Pemanasan dulu kita tsay!
****
Xion memutar bahu Naara kasar dan menatap sahabatnya itu lekat. Wanita itu tidak berkata apa pun hanya saja airmatanya mengalir tanpa kendali. Hanie dan Caroline berjalan pelan mendekati Xion dan juga Naara. Kejadian yang cukup langka bagi Hanie dan Caroline karena mereka cukup mengenal sikap Aderaldo sehari-hari di kampus.
"Dasar berengsek! Aku akan buat perhitungan dengannya," geram Xion yang mengepalkan kedua tangannya kuat.
Caroline menghadang langkah kaki Xion yang akan pergi mengejar Aderaldo.
"Jangan menceburkan diri dalam api yang baru akan berkobar jika tidak ingin hangus terbakar," ucap Caroline dan Xion melirik tajam wanita itu.
"Jadi, kau mau aku diam saja setelah apa yang si berengsek itu lakukan pada Naara? IYA!" bentak Xion pada Caroline.
Hanie mencegah Caroline untuk membalas ucapan Xion yang sedang terbakar emosi dengan menarik lengannya dan mengkode lewat gelengan kepala.
Hanie berjalan mendekati Xion yang menatap marah pada Caroline.
"Kami tidak melarangmu, hanya saja kami takut akan risiko yang harus kau dapatkan nanti," kata Hanie pelan sambil mengusap punggung Xion.
Pria itu menyentak tangan Hanie yang berada di punggungnya. Menunjuk wajah Hanie dengan telunjuknya.
"Kau dengar! Aku bahkan tidak takut dengan pria berengsek itu. Dia sudah melecehkan sahabatku. Sialan!" bentak Xion dan berjalan keluar perpustakaan dengan terburu-buru dan dipenuhi oleh emosi sambil mencari keberadaan Aderaldo.
Naara duduk sambil menangis dalam diamnya. Hanie dan Caroline mencoba menenangkan wanita itu.
"Aku salah apa? Kenapa dia melakukan semua ini padaku?" lirih Naara.
Baik Hanie maupun Caroline memilih diam, tidak mencoba menjawab pertanyaan Naara. Mereka berdua juga tidak tahu jawabannya, hanya Aderaldo dan Tuhan yang tahu atas maksud kejadian tadi.
"Kami ada di sini bersamamu, Naara. Tenanglah," Hanie hanya bisa memberikan kalimat penenangan untuk menenangkan hati teman barunya itu.
🌲🌲🌲🌲🌲
Xion berlari mencari keliling kampus keberadaan pria yang sudah melecehkan sahabatnya di depan kedua matanya. Benar-benar Xion tidak habis pikir akan keberadaan manusia sejenisnya itu di muka bumi ini.
Xion tidak pernah menyangka jika akan melihat Naara menangis akibat ulah pria lain yang menyakitinya. Hati Xion marah, bukan hanya marah karena pria itu melecehkan Naara, tapi pria itu juga marah pada diri sendiri karena lalai menjaga Naara sesuai amanat om dan tante Naara padanya. Ditambah lagi, entah mengapa hatinya begitu tidak terima ketika ada pria lain yang mencium Naara.
Cemburu? Entahlah, Xion sendiri sulit untuk menjabarkan perasaannya saat ini. Ia bingung sekaligus emosi. Ia juga ingin tahu, siapa sebenarnya pria berengsek itu. Kenapa Caroline dan Hanie terlihat begitu takut bahkan khawatir jika ia berurusan dengannya? Xion harus mencari tahunya.
Setelah hampir tujuh menit berkeliling kampus, mata sipit Xion menemukan keberadaan pria sialan itu. Pria itu tengah berjalan santai menuju sebuah mobil mewah.
Ferrari Pininfarina Sergio berwarna merah yang tentu saja harganya cukup fantastis. Mobil itu diketahui Xion harganya mencapai $3.000.000. Saat ini arah pandang Xion tak lepas dari seorang pria yang bernama Aderaldo tengah memegang pintu dan masuk, lalu duduk di balik kemudi mobil super mahal itu dengan tenang dan santai. Xion semakin penasaran akan sosok Aderaldo sebenarnya.
"Sialan! Kenapa aku hanya berdiri memandangnya dan tidak mengejarnya. Dasar Xion bodoh!" Rutuk Xion pada dirinya sendiri.
🌲🌲🌲🌲🌲
Naara memilih untuk pulang ke apartemennya dan meninggalkan satu mata kuliah di hari itu. Ia masih shock atas apa yang terjadi padanya beberapa jam lalu. Untung saja Hanie berbaik hati untuk mengantarkannya pulang, jika tidak, entahlah apa yang terjadi pada Naara.
