Share

Di Ruangan Itu (4)

Penulis: Asa Jannati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-30 20:49:02

-Di Ruangan Itu-

Kali ini otakku benar-benar mendidih. Seperti sebuah magma yang siap diledakkan kuat-kuat ke angkasa. aku bahkan tak mampu lagi mencerna kata demi kata yang sedang mereka bicarakan saat ini. Yang kupahami, mereka berdua ternyata tidak hanya menjalin sebuah affair. Tapi sudah menikah!

Aku berbalik, berlari menuju kamar tamu paling ujung. Lalu menguncinya dan meluapkan semua emosi agar bisa meredamnya lebih cepat. Aku benar-benar dibohongi oleh suamiku sendiri. Entah sudah sejak kapan hubungan itu dimulai dan sejak kapan mereka menikah. Aku benar-benar tak tahu.

Canggih sekali akting mereka, sampai aku mengetahui keberadaan test pack itu dan baru menyadari ada yang tak beres di rumah ini. Kupikir kecurigaanku kepada Inem tak akan mengantarkanku pada sebuah fakta sejauh ini. Gila, suamiku sendiri berselingkuh di dalam rumahnya dimana ada anak dan istrinya berada. Seleranya begitu rendah, hanya berani berselingkuh dengan seorang pembantu cantik.

Kuusap air mataku dengan kasar. Tak perlu ada kesedihan berlarut untuk sebuah pengkhianatan dari seorang pecundang!

Aku pergi ke kamar, mengambil gawaiku dan menekan tombol pengambilan video, kurekam wajahku sendiri yang sudah sembab dengan air mata.

“Pukul setengah dua malam. Jika video ini sudah sampai kepada siapapun yang melihat, berarti aku sudah rela membagikan kisah hidupku kepada siapa saja untuk dijadikan pelajaran. Jangan pernah percaya kepada suami kita 100% sesetia apapun dia, sesayang apapun pada istri dan anak-anak."

"Sisakan ketidakpercayaan padanya beberapa persen untuk sebuah kewaspadaan. Dan jangan pernah membiarkan suami tinggal berdua dengan seseorang yang bukan mahramnya, terutama seorang ART muda yang bisa saja dia tak tahu diri. Kali ini, kuajak kalian melihat sebuah fakta rumah tanggaku.”

Lalu kubiarkan kamera tetap merekam aksiku berjalan menuju kamar Inem, masih terdengar sama, Inem masih menangis dan sedang terus dibujuk oleh lelaki bejat itu. Bedanya, kali ini pintu sudah tertutup rapat.

Hanya saja, aku masih mampu mendengar suara mereka ditengah kesunyian malam ini. Suara Inem pasti akan jelas terdengar oleh rekaman video gawaiku yang kebetulan kupilih mampu merekam suara sebising apapun menjadi terdengar jelas dan jernih.

“Sudah, sayang, jangan nangis lagi, ya. Nanti cantiknya hilang,” ujar lelaki itu lembut.

Kuarahkan kamera ke atas pintu, semoga saja kamera ini masih mampu merekam adegan di dalamnya. Aku membekap mulutku, menahan isak yang sesekali masih muncul.

“Tapi Mas janji, ya. Janji adalah hutang, Mas. Nggak kasihan, tah sama Inem yang lagi isi anakmu, ini.” Nada suara Inem benar-benar berbeda. Pantas saja suamiku tergoda, benar-benar ular.

“Iya, sayang, Mas, janji.” Jawaban yang memuakkan dari lelaki biadab yang sayangnya dia adalah Papa dari anak-anakku.

terdengar suara lampu dimatikan. “Satu, dua, tiga, empat, lima ….” Aku terus menghitung dalam hati tanpa henti, hanya agar aku mampu bertahan dan siap mendengarkan yang terjadi selanjutnya.

Ya, Rabb, desahan wanita itu lagi.

Aku membekap mulutku kencang-kencang kembali. Terlalu menahan tangis sesekali suaraku keluar. Kesakitan hatiku sungguh luar biasa, saat ini.

Hingga pada hitungan ke sembilan puluh, aku tak sanggup lagi mendengar desahan yang makin bersahut-sahutan itu. Memilih untuk berbalik ke kamar bersama anak-anak. Aku menangis memeluk kedua buah hatiku.

