Share

Bab 22

Penulis: Sity Mariah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-18 10:04:17

Fano terlihat berjalan ke arahku. Dia sepertinya baru saja dari klinik umum yang ada di sebelah butik milik Stella ini.

"Kamu dari mana? Butik ini?" tanyanya.

"Iya, Fan. Aku mau ke panti asuhan, tapi mobilku tiba-tiba ngadat. Ga mau nyala. Aku nelpon Mas Adrian tapi ga diangkat. Kamu dari mana?"

"Aku dari klinik. Kebetulan habis dari rumah Mba Tami. Terus temenku yang punya klinik ini minta aku mampir. Ini aku baru selesai nemuin temenku. Karena dia udah mau buka praktek, jadinya aku ya keluar," jelasnya kemudian.

"Temen kamu dokter perempuan apa laki-laki, Fan?"

"Laki-laki, Han. Kenapa emang?"

Aku menyipitkan mataku menatap Fano. "Circle pertemanan kamu kayaknya kebanyakan laki-laki deh, Fan. Makanya kamu belum nikah sampai sekarang. Jangan-jangan …." Aku menggantung ucapkanku.

"Jangan-jangan apa? Kamu jangan sembarang ya, Han. Kamu mau bilang aku belok, iya? Enak aja kamu, Han. Aku masih normal. Masalah aku belum menikah, itu karena aku belum ketemu jodohku aja. Kamu lama-lama miri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TETANGGA BARU   Bab 23

    **********Ap-ap-apah? Apa itu? Apa yang sedang mataku ini saksikan? Aku mengucek mata. Lalu kembali melihat dengan seksama.Aku menggeleng. Kubekap mulutku tak percaya.M-mas Adrian dengan … Mba Yolan?Mba Yolan duduk di pangkuan suamiku. Kedua tangannya melingkar di leher Mas Adrian. Sedangkan tangan Mas Adrian melingkar erat di pinggang ramping Mba Yolan.Mereka bercumbu dengan setengah kancing kemeja Mas Adrian telah terbuka. Sedangkan Mba Yolan terlihat memakai bra hitam. Karena kain bajunya telah diturunkan.Mas Adrian lalu turun ke dada Mba Yolan. Dia membenamkan wajahnya di sana. Hingga Mba Yolan kembali menjerit dan mendesah. Dengan kepala yang semakin menengadah dan ditarik ke belakang. Merasakan serangan yang Mas Adrian lancarkan di bagian dadanya.Dadaku sesak. Bulir bening lolos begitu saja dari kedua mataku. Kaki ini bahkan terasa lunglai. Seluruh tulang persendianku terasa dilolosi dari tempatnya.Apa yang ada dibenak Mas Adrian? Sampai bisa berbuat seperti itu pada tet

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 24

    "Tunggu, Mba!" seruan Mba Yolan menahan kakiku yang baru saja melangkah."Kalau Mba melaporkan rekaman itu. Bukan aku dan Mas Adrian yang akan disidang di balai warga. Tapi justru, Mba Jihan yang akan malu!" ucapnya yang tidak aku mengerti.Lantas aku pun berbalik kembali menghadap mereka. "Apa maksud kamu?!" bentakku dengan nada tinggi."Kenapa aku yang malu? Kalianlah yang seharusnya malu, karena sudah berzinah seperti ini!" tukasku geram."Dengar, Mba! Aku dan Mas Adrian nggak berzinah. Kami sudah halal. Mba salah jika menuduh kami sudah berzinah!"Jedddar!Bagai disambar petir. Lututku lemas mendengar ucapan perempuan berambut sebahu itu. Apa maksudnya sudah halal?"Yolan!" Terdengar Mas Adrian menghardik perempuan yang berdiri di belakangnya itu."Biar, Mas! Sudah saatnya Mba Jihan tahu semuanya. Biar aku buka saja semuanya sekarang. Buat apalagi kita tutupi, Mas?!" cecarnya mendebat Mas Adrian."Tapi, Yol—""Apa yang harus aku tahu? Apa?! Apa yang mau kamu buka, ha?!" tantangku