Naara mencuci wajahnya dan menggosok bibirnya berkali-kali. Ia kesal sekali dengan apa yang telah diperbuat oleh pria mesum brengsek itu. Seenaknya menciumnya dan mencuri ciuman pertamanya di depan pria yang ia sukai pula. Naas sekali sepertinya nasip Naara.
"Dasar Jerk! Aku membencimu! Demi Tuhan aku sangat membencimu, pria mesum keparat!" umpat Naara dalam pantulan wajahnya di cermin.
"Kenapa harus aku? Oh, sial. Ini benar-benar mengerikan," kata Naara bermonolog.
Wanita itu kembali mengingat ucapan Caroline saat ikut mengantarnya pulang bersama Hanie. Wanita itu mengatakan jika dirinya dikelilingi aura hitam saat ini dan akan mendapatkan kesialan beruntun jika terus membangkang pada sesuatu hal. Namun, Caroline tidak menjelaskan secara detail apa hal itu. Ia sangat mati penasaran dan cukup khawatir dengan hidupnya sekarang.
Naara mengusap bibirnya kembali lalu mendesah dan memejamkan matanya.
"Ciuman pertamaku hilang begitu saja," lirih Naara.
'Demi Tuhan, aku tidak akan berada di dekat pria itu lagi. Tidak akan,' tekatnya penuh dalam hati.
🌲🌲🌲🌲🌲
Aderaldo bersiul saat berjalan menuju ruang kerjanya. Pria itu tidak berhenti memegangi bibirnya sambil tersenyum miring. Sekretarisnya menatap bingung pimpinannya itu. Tidak seperti biasa tingkah lakunya.
Banyak yang bingung mengapa pengusaha kaya raya seperti Aderaldo masih saja kuliah. Bukan karena hanya haus ilmu, tapi pria itu juga memiliki keinginan yang kuat untuk memiliki wanita yang masih mengenyam dunia pendidikan. Mahasiswi cantik yang pintar dan tentunya yang memiliki penampilan serta paras yang rupawan juga sebagai penunjang.
Tidak ada wanita yang jelek wajahnya yang pernah menghabiskan waktu bersama Aderaldo. Hampir rata-rata wajah mereka cantik bahkan di atas rata-rata wanita eropa dan Amerika pada umumnya. Hanya saja, belum ada satu pun wanita yang berhasil membuat Aderaldo jatuh hati.
Duduk di kursi utama di ruangan kerjanya dan tetap memegangi bibirnya.
"Kali pertama aku menginginkan untuk mengecup bibir itu lagi, lagi, lagi dan lagi,"
"Ah- ini gila! Kenapa rasa bibirnya manis sekali atau ada heroin di sana?" Aderaldo tersenyum lebih lebar.
"Naara Kiva, welcome to my world. Permainan sudah ku mulai dan kau harus menikmatinya," gumam Aderaldo sambil tersenyum miring.
Pria itu menelepon seseorang dari ponselnya.
"Aku ingin kau mencari tahu siapa itu Tibra Xion. Berikan aku data lengkapnya. Segera!" perintah Aderaldo pada detektif sewaannya.
Aderaldo mengetuk-ngetuk atas mejanya dengan jemari panjang miliknya.
"Ternyata kau mencoba mengajakku bermain juga, Xion. Hmm- kita lihat, sejauh apa kau tahan bermain denganku,"
Sedang asik melamun, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. Seorang wanita seksi dengan dada yang terbuka lebar dan paha terekspos jelas melangkah masuk ke dalam ruangan sambil tersenyum lebar.
Sekretaris Aderaldo itu tersenyum menggoda ke arah bosnya. Namun, ternyata gayung tak bersambut. Reaksi Aderaldo tidak seperti biasanya. Wajah cerah dan senyum merekahnya tadi lenyap begitu saja saat Sandara masukdan duduk di hadapannya.
"Ada perlu apa?" kata Aderaldo dingin.
"Kenapa sikapmu aneh sekali hari ini? Kau tidak sehangat biasanya," protes Sandara.
Aderaldo melirik tajam.
"Aku ini bos mu, jika kau lupa. Jaga cara bicaramu. Kau hanya kacungku. Kalau kau tidak ada kepentingan, lebih baik pergi dari hadapanku," ucap Aderaldo kasar.
Sandara melotot tidak percaya atas apa yang keluar dari mulut pria dihadapannya itu.
"Kau berubah!" desis Sandara sambil membanting beberapa berkas di atas meja kerja Aderaldo.