Aku tahu harusnya tak ada tangisan lagi, tak ada kesedihan lagi. Tapi ternyata aku tetaplah wanita yang cengeng. Ya, aku cengeng tapi aku pastikan aku kuat, aku tak rapuh. Aku masih mampu menjalani esok hari dengan baik-baik saja.

Kulihat rekaman pada gawaiku itu. Satu bukti tak terbantahkan ada dalam genggamanku. Ternyata rekaman gawai ini melalui lubang angin pintu kamar Inem berhasil menunjukkan jelas-jelas perselingkuhan kedua manusia keji itu. Terlihat adegan Mas Hangga sedang mengusap air mata Inem, membelainya juga adegan lain yang sangat tak pantas dilakukan antara lelaki beristri dengan wanita lain.

Ya, bagiku hubungan mereka tetaplah suatu hubungan yang haram. Karena bisa kupastikan Inem menikah dengan Mas Hangga, bukan diwalikan oleh Ayah kandungnya. Sebab tak akan mungkin ayahnya merestui. Aku sangat kenal dengan Pak Jono, beliau sampai sujud-sujud ketika rumah Inem yang awalnya berdinding geribik jadi berdinding semen 50%nya.

Jadi jelas Pernikahan Mas Hangga dan Inem adalah pernikahan tak sah, dan itu tak ada bedanya dengan hubungan yang haram! Ya Allah Mas, seterbuai itu kamu sama seorang wanita muda!

***

Pagi yang mendung. langit tampak gelap. Aku duduk di meja makan sudah dengan pakaian kerja yang rapi. Mas Hangga duduk di hadapanku dengan wajah yang lesu. Mungkin dia lelah. Aku mencoba menyikapinya sebiasa mungkin.

“Wajahmu sembab, Dek?” Akhirnya ia menyapaku.

Aku diam saja.

“Dek, kok, diam?”

Tiga detik, baru kujawab.

“Ehm, yaa … Mungkin karena tadi aku mencoba memakai soft lens, mungkin karena sudah jarang pakai, jadi air mata netes terus, alhasil sembab.”

Aku menjawab dengan tak menatapnya.

Ia diam, kuharap lelaki tampan berwajah oval dihadapanku ini masih memercayai ucapanku.

ia masih diam, aku meliriknya, ia menatapku.

“Mas ambilin obat tetes, ya. Biar agak enakan.”

“Nggak usah, Mas. Nanti juga sembuh.”

“Mas khawatir iritasi, lagian obatnya dingin, jadi sembabnya jgua bisa hilang.”

Ia bangkit, membuka lemari obat.

Mas Hangga memegang kepalaku perlahan, lalu membungkuk.

“Mendongak dan tahan, ya, Dek.”

Cairan itu menetes dua kali di setiap mata.

Prank! Suara piring terjatuh. Aku tersentak.

Lalu melongok berbarengan ke arah Inem yang juga menatap aku dan Mas Hangga.

Kupastikan dia cemburu, melihat adeganku dan Mas Hangga barusan.

“Kenapa, Nem?” tanya Mas Hangga.

Inem hanya diam, lalu melengos dengan tatapan kesal.

“Kamu kenapa, sich, Nem? Kok aneh pagi ini?” tanyaku. Dia yang memecahkan piring tapi wajahnya musam seperti emosi.

“Kamu sakit, Nem? Sudah kalau sakit istirahat aja di kamar. Nggak usah cuci piring. Kan itu kerjaan Yu Siti.” Lelaki ini lembut berkata. Aku yakin, lelaki dihadapanku ini tak enak hati melihat “istri mudanya” itu cemberut karena cemburu.

Ia masih diam.

“Sini, Nem, kamu sarapan aja, dulu. Sini duduk di sini sama-sama,” ujarku. Aku memang tak membeda-bedakannya sejak dulu. Sarapan pagi bersama Inem juga anak-anak adalah hal biasa. Sayangnya pagi ini anak-anak belum bangun, mungkin sebentar lagi, bangun lalu pergi sekolah.

