Share

Si Tetangga Aneh

Penulis: Kasih Dgreen
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-18 08:17:26

Tetangga Sebelah Rumah

Part 5 

Aku benar-benar tak habis pikir dengan tetangga baru itu. baru saja dua hari kami menempati rumah ini, tapi dia sudah mulai membuat resah keluargaku, terutama Suamiku--Mas Rian.

Entah kenapa dia sepertinya ingin sekali mencari perhatian dengan Mas Rian. seperti kejadian kemarin sore, dia membawakan sepiring pisang goreng, yang katanya untuk Mas Rian, tapi karena Mas Rian yang nggak mau makan pemberian orang dan aku pun yang sudah kenyang, karena kami baru saja selesai makan bersama, setelah lelah beberes rumah seharian karena baru pindahan.

Jadi pisang goreng itu pun akhirnya aku simpan di lemari makan, dan niatnya untuk kuberikan saja pada Bu Ijah besok, daripada sayang dibuang lalu jadi mubazir.

@@@

Keesokan paginya setelah Mas Rian pergi berangkat untuk bekerja. aku langsung masuk kedalam rumah beserta Anak-anak.

Tapi belum sempat aku masuk, ternyata ada seseorang yang memanggilku. lelaki tua yang baru kuketahui bernama Pak Tarno, lalu aku pun mengenalkan diri sebagai tetangga baru, orangnya lumayan ramah tapi agak sedikit genit, dia kesini karena ingin mengundangku untuk datang ke pesta pernikahan anaknya.

Lalu aku pun berniat untuk memberikan pisang goreng pemberian dari Mbak Ella, untuk Pak Tarno saja. sebenarnya aku nggak enak memberikan makanan kemarin untuk Pak Tarno, tapi karena tidak disentuh sama sekali dan daripada mubazir, akhirnya aku berikan saja. Dan Pak Tarno pun pulang, lalu aku segera masuk ke dalam untuk melanjutkan beberes rumah.

Tapi disaat aku sedang beres-beres di dapur, terdengar suara pintu diketuk keras, lalu segera saja aku membukakan pintu.

Dan ternyata yang datang adalah Mbak Ella, dia malah marah-marah denganku, katanya aku nggak menghargai pemberian dia, malah memberikannya lagi pada Pak Tarno.

Berarti dari tadi dia mengintipku dari balik celah pagarnya sampai Pak Tarno pulang.

Lalu setelah marah-marah tetangga aneh itu langsung pergi, dasar aneh!

@@@

Hari sudah menjelang siang, tadi Mas Rian menelepon katanya mau pulang cepat dan pulang bareng bersama si Boy, teman dekatnya, sekalian si Boy katanya mau mampir kesini.

Mas Rian dan Si Boy memang dekat sekali seperti anak kembar si*l, karena si Boy yang tampangnya pas-pasan dan Mas Rian yang tampangnya seperti Aldebaran. jadi sangat kontras kalau dibilang kembar. Hehehe.

Aku sengaja memasak banyak, takutnya Mas Boy mau makan disini sekalian saat pulang kerja nanti.

Tring … Tring … Tring … suara ponselku berbunyi, lalu aku segera mengangkatnya.

[Hallo, Assalamualaikum, oh kamu Beb? kenapa?] tanyaku pada Mas Rian, diseberang telepon sana.

[Waalaikumsalam, Aku pulang sebentar lagi ya, agak ngaret Beb. aku sama Boy, nanti dia mau sekalian mampir dan makan di rumah,] 

[Iya, tadi kan kamu juga udah bilang. Aku udah masak juga, udah beres semuanya, tenang aja ya? tinggal nungguin kamu doang. yaudah hati-hati di jalan ya Beb? jangan lirak-lirik di jalan ya? Inget sama anak istri di rumah,] 

[Ok beb kalau gitu, ya nggaklah Sayang, bidadari surgaku! kan aku cintanya sama kamu doang, hehehe. yaudah ya, I Love You. muaachh. Assalamualaikum,] Lalu Mas Rian pun menutup teleponnya.

