Share

Bonus Chapter : Our Earth

Penulis: IanDitya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-12 20:27:48

Besok paginya, materi geografi sebagai mata pelajaran di hari kedua, kelompok-kelompok di dalam kelas, mulai sibuk mengobrol dan membangun rencana untuk berjaga-jaga jika kejadian tempo hari terulang lagi. Masing-masing anggota kelompok bertekad untuk mendapat poin, meskipun memanfaatkan teman sendiri.

Profesor Allan memberikan kajian materi tentang kondisi terkini permukaan bumi, yang mana 70% daratan bumi sudah tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Gurun pasir bertambah luas, perubahan iklim ekstrim akibat pergeseran orbit Bumi, satu tahun revolusi bumi menjadi 370 hari, Februari menjadi 30 hari lamanya pada tahun kabisat.

Di hutan-hutan eropa menjadi habitat para mahluk buas dari luar tata surya, berevolusi dengan menyerap energi elemen Bumi dan mustahil untuk didapatkan kembali.

Elemental Beast menjadi penguasa hutan-hutan, mahluk ini memiliki Crystal Core dalam tubuh mereka dan Crystal ini adalah energi elemen yang memadat, bisa di jual dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Deneb and Vega

    21+ scene up head. Read Wisely and Responsibly.Setelah menyelesaikan, latihan rutinnya, Kuryu mengajari Ryo untuk melatih pengendalian energinay. Ryo berdiri tegak, mengatur pernafasannya, dan memusatkan energi api dan angin di masing-masing tangannya.Bola api mulai terbentuk dari tangan kanannya, semakin membesar seiring ia memfokuskan pikirannya, kemudian ia padatkan bola api besar itu menjadi sebesar bola sepak, menjadi bola api yang sangat panas.Dari bola angin yang berputar sangat kencang mulai terbentuk, hingga menyebabkan angin ribut, debu-debu mulai bertebangan hebat.Lalu ia menyatukan dua energi itu, perputarannya dua bola energi semakin kencang. Setelah gesekan dua energi sudah pada puncaknya, Ryo mengambil kuda-kuda lalu menembakannya ke arah langit.Ledakan energi itu terdengar seperti auman naga, kobaran api sangat besar membumbung tinggi di langit selama satu menit. Membuat orang-orang yang kebetulan di sekitar lapangan panik.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Emma's True Form

    Setelah bel tanda usai jam kuliah berbunyi, Emma di ajak oleh dua orang teman perempuannya untuk pergi ke tempat hiburan tak jauh dari White Raven, hanya berjarak dua puluh menit dengan menggunakan taksi.Emma sangat bahagia, karena akhirnya ada teman yang mengajaknya berbicara. namun pikiran terlalu naif hingga akhirnya ia dijebak oleh da perempuan nakal, dan sinis terhadapnya, Monetta & Sonya."Hey, Gordon, Hans lihatlah apa yang aku bawa!" ucap Sonya ketika masuk ruangan.Dua pria itu menyambut mereka dengan senyuman mesum.Wajah Emma langsung berubah warna, dan langsung membalikan badan untuk keluar.Namun, semua sudah terlambat, Monetta menahan lengannya dengan sangat kuat dan mengunci pintu.Pria hidung belang dengan rambut mohawk, dengan setelan zirah kulit ketat, membuat tubuhnya terlihat kekar."Wah, wah, lihat, kita kedatangan seorang Dark Elf, kerja bagus Sonya," ucapnya dengan menjilat ujung bibirnya."Monetta, mala

