainan pedang yang bagus, tapi maaf yang satu ini adalah buruanku," ucap sosok pria itu dengan nada sombong.Tubuhnya tidak terlalu tinggi, mengenakan jaket kulit panjang hingga menutupi paha, berwarna merah darah. Pedang besar dengan hiasan tengkorak di gagangnya bertengger di punggungnya. Rambutnya putih keperakan dengan sclera mata berwarna hitam.Elena menyadari siapa pria itu dan segera melejit k
Chapter 9Moonless Night (1)Hari hampir gelap, awan kelabu mulai berarakan dari arah laut. Elena dan Ryo memutuskan untuk mencari tempat berteduh sebelum badai turun dan menyulitkan pergerakan mereka. Mereka bisa saja menembus malam yang diguyur hujan deras dan deraian angin kencang, namun dengan ancaman para Magical Beast yang mengintai dari dalam kegelapan, sudah tentu menjadi pertimbangan.Mereka menemukan rest area tak jauh dari jalan, area parkir yang luas sangat ideal untuk bertarung musuh yang banyak sekaligus.Ryo dan Elena turun dari Dreadnaught masing-masing dan mengedarkan pandangan ke sekitar mereka.Elena mengaktifkan kemampuan True Sight dan memeriksa jika ada suatu kejanggalan."Aku akan mengecek perimeter, kau siapkan perlengkapan dan coba temukan generator utama, berdoalah kumpulan besi berkarat itu masih berfungsi," tukas Elena.
Ryo dan Elena berkendara ke selatan, melewati perbukitan lembah dengan vegetasi lebat. Jalanan beraspal penuh lubang dan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan semak mereka lewati dengan mudah berkat teknologi suspensi aktif Dreadnaught.Terkadang mereka harus berhenti menyingkirkan barikade jalan yang melintang. Bangkai-bangkai kendaraan roda empat ditumpuk dan disusun sedemikian rupa untuk menahan agresi. Jejak bisu peperangan yang menghancurkan seluruh negeri.Geraman Magical Beast dan teriakan hewan primata sayup terdengar jauh di dalam hutan. Keputusan Elena untuk melintasi jalan membuahkan hasil. Walaupun jarak yang harus ditempuh menjadi lebih jauh, itu lebih baik dari pada bertemu Magical Beast dan bertarung sia-sia.Akhirnya, mereka keluar dari kawasan lembah. Jalan raya besar membentang di hadapan mereka, dan berbelok ke arah barat. Sisi kiri jalan dilindungi oleh tanggul yang menahan gelombang
Matahari mulai menyingsing dari ufuk timur, burung-burung dengan bentuk aneh mulai berkicau di atas pohon. Suasana hutan menjadi lebih hidup dengan suara hewan primata yang saling bersahutan dan keluar dari sarang pohon mereka.Jika bukan karena Magical Beast yang telah termutasi, hutan itu sangat indah dengan keanekaragaman flora dan faunanya.Ryo terbangun dan melihat Elena sudah merebus air di perapian."Pagi," sapa Ryo seraya duduk di samping Elena. "Apa rencana kita hari ini?"Elena membalas dengan senyuman sembari menuangkan air yang masih mengepul ke dalam dua cangkir berisi kopi. Lalu menampilkan hologram topografi hutan sejauh seratus kilometer persegi. Alat itu berbentuk piringan bundar sebesar kepalan tangan dengan sebuah lensa di tengahnya."Aku sudah mencoba menghubungi satelit untuk memindai seluruh area pulau ini, namun tak ada hasil seperti ada suatu