[Waalaikumsalam.]

@@@

Tiba-tiba setelah selesai beberes rumah, perutku terasa mulas dan aku pun segera ke kamar mandi, sedangkan anak-anak masih sibuk dengan mainannya di dalam kamar.

Setelah menuntaskan panggilan alam, aku pun langsung bergegas untuk santai sambil menunggu Mas Rian di ruang tamu. Tapi setelah sampai di ruang tamu aku seperti mendengar suara Mas Rian dan suara tetangga aneh itu diluar sana.

Aku segera mengintip dari balik gorden dekat jendela. Tampak Mas Rian sedang bersalaman dengan Mbak Ella. seketika hatiku langsung dipenuhi rasa cemburu dan rasa terbakar di dalam hati, karena melihat suamiku sedang bersalaman cukup lama dengan si tetangga aneh.

Mana tuh tetangga malah sambil senyam-senyum nggak jelas lagi, membuatku makin gregetan saja jadinya.

Akhirnya, aku pun buru-buru keluar rumah, daripada si 'wewe gombel' tadi makin menjadi-jadi cari perhatiannya.

@@@

Setelah berbasa-basi di luar rumah, aku pun pura-pura menawarkan Mbak Ella untuk masuk ke dalam rumah. Ternyata tanpa ba-bi-bu dia langsung masuk, guys. Oemji. ya udah aku cuma ingin tahu aja dia mau apa setelah di dalam rumah.

Lalu aku pun pamit ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Mbak Ella dan Mas Boy, aku melihat Mas Boy keluar rumah untuk mengangkat telepon yang entah dari siapa, sedangkan Mas Rian sudah berlalu ke kamar dan langsung mandi.

Berhubung jarak dari dapur ke ruang tamu nggak terlalu jauh dan hanya dipisahkan oleh tembok, jadi aku bisa mengintip Mbak Ella di ruang tamu. ternyata dia hanya duduk diam di sofa, tapi kepalanya memutar ke segala arah, lebih tepatnya sedang memperhatikan sekeliling ruang tamuku.

Selesai membuatkan minuman, aku pun langsung menuju ke ruang tamu. dan Mas Boy ternyata juga sudah ada disana. Lalu aku mempersilahkan mereka untuk meminum air yang telah kubuat.

Lalu aku pun ikut duduk di sofa berseberangan dengan tempat duduk Mbak Ella.

Aku sedikit berbasa-basi dengan Mbak Ella, namun dia menjawabnya dengan setengah hati. membuatku malas untuk bertanya lagi.

Hal yang paling membuat aku kesal, yaitu saat Mas Rian datang, karena sudah selesai mandi dan hanya memakai kaos oblong putih dipadukan celana pendek. Aku melihat mata Mbak Ella seperti terbelalak dan mulutnya menganga, matanya tak luput memperhatikan Mas Rian, sampai Mas Rian duduk di sebelahku.

Tak lama dia pun juga senyum-senyum sendiri. Membuatku makin eneg dengan perempuan ini. karena kalau dilihat dari gelagatnya, sepertinya dia sangat tertarik dengan Mas Rian. Awas aja kalau macem-macem.

"Boy, kita makan dulu yuk, di belakang. aku udah laper nih. Nina udah masak-masakan yang enak, yuk!" Mas Rian tiba-tiba mengajak Mas Boy untuk ke dapur untuk segera makan, padahal aku perhatikan sedari tadi, sepertinya Mas Rian juga risih. karena pandangan mata Mbak Ella tak pernah lepas terus memperhatikan Mas Rian. 

Padahal jelas-jelas ada aku istrinya duduk di sebelah Mas Rian, tapi emang ciri-ciri pelakor kan salah satunya ya nggak tahu malu. Huh! 'sabar Nina, sabar!' rutukku dalam hati.

"Ya udah deh, yuk. Aku juga udah laper." Lalu Mas Boy bangkit dari tempat duduknya, dan mereka segera menuju ke dapur.

