Share

THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)
THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)
Penulis: BebbyShin

Satu

Penulis: BebbyShin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading!!! 

🌲🌲🌲🌲🌲

"Bagaimana dengan kuliahmu? Jika kau memerlukan sesuatu katakan saja dengan paman dan bibi, kami akan berusaha untuk memenuhinya," ucap Audrey pada Naara.

"Semuanya berjalan dengan baik, Bi. Aku tidak memerlukan apa pun untuk saat ini. Jangan khawatir, jika aku membutuhkan sesuatu, aku pasti akan mengatakannya padamu," kata Naara sambil mengelus pipi Audrey lembut.

Wanita paruh baya itu tersenyum mendengar ucapan sang keponakan yang sudah ia anggap anak kandungnya sendiri.

"Baiklah kalau begitu.” Audrey tersenyum hangat pada gadis cantik di hadapannya.

Naara berdiri dari tempat duduknya, mengambil tas serta segera memakai flat shoes murahan kesayangannya yang ia beli lima bulan lalu dari hasil kerja paruh waktu di sebuah toko kue.

"Aku harus pergi sekarang. Aku ada janji bertemu dosenku. Aku mencintaimu, Bi." Naara mengecup kedua pipi Audrey dan bergegas pergi ke kampusnya.

🌲🌲🌲🌲🌲

Naara Kiva, gadis muda berusia dua puluh satu tahun yang saat ini sedang berkuliah di salah satu Universitas terbaik di kota Bonn, di utara Rhine-Westphaliaang, Jerman mengambil jurusan Art and Humanities, tahun ketiga. Gadis itu berdarah Australia dan Inggris yang kini sedang menetap di Jerman. Ia pindah ke Jerman dikarenakan kedua orang tuanya meninggal dunia kecelakaan pesawat dan akhirnya ia dirawat oleh bibi dan pamannya, Audrey dan Kenneth saat masih duduk di bangku Junior High School.

Beruntungnya Naara diterima di salah satu Universitas Negeri yang menggratiskan beberapa biaya kuliah untuk penduduk lokal di sana. Ia hanya perlu membayar biaya administrasi yang kecil, jumlah total untuk belajar di sebuah universitas. Naara juga merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Ia selalu bisa mempertahankan nilainya dengan baik. Meskipun begitu, ia termasuk mahasiswa yang sering berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Bukan kutu buku yang hanya fokus belajar tanpa menghiraukan lingkungan sekitarnya.

Biaya hidup yang cukup tinggi membuat Naara memanfaatkan waktu luangnya untuk bekerja paruh waktu di toko kue dan menjadi model freelance temannya.

🌲🌲🌲🌲🌲

"Naara ...," teriak seseorang dari arah belakang Naara.

Naara mendengar panggilan itu, tapi ia memilih untuk mengabaikannya. Sesekali menjahili orang lain sepertinya tidak masalah. Gadis itu terus melangkahkan kakinya.

Tepukan di pundaknya membuat langkah kaki Naara terhenti. Sebuah telapak tangan lebar menempel di pundaknya dan gadis itu menahan senyumnya.

"Oh, sial. Kau mengerjaiku ya? Teriakanku cukup keras, tidak mungkin kau tidak mendengarnya," gerutu pria berwajah oriental di samping Naara.

"Aku tidak mendengar apa pun," jawab Naara berakting dengan wajah tanpa ekspresi.

Pria itu menyugar rambut dan mengatur napasnya yang terengah-engah akibat berjalan tergesa untuk menyamai langkah kaki Naara.

Naara tersenyum tertahan melihat raut wajah kesal sahabat sekaligus pria yang ia sukai diam-diam. Gadis cantik itu menyodorkan beberapa lembar tisu pada Xion dari tasnya.

"Maaf, sudah membuatmu berkeringat pagi-pagi," ucap Naara dengar cengiran jahilnya.

"Sudah kuduga, kau menjahiliku," keluh Xion tersenyum sambil mengelap dahinya.

🌲🌲🌲🌲🌲

Tibra Xion, pria tampan berwajah perpaduan Chinese - Perancis, sahabat Naara sejak dari Senior High School. Xion adalah orang pertama yang berteman dengan  Naara ketika pindah ke Jerman dan akhirnya mereka semakin akrab menjadi sahabat. 

