Home / Fantasi / TERSESAT DI SARANDJANA / Pangeran Sandi Samawi

Share

Pangeran Sandi Samawi

Author: Uwa Mia
last update Last Updated: 2023-10-14 20:26:08

Bab 29

Mereka bertiga gemetar. Keringat halus bermuculan di dahi mereka.

"Astaghfirullah, Ya Allah!" Arifin beristighfar. "Semoga kapal kita gak ikutan tersesat!!"

"Gak ikutan tersesat!" ulangnya.

Koh Abeng yang mendengar ucapan Arifin, seketika langsung berlari menuju ruang kemudi. Di situ ia memekik keras pada si nakhoda.

"PUTAR HALUAN ... PUTAR HALUAN!!"

"CEPAT PUTAR HALUAN!"

Si nakhoda gelagapan. Meski demikian, ia tetap sigap melaksanakan perintah.

Bimbim dan Arifin turut masuk ke ruangan itu. Goncangan berat pun terjadi ketika kapal berbalik arah. Mereka refleks berpegangan di besi rel pada dinding kapal.

Berjam-jam lamanya tidak ada obrolan di antara mereka.

Sore berubah malam, dan malam bertemu pagi, mereka akhirnya kembali tiba di pelabuhan Tanjung Perak.

Arifin dan Bimbim merasakan kepala cenat-cenut akibat mabuk laut. Belum lagi pengalaman mistis kemarin sore masih bergelayut dalam pikiran.

Koh Abeng membawa Bimbim dan Arifin ke sebuah warung makan. Ia memesan mie kuah p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Macam-macam Bau

    Bab 30Pertumbuhan makhluk hidup di Sarandjana dua kali lebih cepat dibanding di dunia nyata. Walau masih berusia enam bulan, Pangeran Sandi Samawi sudah lincah berjalan. Mirip anak usia dua tahun di dunia nyata.Kulitnya putih bersih, rambutnya hitam tebal. Jika kalian bertanya, apakah dia memiliki lekuk garis di atas bibir seperti Ayahandanya, ataukah rata seperti Ibundanya?Maka jawabannya adalah ... dia memiliki perpaduan dari keduanya. Ada sedikit lekukan di atas bibir, tapi tidak terlalu kentara.Untuk urusan belajar bicara, seorang ahli bahasa didatangkan khusus bagi Pangeran Sandi. Calon pewaris tahta kesultanan itu diajari tata Krama bercakap.Bagaimana memilih padanan kata yang pantas bagi seorang bangsawan. Bagaimana menjadi pendengar yang baik. Cara merespon lawan bicara, kapan perlu menginterupsi suatu diskusi, dan teknik lainnya.Tidak heran, baru berusia enam bulan, Pangeran Sandi sudah mampu berpidato menggantikan Ayahandanya.Namun ... lain Doyok, lain Dono. Doyok y

    Last Updated : 2023-10-14
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Berterus Terang

    Bab 31Pernahkah kalian terlalu dalam mencintai seseorang, tapi masih dibentangi jurang kebohongan? Hidup bersama, tapi tidak benar-benar saling mengenal.Pernahkah kalian mencintai, hanya untuk meninggalkan? Meninggalkan pas lagi sayang-sayangnya?!Pernah? Bila tidak, berarti cuma Anang yang mengalami. Berat baginya setelah dengan sepenuh hati mencintai Permaisuri Gompeng, tapi ia harus pulang ke dunia nyata.Sementara sang Permaisuri belum juga tahu, bahwa Anang bukanlah suami aslinya. Anang menanti momen yang tepat untuk membuka jati dirinya di hadapan Permaisuri.***Hari itu ... hari di mana Anang akan berterus terang, alam semesta turut bersusah hati.Langit Sarandjana yang biasanya cerah bercahaya, berubah kelabu. Kilat-kilat kecil sesekali memercik di atas sana. Angin dingin berhembus. Menerpa masuk melalui jendela-jendela yang terbuka. Departemen Keker Langit segera mengeluarkan himbauan cuaca buruk, yang baru pertama kali ini terjadi di negeri Sarandjana.Sementara di ka

    Last Updated : 2023-10-14
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Kembali ke Dunia Nyata