Terlihat raut kesal di wajah Mbak Nina, tapi kubiarkan saja. 

"Saya permisi dulu ya, Mbak? ngobrol-ngobrolnya sama Nina aja, kan lebih enak sesama perempuan," ucap Mas Rian pada Mbak Ella.

"I-iya Mas, silahkan." dia menunduk sambil tersenyum kecut. emangnya enak dicuekin.

@@@

Akhirnya aku dan Mbak Ella mengobrol sebentar saja, karena aku juga bingung mau ngobrol apaan. dia juga seperti tak tertarik untuk mengobrol denganku, malah matanya selalu tertuju ke arah dapur. Ampun dah ah! Nih perempuan ajaib banget.

Sebelum pulang dia meminta nomor Wh*tsa*p ku, katanya untuk menyambung silaturahmi. mau tak mau aku pun memberikannya.

Sekalian aku mau memantau, mau apa sebenarnya wanita aneh ini?

@@@

Hari sudah menjelang malam, kami berempat bercengkrama di ruang tamu. Mas Rian memang sangat sayang dengan anak-anaknya, dia selalu menuruti keinginan anak-anaknya, dan hal itu kadang membuatku sedikit kesal. karena takut kebiasaan hingga mereka besar nanti.

Saat kami sedang bercengkrama, terdengar suara pintu diketuk. aku berharap bukan si 'wewe gombel' yang datang.

Tok.

Tok.

Tok.

Ceklek. Pintu pun terbuka dan ternyata benar feelingku kalau itu pasti dia lagi. Huft!

"Mbak Ella? ada apa ya?" dia malah senyam-senyum sendiri, membuatku bergidik ngeri. takut-takut kalau ternyata dia lagi kesurupan.

"Hm … Mbak Nina, aku boleh nggak minta tolong?" jawabnya sok manis sambil garuk-garuk kepalanya sendiri.

"Minta tolong apa, Mbak? kalau saya bisa ya bakal saya bantu," ujarku lagi.

"Hm … saya mau pinjem suaminya, eh nggak deh, maksudnya mau minta tolong sama Mas Rian, untuk membetulkan kran air di rumah saya, soalnya suami saya belum pulang kerja, tolong ya Mbak?" seketika mataku terbelalak saat dia bilang mau meminjam suamiku? what? Big No!!

Bab terkait

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 6

    Ceklek. Pintu pun terbuka dan ternyata benar feelingku kalau itu pasti dia lagi. Huft!"Mbak Ella? ada apa ya?" dia malah senyam-senyum sendiri, membuatku bergidik ngeri. takut-takut kalau ternyata dia lagi kesurupan."Hm … Mbak Nina, aku boleh nggak minta tolong?" jawabnya sok manis sambil garuk-garuk kepalanya sendiri."Minta tolong apa, Mbak? kalau saya bisa ya bakal saya bantu," ujarku lagi."Hm … saya mau pinjem suaminya, eh nggak deh, maksudnya mau minta tolong sama Mas Rian, untuk membetulkan kran air di rumah saya, soalnya suami saya belum pulang kerja, tolong ya Mbak?" seketika mataku terbelalak saat dia bilang mau meminjam suamiku? what? Big No!!@@@Seketika aku tertegun mendengar ucapan si tetangga aneh ini, yang tak lain yaitu Mbak Ella. Astaghfirullah! sabar Nina, istri sabar disayang suami."Mbak, gimana? boleh nggak minjem Mas Rian-nya sebentar? Aku janji nggak bakal sampe semalaman kok, apalagi sampai nginep, hehe." dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 7