"Pergi dari sini dan tidak usah datang lagi. Kau dipecat!" ucap Aderaldo datar.
"HAH? Sir, kau becanda bukan? Aku dipecat?" tanyanya terkejut.
"YA. Telingamu masih berfungsi dengan baik, bukan? Pergilah sebelum aku menyeretmu paksa,"
"Aku tidak butuh jalang sepertimu. Kau mengerti! Dasar menjijikan!" bentak Aderaldo.
Tidak sampai sepuluh detik. Sandara memilih untuk segera angkat kaki dari ruangan Aderaldo. Pria itu tidak pernah main-main dengan ucapannya, jadi lebih baik ia pergi dibanding pria itu tambah murka karena sikapnya.
Aderaldo menghela napas beratnya.
"Ternyata semua wanita itu murahan. Tidak menarik sama sekali, tidak menantang!" gumam pria itu sepeninggalan Sandara dari hadapannya.
🌲🌲🌲🌲🌲
?????Xion memilih untuk mendatangi apartemen Hanie untuk mengorek informasi mengenai Aderaldo. Sepertinya Hanie sangat takut untuk membuka mulutnya ketika berada di lingkungan kampus membicarakan sosok Aderaldo. Maka dari itu, Xion memilih opsi seperti saat ini.Hanie terlihat terkejut, tapi tetap mempersilakan Xion masuk ke dalam apartemen miliknya. Wanita itu sudah bisa menebak apa maksud dan tujuan kedatangan Xion malam ini ke tempatnya.
?????Suasana hening dan aura dingin menguar di dalam mobil mewah milik pria bajingan di mata Naara. Wanita itu menelisik setiap jengkal isi di mobil. Satu sisi ia begitu senang bisa merasakan sensasi menaiki mobil mewah yang harganya sangat gila. Mungkin butuh puluhan tahun Naara bekerja baru bisa mengumpulkan uang sebanyak harga mobil yang ia tumpangi. Di sisi lain, ia merasa muak karena dipermainkan oleh pria otoriter seperti Aderaldo."Kau pria paling bajingan yang pernah aku temui dan
Sini para bucin, merapat! Mo slepet apa nih sama org yg nanyai ukuran bra orang lain wkwkwk????Happy Reading ??
Hallo Shin hadir lagi meramaikan lapak di siniBila perlu rekomendasiin ke temen2 kalian cerita iniwkwkwk???
Hollaaa...Udah yah, Heppi reading dah!Bacanya pelan-pelan biar gak lgsg komen NEXT,?????
Jangan lupa banjirin kolom komen biar Shin semangat nulis lanjutannya wkwkwk????
Kuy, komen sebanyak-banyaknya buat part ini??Happy Reading ya❤️❤️
Komen yang panjang buat part ini, kuy!!! Happy Reading gengs! 🌲🌲🌲🌲🌲🌲Xion menatap kepergian mobil mewah yang membawa serta sahabat yang juga wanita pujaan hatinya pergi. Pria itu berencana mendatangi apartmen Naara untuk meminta maaf atas saran Hanie, tapi apa yang ia dapatkan dan temukan. Sahabatnya, Naara Kiva membawa koper kecil menaiki mobil mewah milik pria brengsek yang sangat dibenci Xion saat ini. Hilang semua kesabaran Xion, pria itu beberapa jam lalu merenungkan apa yang telah ia perbuat. Ia pikir apa yang ia katakan pada Naara memanglah sesuatu yang kasar dan juga salah. Ia seharusnya tidak berkata demikian dan mendengarkan penjelasan wanita itu terlebih dahulu.Namun, semua perkataan Hanie dan hasil renungannya tadi seolah menguap begitu saja. Ketika matanya kembali menangkap fakta jika Naara memang memiliki sesuatu hal dengan pria itu. Kali ini bukan hanya tuduhan atau dugaan, Xion yakin fakta ucapannya mengenai Naara yang murahan terbukti sudah. Ia tidak menyang
Hallo, terima kasih ya sudah setia nungguin cerita ini update.Sedih sekali akhirnya harus benar-benar say goodbye dengan pasangan ini.Semoga kisah ini selalu terkenang buat kalian yang baca :*Terima kasih banyak atas semua support, kritik dan sarannya untuk cerita ini. Tanpa kalian semua, Shin nothing!Please gak usah komen NEXT NEXT karena sudah stop sampai di sini ya ebeb2kuu tercintaSampe ketemu di judul-judul lainnya.