"Jadi, kau marah padaku?" tanya Naara pada Xion.

Pria itu menoleh lalu menggeleng pelan, "tidak. Aku hanya sedang malas berbicara denganmu karena kau usil sekali.” 

"Ck! Pria tukang merajuk," ejek Naara dan gadis cantik berambut cokelat terang itu melangkah lebih cepat meninggalkan Xion sendirian.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, Naara menangkap suara gadis-gadis kampusnya yang menyapa Xion dengan genit dari arah belakangnya. Tidak bisa dipungkiri, Xion merupakan salah satu pria yang diminati para wanita di kampusnya. Pria itu cukup ramah dan juga terkenal suka membantu sesama.

Rasa kesal dan cemburu menghinggapi relung hati Naara, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun selain diam. Ia tidak ingin merusak hubungan persahabatan yang sudah terjalin bertahun-tahun. 

Naara duduk di salah satu kursi yang ada di koridor kampusnya sambil menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Xion.

"Aku belum mengatakan apa pun," kata Naara sambil memilin jarinya.

Pria bermata sipit itu dengan cepat mengambil tempat duduk di samping Naara. "Kenapa? Bukankah itu gratis? Kita tidak mengeluarkan sepeser pun uang untuk belajar di sana," kata Xion.

Naara memandang lekat Xion dengan ekspresi bingung dan penuh pertimbangan.

"Aku tidak ingin membebani paman dan bibiku untuk membiayai hidupku selama tiga bulan di Berlin. upah pemotretanku baru akan dibayar setelah dua bulan ke depan, minggu lalu aku sudah membelanjakan upah kerja paruh waktuku untuk membeli beberapa buku,” ungkap Naara.

Xion menggenggam telapak tangan Naara dan perlakuan itu membuat jantung Naara kebat kebit.

"Aku akan membantumu selama di Berlin. Tidak perlu risau, Naara sayang," ucap Xion lembut.

"Aku tidak ingin belajar sendirian di sana. Aku akan rindu berat jika berjauhan darimu. Aku akan membantumu berbicara dengan paman dan bibimu jika mereka tidak mengizinkanmu,"

"Di sana kita akan mendapatkan teman-teman baru serta pengalaman baru. Oh, ayolah bersemangat. Bukankah kau sangat bermimpi bisa mencicipi kuliah di kampus terbaik di Negara itu, apalagi ini secara gratis," bujuk Xion.

Naara berdecih. "Kau pintar sekali merayu dan menghasut orang. Bukankah kau ingin tebar pesona di sana?" sindir Naara.

Xion menarik hidung Naara membuat gadis itu mendelik kesal. "Kau cemburu? Kau takut tersaingi? Oh, come on, kau selalu berada di tempat paling istimewa di hatiku, Naara sayang,"

"Ucapanmu menjijikkan sekali.” Naara pura-pura bergidik geli padahal di dalam hatinya senang bukan kepalang mendengar ucapan Xion.

"Jadi, kau mau ‘kan, terima tawaran itu?" rengek Xion.

Naara tertawa geli melihat tingkah konyol Xion yang kekanakan padanya.

"Kita lihat saja nanti," ucap Naara akhirnya.

🌲🌲🌲🌲🌲

Setelah berbicara dan berdiskusi panjang dengan paman dan juga bibinya. Naara memutuskan untuk menerima tawaran yang diberikan Mr. Kellan.

Di luar dugaan, keluarganya itu begitu antusias dan semangat mendengar jika Naara mendapatkan kesempatan langka itu. Mereka segera pergi ke Berlin dengan mengendarai mobil Kenneth, paman Naara dan mencari tempat tinggal untuk Naara selama di Berlin nanti. Meskipun bukan sebuah apartemen mewah yang disewakan, melainkan hanya sebuah flat kecil sederhana, tapi cukup membuat Naara bahagia serta begitu berterima kasih.

Frei Universitat Berlin, menjadi universitas terpilih yang akan menjadi tempat belajar Naara dan Xion selama tiga bulan ke depan. Sungguh bagi Naara ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa dirinya sia-siakan. Untuk bisa masuk ke universitas ini dengan jalur beasiswa tentu harus melewati perjalanan yang sulit. Sedangkan kali ini, dirinya diberikan kesempatan gratis oleh Universitasnya untuk merasakan pendidikan di sana. Bagaikan mimpi yang jadi kenyataan.