    Mas Rian menoleh ke arahku, tanda meminta persetujuan, lalu aku pun berfikir sejenak, dan membolehkannya, tapi dengan syarat aku dan anak-anak harus ikut. "Ya udah, Mah. kamu ikut ya? sekalian ajak anak-anak, tunggu sebentar ya Mbak? kalau nggak duluan aja, nanti saya nyusul kesana," seakan Mas Rian tau isi hatiku, lalu dia menyuruhku untuk segera mengajak anak-anak ke rumah Mbak Ella, namun Mbak Ella malah melongo saat mendengar perkataan Mas Rian. emangnya enak, nggak bisa berduaan! huft.Tampak raut wajah Mbak Ella seperti tak suka, saat tahu kalau aku beserta anak-anak akan ikut bersamanya. ya iyalah gue bakal ikut, mana rela melihat suami berduaan di rumah perempuan yang jelas-jelas kelihatannya ngebet banget.@@@Akhirnya kami berempat sampai juga di depan rumah Mbak Ella, dia menyuruh kami semua untuk masuk, bukan kami sih sebenarnya, hanya Mas Rian yang disuruh masuk, menyebalkan! Tapi aku tetap saja masuk, dan pura-pura nggak dengar omongannya."Mari, silahkan masuk Mas Rian

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 8

    "Ya terserah saya dong, itu kan suami saya. ngapain saya takut Mas Rian selingkuh, saya yakin kok kalau suami saya bakal setia, saya serahin semuanya sama Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia," ucapku yakin. Dia memutar bola matanya, meremehkan ucapanku. biarin aja nanti kualat matanya keseleo trus jadi juling. Ggrrr!"Ye ... Mbak tau kan, ibarat kucing kalau tiap hari disodorin ikan asin pasti bakal apa? bakal kesini mulu kan? nah, gitu juga nanti Mas Rian ke aku." Jawabnya kepedean, membuatku makin geleng-geleng kepala.Ya Allah lihat aja nanti, nih wewe gombel bakal aku kerjain, karena sangking geramnya.@@@"Dih, Mbak Ella mah mungkin levelnya ikan asin kali ya kucingnya? Kalau kucing saya levelnya ikan dori kalau nggak ikan salmon, yang mahalan dikit dong, kaya harga diri," sahutku sinis, dia memutarkan bola matanya lagi, mudah-mudahan nggak keseleo tuh mata diputer-puter terus."Terserah Mbak-nya aja ya? udah deh mending sana pulang duluan aja, disini ngeribetin saya d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 9

    Saat aku sedang menangis, tiba-tiba ada tangan yang menoel lenganku, aku pun terperanjat kaget, lalu cepat-cepat menoleh, tanpa kuhiraukan lagi wajah yang sudah amburadul."Nih, tissue. ingusnya udah banyak tuh, sayang jilbabnya pasti kotor," seorang lelaki menawarkanku sebungkus tissue. Aku mengenalnya, dia salah satu staf di supermarket tempatku bekerja, yang terkenal dingin dengan perempuan."Mas Rian?" ucapku terkejut, lalu dia hanya tersenyum kecut."Iya kenapa? kaget ada aku disini?" dia malah bertanya balik, dan meletakkan tissue di tanganku."Kok, Mas Rian ada disini? kenapa belum pulang? bukannya Mas Rian shift pagi ya?" tanyaku lagi dan belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Karena kami satu toko, maka kami sering bertemu tapi tak pernah menyapa, karena memang dia lelaki yang sangat dingin pada perempuan.Mas Rian berbicara hanya pada saat Briefing toko saja atau berbicara jika ada perlu pada karyawan-karyawan yang berada di supermarket tersebut."Iya, saya nungguin kamu pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 10

    Hari ini adalah hari Minggu dan bertepatan dengan pesta pernikahan anaknya Pak Tarno, kami semua berniat untuk datang siang nanti.Karena Mas Rian harus ke toko dulu untuk mengecek laporan stok barang di toko, Mas Rian memang masih bekerja di tempat yang dulu, tapi posisinya sekarang sudah menjadi staff leader."Mah, nanti kamu siap-siap aja dulu ya? jadi nanti pas aku pulang, kamu sama anak-anak udah rapi, dan tinggal berangkat," pesannya sebelum berangkat ke toko."Siap, Pak Bos!" jawabku sambil hormat. dia mencubit pipiku, aku tersipu malu. lalu aku mencium punggung tangannya dan Mas Rian segera berlalu.@@@Sambil mengulur waktu, aku pun pergi ke ruang cuci untuk mencuci pakaian yang belum terlalu banyak. tapi berhubung lagi rajin, akhirnya aku tetap mencuci.Selesai mencuci, aku pun akan menjemurnya di luar depan teras rumah.Saat menjemur aku melihat Bu Ijah lewat di depan rumah, langsung saja kutegur."Bu, mau kemana?" dia menoleh dan tersenyum, serta langsung mendekat ke arahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 11

