Belum tahu penyebab pastinya, kebakaran yang terjadi sebelum waktu shubuh itu memang terbilang cukup besar.
Dari kesaksian warga sekitar ada yang sempat mendengar suara letusan senjata beberapa kali dari dalam rumah disusul dengan suara ledakan yang sangat besar yang diduga berasal dari gas elpigi yang meledak.
Kondisi yang sepi dan keadaan pagar rumah yang tinggi membuat tak banyak yang mengetahui kejadian kebakaran itu sebab sejak dulu kediaman Reno memang jarang dijaga oleh security. Akhir-akhir ini saat Reno tinggal bersama Mirella, lelaki itu memang sempat memperkerjakan dua orang security untuk menjaga kediamannya, namun semenjak Mirella menikah dengan Gibran, Reno kembali memilih untuk tinggal secara mandiri bahkan tanpa seorang pembantu.
Lelaki itu memang dikenal rajin dan sangat ramah oleh warga sekitar. Meski tak memiliki pembantu, tapi keadaan sekeliling rumahnya selalu terlihat asri dan tertata rapi dengan bebe
Hari ini Gibran datang ke lapas tempat di mana Mirella ditahan.Lelaki itu mengajukan sebuah berkas ke hadapan Mirella yang duduk di hadapannya dengan kedua tangan yang masih di borgol di dalam ruang besuk tahanan."Aku ingin kamu menandatangani ini," ucap Gibran datar. Bahkan tanpa basa-basi apapun setelah mereka hampir tiga bulan tidak bertemu.Perut Mirella yang membuncit menjadi fokus perhatian Gibran.Jika boleh berkata jujur, hati lelaki itu teriris ketika melihat kondisi Mirella saat ini. Keadaan wanita itu tampak berantakan dengan mata sembab dan wajah yang dipenuhi luka.Apa iya dia mengalami penyiksaan di dalam sana?Gumam Gibran membatin, merasa prihatin."Apa ini?" Tanya Mirella dengan suara lemah. Kelopak matanya mulai berkaca-kaca."Surat cerai," jawab Gibran dengan suara lirih. Bibir lelaki itu bergetar menahan cair
Malam ini untuk pertama kalinya Gaby bisa kembali menikmati dunia luar setelah hampir dua bulan lamanya dia terkurung di rumah sakit untuk menjalani proses pemulihan atas luka-luka berat yang dialaminya.Seperti janjinya tadi pagi saat mereka masih di rumah sakit, malam ini Gibran akan menuruti semua keinginan Gaby.Setelah puas berkeliling mall dan berbelanja begitu banyak barang-barang branded, Gaby mengajak Gibran ke sebuah restoran Korea yang terdapat di dalam mall yang mereka kunjungi."Kenapa kita nggak makan di luar aja sih? Di sini terlalu ramai, Gab," ajak Gibran saat mendapati keadaan resto yang penuh oleh lautan manusia. Maklum, ini malam Minggu, itulah sebabnya mall elit pasti ramai. "Tuh liat penuh gitu, mau duduk di mana?" Tambahnya lagi."Tenang, temenku udah booking tempat kok buat kita. Ayo," Gaby menggamit lengan Gibran dan mengajak sang suami masuk.Ogah-ogahan terpaksa
Saking lamanya menunggu, Gibran sampai ketiduran di dalam mobil.Ketika dia terjaga, lelaki itu terkejut bukan main karena keadaan basemen sudah sepi. Ditengoknya jam tangan ternyata sudah hampir tengah malam, tapi kenapa Gaby belum kembali juga?Seketika pikiran buruk merasuk dalam benak Gibran.Lelaki itu buru-buru keluar dari mobil dan kembali memasuki area mall.Saat itu mall memang belum tutup seluruhnya. Masih ada beberapa tenant yang buka. Meski sebagian besar sudah tutup. Bahkan penerangan di beberapa lantai mall sudah mulai gelap.Gibran kembali ke restoran tempat terakhir dirinya meninggalkan Gaby bersama lelaki bernama Steve itu dan ternyata restoran itu sudah tutup.Panik, Gibran langsung menghubungi Gaby tapi ternyata nomor sang istri tidak aktif.Gibran kembali ke basement tempat dia memparkirkan mobil dan terus mencoba menghubungi Gaby. Mesk
Gibran melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota yang mulai lengang di malam hari.Gerimis yang turun tadi sore masih menyisakan titik-titik air yang berjatuhan dari ranting dan dedaunan yang tertiup angin.Kendaraan Gibran melesat bak anah panah yang lepas dari busurnya.Tak memakan waktu lama, Gibran sampai di rumah barunya.Keadaan pintu gerbang yang terbuka menandakan bahwa di kediamannya kini sedang ada tamu. Sebab, Gibran belum sempat menyewa security untuk menjaga rumah barunya tersebut.Keamanan di komplek perumahan ini terjamin, itulah sebabnya, Gibran merasa belum begitu memerlukan jasa security untuk menjaga rumahnya. Lagipula, toh Gibran dan Gaby tidak berencana untuk bepergian jauh dalam waktu dekat.Mereka sepakat ingin lebih banyak menghabiskan waktu berdua di rumah yang lebih terjaga privasinya.Gibran baru saj
