Saking lamanya menunggu, Gibran sampai ketiduran di dalam mobil.
Ketika dia terjaga, lelaki itu terkejut bukan main karena keadaan basemen sudah sepi. Ditengoknya jam tangan ternyata sudah hampir tengah malam, tapi kenapa Gaby belum kembali juga?
Seketika pikiran buruk merasuk dalam benak Gibran.
Lelaki itu buru-buru keluar dari mobil dan kembali memasuki area mall.
Saat itu mall memang belum tutup seluruhnya. Masih ada beberapa tenant yang buka. Meski sebagian besar sudah tutup. Bahkan penerangan di beberapa lantai mall sudah mulai gelap.
Gibran kembali ke restoran tempat terakhir dirinya meninggalkan Gaby bersama lelaki bernama Steve itu dan ternyata restoran itu sudah tutup.
Panik, Gibran langsung menghubungi Gaby tapi ternyata nomor sang istri tidak aktif.
Gibran kembali ke basement tempat dia memparkirkan mobil dan terus mencoba menghubungi Gaby. Mesk
Gibran melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota yang mulai lengang di malam hari.Gerimis yang turun tadi sore masih menyisakan titik-titik air yang berjatuhan dari ranting dan dedaunan yang tertiup angin.Kendaraan Gibran melesat bak anah panah yang lepas dari busurnya.Tak memakan waktu lama, Gibran sampai di rumah barunya.Keadaan pintu gerbang yang terbuka menandakan bahwa di kediamannya kini sedang ada tamu. Sebab, Gibran belum sempat menyewa security untuk menjaga rumah barunya tersebut.Keamanan di komplek perumahan ini terjamin, itulah sebabnya, Gibran merasa belum begitu memerlukan jasa security untuk menjaga rumahnya. Lagipula, toh Gibran dan Gaby tidak berencana untuk bepergian jauh dalam waktu dekat.Mereka sepakat ingin lebih banyak menghabiskan waktu berdua di rumah yang lebih terjaga privasinya.Gibran baru saj
Motor yang dikendarai Sean baru saja pergi dari hadapan Gaby dan Gibran yang mengantar kepulangan lelaki itu sampai teras.Gaby masih tersenyum dengan sebelah tangannya yang melambai ke arah sang Kakak. Namun senyum itu seketika memudar tatkala Sean dan kendaraannya itu menghilang dari pandangan.Gaby menghela napas berat. Selalu saja begini. Entah kenapa, seperti ada sesuatu yang hilang jika dia harus berpisah dari Sean setelah pertemuan mereka. Berada di dekat Sean, Gaby merasa aman. Berada di dekat Sean, Gaby merasa tenang.Sean menjelma menjadi satu-satunya keluarga terdekat Gaby saat ini. Menjadi sosok pelindungnya sekaligus sosok tempat Gaby berkeluh kesah.Sejak pertama kalinya Gaby mengetahui bahwa Sean masih hidup, sejak saat itu juga Sean mulai sering menghubungi Gaby. Mereka sering menghabiskan waktu dengan membicarakan banyak hal melalui telepon karena pada saat itu Sean memang sedang tidak berada di dalam negeri.Awalnya Gaby sempat ke
Aroma masakan terhirup oleh Indra penciuman Gibran yang saat itu telah rapi dengan seragam kantornya.Lelaki itu menaruh tas kantornya di atas kursi meja makan sebelum dia beranjak menuju dapur."Hm harum banget baunya, masak apa?" Tanya Gibran pada sang istri.Gaby yang saat itu sedang memasak nasi goreng untuk sarapan terus melanjutkan aktifitasnya seolah tak perduli dengan kehadiran Gibran, bahkan dia juga tak menjawab pertanyaan Gibran.Gibran mengulum senyum. Dia melangkah semakin dekat ke arah Gaby dan langsung memeluk tubuh mungil istrinya yang masih saja ngambek itu.Setelah insiden malam pertama mereka yang gagal gegara Gibran yang sudah lebih dulu keluar sebelum pertempuran dimulai, hingga dia berpikir apakah dirinya harus meminum obat kuat, membuat Gaby kehilangan selera untuk kembali melanjutkan permainan mereka.Lagipula, bagaimana mau dilanjut jika milik Gibran sudah loyo setelah dia mencapai ejakulasi lebih dulu di atas perut
Sejak hari di mana Gaby dan Gibran menjalani kehidupan rumah tangga pada umumnya, saling mensupport dan saling mengasihi dengan tulus seutuhnya, kini di dalam rumah mewah bergaya minimalis itu hanya terdengar canda tawa penuh kata-kata mesra setiap harinya.Waktu lima bulan berjalan seolah begitu cepat menghantarkan Gaby pada fase terindah dalam hidupnya.Tak ada lagi kesedihan apalagi tangisan yang menghiasi wajah cantiknya yang bahkan terlihat lebih chubby. Ya, berat badan Gaby naik sejak dirinya mulai menjalani rutinitas sebagai seorang istri sejati.Dia selalu bangun lebih awal di pagi hari untuk membuat sarapan meski lebih sering rasa masakannya tidak enak, namun Gaby tak pernah menyerah.Gibran tak pernah mengeluh ini itu saat menyantap masakan sang istri padahal Gaby tahu betul masakannya tidak enak, hebatnya Gibran dia bahkan selalu memuji kalau masakan Gabylah yang terbaik."Nggak