    "Ngomong opo koe, Ella, Ella. yowes bubar, saya mau masak dulu, sekalian siap-siap. mari, Mbak Nina?" sela Bu Ijah sambil berpamitan untuk pulang."Iya, Bu." jawabku pada Bu Ijah.Setelah Bu Ijah pulang, kini hanya ada aku dan si wewe gombel disini. Tadi katanya mau pulang, tapi nggak pulang-pulang. Huft!"Mbak. emang Mas Rian-nya pulang kerja jam berapa?" dia memulai pembicaraan absurdnya lagi."Tergantung sih, kalau udah selesai ya pulanglah, masa nginep." jawabku seadanya dan memasang wajah sinis."Hhmm, gitu. ya udah deh saya pulang dulu, mau dandan yang cantik. siapa tau Mas Rian mau ganti istri baru, hehehe." dia cekikikan kaya kunti sambil berlalu pergi, sedangkan aku hanya tersenyum getir menanggapi ucapannya yang absurd.Aneh, benar-benar aneh orang kaya gitu! Apa dia dulunya pas lahir gak langsung di adzanin ya? makanya modelnya kaya gitu orangnya.@@@"Assalamualaikum, Mah! Papa pulang." suara Suamiku terdengar memanggil dari luar, sambil membuka pintu yang memang tak terku

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 12

    Seketika aku terhenyak melihat statusnya Mbak Ella, walaupun agak kepikiran dan refleks membuat kepala jadi pusing, tapi tak mau kubiarkan berlarut-larut."Mah, kok bengong sih? dari tadi dipanggil nggak nyahutin. kirain keluar taunya malah bengong disini," suara Mas Rian mengejutkanku yang masih terdiam karena memikirkan kata-kata Mbak Ella di status.Kayaknya aku sekarang harus mulai tegas, agar Mbak Ella nggak seenaknya untuk mendekati suamiku, walau dengan alasan apapun.Aku seketika jadi ingat kata pepatah. Dimana ada gula disitu ada semut. Ah, ngomong apaan sih? ngawur kan tuh pepatahnya. Hehehe.Kini kami semua udah rapi, Mas Rian juga sudah rapi, anak-anak juga sudah rapi. Tinggal menunggu Bu Ijah yang katanya mau bareng juga biar rame, kalau nggak rame nggak seru katanya."Nggak bengong kok, Pah. aku cuma lagi bertapa aja. biar kamu nggak diambil si Ella, minimal nggak tergodalah," jawabku sambil nyengir."Bertapa itu di gua, sayang. Jangan di rumah. percuma nggak bakal mempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 13

    Kini kami semua akhirnya berangkat ke rumah Pak Tarno, untuk menghadiri acara pesta pernikahan putrinya.Sepanjang perjalanan, Mbak Ella benar-benar membuatku naik darah. gimana nggak naik darah, dia malah berani-beraninya memegang lengannya Mas Rian. Padahal di sebelah Mas Rian ada aku--istrinya.Mas Rian tampak risih dengan kelakuan absurd Mbak Ella dan merasa nggak enak juga karena dilihat banyak orang yang lalu lalang. karena emosiku sudah sampai ke ubun-ubun akhirnya aku tegur lagi dia."Mbak. tolong ya, jaga sikapnya. Ini suami orang loh yang lagi dipepet, masih ada istrinya juga? tolong dong jadi perempuan itu jaga image dan punya harga diri sedikit. Lagian kenapa nggak ajak suami Mbak aja sih?" Ujarku kesal.Karena mendengar aku yang tiba-tiba marah, seketika kami semua berhenti. Ya, kami semua memang berjalan kaki. Karena rumah Pak Tarno tak terlalu jauh juga dari rumahku, makanya kami semua memutuskan untuk berjalan kaki."Ye … biasa aja kali, Mbak. Nggak usah ngegas gitu ng