"Wow ... rasanya seperti mimpi bisa menginjakkan kakiku kemari. Amazing place!" seru Naara antusias saat memasuki gedung kampus yang cukup besar dan megah.

"Kenapa harus tiga bulan kita di sini. Seharusnya kita berada di sini sampai lulus saja. Aku akan terlihat begitu keren pastinya," ucapan Xion membuat Naara memukul lengan Xion cukup keras.

"Dengar, ini semua lebih dari cukup untuk kita berdua.  Jadi, simpan saja keluhanmu itu, pria tukang tebar pesona," kata Naara memperingati Xion.

"Baiklah, Naara sayang," ucap Xion yang lagi-lagi membuat jantung Naara berdebar tak karuan.

Mereka berdua berjalan mengikuti arahan sebuah peta kampus yang dipegang oleh Naara. Akhirnya mereka sampai di perpustakan sesuai arahan dari kampus asalnya.

Keduanya ternyata di sambut baik oleh salah seorang mahasiswi yang sudah menunggu kedatangan keduanya. Seorang gadis cantik berambut kuning kecokelatan dan memiliki lesung pipi melemparkan senyum ramah lalu menghampiri Naara dan juga Xion.  

"Hai ... kenalkan, aku Stephanie, kalian bisa panggil aku Hanie. Kalian berdua Naara Kiva dan Tibra Xion, bukan?" Mahasiswi cantik itu memperkenalkan dirinya.

Naara segera menjabat tangan Hanie sambil tersenyum.

"Halo, aku Naara Kiva. Kau bisa memanggilku Naara. Senang berkenalan denganmu, Hanie," ucap Naara.

"Aku Tibra Xion, panggil aku Xion. Senang berkenalan denganmu.” Xion ikut memperkenalkan diri.

"Aku mahasiswa yang dipilih oleh pihak kampus untuk mengajak kalian berdua berkeliling, memperkenalkan kampus ini," jelas Hanie.

Mereka bertiga memulai mini tour di kampus itu. Hanie menjelaskan dengan detail setiap sudut kampus dengan semua informasi yang ia ketahui. Ia berharap Naara maupun Xion tidak tersesat nantinya jika mereka berjalan sendiri untuk mencari ruangan belajar.

Kampus itu begitu luas dan sedikit membingungkan untuk orang baru seperti Naara dan Xion, tapi sebisa mungkin mereka mengingat-ingat semua tempat di sana.

Setelah hampir empat puluh menit mereka berkeliling, akhirnya Naara menginterupsi ucapan Hanie. 

"Hanie, apa ada toilet di sekitar sini?" tanya Naara membuat Hanie dan juga Xion berhenti sejenak.

"Oh, tentu saja. Letaknya tidak jauh dari sini. Kau bisa berjalan melewati dua ruangan itu dan belok kiri. Apa kau ingin aku temani saja?" jawab Hanie pada Naara.

"Lebih baik kau temani saja Naara. Dia sering tersesat bahkan di kampus Bonn saja, dia sering tersesat. Dia itu suka lupa ingatan," canda Xion yang dihadiahi pukulan kecil dari Naara pada pundak pria itu.

"Baiklah, kalau begitu kami ke toilet dulu." Hanie mengapit lengan Naara seakan mereka sudah berteman lama tanpa canggung.

"Jangan ke mana-mana, duduk manis di sini saja. Aku dan Hanie hanya ke toilet sebentar dan ingat berhentilah tebar pesona.” Naara memberi peringatan pada Xion yang membuat Hanie tertawa.

🌲🌲🌲🌲🌲

Toilet mahasiswa di sana cukup luas, besar, dan sangat bersih membuat Naara berdecak kagum saat kakinya melangkah masuk ke dalam. Jarak antara wastafel dan juga bilik ruang toilet cukup lebar.

"Toilet terbaik yang pernah aku lihat," gumam Naara dan Hanie hanya tersenyum mendengarnya.

"Aku akan menunggumu di sini," kata Hanie sambil mencuci tangan di wastafel dan Naara berjalan menuju pintu toilet.

Namun, belum sampai kakinya melangkah masuk ke dalam bilik salah satu toilet, alangkah terkejutnya ia menemukan pemandangan tidak senonoh yang membuat matanya ternodai.