Batal ke kantor pagi ini setelah Gaby mengajaknya bercinta di sofa ruang tamu, berkali-kali hingga menjelang siang, Gibran memutuskan untuk menemani sang istri ke salon.Sayangnya, keberangkatan mereka siang itu tertunda karena mereka kedatangan tamu.Dari mobilnya sih, itu seperti mobil Natasha. Terka Gaby saat melihat sebuah Lexus merah yang terparkir di halaman rumahnya.Benar saja dugaan Gaby, seorang wanita dengan pakaiannya yang terlihat ketat membalut tubuh sintalnya keluar dari kendaraan mewah tersebut. Saat itu Gaby sedang menunggu Gibran yang sedang mengambil ponsel miliknya yang tertinggal di kamar.Kening Gaby berkerut samar ketika dilihatnya Natasha berjalan tergesa ke arahnya, wanita itu memakai kacamata glossy hitam dan langsung berhambur memeluk Gaby yang hendak menyambut kedatangannya.Gaby semakin dibuat bingung tatkala mendengar isakan tangis yang keluar dari mulut Natas
Setelah memastikan sendiri bahwa apa yang telah mereka dengar di rumah sakit tadi seperti apa yang mereka duga, malam itu sepulang dari rumah sakit, Sean melajukan kendaraan roda empatnya dengan kecepatan penuh, Gibran harus segera mengetahui hal ini dan segera mengamankan Gaby, sebab Sean yakin kaburnya Mirella pasti dikarenakan sebuah alasan."Kamu nggak usah mikir yang nggak-nggak. Jangan takut, ada Kakak di sini, oke?" Ucap Sean seraya mengelus punggung tangan Gaby yang terus diam sejak mengetahui berita kaburnya Mirella.Sean yakin betul Gaby pasti ketakutan. Tatapan Gaby tak bisa membohonginya.Sesampainya di kediaman sang adik ipar, Sean langsung menyampaikan berita buruk itu kepada Gibran yang sontak langsung syok.Tanpa menunggu, Gibran pun menelepon polisi untuk menanyakan perkembangan kasus Mirella."Pihak kepolisian kini sedang dalam proses pencarian atas diri narapidana bernama Mirella Pak. Pak Gibran jangan khawatir, kami akan bekerja
"Kamu kapan balik ke Bandung?" Tanya Gaby ditelepon malam itu.Sudah hampir empat hari ini dirinya dan Gibran tidak bertemu karena Gibran yang disibukkan dengan urusan pekerjaannya di Jakarta.Gibran menginap di apartemen Edward setelah mendapat perintah dari Sean untuk tidak mendatangi kediamannya lebih dulu.Besok adalah hari ulang tahun Gibran, dan Gaby berencana untuk memberitahukan pada sang suami bahwa dirinya kini tengah berbadan dua.Sejauh ini, setelah hampir dua Minggu dirinya tinggal menetap di kediaman ibu dan bapak mertuanya di Bandung, Gaby memang masih merahasiakan perihal kehamilannya tersebut dari semua orang."Kalau semua sudah beres di sini, lusa aku ke Bandung," jawab Gibran dari seberang."Aku suntuk banget di sini. Mau keluar aja nggak boleh sama Mamah," keluh Gaby seraya menjatuhkan tubuh ke tempat tidur.Sejak Gibran memberitahukan
Flashback On...Gaby bersorak girang saat dirinya akhirnya bisa keluar dari istana milik Ayah mertuanya.Tentunya berkat bantuan Luna, setelah drama panjang yang harus Gaby lewati untuk membujuk Luna agar bersedia menemaninya keluar.Luna sudah tahu tentang semua kejadian yang menimpa Gaby akibat Mirella. Dan Luna pun sudah tahu tentang apa yang pernah dilakukan Mirella semasa wanita itu tinggal di Shanghai.Awalnya Luna berpikir maju mundur untuk menuruti ajakan Gaby, namun saat Gaby mengatakan bahwa dirinya sedang hamil dan ingin sekali jalan-jalan, Luna jadi kasihan."Gue lagi ngidam Lun, pengen banget makan Asinan khas Bandung yang di jalan merdeka itu," bujuk Gaby saat itu."Yaudah gue pesenin ya, kalo nggak tinggal suruh supir buat beli," balas Luna memberi saran."Ishh, Lo mah gitu! Gue mau makan ditempatnya langsung. Nggak