Sebenci apapun aku pada Inem, Ia masih di dalam rumah ini, menjaga anak-anakku. Aku mengkhawatirkan keselamatan Sefina dan Hanifa seandainya aku gegabah dengan Inem. Tunggu saja, akan ada saatnya memuaskan pembalasanku padanya, nanti.

Tiba-tiba Inem berlari ke kamar mandi, lalu mengeluarkan erangan seperti ingin muntah.

“Hoeek-hoeekk-hoeekk.”

Mas Hangga menatapku. Dan aku menatapnya. Aku ingin tahu apa reaksi Mas Hangga melihat Inem seperti itu.

Di dalam kamar mandi Inem masih terus berusaha mengeluarkan isi perutnya. Sesekali terhenti, sesekali berjekpot/berhoek lagi.

“Mas …. tolong aku. Aku mual. Tolong aku, Mas,” ucap Inem.

Sontak aku kaget, dan Mas Hangga langsung terperanjat kuat. Matanya membulat menatapku sembari menelan ludah.

Aku menyedakepkan kedua tanganku menatapnya tajam. Mati kamu, Mas!

____

Terima kasih sudah menyimak, tinggalkan jejak love dan komen sblm menuju bab selanjutnya. Terima kasih sudah membantu penulis bertumbuh.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Senja jingga
Bismillah... semoga saya juga bisa menjadi penulis hebat yang menghasilkan uang seperti mbak nya. Aamiin..
goodnovel comment avatar
Al Fatih
siiiip aku senang bacanya
goodnovel comment avatar
Baharudin Haris
istri yg msh mau melayani suami yg sdh bertubuh dg babu , bodoh sekali, iti kontolnya udah seting nyemplung menek babu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Panggil Aku Bunda (5)

    klik follow akun penulis dulu, yuk sebelum lanjut baca Test Pack ART-ku (5) .~Panggil Aku Bunda (Kata Inem)~.“Kamu kenapa, Mas? Kok kaget begitu?”“Ya, ya, ya Mas kaget, dia manggil siapa, sich?”Mas Hangga membentangkan kedua telapak tangannya dengan ekspresi tak paham.“Dah, Dek. Mas berangkat ke kantor, dulu.”Secepat kilat ia meninggalkan meja makan menuju garasi. Terdengar mobil dipacu dengan sangat kencang meninggalkan rumah.Aku menghela napas.Ternyata kamu belum siap memperkenalkan Inem kepadaku, Mas. Itulah kenapa kamu hanya berani menjalin hubungan dengan seorang ART. Keinginan kamu punya istri lebih dari satu besar, libido kamu juga besar, sayang nyali kamu ciut, Mas. Meski kini kamu sudah punya bisnis yang menghasilkan pundi-pundi uang besar, tapi aku juga bukan wanita sembarangan yang kamu nikahi. Lalu seenaknya rumah tangga ini kamu bikin main-main demi memuaskan kebutuhanmu yang tak berkesudahan bila dituruti itu. Kamu memang romantis, kamu baik, tapi kamu juga beg

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Perawan Palsu (6)

    Perawan Palsu (6)“Ibu, kaget saya, Bu. Ibu kok tumben pulang?” Ia bertanya sembari lekas berdiri menghormatiku.“Kamu apa-apaan, Nem ngajarin anak-anak manggil kamu Bunda?”“Eh, uhm, anu. Kita main boneka-bonekaan aja, Bu. Becanda aja. Ya ‘kan, Dek, Kak ….”Suaranya bergetar.“Yang bener? Tadi kamu ngomong serius, loch. Kamu beneran hamil?”Ia diam.“Iya, Ma. Bunda Inem tuh lagi ada dedeknya dalam perut. Sebentar lagi keluar, terus kita punya adek.” Si sulung menimpali.“Nem? Kok kamu diem aja? Apa kamu beneran hamil? Hamil sama siapa? Jawab jujur, Nem.”Masih tak menjawab. Tapi hanya dalam hitungan tiga detik dia sudah berlari ke kamarnya.Aku menghentak napas. Cemen sekali. Berani merebut suamiku, tapi menatapku pun tak sanggup. Andai kamu tahu, Nem. Perih dan kecewaku luar biasa sama kamu. Andai kamu tahu hancur hatiku tak terbilang gimana rasanya. Orang lain yang tak kukenal saja, bila dia merebut suamiku, jelas menyakitkan. Dan ini kamu yang ngelakuin, Nem. Kamu yang bahkan orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-03
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Foto Mesra di F******k Rahasia (7)