Seorang wanita sedang berjongkok di depan tubuh jangkung seorang pria. Tidak sengaja mata pria itu dan Naara bersitatap. Pria itu hanya berdiri menyandar di dinding dengan menampilkan raut wajah bosan. Naara menggeleng dan mundur perlahan sambil menormalkan kinerja jantungnya yang berdetak kuat bahkan jika bisa melompat, jantungnya sudah keluar dari tempatnya.

Pria itu menyingkirkan kepala wanita yang sedang berjongkok di depannya dan mengambil tisu serta menutup cepat resleting celana jeans-nya saat Naara berjalan tergesa ingin meninggalkan tempat itu.

"Pria sinting!" umpat Naara dan Hanie terkejut saat Naara menariknya paksa ke luar toilet.

"Hei ... keep calm, Naara. Ada apa sebenarnya?" Hanie berganti menarik paksa lengan Naara agar mereka berhenti sejenak. Wajah Naara memerah menahan kekesalannya.

"Di dalam sana ada seorang pria. Oh yang benar saja. Dan dia sedang bertindak mesum dengan wanitanya. Ya Tuhan, mataku ternodai. Sialan sekali," jelas Naara dengan sedikit gemetar.

Hanie menoleh ke belakang dan mendapati seorang pria yang begitu populer di Berlin sedang menatapnya, bukan! Menatap Naara sepertinya yang sudah mengganggu aktivitasnya.

"Aderaldo ..." gumam Hanie.

"Kau melihat pria itu?" bisik Hanie dan Naara menoleh ke belakang mendapati seorang pria yang ia lihat di dalam toilet tadi dan sesegera mungkin Naara membuang wajahnya menoleh arah lain.

"Iya. Pria mesum, sialan!" umpat Naara lagi.

"Jangan sampai kau berurusan dengannya. Sebisa mungkin lebih baik kau abaikan saja, apa yang kau lihat saat dia melakukan aktivitas apa pun itu," nasihat Hanie pada Naara.

"Memangnya siapa dia?" tanya Naara polos.

"Kau tidak tahu siapa dia? Kau yakin? Aku pikir dia orang yang terkenal bahkan lebih terkenal dirinya dibanding aktor top negara ini.” Naara menggeleng tidak paham.

"Dia Aderaldo Cetta Early. Mahasiswa yang baru saja lulus Magister International Business Management yang sepertinya akan melanjutkan ke study S3 dan sekaligus seorang pengusaha muda yang populer. Kekayaannya berlimpah ruah, ditambah fisik yang mendekati kata sempurna. Banyak sekali wanita yang dekat dengannya, hanya saja tidak ada yang bertahan lebih dari tiga hari. Ia tidak suka dibantah dan juga kasar. Untuk itu, lebih baik menghindarinya dibanding mencari perkara dengannya," jelas Hanie detail.

Naara menggeleng tidak percaya. "Seperti tidak ada pilihan pria lain saja,"

"Banyak, tapi tidak ada yang lebih tampan, pintar dan kaya seperti Aderaldo," jawab Hanie.

"Apa kau juga salah satunya?" tanya Naara.

"Dulu ya, sekarang tidak lagi. Karena aku yakin, aku bukan tipe wanita pilihannya," kata Hanie santai.

"Kau harus berhati-hati agar tidak ikut jatuh cinta padanya." Hanie memperingatkan Naara.

"Hah? Aku? Tidak akan. Aku tidak akan jatuh cinta padanya. Ada pria lain yang jauh lebih menarik dibanding dia. Pria mesum itu sama sekali jauh dari tipeku," jawab Naara.

"Hmm ... benarkah? Apa karena kau sudah memiliki Xion, jadi kau berbicara seperti ini," tebak Hanie.

Naara salah tingkah dan sedikit gugup, sedangkan Hanie menyadari perubahan ekspresi Naara.

"Mari kita lupakan pembicaraan ini. Xion pasti sudah bosan menunggu kita." Naara mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Hanie memakluminya dan mengangguk. Keduanya kembali berjalan menuju tempat mereka meninggalkan Xion sendirian.

🌲🌲🌲🌲🌲

Pria bertatapan mata tajam yang aktivitasnya terganggu tadi, berdiri menyandar di dinding menatap punggung wanita yang menurutnya cocok untuk menjadi target  mainan barunya.