    Bab 32Anang akan melangkah pergi manakala anaknya terbangun dari tidur. Terpaksa ia berhenti di bibir pintu dan sejenak menoleh pada si Pangeran kecil.Anak cerdas itu teringat akan ajaran Aldo mengenai ucapan selamat. Kebetulan hari sudah sore dan ucapannya adalah ‘bau kentut’, maka dengan gembira dia segera berucap.“Bau kentut, Ayah. Bau kentut, Ibunda ….”“Bau kentut juga, Anakku,” jawab Permaisuri berupaya menutupi pertengkaran yang barusan terjadi antara dia dan Anang. Anang mengernyit heran. Dia curiga, yang mengajari hal bodoh itu pastilah si Aldo. Tapi bukan itu masalahnya! Anang malah bersyukur telah diingatkan pada sosok Aldo. Sebab barusan, hampir saja Anang melupakan Aldo dan akan pulang sendirian ke dunia nyata.Anang mengelus dada. Ia menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya melangkah pergi. “Ayah, Ayah ….” panggil Pangeran Sandi.Anang tak menghiraukan.“Ayah, Ayah mau ke mana?”Tak ada sahutan dari Anang. Malah dengan langkah-langkah yang lebar, ia akhirnya tib

    Last Updated : 2023-10-14
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Anang Jadi Gila

    Bab 33Jangankan di alam lain, di dunia nyata sekalipun ada banyak petuah agar kita tidak boleh gegabah saat sedang marah.Akibat menembus sinar teleportasi dalam keadaan marah, Anang jadi gila ketika muncul di dunia nyata.Muncul di pos tujuh gunung Slamet bersama Aldo dan Tuan Attar, Anang sering meracau tak jelas.“Balikin keperjakaanku, Gompeng!”“Balikin gak?!” racaunya.Beruntung mereka muncul pada siang hari, sehingga mudah ditemukan oleh pendaki lain.Walau ditemukan, justru yang terlihat hanyalah Anang dan Aldo. Anang terindikasi gila dan Aldo linglung kebingungan. Sementara Tuan Attar … keberadaannya tak terlihat oleh mata manusia. Hanya Anang dan Aldo yang dapat berinteraksi dengannya.Para pendaki yang kebetulan baru turun dari puncak menuntun mereka ke basecamp untuk melaporkan diri.Lumayan makan waktu untuk tiba di basecamp. Sebab hujan deras beberapa hari lalu membuat banyak pohon tumbang dan menghalangi jalur.Manakala tiba di basecamp, pengelola mengaku tak pernah m

    Last Updated : 2023-10-14
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Ajakan Mendaki Gunung

    Bab 1Bimbim, Arifin dan Aldo adalah tiga mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) dan mereka sama-sama berkuliah di jurusan Ilmu Hukum di suatu universitas di Jakarta.Pada tahun 2012, tepatnya pada bulan Juli yang merupakan akhir sementer 6 bagi mereka, mereka ingin melakukan pendakian ke gunung Semeru. Namun karena jumlah mereka hanya bertiga alias ganjil, yang katanya dapat mengundang sial, maka mereka berinisiatif mencari satu anggota lagi.Di libur akhir semester kali itu, kebanyakan mahasiswa kalau tidak mencari kerja-kerja sampingan, mereka akan memilih berlibur ke rumah orang tua. Tentu hal ini membuat Bimbim, Aldo dan Arifin kesulitan mencari satu orang tambahan agar jumlah mereka jadi genap.Namun setelah dipikir-pikir, mereka lalu teringat pada Anang--yaitu salah satu mahasiswa Sains Fisika yang kerap nongkrong di kampus Hukum mereka. Kebetulan mereka tahu rumah Anang dan tidak menunggu lama, mereka lalu berkunjung di sore hari.Di teras ru

    Last Updated : 2023-07-17
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Petuah di Pos Enam

    Bab 2Perkampungan itu sangat jadul. Ibu-ibu yang menampih beras di tangga rumah hanya memakai kemben. Bapak-bapak bertelanjang dada, mereka memanggul pacul di pundak dan hendak menuju ke ladang. Sementara anak-anak yang bermain engklek di halaman begitu gembira, masing-masing mereka memakai buntalan kalung jimat khas kejawen pada leher dan pada salah satu pergelangan kaki.Anang mengucak keduanya matanya. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah pemandangan itu nyata adanya atau hanya gangguan supernatural. Dia berinisiatif memberitahu Aldo, Bimbim dan Arifin. Namun saat kembali melihat ke arah depan, betapa terkejutnya Anang. Ketiga temannya tidak ditemukan lagi. Tanjakan tajam berubah jadi tanah datar. Tak ada lagi pemandangan gunung Slamet. Hanya kawasan perkampungan yang semakin melebar sejauh mata Anang memandang."Aldo ....""Bimbim ....""Arifin ....""Kalian di mana??!"Anang mulai berteriak. Awalnya tak terlalu keras tapi karena tak ada tanda-tanda jawaban, dia mulai berteriak