Hari ini adalah hari ulang tahun Jasmine yang ke enam.Dan seperti janjinya pada Jasmine sebelumnya, bahwa Gaby akan memberikan Jasmine seorang adik laki-laki.Itulah sebabnya, usai acara perayaan ulang tahun Jasmine yang diadakan dikediaman pribadi Gibran dan Gaby di Jakarta, malam harinya keluarga kecil nan berbahagia itu berangkat menuju sebuah panti asuhan yang lokasinya berada di pusat kota.Sebuah panti asuhan yang memang cukup terkenal bernama Panti Asuhan Pelangi. Anak-anak yatim piatu di panti asuhan pelangi yang tidak beruntung karena tak mendapatkan kesempatan di adopsi oleh sebuah keluarga akan dibina dan dididik hingga anak tersebut memiliki keahlian dan mampu hidup serba mandiri. Nanti, jika mereka sudah besar, pihak panti akan membebaskan mereka untuk menentukan pilihan hidup mereka masing-masing.Total anak yatim piatu ples anak jalanan yang berada di bawah naungan panti asuhan pelangi menc
"Indah banget ya, Gib," ujar Gaby dengan tangannya yang terus dia lipat dan semakin rapat mendekap tubuhnya sendiri. Matanya tertuju pada charles bridge, deretan jembatan romantis yang sangat terkenal di Praha.Saat itu mereka sedang berada di balkon kamar hotel mereka sambil menikmati waktu senja berakhir.Langit yang tampak gelap temaram menjadi latar prague castle dan Sungai Vlatava yang tampak seperti lukisan di dalam dongeng. Keindahan yang menghipnotis banyak pasang mata yang tampak puas memanjakan mata mereka. Charles Bridge memang indah dan layak dikunjungi saat sepi atau ramai terlebih lagi di malam hari. Pasti akan sangat romantis dan menyenangkan. Pikir Gaby membatin.Romantisme perjalanan honeymoonnya kali bersama Gibran pasca mereka kembali resmi menjadi sepasang suami istri terasa begitu berbeda dengan apa yang mereka alami saat honeymoon di Seoul waktu itu.Gaby dan Gibran puas berkeliling Eropa menikmati hari-hari bulan madu mereka yang ma
Sebuah mobil sport hitam tampak melaju kencang, meliuk-liuk di sepanjang jalanan ibukota yang ramai lancar.Gibran mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan penuh ketika dia meyakini bahwa suara yang didengarnya di telepon tadi adalah suara Gaby, mantan istrinya.Itu artinya, model cantik bernama Gabriella itu kemungkinan adalah Gaby.Detik itu juga Gibran langsung meminta Edward untuk menggantikannya pergi keluar kota. Hal itu jelas membuat Edwar mencak-mencak.Sesampainya di kantor, Gibran melangkah panjang menuju ruangannya, lelaki itu tertegun sesaat ketika sepasang netranya kini beradu dengan sepasang netra boneka milik seorang wanita cantik yang sangat-sangat cantik di dalam ruangan itu.Wanita itu mengenakan pakaian sopan berupa dress hitam sebatas lutut yang dipadupadankan dengan blazzer merah menyala."Mamah, mana Papah? Katanya kita mau ketemu Papah?" Tanya seor
Tiga Tahun Kemudian...Hari ini, Gibran dan Edward baru saja mengadakan rapat penting dengan klien asal luar negeri. Rapat ditutup setelah keduanya sepakat untuk menjalin hubungan kerjasama dalam kurun waktu lima tahun ke depan.Gibran baru saja keluar dari ruangan rapat hendak memasuki ruang kerjanya ketika seseorang tiba-tiba menghadang langkahnya di kantor."Pak, ini nama-nama model yang masuk daftar kriteria untuk iklan produk terbaru kita, salah satu di antara mereka adalah model asal luar negeri,"Gibran menerima berkas itu dari sekretarisnya dan masuk ke dalam ruangannya setelah mengucapkan terima kasih.Dia melempar berkas di tangannya ke atas meja kerjanya, mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya dan menjatuhkan tubuh di sofa panjang yang terletak di pojok ruangan. Lelaki itu tampak memejamkan mata."Jiah
Setelah mengganti pakaian dan merapikan penampilannya di salah satu pom bensin yang dia lewati dalam perjalanan kembali menuju rumah sakit, Gibran tidak bisa fokus menyetir.Tangan lelaki itu terus gemetaran.Pikirannya bercabang dan penuh.Tatapannya berkabut akibat air mata yang membendung di kelopak matanya.Bayangan terakhir saat dirinya berhasil melenyapkan nyawa seseorang kian membuatnya frustasi. Di satu sisi dia merasa bersalah, namun di sisi lain dia juga tak akan membiarkan Mirella terus menerus mengganggu ketentraman hidup rumah tangganya bersama Gaby.Lantas, apakah yang dilakukannya ini benar?Apakah ini adil untuk Mirella?Apakah ini adil untuk Gaby?Mungkinkah dirinya mampu melewati hari-harinya di depan setelah apa yang dia lakukan malam tadi di atas bukit itu?Setelah dirinya membunuh Mirella...