Motor yang dikendarai Sean baru saja pergi dari hadapan Gaby dan Gibran yang mengantar kepulangan lelaki itu sampai teras.Gaby masih tersenyum dengan sebelah tangannya yang melambai ke arah sang Kakak. Namun senyum itu seketika memudar tatkala Sean dan kendaraannya itu menghilang dari pandangan.Gaby menghela napas berat. Selalu saja begini. Entah kenapa, seperti ada sesuatu yang hilang jika dia harus berpisah dari Sean setelah pertemuan mereka. Berada di dekat Sean, Gaby merasa aman. Berada di dekat Sean, Gaby merasa tenang.Sean menjelma menjadi satu-satunya keluarga terdekat Gaby saat ini. Menjadi sosok pelindungnya sekaligus sosok tempat Gaby berkeluh kesah.Sejak pertama kalinya Gaby mengetahui bahwa Sean masih hidup, sejak saat itu juga Sean mulai sering menghubungi Gaby. Mereka sering menghabiskan waktu dengan membicarakan banyak hal melalui telepon karena pada saat itu Sean memang sedang tidak berada di dalam negeri.Awalnya Gaby sempat ke
Aroma masakan terhirup oleh Indra penciuman Gibran yang saat itu telah rapi dengan seragam kantornya.Lelaki itu menaruh tas kantornya di atas kursi meja makan sebelum dia beranjak menuju dapur."Hm harum banget baunya, masak apa?" Tanya Gibran pada sang istri.Gaby yang saat itu sedang memasak nasi goreng untuk sarapan terus melanjutkan aktifitasnya seolah tak perduli dengan kehadiran Gibran, bahkan dia juga tak menjawab pertanyaan Gibran.Gibran mengulum senyum. Dia melangkah semakin dekat ke arah Gaby dan langsung memeluk tubuh mungil istrinya yang masih saja ngambek itu.Setelah insiden malam pertama mereka yang gagal gegara Gibran yang sudah lebih dulu keluar sebelum pertempuran dimulai, hingga dia berpikir apakah dirinya harus meminum obat kuat, membuat Gaby kehilangan selera untuk kembali melanjutkan permainan mereka.Lagipula, bagaimana mau dilanjut jika milik Gibran sudah loyo setelah dia mencapai ejakulasi lebih dulu di atas perut
Sejak hari di mana Gaby dan Gibran menjalani kehidupan rumah tangga pada umumnya, saling mensupport dan saling mengasihi dengan tulus seutuhnya, kini di dalam rumah mewah bergaya minimalis itu hanya terdengar canda tawa penuh kata-kata mesra setiap harinya.Waktu lima bulan berjalan seolah begitu cepat menghantarkan Gaby pada fase terindah dalam hidupnya.Tak ada lagi kesedihan apalagi tangisan yang menghiasi wajah cantiknya yang bahkan terlihat lebih chubby. Ya, berat badan Gaby naik sejak dirinya mulai menjalani rutinitas sebagai seorang istri sejati.Dia selalu bangun lebih awal di pagi hari untuk membuat sarapan meski lebih sering rasa masakannya tidak enak, namun Gaby tak pernah menyerah.Gibran tak pernah mengeluh ini itu saat menyantap masakan sang istri padahal Gaby tahu betul masakannya tidak enak, hebatnya Gibran dia bahkan selalu memuji kalau masakan Gabylah yang terbaik."Nggak
Batal ke kantor pagi ini setelah Gaby mengajaknya bercinta di sofa ruang tamu, berkali-kali hingga menjelang siang, Gibran memutuskan untuk menemani sang istri ke salon.Sayangnya, keberangkatan mereka siang itu tertunda karena mereka kedatangan tamu.Dari mobilnya sih, itu seperti mobil Natasha. Terka Gaby saat melihat sebuah Lexus merah yang terparkir di halaman rumahnya.Benar saja dugaan Gaby, seorang wanita dengan pakaiannya yang terlihat ketat membalut tubuh sintalnya keluar dari kendaraan mewah tersebut. Saat itu Gaby sedang menunggu Gibran yang sedang mengambil ponsel miliknya yang tertinggal di kamar.Kening Gaby berkerut samar ketika dilihatnya Natasha berjalan tergesa ke arahnya, wanita itu memakai kacamata glossy hitam dan langsung berhambur memeluk Gaby yang hendak menyambut kedatangannya.Gaby semakin dibuat bingung tatkala mendengar isakan tangis yang keluar dari mulut Natas