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 25

    "Dengar, Mba. Setelah Mas Adrian menikah dengan Mba. Aku seperti tak punya tujuan hidup. Setelah kalian menikah, aku merasa benar-benar hancur. Tapi satu hari, Mas Adrian kembali padaku. Dia menginginkanku menjadi istrinya. Dia ingin aku memberinya keturunan yang tidak bisa Mba berikan. Tentu saja aku menyambut dengan senang hati. Meski aku hanya menjadi istri kedua. Meski aku tahu dia sudah beristri, tapi aku tetap menerima. Dan terbukti aku bisa memberikan Mas Adrian bayi laki-laki. Tidak seperti, Mba. Mandul!"PLAK!Refleks aku menggampar pipi mulus perempuan yang baru saja mengataiku mandul. Sehingga jejak tanganku membekas di pipinya itu."Jaga mulutmu, Mba! Aku memang belum bisa hamil, tapi bukan berarti aku mandul!" geramku pada Mba Yolan.Mba Yolan memegangi pipinya yang baru saja kutampar. "Mas, lihat! Mba Jihan menamparku, Mas. Sakit," rengeknya mengadu pada Mas Adrian.Mas Adrian lalu pasang badan. Dia melewatiku, berdiri membelakangi Mba Yolan dan menghadapku."Dek, tadiny

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 26 (POV FANO)

    *******POV FanoAku mengendarai mobil menuju perumahan tempat tinggal Jihan kembali. Setelah selesai mengisi bensin mobil yang tidak sampai lima menit. Mba Tami, Kakak perempuanku, memintaku mengantarkan obat penurun panas untuk anaknya. Mau tak mau, aku pun ke apotek terlebih dulu untuk kemudian mengantarnya ke rumah Mba-ku itu.Sehingga sekarang aku baru bisa kembali untuk menjemput Jihan yang mungkin sudah menungguku cukup lama. Aku mempercepat laju mobil. Hingga tiba di blok perumahan Jihan.Dari dalam mobil, sebelum mobilku berhenti di depan rumahnya. Aku melihat Jihan berlari sambil berurai air mata. Dia keluar dari rumah milikku dulu dan berlari ke dalam rumah miliknya.Aku pun buru-buru memarkirkan mobilku tepat di depan pagar rumah Jihan. Kulihat mobil Adrian terparkir di halaman rumah itu. Kurogoh ponsel lalu menghubungi nomornya. Tidak tersambung dan terus kucoba menghubungi kembali. Sayang, nomornya menjadi tidak aktif.Aku pun menimang-nimang apa yang harus kulakukan. Hi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 27 ( POV FANO)

    Hingga tiba di depan ruang UGD. Suster Intan membawa segera Jihan ke dalamnya untuk mendapatkan tindakan.Aku hanya bisa mengantar sampai depa pintu dan kini menunggu dengan tak menentu di luar ruang UGD. Karena aku sudah tidak bekerja lagi di sini. Sehingga aku tidak memiliki kewenangan menangani Jihan seperti mauku. Apalagi aku tak memakai pakaian dinas. Jadilah aku hanya bisa menunggunya di sini.Kuhempaskan bobotku di kursi tunggu. Aku menunduk sambil meremas rambut di kepalaku. Pikiranku berkecamuk.Menurut analisaku, sepertinya Jihan tengah hamil muda dan dia mengalami pendarahan.Entah berapa usia kehamilannya sekarang. Namun aku harapkan, dia dan kandungannya baik-baik saja.Kuraup wajah kasar. Adrian benar-benar kurang ajar. Bisa-bisanya dia membawa istri mudanya tinggal di komplek yang sama dan bertetangga dengan Jihan."Benar-benar tidak punya otak!" umpatku geram.Ingin kupatahkan leher laki-laki sok tampan itu.Jihan terlalu naif untuk mencari tahu semuanya. Jihan terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 28 (POV ADRIAN)