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   FIRE CAMP

    Sebuah makan malam bersama di Mansion Katyushka bukanlah sesuatu hal wajib yang harus dilakukan setiap hari, karena Katya dan Elena selalu sibuk dengan urusan masing-masing.Tapi jika Katya atau Elena mengadakan makan malam bersama, pasti ada hal penting yang harus dibicarakan.Di ruang makan Mansion Katyushka, para pelayan membuka 5 tutup saji terbuat dari perak, kepulan asap dan aroma nikmat dari hidangan yang baru saja matang menyeruak ke seluruh ruangan.Emma dan Susan yang sudah mendapatkan posisi, diundang untuk duduk bersama Katya, Elena dan Freyr.“Jadi, bagaimana kondisi Akademi?” ucap Katya membuka percakapan setelah menyesap wine kualitas terbaik di gelasnya.“Tak ada yang buruk, hanya masalah kecil disana-sini,” jawab Elena.“Bagaimana dengan para murid, Emma?” Emma langsung gugup mendengar panggilan Katya setelah apa yang terjadi.“Mereka semua bersikap baik, walaupun ada beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Mock Battle

    Seperti biasa, setelah selesai dengan kelas di kampus, Ryo melakukan latihan rutinnya. Namun, ia merasa masih ada yang kurang ketika selama ini hanya berlatih sendiri.Ketika melakukan sparing dengan Elena, ia bisa mendapatkan esensi pertarungan nyata yang tak bisa ia dapat ketika berlatih sendiri.Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Elena untuk meminta sedikit bantuan, akan tetapi karena Elena sedang sangat sibuk dengan persiapan eliminasi tahap akhir, dia menyuruh Ryo untuk datang saja ke mansion.Sebastian menyambutnya di depan pintu, ketika ia datang dan langsung mengantarkan Ryo ke sebuah ruangan yang belum pernah ia masuki sebelumnya.Hanya ada sebuah pintu besar dari besi ketika Ryo memasuki ruangan itu, Sebastian memasukan beberapa kunci dan membuka pengaman biometrik dengan tangannya.Sebuah lorong memanjang dan turun ke bawah tanah sejauh puluhan meter menggunakan tangga, Ryo bertanya-tanya apa gerangan yang ada di ujung lorong, keti

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Fire Camp, Begin!

    Hari ketujuh eliminasi, 350 calon mahasiswa sudah tersingkirkan akibat kelalaian mereka. Dengan total 500 calon mahasiswa yang tersingkir.Setengah dari 2000 calon mahasiswa terancam tersingkir di eliminasi tahap akhir karena belum memperoleh total poin yang cukup. Perolehan total poin Ryo adalah 70, ia percaya diri dapat melewati rintangan akhir.Akhirnya, pemberitahuan terkait Fire Camp diumumkan oleh perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa. Dalam surel edaran itu, para calon mahasiswa diharapkan hadir ke Stadium Gym Center untuk pemberitahuan lebih lanjut.Dua ribu calon mahasiswa sudah memasuki Stadium, begitu juga para mahasiswa tahun atas yang penasaran dengan adik tingkat mereka, memenuhi tribun atas stadium.Penampilan mereka tentu lebih mencolok dibanding dengan tahun pertama, mereka mengenakan atribut masing-masing yang melambangkan pencapaian mereka.“Eh? Tahun ini lumayan banyak, ya?” ucap seorang laki-laki dengan kepala pelon

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   The Beast's Forest

    Saat mereka keluar dari pesawat, udara sejuk hutan menyambut mereka. Bunyi burung dan berbagai fauna lainnya terdengar bersahutan, pemandangan hijau pohon-pohon yang menjulang tinggi, dedaunan rimbun dan warna-warni tumbuhan lainnya menjadi pemandangan utama sejauh mata memandang.Dahulu alam liar Kanada di kelilingi oleh danau-danau dan aliran sungai, tapi setelah Era Kiamat Kecil, danau dan sungai menyusut, area hutan bertambah luas dari situ tumbuhlah vegetasi yang sangat lebat dalam rentang waktu seratus tahun.Dengan topologi wilayah yang berbukit-bukit, tentu menjadi tantangan yang berat untuk mereka semua.Tak ada aturan yang melarang untuk berkelompok. Setelah menerima pengarahan, secara insting mereka membentuk regu beranggotakan lima sampai sepuluh orang.Akan tetapi, seperti sudah disuratkan, Ryo, Emma, dan Anna menjadi yang tersisa. Alarm menunjukan jam 12.00 siang tepat. Mereka semua langsung berlari ke arah hutan sesudah mendapatkan rute mas