    ~Foto Mesra di F******k Rahasia~ (7)Seketika suaranya hilang, tak ada lagi pembicaraan.“Nem, Buka!”Tak ada gerakan.Gemes, kutendang pintunya.Dubrak!“Buka, Nem!”“Iya, Bu, sebentar ….!Pintu dibuka.“Apa, kamu ngomong apa barusan?”“Ngomong apa gimana sich, Bu, yang ibu maksud?”“Kamu tadi ngobrol sama seseorang kan di telepon? Jangan kira saya nggak dengar. Apa obrolan yang kamu maksud tadi, Hah?”“Ehhm, ma-ma-maksud Ibu yang mana? Aduh, saya jadi takut. Ibu nich, tumben marah-marah.”“Yang soal beli darah keperawanan! Paham?!” Aku berkata penuh penekanan tiap katanya.Ia menatapku dua detik. Lalu tertawa.“Owh itu. Ibu, nich, kirain apaan …. Itu kan dialog cerita, Bu. Inem tadi nemu cerita di internet, ceritanya seru. Inem ngomong ngikutin dialog yang ditulis. Duh sampe jantungan Inem. Kirain apaan Ibu sampe dobrak pintu. Cuma salah paham, Bu ….” ia menunjukkan jari tengah dan telunjuk membentuk huruf V.“Kamu nggak usah ngaco, Nem!”“Ya Allah, Bu. Beneran, suerrr, Inem jujur. I

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-03
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Anak-anakku Mengetahuinya (8)

    -Anak-anakku Mengetahuinya-“Eh, Mama. Entahlah, Mas juga baru datang. Kelihatannya Inem sedang putus cinta sama pacarnya, sampai nangis-nangis gitu. Mas cuma berusaha menenangkan. Biasalah anak remaja lagi jatuh cinta, diputusin kali.”Lantas lelaki jangkung iru menggaruk kepalanya yang tak gatal.Inem yang tiba-tiba dilepaskan pelukannya begitu saja, merasa kesal. Mungkin ia berharap saat aku hadir, justru Mas Hangga tak melepas pelukannya dan ia akan tertawa puas karena telah memenangkan sebuah permainan. Bukankah sebenarnya Inem memang membenciku, bahkan ingin membunuhku. Masih kuingat status f******k bocah alay bernama meow. Itu pasti akun milik Inem-Inem jugaMerasa tak mendapatkan apa yang ia inginkan, ia melirik Mas Hangga jutek lalu berlari masuk ke dalam kamar. Ia melanjutkan tangisannya di sana.Aku tertawa dalam hati melihat kelakuannya. Andai aku tidak sedang bersandiwara berpura-pura bodoh. Sudah kuolesi sambel pada bibir manisnya yang sering manyun tak jelas itu.Lalu ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Menyadap Pesan-pesan Mereka (9)

    -Menyadap Pesan-pesan Mereka-“Iya, Bu. Saya kaget, saya tanya mau kemana, Mbak. Dia nggak jawab.”“Saya cek dalam kamarnya separuh isi kamar sudah nggak ada, Bu.”“Saya mau ngadu sama Ibu, sy lihat Ibu sedang menangis, jadi nggak berani.”Hmm, jadi perempuan itu pergi tanpa ijin aku sama sekali.“Ya, nggak apa-apa, Mbak. Biarkan saja dulu, kalau itu kemauannya. Sementara Mbak sanggup kan momong Sefina dan Hanifa sendirian?”“Oh kalau itu tenang, Bu. Dengan senang hati saya melakukannya.”“Besok saya akan minta Mbak baru dari yayasan lagi. Biar Mbak Yana nggak terlalu kewalahan.”“Baik, Bu.”Aku menuju kamar Inem. Dalam kondisi terburu-buru untuk kabur, kurasa dia hanya membawa barang-barang yang sangat diperlukan saja. Entah kenapa saat masuk ke kamarnya ada perasaan berat. Tapi kupaksakan. Kubongkar barang-barang yang terserak di sudut ruangan.Sayangnya ketika aku hendak membuka lemari. Ada suara-suara aneh yang membuatku ngeri dan terhenyak. Alisku berkerut. Suara apa itu?! Suara