    **********POV Adrian"Lepasin, Pak! Saya harus menemui istri saya. Dia sedang dirawat. Kenapa saya dibawa keluar?!" hardikku pada kedua petugas keamanan. Mereka menghimpitku di kanan dan kiri. Menyeretku hingga keluar dari rumah sakit dan kini aku berada di area parkir."Bapak membuat keributan. Jadi terpaksa kami harus membawa Bapak keluar karena akan mengganggu kenyamanan pasien di sini!" ujar satu petugas yang tingginya sama denganku."Jika Bapak kembali masuk dan membuat keributan lagi, terpaksa Bapak akan kami bawa pada pihak berwajib!" imbuh petugas lain yang berbadan lebih tinggi dariku.Kemudian mereka kembali ke dalam bangunan rumah sakit. Setelah menyeret dan menghempas tubuhku di parkiran ini."Sialan!" umpatku kesal.Aku lantas kembali ke mobil. Duduk di kursi kemudi dan membawa mobilku menjauh dari rumah sakit. Terpaksa aku harus kembali ke rumah.Benar dugaanku. Fano memang mencintai Jihan. Dia memakai kedok sahabat untuk bisa tetap dekat dengan istriku itu.Namun sayan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 29

    *********POV JihanBau khas obat-obatan menyengat tajam. Memaksa netra yang begitu lengket ini untuk terbuka. Perlahan, aku pun mencoba untuk membuka mata ini. Mengerjapkannya pelan-pelan hingga langit-langit ruangan berwarna putih menyapa indera penglihatanku.Aku lalu memindai sekeliling. Aku menduga, ini adalah ruangan rawat di sebuah rumah sakit.Di sampingku terbaring, wajah Fano yang pertamakali aku lihat.Sejenak, aku pun coba mengingat apa yang terjadi pada diriku hingga bisa ada di sini.Cesss!Bulir bening meluncur bebas dari ujung mataku. Mengalir hangat membasahi pelipis. Hati ini terasa begitu sakit. Setelah aku mengingatnya."Hiks …." Aku menangis."Han?" Fano memanggilku.Aku pun berusaha bangkit. Fano yang berdiri di samping brankar, lantas membantu sampai akhirnya aku berhasil duduk.Seperti mengerti, Fano mendekap tubuhku. Hingga aku berada di pelukannya. Kepalaku bersandar pada perutnya yang bidang.Aku menangis. Menumpahkan semua rasa sesak yang menghimpit begitu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • TETANGGA BARU   Bab 30

    *****POV JihanAku hanya menggelengkan kepalaku dalam kondisi terbaring saat ini."Fan, seharusnya kabar kehamilanku ini. Menjadi kabar yang sangat membahagiakan. Kamu tahu? Kabar kehamilanku sekarang, menjadi hal yang paling aku dan Mas Adrian tunggu-tunggu selama ini," ujarku kecewa."Seharusnya aku bahagia dengan kehamilan ini, Fan. Bahagia …." Suaraku parau.Tiba-tiba Fano meraih tanganku untuk digenggamnya. Fano kemudian duduk di kursi yang ada di samping brankar ini. Aku bingung harus bersikap seperti apa pada Fano saat ini.Di satu sisi, aku kecewa dengannya. Aku merasa marah karena dia ternyata tahu hubungan Mas Adrian bersama perempuan lain.Tapi di sisi lain. Hanya Fano yang ada bersamaku saat ini. Hanya dia yang menjadi peganganku saat rapuh sekarang.Fano menggenggam tanganku. Dia menatapku lekat. "Han, berbahagialah atas berita kehamilan kamu ini. Berbahagialah! Sambut kehadiran buah hati dalam rahim kamu dengan penuh sukacita dan rasa syukur. Meski hati kamu sedang terl