Ryo mengikuti arahan Ki Semar dan berjalan ke selatan. Jalur yang terjal, curam dan berpasir terkadang membuat kakinya melesak ke dalam pasir. Belum lagi batuan vulkanik yang bisa saja tergelincir jika Ryo tidak memerhatikan langkah.Sinar matahari yang menyengat kulit dan kadar oksigen yang tipis membuat Ryo kewalahan mengatur napas, walaupun sudah memakai baju pelindung khusus yang sudah disiapkan oleh Ryo di ruang spatial WristNect miliknya.Setelah hampir lima jam dia berjalan, akhirnya ia sampai area tanah lapang yang landai, semilir angin sejuk dari atas gunung memudahkan dia untuk mengatur napas. Jam hologram yang ada di lengan bajunya menunjukan kadar oksigen di dalam tubuhnya kembali ke angka normal. Waktu menunjukan hampir jam dua belas tepat dan matahari sedang berada di puncak langit. Ia masih ingat petunjuk dari Ki Semar untuk berjalan lurus ke arah selatan dan menutup mata.Ryo berjala
Sementara itu di puncak gunung berapi, utara Forbidden Forest.Kuryu dan Ki Semar masih memantau perkembangan Ryo dari atas kawah. Lahar di dalam kawah menggelegak hingga membuat tanah yang mereka pijak bergetar."Ryo memiliki bakat hebat seperti Ryuji dan dia masih mewarisi sifat Ryuji yang pantang menyerah," ujar Kuryu."Sudah tiga hari dan dia belum bisa mendapat pengakuan dari Nogo Geni, apa yang Amiris lihat di masa depan?" gumam Ki Semar."Tak ada yang pasti di masa depan, akan tetapi aku yakin dia akan berhasil.""Apa yang membuat mu begitu yakin?" tanya Ki Semar."Tak ada alasan khusus, lihat di dalam sana, sepertinya Ryo mulai bisa mengendalikan energi api dari Nogo Geni," jawab Kuryu.Awan mendung terbentuk entah dari mana datangnya, bergulung-gulung di atas kawah dengan suara guntur yg mengelegar dari satu ujung ke ujung
Elena tetap berdiri tegap di ujung tebing walaupun badai petir dan gemuruh ombak seolah mengamuk di hadapannya. Awan hitam berputar di atas Elena dengan kilatan petir yang terjadi berulang kali, awan-awan itu seolah sedang mengumpulkan energi untuk menjatuhkan satu hujaman petir yang dahsyat.Satu kilatan petir menyambar permukaan air, ombak semakin meninggi dan membentuk pusaran air yang sangat kuat hingga tebing yang Elena pijak bergetar.Di saat itu lah Anomali Dimensi terjadi, bahkan Elena tidak menyadarinya bahwa dilasi waktu sudah berjalan begitu lambat.Sejurus kemudian kereta kencana berwarna hijau dengan ornament keemasan menyembul keluar dari pusaran air. Elena menyadari fenomena itu akan tetapi tubuhnya tak mampu bergerak.Kereta kencana itu terlihat begitu majestik dengan dua kuda yang menariknya di depan. Meliak-liuk di langit sebelum akhirnya berhenti di depan E
Ryo mengetuk pintu kamar Elena beberapa kali, akan tetapi tidak ada jawaban darinya."Elena? Kau di dalam?" panggil Ryo dari balik pintu"Ya, tunggu sebentar," jawab Elena sambil mengenakan gaun tidurnya.Lampu kecil berwarna hijau di gagang pintu berkedip beberapa kali menandakan Elena sudah membukakan pintu kamarnya.Suasana kamar Elena masih tetap seperti biasanya. Cahaya temaram lampu gantung yang menghias langit kamar memberikan kesan ketenangan. Semakin sempurna dengan cahaya redup bulan yang tertutup awan tipis.Elena duduk di kursi samping jendela menikmati segelas wine, memandangi dedaunan gugur yang tertiup angin."Rothschild?" tanya Ryo ketika mendekati Elena dan mencium aroma Wine yang manis dan berwarna merah pekat."Duduklah, minum denganku," ajak Elena seraya menuang satu gelas lainnya."Ada apa dengan Vodka yang selalu kau minum sebelum tidur?""Kehabisan stok, berkat "Fenomena" itu Pemerintah Dunia menut