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Fire Bear

    Lewat tengah malam Anna terbangun dan melihat Ryo sedang duduk bersila, ia terkejut ketika melihat energi elemen sangat besar berkumpul di sekitar tubuh Ryo.Perlahan ia menghampirinya dan menepuk pundak kanannya, “Giliranku, kau tidurlah,” ucap Anna.“Sebentar lagi,” balas Ryo.“Membuka tiga gerbang di otakmu dalam waktu semalam itu mustahil, tidurlah,” pinta Anna dengan memalingkan wajah Ryo ke pandangannya.“Baiklah, baik, tapi aku punya pertanyaan,” sahut Ryo.“Hmm?”“Bagaimana caramu naik ke Sky Realm?”“Oh? Kau sudah sadar rupanya, tidak mudah tentunya, aku harus menjalani latihan keras selama tiga tahun untuk mencapai di titik ini, kau sendiri sangat cepat, gerbang kelima dalam waktu kurang dari sebulan, aku yakin kau akan menemukan caramu sendiri.”“Ada benarnya, Hmm bagaimana dengan Emma? Kau tahu sesuatu?”“Tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Yellow Zone

    Setelah sampai di pos pantau perbatasan zona hijau dan kuning, mereka menyerahkan kristal itu kepada tim pengawas, pria dengan kaca-mata berwajah maskulin itu memeriksa dengan seksama.“Kerja bagus, tak salah lagi ini kristal inti beruang api, kalian bisa melanjutkan perjalanan, kondisi terkini, 300 calon mahasiswa gagal melaksanakan tugas dan gugur, zona kuning akan jauh lebih berbahaya, hati-hati dan semoga beruntung.”Jam masih menunjukan pukul tiga sore. Mereka memutuskan untuk bergegas melanjutkan perjalanan hingga malam tiba, dan berkemah di dalam hutan seperti malam sebelumnya.“Jika cuaca bagus, kita bisa terus berjalan sampai tengah malam dan mendirikan tenda, ada tempat bagus di depan sana,” ujar Emma setelah berkomunikasi dengan tumbuhan sekitar.Ryo dan Anna menyetujui dan mengangguk bersamaan.Semakin dalam mereka ke dalam hutan, semakin mereka merasakan aura membunuh dari hewan-hewan buas disekitar mereka. Zona

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29

Bab terbaru

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Heart of The Blade

    Fajvdkdjsksnsvsksvdks nk dhs hsbd sibs subshs. Zjbsid. Ksbd is. Ksnd snsjbs sjbs sis hsbd dis s dj a a a a and is s a if dma a. Did a a. Skf sna a andk s a a DK s a akd a ankd. Dkd dnsk dksk d dka. Skd. Ska d. Dka d. Ddkdka. Djsksn dks s. Akf s amnd. Dkand. Dka d. Dksns d DK a s s d dbfifif. I'd d d DK ddjox d did d d ks d d do d d d dkd d zkzhbz skx zuwieb e xkz s zk sosbs so dndks dks d s sks s sksnd. K

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Moonless Night (2)

    Chapter 10Moonless Night (2)"Ryo! Awas!" Elena berteriak keras ketika satu sosok itu melesat ke arah Ryo dengan kecepatan luar biasa. Tak ada suara, hanya kilatan perak seperti petir yang menghujam Bumi.Suara debuman sangat keras terjadi ketika sosok itu mendarat dan melumpuhkan Alpha Helhound di bawah kakinya. Beruntung, Ryo dapat menghindar di detik terakhir dan terhempas keras, seperti boneka kain yang ditendang dengan sekuat tenaga."Oh? Kau bisa menghindar rupanya, permainan pedang yang bagus, tapi maaf yang satu ini adalah buruanku," ucap sosok pria itu dengan nada sombong.Tubuhnya tidak terlalu tinggi, mengenakan jaket kulit panjang hingga menutupi paha, berwarna merah darah. Pedang besar dengan hiasan tengkorak di gagangnya bertengger di punggungnya. Rambutnya putih keperakan dengan sclera mata berwarna hitam.Elena menyadari siapa pria itu dan segera melejit k