*****Sebuah ballroom hotel mewah di pusat kota Berlin disulap bak negeri dongeng. Warna pastel menjadi pilihan Naara dihari pernikahannya. Wanita itu bahkan harus dipaksa oleh Rachel dan Aderaldo untuk menentukan pernikahan impiannya. Awalnya Naara hanya meminta pada Aderaldo untuk sebuah pernikahan sederhana dan biasa saja. Pesta kecil di separuh halaman mansion Aderaldo sudah cukup mewah bagi gadis itu, tapi permintaannya ditolak mentah-mentah.
Tau lah yah kalo judulnya udah ada satu dalam kurung berarti masih ada sambungannya.Ya, ini ngetiknya disaat lg gak enak body, jadi seadanya dulu, ntar lanjut part 2 nya dan mungkin sampe ketiga.Gak usah nyengir2 plisss wk
Hallo, Shin balik lagiHua ini part ending.Tolong bagi kesan kalian buat cerita ini di kolom review yah.Happy Reading*****Terjadi baku hantam di sebuah kelap malam terkenal. Luka robek bibir, lebam mata serta hidung patah menjadi hasil dari pelampiasan emosi seorang pria.Lantai dance yang biasa ramai orang berlenggak lenggok menari mengikuti iringan musik, kini berubah menjadi sunyi, sama sekali tidak ada satu orang pun berani bersuara.Pistol mengancung ke ara
PHEW akhirnya bisa update lagi.Sesuai perkiraan Shin, hilal ending semakin tampak, tapi bab ini bukan bab ending yah.Selama kalian gak nemu tulisan THE END yah artinya blm ending wkwkwkwkHappy Reading, selamat menikmati sajian yang khas akan keasdfghjkl Shin hahaha
Kayaknya besok atau lusa udah ending.Persiapkan hati kalian dan siapkan tebakan kalian apa yang bakal terjadi nantiwkwkwkkwHappy Reading!Banyakin review dan komennya yah! Muah*****Jangan tanya bagaimana usaha Naara selama satu bulan terakhir ini untuk menemui Aderaldo. Gadis itu selalu mencoba untuk menunggu kedatangan pria itu di kampus, tapi ia sama sekali tidak memperlihatkan batang hidungnya. Naara juga sudah mencoba mendatangi perusahaannya dan hasilnya tetap nihil. Ia tidak diperkenankan masuk jika tidak membuat janji terlebih dahulu. Gadis itu juga mencoba untuk mendatangi Panti Jompo, tempat Rachel tinggal. Namun, aksesnya juga dipersulit. Seakan semua cara untuk bertemu pria itu diblokir, Naara tidak akan menyerah begitu
Sebelum baca, tolong tarik napas yang panjang lalu embuskan sampai tiga kali yah!Baca doa juga dan mari mulai baca.Happy Reading, Happy Nano nano ramai rasanya!Setelah ini Shin mau KAAAAABUUUUUURRRRRRRRRR! PAPAAAAYY*********Setelah satu minggu yang lalu ia menghabiskan waktu seharian penuh dengan Aderaldo, kini Naara kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi. Ia pergi ke kampus dengan tetap menggunakan fasilitas yang diberikan Aderaldo, mobil mewah beserta sopirnya. Namun, sopir kali ini bukan Harris melainkan Veloz. Harris sendiri kembali bekerja menjadi sopir pribadi dan juga asisten Aderaldo. Naara tidak ambil pusing dengan semua itu, fokusnya kini beralih hanya pada kampusnya. Sebisa mungkin ia mengenyahkan rasa kecewanya dengan semua yang ada di kampus.
Hallo, Shin datang lagi!Jangan lupa komentar dan review kalian buat bab ini.Menuju bab ending gaish!!Happy Reading muah muah*****Tidur berdua dengan seorang pria yang paling dibenci dan dihindari di atas ranjang yang sama sambil berpelukan merupakan hal tergila dalam bayangan Naara Kiva sebelumnya. Namun, sekarang berbeda. Hal gila dalam bayangannya kini menjadi suatu kenyataan yang manis menurutnya.Ia membelai rambut pria yang tengah tidur terlelap di ceruk lehernya dan napas pria itu berembus secara teratur. Naara merasa dirinya kini sudah gila. Gila karena pesona pria berengsek yang mengacaukan kehidupannya.Alis tebal, hidung mancung, kulit wajah yang cukup terawa
Taraaaaaaa .... Shin muncul lagi, padahal kemarin udah pamit gak mau update!But, besok beneran Shin off update karena banyak kerjaan di dunia real yg harus dikerjain wkwkwkKu juga ingin refreshing sejenak sebelum nulis ending ceritanyaHappy Reading!Jangan lupa komentar dan juga REVIEW REVIEW REVIEW