    Last Updated : 2023-07-17
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Hilang di Pos Tujuh

    Bab 3"Kalimantan?!" ketus mereka hampir bersamaan. "Halah kalian percaya sama orang itu? Anang mau dibawa ke Kalimantan katanya?!" Aldo menengahi suasana yang sempat tegang. "Emang bisa dari Jawa Tengah nembus ke Kalimantan? Hahaha ...." Berderai tawa si Aldo.Yang lain ikutan tertawa. Tak terkecuali Anang. Mungkin itu adalah hal terbodoh yang pernah mereka dengar seumur hidup.Namun jauh di sudut hatinya, Anang bertanya-tanya apa maksud pria tadi berkata demikian. Bukan tidak beralasan. Sebab ayah Anang memang berasal dari Kalimantan. Tepatnya Banjarmasin, Kalimantan Selatan.Ayah Anang digadang-gadang masih keturunan bangsawan dengan marga 'Syah'. Itulah yang membuat nama lengkap Anang menjadi Anang Syah.Usai menikmati rokok, Bimbim mengajak melanjutkan pendakian menuju pos tujuh. Saat itu, matahari mulai tenggelam, alias memasuki waktu sorop. Atau yang kita kenal dengan Maghrib. Masing-masing senter dinyalakan. Senter milik Anang yang paling terang dan paling jauh jangkauan sor

    Last Updated : 2023-07-17
  • TERSESAT DI SARANDJANA    Kakek

    Bab 4Setelah Bimbim dan Arifin melanjutkan pendakian ke puncak, Anang dan Aldo segera menggelar tenda lalu tidur di dalamnya.Saking lelahnya, mereka tertidur pulas hingga siang hari. Kelopak mata mereka begitu berat dan sulit dibuka.Keduanya baru mampu membuka mata manakala matahari berada tegak lurus sehingga langsung menyinari wajah mereka. Saat terbangun, Anang dan Aldo dibuat kelabakan. Sebab mereka bukan lagi berada di dalam tenda. Melainkan di tanah lapang, di mana langit siang terpampang nyata tanpa halau pepohonan. "Lho, Nang. Kita di mana?" tanya Aldo mengernyit heran. Ia meraba-raba tanah tempat mereka tertidur pulas semalaman. Hanya ada senter milik Anang yang ikut berpindah ke tempat itu. Anang mengendikkan bahu. Pandangannya menyapu area sekitar. "Kita dikerjai penunggu gunung, Do! Kita dipindahin saat tidur." "Astaga!!" Aldo menjitak jidatnya. "Buruan, Nang. Buruan balik ke pos tujuh, Bimbim sama Arifin pasti mencari kita di sana." "Betul, Do. Cepetan balik," sam

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Anang Jadi Gila

    Bab 33Jangankan di alam lain, di dunia nyata sekalipun ada banyak petuah agar kita tidak boleh gegabah saat sedang marah.Akibat menembus sinar teleportasi dalam keadaan marah, Anang jadi gila ketika muncul di dunia nyata.Muncul di pos tujuh gunung Slamet bersama Aldo dan Tuan Attar, Anang sering meracau tak jelas.“Balikin keperjakaanku, Gompeng!”“Balikin gak?!” racaunya.Beruntung mereka muncul pada siang hari, sehingga mudah ditemukan oleh pendaki lain.Walau ditemukan, justru yang terlihat hanyalah Anang dan Aldo. Anang terindikasi gila dan Aldo linglung kebingungan. Sementara Tuan Attar … keberadaannya tak terlihat oleh mata manusia. Hanya Anang dan Aldo yang dapat berinteraksi dengannya.Para pendaki yang kebetulan baru turun dari puncak menuntun mereka ke basecamp untuk melaporkan diri.Lumayan makan waktu untuk tiba di basecamp. Sebab hujan deras beberapa hari lalu membuat banyak pohon tumbang dan menghalangi jalur.Manakala tiba di basecamp, pengelola mengaku tak pernah m