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18

Bab terbaru

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 17

    "Assalamualaikum, Ella!" terdengar suara Bu Ijah dari luar memanggil namaku. Oh ternyata mereka sudah pulang, kirain mereka bakalan nginep, abis lama banget sih disana.Aku pun langsung buru-buru membuka pintu. karena pasti Bu Ijah ingin mengantarkan Zahra.Ceklek! saat pintu terbuka ternyata bukan Bu Ijah saja yang berada disitu. ada si Hanum juga, Mas Rian, serta si Nina bobo dan juga anak-anak mereka."Wa'alaikum-salam." jawabku yang tetiba jadi galfok kan, sambil sesekali merapikan rambut, jangan sampai kaya kejadian tadi.Mas Rian memakai baju batik lengan panjang beserta celana chino model terkini. ya Allah calon imamku, jauh beda banget sama Mas Gino yang … ah, nggak usah dibahas deh! cuma bikin badmood."Mama …." Zahra langsung menghampiriku sambil memegang es krim di tangannya, aku pun langsung memeluk Zahra. berusaha bersikap lemah lembut di depan Mas Rian, biar dibilang ibu yang penyayang. Heheh."Sini masuk Bu Ijah, Hanum, Mas Rian. sini masuk! makasih ya, udah repot-repot

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 16

    Saat aku sedang sibuk menangis tiba-tiba datanglah seorang Ibu paruh baya dengan dandanan menor dan berperawakan besar, sepertinya dia mau ke toilet juga.Dia memperhatikanku dari atas sampai bawah, kepo banget sih jadi orang?"Ngapain ngeliatin saya kaya gitu, Bu?" refleks dia terkejut saat aku bertanya."Oh, kamu bisa ngomong? kirain saya kamu bisu?" kini gantian aku yang terkejut dengan ucapannya, mulutku langsung melongo."Maksud Ibu apaan? kenapa ngatain saya bisu? ini saya bisa ngomong, sembarangan ngatain orang!" jawabku sengit."Kamu waras apa gila sih? saya jadi bingung," dia malah garuk-garuk kepalanya yang mungkin udah penuh kutu."Enak aja ngatain saya gila, sembarangan banget! saya waras lah!" ucapku berapi-api, karena sudah sangat emosi sekali.Seenaknya banget ngatain aku yang cantik jelita begini dibilang orang gila. Mentang-mentang dandanan aku kaya gini! Huh."Kalau kamu waras, nggak mungkin dandanan kamu kaya orang gila begini. Oh iya, saya baru ingat. Kebanyakan or

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 15

    Di dalam ruangan pesta masih sangat ramai sekali, rasanya malas sekali mau masuk ke dalam. Apalagi aku sudah mengganti baju dengan baju rumahan.Tapi demi bertemu dengan Zahra mau tak mau aku pun langsung masuk ke dalam. aku masih mencari ke sekeliling ruangan ini, Zahra juga belum tampak sama sekali. Berharap ada orang yang aku kenal disini.Tamu undangannya Pak Tarno sangat banyak sekali, jadi ruangan ini terasa sangat ramai. tak kupedulikan lagi orang-orang yang memandangku dengan tatapan aneh, mungkin mereka terpesona dengan kecantikanku yang sangat alami.Aku berjalan ke samping kiri ruangan tersebut, dan Alhamdulillah akhirnya aku melihat Zahra sedang bersama Bu Ijah dan Hanum. hatiku seketika sangat plong sekali saat melihat Zahra berada disana.Zahra juga tak menangis seperti perkiraanku. Dia malah asyik bermain souvenir yang diberikan oleh penjaga tamu tadi bersama Rara dan Adit."Zahra!" aku berteriak memanggil Zahra, dia menoleh ke arahku, beserta Bu Ijah dan Hanum. aku pun