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya kendaraan Gibran pun berhenti di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk manusia.Sebuah tempat yang sepi, gelap dan dingin.Dulu sekali, Gibran pernah menyambangi lokasi ini bersama kawan-kawan satu kantornya untuk sekedar refreshing di tengah nuansa alam liar dengan berkemah dan mendaki.Jika dulu dirinya mendaki dengan peralatan lengkap, bedanya, kini dia mendaki tanpa membawa apapun selain senter di tangan dan pakaian yang melekat di tubuhnya.Lelaki itu terus menggenggam tangan Mirella di sepanjang jalan setapak nan licin yang mereka lalui."Mau apa kita ke sini, Ib? Aku takut," ucap Mirella di tengah perjalanan saat Medan yang harus mereka daki kian curam."Aku sudah bilangkan, kamu harus bersembunyi. Aku tidak mau polisi-polisi itu menangkapmu," ujar Gibran yang susah payah melangkah.Rintik gerimis yang masih setia mengguyur membuat tubuh keduanya sama-sama lepek."
Seorang supir truk lintas propinsi yang baru saja melewati jalan raya hutan belantara di tenggara pulau Jawa tampak memparkirkan kendaraannya di sebuah rumah makan."Celana lu kancingin dulu tuh," ucap si kenek truk.Sang supir pun langsung menarik retsleting celananya yang lupa dia betulkan setelah di tengah perjalanan tadi dirinya dan rekan satu perjalanannya baru saja mendapat durian runtuh.Hidup sebagai seorang supir truk lintas propinsi membuat mereka harus rela hidup berjauhan dengan istri di kampung. Menjadi hal yang sangat membahagiakan tatkala mereka diberi kesempatan menuntaskan hasrat terpendam mereka secara gratis pada seorang wanita yang rela menukar tubuhnya dengan makanan yang tak seberapa."Kenapa tadi nggak lu ajak nikah aja sekalian tuh cewek. Lumayankan buat simpenan kalau lu lagi singgah di pulau Jawa," ujar si kenek lagi yang masih terus terbayang-bayang setelah berhasil merasakan nik
Warning : Terdapat adegan kekerasan, harap bijak dalam membaca!*****Gibran sampai di kediamannya dan tak mendapati Gaby di sana.Saat lelaki itu mengkonfirmasikan hal itu pada sang Ibu, Yura justru mengatakan bahwa dirinya juga kecolongan karena ternyata Gaby pergi bersama Luna tanpa ada sesiapapun yang mengetahuinya."Ibu sudah berulang kali menghubungi Luna tapi tak ada jawaban, Gibran," ucap Yura panik.Gibran dan Sean saling berpandangan. Hingga lelaki itu pun mengingat bahwa belum lama Gaby sempat membalas pesannya, jadi masih ada kemungkinan Gaby masih berada di area Bandung.Setelah menghubungi pihak kepolisian dan melacak kepergian Gaby dan Luna hari itu, akhirnya setelah seharian penuh melalui proses pencarian yang panjang, dan menampung semua kesaksian dari Luna dan seorang Cleaning Service di mall yang ditemukan dalam keadaan
Flashback On...Gaby bersorak girang saat dirinya akhirnya bisa keluar dari istana milik Ayah mertuanya.Tentunya berkat bantuan Luna, setelah drama panjang yang harus Gaby lewati untuk membujuk Luna agar bersedia menemaninya keluar.Luna sudah tahu tentang semua kejadian yang menimpa Gaby akibat Mirella. Dan Luna pun sudah tahu tentang apa yang pernah dilakukan Mirella semasa wanita itu tinggal di Shanghai.Awalnya Luna berpikir maju mundur untuk menuruti ajakan Gaby, namun saat Gaby mengatakan bahwa dirinya sedang hamil dan ingin sekali jalan-jalan, Luna jadi kasihan."Gue lagi ngidam Lun, pengen banget makan Asinan khas Bandung yang di jalan merdeka itu," bujuk Gaby saat itu."Yaudah gue pesenin ya, kalo nggak tinggal suruh supir buat beli," balas Luna memberi saran."Ishh, Lo mah gitu! Gue mau makan ditempatnya langsung. Nggak