"Wajah yang tidak pernah kulihat sebelumnya dan sepertinya bisa kujadikan mainan baruku. Mari bersenang-senang nanti," gumam Aderaldo dengan senyum miring di wajah tampannya.

🌲🌲🌲🌲🌲

KOMEN + REVIEW

awas kalo enggak 🔪🔪🔪🔪🔪

ngancem nih, liat gak ada pisooo itu 

😏😏😏😏😏

Komen (15)
goodnovel comment avatar
Hasni Azis
wow...novel ini keren....cara bertuturnya lnacar .caaar ..
goodnovel comment avatar
Hasni Azis
mantap....menarik
goodnovel comment avatar
Normawati Juhumat
cerita nya enak sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Dua

    Tulisan ini penuh dengan typo yang bertebaran serta isi cerita yang always Ga-Je.Semoga kalian suka🖤🖤🖤

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Tiga

    Happy Reading🌲🌲🌲🌲🌲

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Empat

    Pemanasan dulu kita tsay!****Xion memutar bahu Naara kasar dan menatap sahabatnya itu lekat. Wanita itu tidak berkata apa pun hanya saja airmatanya mengalir tanpa kendali. Hanie dan Caroline berjalan pelan mendekati Xion dan juga Naara. Kejadian yang cukup langka bagi Hanie dan Caroline karena mereka cukup mengenal sikap Aderaldo sehari-hari di kampus."Dasar bere

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Lima

    ?????Xion memilih untuk mendatangi apartemen Hanie untuk mengorek informasi mengenai Aderaldo. Sepertinya Hanie sangat takut untuk membuka mulutnya ketika berada di lingkungan kampus membicarakan sosok Aderaldo. Maka dari itu, Xion memilih opsi seperti saat ini.Hanie terlihat terkejut, tapi tetap mempersilakan Xion masuk ke dalam apartemen miliknya. Wanita itu sudah bisa menebak apa maksud dan tujuan kedatangan Xion malam ini ke tempatnya.

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Enam

    ?????Suasana hening dan aura dingin menguar di dalam mobil mewah milik pria bajingan di mata Naara. Wanita itu menelisik setiap jengkal isi di mobil. Satu sisi ia begitu senang bisa merasakan sensasi menaiki mobil mewah yang harganya sangat gila. Mungkin butuh puluhan tahun Naara bekerja baru bisa mengumpulkan uang sebanyak harga mobil yang ia tumpangi. Di sisi lain, ia merasa muak karena dipermainkan oleh pria otoriter seperti Aderaldo."Kau pria paling bajingan yang pernah aku temui dan

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Tujuh

    Sini para bucin, merapat! Mo slepet apa nih sama org yg nanyai ukuran bra orang lain wkwkwk????Happy Reading ??

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Delapan

    Hallo Shin hadir lagi meramaikan lapak di siniBila perlu rekomendasiin ke temen2 kalian cerita iniwkwkwk???

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Sembilan

    Hollaaa...Udah yah, Heppi reading dah!Bacanya pelan-pelan biar gak lgsg komen NEXT,?????

Bab terbaru

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Ekstra Part 3 ( LAST )

    Hallo, terima kasih ya sudah setia nungguin cerita ini update.Sedih sekali akhirnya harus benar-benar say goodbye dengan pasangan ini.Semoga kisah ini selalu terkenang buat kalian yang baca :*Terima kasih banyak atas semua support, kritik dan sarannya untuk cerita ini. Tanpa kalian semua, Shin nothing!Please gak usah komen NEXT NEXT karena sudah stop sampai di sini ya ebeb2kuu tercintaSampe ketemu di judul-judul lainnya.

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Ektra Part (2)

    *****Sebuah ballroom hotel mewah di pusat kota Berlin disulap bak negeri dongeng. Warna pastel menjadi pilihan Naara dihari pernikahannya. Wanita itu bahkan harus dipaksa oleh Rachel dan Aderaldo untuk menentukan pernikahan impiannya. Awalnya Naara hanya meminta pada Aderaldo untuk sebuah pernikahan sederhana dan biasa saja. Pesta kecil di separuh halaman mansion Aderaldo sudah cukup mewah bagi gadis itu, tapi permintaannya ditolak mentah-mentah.