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18

Bab terbaru

  • TETANGGA BARU   Bab 48 || TAMAT

    TETANGGA BARU_48 || TAMATPov Jihan.***************Aku menatap hampa pada bunga-bunga mawar yang bermekaran sempurna di hadapanku saat ini. Di taman rumah sakit, aku duduk di sebuah kursi roda. Seorang perawat menemaniku dan duduk di kursi beton belakang sana.Setelah tiga hari dinyatakan kritis, pagi tadi aku berhasil tersadar dan melewati masa kritis akibat kecelakaan yang kualami bersama Fano. Sahabatku itu pun sama kritisnya sepertiku, tetapi dia dapat sadar lebih dulu dan lebih dulu dariku. Sehingga Fano telah keluar dari rumah sakit dan tengah kembali ke rumahnya. Setelah kecelakaan yang menimpa kami, membuat Fano harus kehilangan mobilnya.Aku mengusap perutku yang telah rata. Bayiku tidak dapat bertahan. Perutku terkena benturan yang cukup keras. Sehingga aku dinyatakan keguguran. Juga wajahku di pipi sebelah kanan yang terkena hantaman. Menyebabkan sebelah wajahku tak lagi mulus.Namun lebih dari itu, kehilangan bayiku adalah hal paling menyakitkan. Seluruh harta dan aset y

  • TETANGGA BARU   Bab 47

    TETANGGA BARU_47POV ADRIAN******Aku pulang hanya memikul rasa kecewa dan jengkel bukan main. Hakim pengadilan sangat-sangat tidak adil dalam memutuskan perkara ini. Dari sekian banyak harta serta aset yang dimiliki Jihan. Aku tak kebagian sepeser pun. Padahal selama enam tahun menikah, akulah yang mengurusi dua toko besar itu hingga dapat tetap bertahan dan beroperasi, di tengah persaingan banyaknha toko-toko ritel sejenis. Berkat ketekunan dan kerja kerasku, dua toko itu tidak sampai gulung tikar. Tetapi, aku tidak mendapatkan apa-apa dari kerja kerasku. Semua jatuh pada Jihan. Semuanya.Bahkan yang paling membuatku tak habis pikir, ialah saat notaris yang kudatangi dan kupercayai, hadir di persidangan dan membelot. Tiba-tiba saja dia berada di pihak Jihan. Padahal, aku sudah mempercayakan semua surat-surat padanya.Aku benar-benar kecewa.Seharusnya , aku mendapatkan bagianku dari harta dan surat-surat itu. Karena aku, memiliki andil dalam mengelolanya. Andaikan bukan aku yang me

  • TETANGGA BARU   Bab 46

    TETANGGA BARU-46*Hampir tiga bulan lamanya. Aku masih menumpang di rumah milik Fano. Dia melarangku keluar dari rumahnya. Sebab, dia khawatir tidak ada yang menjagaku yang tengah berbadan dua saat ini. Dia juga cemas, jika aku sendirian, membuat Mas Adrian dan Yolan mendatangiku.Sehingga, aku masih tertahan di rumah Fano. Tiga bulan tinggal dengannya, diam-diam aku jadi sering memperhatikannya.Fano memang sosok laki-laki yang baik. Dia tulus dan sangatlah pengertian. Hanya saja, dia terlalu cuek dan datar pada orang baru yang belum dikenalnya. Tapi padaku, dia adalah sosok yang hangat dan terbuka. Persidangan perceraian antara aku dan Mas Adrian telah digelar sejak dua bulan ke belakang. Sidang pertama dan kedua, Mas Adrian tak kunjung menghadiri. Aku yakin, dia pasti ingin mempersulit prosesnya. Namun, aku sudah menyiapkan pengacara mahal dengan jam terbang tinggi. Sehingga meski dia tidak menghadiri sidang pertama dan kedua. Sidang tetap menemui putusan di sidang ketiga hari i