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 14

    'Emangnya enak lu, dilabrak Ibu-ibu di tempat rame kaya gini. Rasain!' ucapku dalam hati bersorak girang, karena telah berhasil mempermalukan Mbak Nina di muka umum."Pelakor? Maksud ibu, yang pelakor itu saya?" Mbak Nina tampak menghampiri Ibu tersebut sambil menahan amarah yang seakan membuncah."Iyalah, kamu pelakor kan? udah berani-beraninya ngambil pacarnya Mbak Ella? dan sekarang kalian malah menikah, dasar nggak tahu malu!" ucap Ibu tersebut membelaku sambil berkata sinis pada si Nina bobo, sedangkan ibu-ibu yang lainnya hanya mengangguk-angguk membenarkan ucapan ibu tersebut."Duh, kok saya makin bingung aja ya? mending daripada ibu seenaknya nuduh saya tanpa tahu yang sebenarnya, ibu cari bukti dulu deh, jangan sampai nanti ibu malah malu sendiri, karena ketahuan sudah memfitnah saya. Ingat loh, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan! dan hal kaya gini juga bisa mencemarkan nama baik saya, ibu tahu kan kalau mencemarkan nama baik seseorang, bisa dituntut?" ucap Mbak Nina

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 13

    Kini kami semua akhirnya berangkat ke rumah Pak Tarno, untuk menghadiri acara pesta pernikahan putrinya.Sepanjang perjalanan, Mbak Ella benar-benar membuatku naik darah. gimana nggak naik darah, dia malah berani-beraninya memegang lengannya Mas Rian. Padahal di sebelah Mas Rian ada aku--istrinya.Mas Rian tampak risih dengan kelakuan absurd Mbak Ella dan merasa nggak enak juga karena dilihat banyak orang yang lalu lalang. karena emosiku sudah sampai ke ubun-ubun akhirnya aku tegur lagi dia."Mbak. tolong ya, jaga sikapnya. Ini suami orang loh yang lagi dipepet, masih ada istrinya juga? tolong dong jadi perempuan itu jaga image dan punya harga diri sedikit. Lagian kenapa nggak ajak suami Mbak aja sih?" Ujarku kesal.Karena mendengar aku yang tiba-tiba marah, seketika kami semua berhenti. Ya, kami semua memang berjalan kaki. Karena rumah Pak Tarno tak terlalu jauh juga dari rumahku, makanya kami semua memutuskan untuk berjalan kaki."Ye … biasa aja kali, Mbak. Nggak usah ngegas gitu ng

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 12

    Seketika aku terhenyak melihat statusnya Mbak Ella, walaupun agak kepikiran dan refleks membuat kepala jadi pusing, tapi tak mau kubiarkan berlarut-larut."Mah, kok bengong sih? dari tadi dipanggil nggak nyahutin. kirain keluar taunya malah bengong disini," suara Mas Rian mengejutkanku yang masih terdiam karena memikirkan kata-kata Mbak Ella di status.Kayaknya aku sekarang harus mulai tegas, agar Mbak Ella nggak seenaknya untuk mendekati suamiku, walau dengan alasan apapun.Aku seketika jadi ingat kata pepatah. Dimana ada gula disitu ada semut. Ah, ngomong apaan sih? ngawur kan tuh pepatahnya. Hehehe.Kini kami semua udah rapi, Mas Rian juga sudah rapi, anak-anak juga sudah rapi. Tinggal menunggu Bu Ijah yang katanya mau bareng juga biar rame, kalau nggak rame nggak seru katanya."Nggak bengong kok, Pah. aku cuma lagi bertapa aja. biar kamu nggak diambil si Ella, minimal nggak tergodalah," jawabku sambil nyengir."Bertapa itu di gua, sayang. Jangan di rumah. percuma nggak bakal mempa