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Ekstra Part (1)

    Tau lah yah kalo judulnya udah ada satu dalam kurung berarti masih ada sambungannya.Ya, ini ngetiknya disaat lg gak enak body, jadi seadanya dulu, ntar lanjut part 2 nya dan mungkin sampe ketiga.Gak usah nyengir2 plisss wk

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Empat Puluh Dua - Ending

    Hallo, Shin balik lagiHua ini part ending.Tolong bagi kesan kalian buat cerita ini di kolom review yah.Happy Reading*****Terjadi baku hantam di sebuah kelap malam terkenal. Luka robek bibir, lebam mata serta hidung patah menjadi hasil dari pelampiasan emosi seorang pria.Lantai dance yang biasa ramai orang berlenggak lenggok menari mengikuti iringan musik, kini berubah menjadi sunyi, sama sekali tidak ada satu orang pun berani bersuara.Pistol mengancung ke ara

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Empat puluh Satu

    PHEW akhirnya bisa update lagi.Sesuai perkiraan Shin, hilal ending semakin tampak, tapi bab ini bukan bab ending yah.Selama kalian gak nemu tulisan THE END yah artinya blm ending wkwkwkwkHappy Reading, selamat menikmati sajian yang khas akan keasdfghjkl Shin hahaha

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Empat Puluh

    Kayaknya besok atau lusa udah ending.Persiapkan hati kalian dan siapkan tebakan kalian apa yang bakal terjadi nantiwkwkwkkwHappy Reading!Banyakin review dan komennya yah! Muah*****Jangan tanya bagaimana usaha Naara selama satu bulan terakhir ini untuk menemui Aderaldo. Gadis itu selalu mencoba untuk menunggu kedatangan pria itu di kampus, tapi ia sama sekali tidak memperlihatkan batang hidungnya. Naara juga sudah mencoba mendatangi perusahaannya dan hasilnya tetap nihil. Ia tidak diperkenankan masuk jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Gadis itu juga mencoba untuk mendatangi Panti Jompo, tempat Rachel tinggal. Namun, aksesnya juga dipersulit. Seakan semua cara untuk bertemu pria itu diblokir, Naara tidak akan menyerah begitu

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Tiga puluh Sembilan

    Sebelum baca, tolong tarik napas yang panjang lalu embuskan sampai tiga kali yah!Baca doa juga dan mari mulai baca.Happy Reading, Happy Nano nano ramai rasanya!Setelah ini Shin mau KAAAAABUUUUUURRRRRRRRRR! PAPAAAAYY*********Setelah satu minggu yang lalu ia menghabiskan waktu seharian penuh dengan Aderaldo, kini Naara kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi. Ia pergi ke kampus dengan tetap menggunakan fasilitas yang diberikan Aderaldo, mobil mewah beserta sopirnya. Namun, sopir kali ini bukan Harris melainkan Veloz. Harris sendiri kembali bekerja menjadi sopir pribadi dan juga asisten Aderaldo. Naara tidak ambil pusing dengan semua itu, fokusnya kini beralih hanya pada kampusnya. Sebisa mungkin ia mengenyahkan rasa kecewanya dengan semua yang ada di kampus.

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Tiga puluh Delapan

    Hallo, Shin datang lagi!Jangan lupa komentar dan review kalian buat bab ini.Menuju bab ending gaish!!Happy Reading muah muah*****Tidur berdua dengan seorang pria yang paling dibenci dan dihindari di atas ranjang yang sama sambil berpelukan merupakan hal tergila dalam bayangan Naara Kiva sebelumnya. Namun, sekarang berbeda. Hal gila dalam bayangannya kini menjadi suatu kenyataan yang manis menurutnya.Ia membelai rambut pria yang tengah tidur terlelap di ceruk lehernya dan napas pria itu berembus secara teratur. Naara merasa dirinya kini sudah gila. Gila karena pesona pria berengsek yang mengacaukan kehidupannya.Alis tebal, hidung mancung, kulit wajah yang cukup terawa

  • THE JERK BILLIONAIRE (INDONESIA)   Tiga puluh Tujuh

    Taraaaaaaa .... Shin muncul lagi, padahal kemarin udah pamit gak mau update!But, besok beneran Shin off update karena banyak kerjaan di dunia real yg harus dikerjain wkwkwkKu juga ingin refreshing sejenak sebelum nulis ending ceritanyaHappy Reading!Jangan lupa komentar dan juga REVIEW REVIEW REVIEW

DMCA.com Protection Status