  • TETANGGA BARU   Bab 45

    "Jangan harap. Bukannya kemarin, kamu yang menantang'supaya aku menggugat cerai? Kenapa sekarang kamu balik memohon-mohon? Sudahlah, Mas. Apapun yang kamu katakan, tidak akan pernah mengubah keputusanku. Lagi pun gugatan itu sudah aku daftarkan. Kamu tinggal menunggu surat pemanggilan untuk sidang. Aku pastikan, kamu akan kalah dan kembali miskin!"Mas Adrian meraih tanganku yang menunjuk-nunjuknya. "Dek, mas mohon. Batalkan. Kalau kamu mau, mas akan menceraikan Yolanda, Dek. Mas akan tinggalkan dia dan kita akan hidup bersama lagi. Mas Mohon, Dek."Aku menggeleng cepat, sembari menyentak tanganku darinya. "Gak Sudi! Sekarang kamu pulang. Urus saja istri muda dan anak kamu. Jangan pernah menemuiku, atau coba membujukku lagi. Waktu kamu habis. Aku mau masuk," tegasku lantas berlalu dari hadapan Mas Adrian.Namun, belum sempat aku melangkah. Mas Adrian memeluk kakiku dengan erat. "Dek, apa kamu sudah tidak mencintai mas? Apa kamu sudah terhasut oleh sahabat kamu itu, Dek? Batalkan gugat

  • TETANGGA BARU   Bab 44

    POV Jihan.Malam hari di dalam kamar di rumah Fano. Aku duduk sendirian di atas tempat tidur dengan kaki diluruskan.Siang tadi, aku sudah selesai mendaftarkan gugatan perceraian di pengadilan negeri. Rasanya aku sudah tidak sabar, berpisah dengan laki-laki yang sudah menemaniku selama enam tahun lamanya itu.Ini tidaklah mudah.Sedikitpun, aku tidak pernah membayangkan, jika kedatangan Yolanda dan juga Arsen, akan membawaku pada tabir kenyataan yang begitu pahit.Kuusap perutku yang masih sangat rata.Meski tanpa suami. Aku berjanji, akan menjaga kehamilanku ini dengan sangat baik.Beruntung, ada Fano yang menguatkanku hingga detik ini. Memberiku tumpangan tempat tinggal dan juga dukungan yang tak henti.Segelas susu cokelat khusus ibu hamil, sudah tersedia di atas nakas. Aku meneguknya sampai setengah gelas. Lantas membaringkan badanku terlentang.Tok Tok Tok!"Han! Kamu udah tidur belum, Han?"Tok Tok Tok!"Han, Jihan!"Fano menggedor pintu kamarku cukup keras seraya berteriak-teri

  • TETANGGA BARU   Bab 43

    Aku semakin menangis dan menjerit-jerit, meski mereka tidak akan mendengar dengan jelas karena mulutku yang tertutup lakban.Di depanku kini, Mba Sindy, Mba Aini dan juga Mba Dini tertawa melihat perbuatan Mba Clara padaku. Mereka menertawakan penderitaan yang diberikan Mba Clara ini."Jangan nangis dong, Mba. Kita cuma ingin bermain-main aja sama kamu! Kita gak akan rebut Mas Adrian dari kamu, jadi kamu jangan nangis gitulah!" Mba Dini berucap disertai tawa meledek."Hmmm …." Aku sudah tidak punya tenaga rasanya. Mba Clara sukses membuatku merasakan sakit di wajah yang selalu aku rawat ini.Aku coba menatap Mba Clara dengan tatapan mengiba. Agar dia berhenti menusukkan jari kukunya itu di pipiku. Namun, Mba Clara justru tersenyum kecut.Sampai akhirnya dia menghempas wajahku dengan kasar. Hingga wajahku berpaling sendirinya akibat hempasan tangan Mba Clara. Cengkramannya memang sudah terlepas. Namun juga sukses meninggalkan denyut kesakitan setelahnya."Mba Sin, sekarang!" cetus Mba