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Moonless Night (1)

    Chapter 9Moonless Night (1)Hari hampir gelap, awan kelabu mulai berarakan dari arah laut. Elena dan Ryo memutuskan untuk mencari tempat berteduh sebelum badai turun dan menyulitkan pergerakan mereka. Mereka bisa saja menembus malam yang diguyur hujan deras dan deraian angin kencang, namun dengan ancaman para Magical Beast yang mengintai dari dalam kegelapan, sudah tentu menjadi pertimbangan.Mereka menemukan rest area tak jauh dari jalan, area parkir yang luas sangat ideal untuk bertarung musuh yang banyak sekaligus.Ryo dan Elena turun dari Dreadnaught masing-masing dan mengedarkan pandangan ke sekitar mereka.Elena mengaktifkan kemampuan True Sight dan memeriksa jika ada suatu kejanggalan."Aku akan mengecek perimeter, kau siapkan perlengkapan dan coba temukan generator utama, berdoalah kumpulan besi berkarat itu masih berfungsi," tukas Elena.

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Endless Green

    Ryo dan Elena berkendara ke selatan, melewati perbukitan lembah dengan vegetasi lebat. Jalanan beraspal penuh lubang dan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan semak mereka lewati dengan mudah berkat teknologi suspensi aktif Dreadnaught.Terkadang mereka harus berhenti menyingkirkan barikade jalan yang melintang. Bangkai-bangkai kendaraan roda empat ditumpuk dan disusun sedemikian rupa untuk menahan agresi. Jejak bisu peperangan yang menghancurkan seluruh negeri.Geraman Magical Beast dan teriakan hewan primata sayup terdengar jauh di dalam hutan. Keputusan Elena untuk melintasi jalan membuahkan hasil. Walaupun jarak yang harus ditempuh menjadi lebih jauh, itu lebih baik dari pada bertemu Magical Beast dan bertarung sia-sia.Akhirnya, mereka keluar dari kawasan lembah. Jalan raya besar membentang di hadapan mereka, dan berbelok ke arah barat. Sisi kiri jalan dilindungi oleh tanggul yang menahan gelombang

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Bloody Trails (2)

    Matahari mulai menyingsing dari ufuk timur, burung-burung dengan bentuk aneh mulai berkicau di atas pohon. Suasana hutan menjadi lebih hidup dengan suara hewan primata yang saling bersahutan dan keluar dari sarang pohon mereka.Jika bukan karena Magical Beast yang telah termutasi, hutan itu sangat indah dengan keanekaragaman flora dan faunanya.Ryo terbangun dan melihat Elena sudah merebus air di perapian."Pagi," sapa Ryo seraya duduk di samping Elena. "Apa rencana kita hari ini?"Elena membalas dengan senyuman sembari menuangkan air yang masih mengepul ke dalam dua cangkir berisi kopi. Lalu menampilkan hologram topografi hutan sejauh seratus kilometer persegi. Alat itu berbentuk piringan bundar sebesar kepalan tangan dengan sebuah lensa di tengahnya."Aku sudah mencoba menghubungi satelit untuk memindai seluruh area pulau ini, namun tak ada hasil seperti ada suatu

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Bloody Trails (1)