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Di Dalam Mobil Suamiku (10)

    -Di Dalam Mobil Suamiku-[Sekarang?][Iya, kamu bawa baju seperlunya dan barang yang kamu anggap penting. Cukup pakai tas kecil, saja. Kamu tunggu di Mall atau di restoran. Nanti aku jemput sepulang kerja. Oke?][Hmmm. Okelah. Nanti aku kabari lagi, Mas. Mau masukin baju-bajunya dulu.][Oke, Sayang. Love, U.]Laki-laki yang sudah terbuai oleh cinta wanita baru. Isi pesannya tak jauh berbeda ketika dulu ia mencintaiku. Siapa yang tak bahagia dipenuhi ucapan cinta dan sayang oleh lelaki tampan seperti dia. Terlebih Inem. Melihat Mas Hangga sekarang yang sudah mapan. Pas sekali Mas Hangga juga begitu tertarik kepada jalang itu.“Halo, Za, tolong saya sekali lagi, ya.” Kujelaskan maksudku meminta bantuannya kembali.“Oh, siap, Bu. Saya laksanakan. Saya suka kalau Ibu yang perintah.” Suara di seberang sana terdengar sumringah. Ya, karena aku tak segan membayar dengan nominal besar padanya.Kali ini aku meminta Reza untuk mengintai kemana nanti perginya Corola Altis itu selepas lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Usaha Penggerebekan (11)

    -Usaha Penggerebekan- “Hallo Assalamualaikum, Pa, maaf malam-malam telepon Papa. Tapi ada hal penting yang ingin Karin bicarakan.”“Owh, Waalaikumussalam. Ya, silahkan cerita. Apa kabar anak-anak?”“Anak-anak baik, Pa. Karin mau bicara soal Mas Hangga, Pa.”Kuceritakan kejadian demi kejadian sampai akhirnya Papa paham dan mengerti situasiku saat ini.“Hmm, cukup pelik, Karin.” Papa menghela napas panjang.“Baiklah, Papa akan jemput Papa kamu, nanti kita ke sana sama-sama. Apa Papa sudah dikabari?”“Baru akan Karin telepon, Pa. Maaf kalau Karin baru bisa sekarang mengabari Papa. Karena pada awalnya Karin pikir akan bisa mengatasi keadaan ini sendiri. Tapi ternyata Karin sendiri baru sadar kalau situasinya sudah segawat ini.”“Papa mengerti keadaanmu. Ini sudah berat. Ya, oke. Papa siap-siap dulu, ya.”“Oke, Pa.” Klik, telepon kumatikan.Tak ada waktu bersedih Karin. Segera telepon Papa. Aku melanjutkan menekan tombol panggilan ke W* Papa.Pembicaraan ke Papa terasa lebih berat. Karena

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Mereka Tanpa Sehelai Benangpun (12)

    -Mereka Tanpa Sehelai Benangpun-Sekali lagi lagi.Debum Gubrak!! terdengar jeritan dari arah dalam.“Hangga! buka pintu!!!”Papa Hans berteriak.“Buka pintunya atau saya dobrak paksa!”Ternyata pintu begitu kokoh sehingga dua kali tendangan Papa tak membuat pintu itu terdobrak.Sekujur tubuhku sudah merinding menyaksikan keadaan ini. aku sangat kenal watak Papa Hans, jika ia marah. Maka ia benar-benar marah. Terlebih predikat mantan preman Blok M ketika muda dulu ada pada dirinya. Tapi Papa sangat setia dengan pasangan, inilah yang membuatnya begitu marah dengan kelakuan anaknya.Ternyata pintu belum juga dibuka, mungkin mereka di dalam sedang kelabakan atau malah sudah tanpa busana sehingga sibuk memakai pakaian. Entahlah.Papa mengambil ancang-ancang lagi. Mundur tiga langkah lalu melompat tinggi menendang pintu itu lagi.Debum! Gubbbrrraaakkkkk! Kali ini pintu terbuka. Kejadian yang sangat cepat. Papa langsung merangsek masuk. Terdengar teriakan lagi dari dalam, juga tangisan wan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05