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 11

    "Ngomong opo koe, Ella, Ella. yowes bubar, saya mau masak dulu, sekalian siap-siap. mari, Mbak Nina?" sela Bu Ijah sambil berpamitan untuk pulang."Iya, Bu." jawabku pada Bu Ijah.Setelah Bu Ijah pulang, kini hanya ada aku dan si wewe gombel disini. Tadi katanya mau pulang, tapi nggak pulang-pulang. Huft!"Mbak. emang Mas Rian-nya pulang kerja jam berapa?" dia memulai pembicaraan absurdnya lagi."Tergantung sih, kalau udah selesai ya pulanglah, masa nginep." jawabku seadanya dan memasang wajah sinis."Hhmm, gitu. ya udah deh saya pulang dulu, mau dandan yang cantik. siapa tau Mas Rian mau ganti istri baru, hehehe." dia cekikikan kaya kunti sambil berlalu pergi, sedangkan aku hanya tersenyum getir menanggapi ucapannya yang absurd.Aneh, benar-benar aneh orang kaya gitu! Apa dia dulunya pas lahir gak langsung di adzanin ya? makanya modelnya kaya gitu orangnya.@@@"Assalamualaikum, Mah! Papa pulang." suara Suamiku terdengar memanggil dari luar, sambil membuka pintu yang memang tak terku

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 10

    Hari ini adalah hari Minggu dan bertepatan dengan pesta pernikahan anaknya Pak Tarno, kami semua berniat untuk datang siang nanti.Karena Mas Rian harus ke toko dulu untuk mengecek laporan stok barang di toko, Mas Rian memang masih bekerja di tempat yang dulu, tapi posisinya sekarang sudah menjadi staff leader."Mah, nanti kamu siap-siap aja dulu ya? jadi nanti pas aku pulang, kamu sama anak-anak udah rapi, dan tinggal berangkat," pesannya sebelum berangkat ke toko."Siap, Pak Bos!" jawabku sambil hormat. dia mencubit pipiku, aku tersipu malu. lalu aku mencium punggung tangannya dan Mas Rian segera berlalu.@@@Sambil mengulur waktu, aku pun pergi ke ruang cuci untuk mencuci pakaian yang belum terlalu banyak. tapi berhubung lagi rajin, akhirnya aku tetap mencuci.Selesai mencuci, aku pun akan menjemurnya di luar depan teras rumah.Saat menjemur aku melihat Bu Ijah lewat di depan rumah, langsung saja kutegur."Bu, mau kemana?" dia menoleh dan tersenyum, serta langsung mendekat ke arahk

  • TETANGGA SEBELAH RUMAH   Bab 9

    Saat aku sedang menangis, tiba-tiba ada tangan yang menoel lenganku, aku pun terperanjat kaget, lalu cepat-cepat menoleh, tanpa kuhiraukan lagi wajah yang sudah amburadul."Nih, tissue. ingusnya udah banyak tuh, sayang jilbabnya pasti kotor," seorang lelaki menawarkanku sebungkus tissue. Aku mengenalnya, dia salah satu staf di supermarket tempatku bekerja, yang terkenal dingin dengan perempuan."Mas Rian?" ucapku terkejut, lalu dia hanya tersenyum kecut."Iya kenapa? kaget ada aku disini?" dia malah bertanya balik, dan meletakkan tissue di tanganku."Kok, Mas Rian ada disini? kenapa belum pulang? bukannya Mas Rian shift pagi ya?" tanyaku lagi dan belum menjawab pertanyaannya yang tadi. Karena kami satu toko, maka kami sering bertemu tapi tak pernah menyapa, karena memang dia lelaki yang sangat dingin pada perempuan.Mas Rian berbicara hanya pada saat Briefing toko saja atau berbicara jika ada perlu pada karyawan-karyawan yang berada di supermarket tersebut."Iya, saya nungguin kamu pu

DMCA.com Protection Status