  • TETANGGA BARU   Bab 42

    POV YOLANDABibirku terkatup rapat. Seiring dengan kertas yang berhasil sudah kuremas. Kulempar asal kertas di tangan. Kepalaku menggeleng tak percaya dengan apa yang sudah kubaca barusan.Duk Duk Duk!Krak Krak!Pintu rumah yang sudah aku kunci. Tiba-tiba saja hendelnya bergerak-gerak. Diikuti suara dari luarnya.Aku melangkahkan mundur untuk segera mengambil Arsen dan mengurung diri di dalam kamar.BRAKKKK!"Tunggu pelakor!"Aku yang sudah berbalik badan, tak menghiraukan teriakan seorang wanita di belakang sana. Aku memilih melangkah dan hendak berlari untuk secepatnya menuju lantai atas."Aghhhh!""Mau ke mana kau? Mau kabur? Salah jalan! Pintu keluar di sini, Nona!"Baru beberapa langkah kaki ini bergerak. Tanganku telah dicekal lalu diplintir. Hingga tubuhku terseret ke arah belakang. Dan kini sudah berada di teras luar.Rambutku ditarik hingga kepala ini mendongak. Dari suaranya, itu seperti suara Mba Clara. Teman Mba Jihan yang waktu itu ikut arisan juga.Tanganku yang ditarik

  • TETANGGA BARU   Bab 41

    POV YOLANDA********Menjelang malam hari, akhirnya aku dipasangi infus. Aku benar-benar lemas dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Mas Adrian memanggilkan seorang dokter untuk datang ke rumah ini. Hingga aku bisa mendapatkan penanganan akibat mulas di perutku yang tak berkesudahan.Ternyata aku mengalami disentri yang akhirnya membuatku dehidrasi dan tubuhku jadi lemas. Sampai aku merasa ingin pingsan saja saking lemasnya.Setelah dipasangi infus seperti sekarang, barulah mulai ada sedikit tenaga. Meski tidak serta merta aku pulih.Mas Adrian mengambil alih menggendong dan mengayun-ayunkan Arsen. Hingga Arsen terlelap dan ditidurkan di sisi yang lain di atas kasur yang sama denganku.Tempat tidur yang dulunya hanya memberikan kehangatan untuk Mba Jihan. Tapi saat dia tidak rumah untuk menghadiri acara reuninya. Itulah saat pertama kali, kehangatan tempat tidur ini telah terbagi denganku. Mba Jihan memang terlalu polos dan bod*h."Aku mau makan dulu! Laper!" cetusnya setelah

  • TETANGGA BARU   Bab 40

    Terpaksa aku meninggalkan Arsen yang sudah polos untuk ke kamar mandi. Ada yang mendesak ingin dikeluarkan.Cepat aku duduk di kloset dan menuntaskannya. Sampai perutku terasa lega.Setelah selesai, aku kembali untuk mengambil Arsen dan memandikannya. Tapi tiba-tiba perutku mulas kembali. Rasanya ada yang ingin keluar dan sudah diujung tanduk.Baru saja aku membungkuk untuk menggendong Arsen. Terpaksa aku menegakkan tubuhku. Setengah berlari masuk ke kamar mandi lagi dan duduk di kloset.Kuhembus napas lega setelah menuntaskan kedua kalinya. Lalu keluar dari kamar mandi dan menghampiri Arsen lagi.Saat badanku sudah membungkuk untuk meraih Arsen, perutku lagi-lagi melilit. Hingga terpaksa aku balik masuk ke kamar mandi dan bersemedi lagi.Perutku rasanya seperti dikuras. Entah kenapa juga aku merasa seperti terkena diare. Setelah ketiga kalinya bersemedi di kamar mandi. Tubuhku duduk terkulai ke lantai tepat di ujung tempat tidur.Kutepuk-tepuk kaki Arsen karena dia terlihat seperti s

DMCA.com Protection Status