Bab terbaru

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Tamat: Bahagia Tak Berujung (174)

    TEST PACK 174Test Pack ART-ku-Bahagia Tak Berujung-“Nggak bisa apa, Mas ...?”Dia merebahkan tubuhku ke bantal perlahan. Lelaki bermata bening dengan sepaket wajah yang selalu memabukkanku itu, mendekati wajahku.---“Nggak bisa jauh-jauh dari perempuan cantik di hadapan, Mas ini pastinya.” Kali ini wajahnya serius menatapku.“Mas, liatin akunya harus gitu, ya?”“Emm, memang Mas lihatnya gimana, si?”“Kayak, em … apa, yaa …?”“Mas juga nggak tahu, Dek. Mungkin karena kemarin-kemarin, Mas selalu buang jauh-jauh tatapan Mas ke tempat lain saat lihat kamu.”“Terus sekarang.” “Sekarang sayang dong, sudah halal nggak dilihatin. Mubajir. Heheheh.”“Oh, gitu, Mas …”“Iya, jadi ya Mas lihatinnya sepenuh hati. Biar masuk ke hati juga.”“Kelihatannya sudah bukan masuk ke hati saja. Sudah meresap ke jiwa sampai ke sum-sum tulang juga, Mas. Aku ‘kan sayang banget sama, Mas.”Ia membelai rambut lurus tergeraiku yang kini sudah panjang sepinggang.“Mas ….”“Hmmm …”“Jadi, Mas tadi mau minta apa?

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Dua Hati Mencecap Rasa (173)

    #Testpack (173)Test Pack ART-ku-Dua Hati Mencecap Rasa-“Adududu … sakit, Dek.”Mas Hangga menghindar ke ujung kasur.“Coba jawab, apa dia itu kamu, Mas?” Aku mengejarnya dan mulai memegang kupingnya. Wajahku kini di atasnya dengan mata melotot.“Yang mana, sih?” Kini ia mulai sok cool.“Ish, emangnya Mas mau jelasin yang mana lagi? Dia yang selama ini mengganjal pikiranku. Belakangan dia bukan memberi informasi, malah jadi orang sok bijak yang banyak menasehatiku.”“Ya mungkin dia termasuk orang-orang yang sangat sayang sama kamu, Dek.”“Tapi kok Mas nggak kaget aku cerita begini? Nggak curiga. Kalau bukan Mas, pasti Mas akan langsung penasaran dan cari tahu siapa pengganggu itu?”Ia tergelak. Lalu memegang kedua bahuku dan membalik tubuhku, sehingga kami berguling-guling.Kini tubuhnya ada di atasku. Kedua netra ini hanya berjarak sekian inci saja. Napasnya memburu.“Kamu gemesin, Sayang, kalau marah-marah seperti ini.”“Ih, malah ngegombal!”“Beneran. Makanya Mas nggak kuat liat

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Jadi Siapa Sosok Misterius Itu?

    #Testpack (172)Test Pack ART-ku-Jadi Siapa Sosok Misterius Itu?-Perlahan tubuh kokoh itu meletakkan tubuhku ke atas springbed. Tubuhnya kini menjadi tepat ada di hadapanku.Bulu-bulu lentik itu bergerak, mengerjap. Bola mata cokelat itu menatapku lekat.“Tak pernah berubah dan tak ada yang berubah. Yang ada, rasa rindu yang terpendam lama dan kini mulai terobati.” Lirih suara itu, namun helaan napas itu hangat menyentuh wajahku.Seketika aku menjadi teramat kasihan kepada lelakiku ini. Bertahun-tahun ternyata aku mengabaikannya dalam kesendirian. Mungkin aku akan lega ketika dia sempat melupakanku. Tapi nyatanya dia justru tak pernah berhenti untuk terus berusaha membuat agar aku kembali padanya.Kubelai wajah putih dengan cambang tipis yang terlihat baru di cukur itu. Kubelai kumis tipis di atas bibirnya. Aku menikmati keadaan ini. dia sudah sah kembali menjadi suamiku. Dari dulu, aku sangat menyukai keadaan ini. Berdua-dua, dan menyentuh seluruh area wajahnya. Saat ini seakan mey