    Ryo mengikuti arahan Ki Semar dan berjalan ke selatan. Jalur yang terjal, curam dan berpasir terkadang membuat kakinya melesak ke dalam pasir. Belum lagi batuan vulkanik yang bisa saja tergelincir jika Ryo tidak memerhatikan langkah.Sinar matahari yang menyengat kulit dan kadar oksigen yang tipis membuat Ryo kewalahan mengatur napas, walaupun sudah memakai baju pelindung khusus yang sudah disiapkan oleh Ryo di ruang spatial WristNect miliknya.Setelah hampir lima jam dia berjalan, akhirnya ia sampai area tanah lapang yang landai, semilir angin sejuk dari atas gunung memudahkan dia untuk mengatur napas. Jam hologram yang ada di lengan bajunya menunjukan kadar oksigen di dalam tubuhnya kembali ke angka normal. Waktu menunjukan hampir jam dua belas tepat dan matahari sedang berada di puncak langit. Ia masih ingat petunjuk dari Ki Semar untuk berjalan lurus ke arah selatan dan menutup mata.Ryo berjala

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Flames of Life

    Sementara itu di puncak gunung berapi, utara Forbidden Forest.Kuryu dan Ki Semar masih memantau perkembangan Ryo dari atas kawah. Lahar di dalam kawah menggelegak hingga membuat tanah yang mereka pijak bergetar."Ryo memiliki bakat hebat seperti Ryuji dan dia masih mewarisi sifat Ryuji yang pantang menyerah," ujar Kuryu."Sudah tiga hari dan dia belum bisa mendapat pengakuan dari Nogo Geni, apa yang Amiris lihat di masa depan?" gumam Ki Semar."Tak ada yang pasti di masa depan, akan tetapi aku yakin dia akan berhasil.""Apa yang membuat mu begitu yakin?" tanya Ki Semar."Tak ada alasan khusus, lihat di dalam sana, sepertinya Ryo mulai bisa mengendalikan energi api dari Nogo Geni," jawab Kuryu.Awan mendung terbentuk entah dari mana datangnya, bergulung-gulung di atas kawah dengan suara guntur yg mengelegar dari satu ujung ke ujung

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Southern Sea's Queen

    Elena tetap berdiri tegap di ujung tebing walaupun badai petir dan gemuruh ombak seolah mengamuk di hadapannya. Awan hitam berputar di atas Elena dengan kilatan petir yang terjadi berulang kali, awan-awan itu seolah sedang mengumpulkan energi untuk menjatuhkan satu hujaman petir yang dahsyat.Satu kilatan petir menyambar permukaan air, ombak semakin meninggi dan membentuk pusaran air yang sangat kuat hingga tebing yang Elena pijak bergetar.Di saat itu lah Anomali Dimensi terjadi, bahkan Elena tidak menyadarinya bahwa dilasi waktu sudah berjalan begitu lambat.Sejurus kemudian kereta kencana berwarna hijau dengan ornament keemasan menyembul keluar dari pusaran air. Elena menyadari fenomena itu akan tetapi tubuhnya tak mampu bergerak.Kereta kencana itu terlihat begitu majestik dengan dua kuda yang menariknya di depan. Meliak-liuk di langit sebelum akhirnya berhenti di depan E

  • THE RIFTER: BOOK 1 CHILD OF THE PROPHECY   Determination

    Ryo mengetuk pintu kamar Elena beberapa kali, akan tetapi tidak ada jawaban darinya."Elena? Kau di dalam?" panggil Ryo dari balik pintu"Ya, tunggu sebentar," jawab Elena sambil mengenakan gaun tidurnya.Lampu kecil berwarna hijau di gagang pintu berkedip beberapa kali menandakan Elena sudah membukakan pintu kamarnya.Suasana kamar Elena masih tetap seperti biasanya. Cahaya temaram lampu gantung yang menghias langit kamar memberikan kesan ketenangan. Semakin sempurna dengan cahaya redup bulan yang tertutup awan tipis.Elena duduk di kursi samping jendela menikmati segelas wine, memandangi dedaunan gugur yang tertiup angin."Rothschild?" tanya Ryo ketika mendekati Elena dan mencium aroma Wine yang manis dan berwarna merah pekat."Duduklah, minum denganku," ajak Elena seraya menuang satu gelas lainnya."Ada apa dengan Vodka yang selalu kau minum sebelum tidur?""Kehabisan stok, berkat "Fenomena" itu Pemerintah Dunia menut

DMCA.com Protection Status