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Honeymoon ke Norwegia

    #Testpack (171)Test Pack ART-ku-Honeymoon ke Norwegia-Mas Hangga membuktikan semuanya. Saat aku datang ke KJRI semua surat-surat telah secepat kilat ia urus. Kugunakan pakaian serba putih yang telah ia persiapkan untukku sekeluarga. Di sini prosesi ijab kabul akan berlangsung. Tentunya resepsi nanti akan dilaksanakan di Indonesia. Aku duduk di sebuah ruangan serba putih.“Bismillah, Nak. Ternyata benar, kalau kita berbuat baik, sama Allah ditambah nikmatnya. Siapa yang mengira, pada akhirnya kamu justru menikah dengan Hangga saat umroh, Nak.”Mama mengelus bahuku lembut. Dirapikannya jilbabku itu. Mama menatapku dengan senyuman paling menyejukkan seakan menenangkan dan menyemangatiku bahwa ijab kabulku akan berjalan lancar. Mama paling tahu apa yang ada dalam benakku. Kupeluk Mama erat, lalu aku dan Mas Hangga mencium tangannya khidmat.Mama kemudian mengelus pipiku juga Mas Hangga, dan mengangguk-angguk seakan ingin bicara bahwa ia memberi restu.“Selamat Hangga. Papa salut sama u

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Aku Mau, Mas (170)

    #Testpack (170)Test Pack ART-ku-Aku Mau, Mas-Seketika aku merasakan duniaku hening!Sedang bercandakah dia? Rasa-rasanya dia sedang men-chat prank-ku. [Jangan meragukan Mas, Dek. Mas tidak sedang bercanda.]Ah, kenapa dia bisa membaca pikiranku.Aku masih diam mematung. Memandangi sebaris tulisan yang baru masuk ini. [Turunlah, Mas ingin bicara lebih serius lagi. Mas tunggu di lobi.][Jangan ragu lagi. Semuanya sudah Mas putuskan. Mas ingin kembali denganmu. Masih bolehkan, Dek?][ Boleh juga ‘kan Mas kali ini GR, meyakini bahwa kamu dan anak-anak berharap Mas kembali?”]Aku hanya mampu membaca pesan demi pesannya yang terus masuk satu demi satu.[Mas akan terus berada di lobi ini sampai kamu turun. Tak perduli kalau security sampai mengusir Mas pun. Mas akan tunggu!]Kupegang dadaku yang berdebar. Kugigit bibirku berkali-kali, memastikan bahwa ini bukan mimpi.Kuusap aku air mata yang dengan kurang ajarnya menerobos begitu saja melewati pipiku. Aku tak ingin menangis di hadapan

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Kita Menikah Sekarang (169)

    #Testpack (169)Test Pack ART-ku-Kita Menikah Sekarang-“Sudahlah, Mas. Kenapa kamu sekarang jadi kolokan begini. Kamu lagi akting, ya?”“Akting?”“Ya kamu berminggu-minggu nggak datang ke rumah kemarin-kemarin biasa saja. Kenapa sekarang kok jadi aneh merasa bersalah, mohon-mohon begini?”“Ya … Karena ….” Ia menjeda kata … bukan terlihat berpikir, tapi terlihat menahan kata. Wajahnya tampak malu-malu. Jujur itu menggemaskan di mataku. Seandainya dia suamiku, seandainya aku tak marah padanya. Seperti yang dulu biasa kulakukan, akan kucubit hidung atau pipinya lalu mengoyak-ngoyak rambutnya. Tapi rasa kesalku saat ini masih jauh lebih besar. Rasa emosiku muncul kala mengingat dia berkelahi membabi buta menghajar Bang Saga. Begitu sulit kuhentikan."Ah sudahlah, cepat pergi saja dari sini. Hidup menjauh dariku dan anak-anak. Kamu kelihatannya sudah cukup berbahagia hidup berdua saja dengan Zayyan, putra mahkota kamu itu!" Aku mendengkus kesal.“Loh, kok gitu, Dek. Zayyan kan anak kes

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Dua Hati yang Tak Bisa Saling Membohongi

    -Dua Hati yang Tak Bisa Saling Membohongi-Mas Hangga, seemosional itu dia. Dia mungkin bahkan sudah mengira hubunganku dengan Bang Saga semakin rekat, karena semakin dekat dengan tanggal pernikahan. Maka dari itu dia semakin menjauh dariku, dan jadi sangat kecewa melihat keadaan ini.Kalau begitu, kondisi Bang Saga benar-benar berbahaya. Tak akan ada yang bisa melerainya kecuali aku.“Clarissa, kamu bisa pulang sendiri ‘kan? Rasanya aku tak bisa membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah ini tanpa ada pihak lain. aku khawatir sesuatu terjadi.”“Aku bisa pulang sendiri, tapi aku merasa perlu ikut kamu, Rin. Karena ada aku masalah ini timbul. Ada andil aku dalam masalah kalian. Aku merasa perlu meminta maaf dan menjelaskan ke Mas Hangga.”“Please Clarissa. Cukup aku.”“Kamu percaya aku, kan Karin, aku janji kehadiranku tak akan memperkeruh apapun. Aku hanya berusaha bertanggung jawab atas ini semua.”Kedua tangannya ditelangkupkannya di hadapanku, memohon. “Nggak Clarissa! Kamu te

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Mas Hangga Begitu Sayang Kamu, Rin

    #Testpac k (167)Test Pack ART-ku-Mas Hangga Begitu Sayang Kamu, Rin-“Benar, Rin. Sebaiknya memang begitu. Jangan terlalu memikirkan Mas Hangga dulu. Fokus saja mendekat pada Allah. Jika dia jodohmu. Allah akan bukakan hati Mas Hangga.”“Ya. Yasudah, yuk bahas kapan persiapan kalian akan menikah ulang?”“Aku ingin kamu yang menentukan tanggalnya, Rin.”“Dua bulan lagi terlalu lama tidak?”“Emm, berapapun tanggal yang kamu kasih. Aku akan siapin.”“Tunggu, sepertinya aku harus lihat tanggalan. Nanti aku kabari lagi, ya?“Oke, nggak apa-apa, kabari saja kalau sudah nemu.”“Ya udah sekarang Abang Istirahatlah. Kan masih harus jaga tubuh biar kankernya nggak tumbuh-tumbuh lagi. Semangat selalu Abang dan Clarissa, ya. Aku mau urusin si duo kembarku.”“Ya, Insyaa Allah. Titip sun ya buat duo kembar.” Suaranya sedih. "Iya, Abang bisa kapan saja datang atau video call mereka, ya. Anak-anakku, anak Abang juga. Mereka tetap menganggapmu Papa mereka."Setelah mengucap salam, kututup panggilan

  • TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU   Biarkan Semesta Yang Membuka Hati (166)

    #Testpac k (166)Test Pack ART-ku-Biarkan Semesta Yang Membuka Hati-Aku paham, Bang Saga mengumbar kata manis untuk Clarissa di hadapanku, sebagai penanda, bahwa semuanya sudah berakhir. Bahwa dia sudah benar-benar memutuskan melepas tali kasih yang pernah terjalin. Ini bukan suatu keburukan. Ini suatu tindakan tegas darinya. Bang Saga Mengingatkanku pada momen yang tepat, pada saat Clarissa sedang bersamaku. Bahwa kini, Bang Saga sudah menjadi milik Clarissa.“Clarissa, kamu dengar sendiri ‘kan? Bang Saga meletakkan hatinya untukmu. Bukan karena aku. Tapi karena cintamu memang layak diperjuangkan. Aku dan Bang Saga sudah tak ada hubungan apa-apa. Kami baik-baik saja. Kamu jangan lagi merasa bersalah seolah kahadiranmu mengacaukan segalanya. Kamu wanita yang sangat berarti, sangat dibutuhkan Bang Saga.” Kugenggam erat tangannya, mengangguk menatap netranya. tersenyum memberi peyakinan bahwa tak ada masalah yang berat antara aku dan Bang Saga.Aku bangkit, melangkah, kutinggalkan me

DMCA.com Protection Status