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Kembali ke Dunia Nyata

    Bab 32Anang akan melangkah pergi manakala anaknya terbangun dari tidur. Terpaksa ia berhenti di bibir pintu dan sejenak menoleh pada si Pangeran kecil.Anak cerdas itu teringat akan ajaran Aldo mengenai ucapan selamat. Kebetulan hari sudah sore dan ucapannya adalah ‘bau kentut’, maka dengan gembira dia segera berucap.“Bau kentut, Ayah. Bau kentut, Ibunda ….”“Bau kentut juga, Anakku,” jawab Permaisuri berupaya menutupi pertengkaran yang barusan terjadi antara dia dan Anang. Anang mengernyit heran. Dia curiga, yang mengajari hal bodoh itu pastilah si Aldo. Tapi bukan itu masalahnya! Anang malah bersyukur telah diingatkan pada sosok Aldo. Sebab barusan, hampir saja Anang melupakan Aldo dan akan pulang sendirian ke dunia nyata.Anang mengelus dada. Ia menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya melangkah pergi. “Ayah, Ayah ….” panggil Pangeran Sandi.Anang tak menghiraukan.“Ayah, Ayah mau ke mana?”Tak ada sahutan dari Anang. Malah dengan langkah-langkah yang lebar, ia akhirnya tib

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Berterus Terang

    Bab 31Pernahkah kalian terlalu dalam mencintai seseorang, tapi masih dibentangi jurang kebohongan? Hidup bersama, tapi tidak benar-benar saling mengenal.Pernahkah kalian mencintai, hanya untuk meninggalkan? Meninggalkan pas lagi sayang-sayangnya?!Pernah? Bila tidak, berarti cuma Anang yang mengalami. Berat baginya setelah dengan sepenuh hati mencintai Permaisuri Gompeng, tapi ia harus pulang ke dunia nyata.Sementara sang Permaisuri belum juga tahu, bahwa Anang bukanlah suami aslinya. Anang menanti momen yang tepat untuk membuka jati dirinya di hadapan Permaisuri.***Hari itu ... hari di mana Anang akan berterus terang, alam semesta turut bersusah hati.Langit Sarandjana yang biasanya cerah bercahaya, berubah kelabu. Kilat-kilat kecil sesekali memercik di atas sana. Angin dingin berhembus. Menerpa masuk melalui jendela-jendela yang terbuka. Departemen Keker Langit segera mengeluarkan himbauan cuaca buruk, yang baru pertama kali ini terjadi di negeri Sarandjana.Sementara di ka

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Macam-macam Bau

    Bab 30Pertumbuhan makhluk hidup di Sarandjana dua kali lebih cepat dibanding di dunia nyata. Walau masih berusia enam bulan, Pangeran Sandi Samawi sudah lincah berjalan. Mirip anak usia dua tahun di dunia nyata.Kulitnya putih bersih, rambutnya hitam tebal. Jika kalian bertanya, apakah dia memiliki lekuk garis di atas bibir seperti Ayahandanya, ataukah rata seperti Ibundanya?Maka jawabannya adalah ... dia memiliki perpaduan dari keduanya. Ada sedikit lekukan di atas bibir, tapi tidak terlalu kentara.Untuk urusan belajar bicara, seorang ahli bahasa didatangkan khusus bagi Pangeran Sandi. Calon pewaris tahta kesultanan itu diajari tata Krama bercakap.Bagaimana memilih padanan kata yang pantas bagi seorang bangsawan. Bagaimana menjadi pendengar yang baik. Cara merespon lawan bicara, kapan perlu menginterupsi suatu diskusi, dan teknik lainnya.Tidak heran, baru berusia enam bulan, Pangeran Sandi sudah mampu berpidato menggantikan Ayahandanya.Namun ... lain Doyok, lain Dono. Doyok y

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Pangeran Sandi Samawi

    Bab 29Mereka bertiga gemetar. Keringat halus bermuculan di dahi mereka."Astaghfirullah, Ya Allah!" Arifin beristighfar. "Semoga kapal kita gak ikutan tersesat!!""Gak ikutan tersesat!" ulangnya. Koh Abeng yang mendengar ucapan Arifin, seketika langsung berlari menuju ruang kemudi. Di situ ia memekik keras pada si nakhoda."PUTAR HALUAN ... PUTAR HALUAN!!""CEPAT PUTAR HALUAN!"Si nakhoda gelagapan. Meski demikian, ia tetap sigap melaksanakan perintah. Bimbim dan Arifin turut masuk ke ruangan itu. Goncangan berat pun terjadi ketika kapal berbalik arah. Mereka refleks berpegangan di besi rel pada dinding kapal.Berjam-jam lamanya tidak ada obrolan di antara mereka. Sore berubah malam, dan malam bertemu pagi, mereka akhirnya kembali tiba di pelabuhan Tanjung Perak.Arifin dan Bimbim merasakan kepala cenat-cenut akibat mabuk laut. Belum lagi pengalaman mistis kemarin sore masih bergelayut dalam pikiran.Koh Abeng membawa Bimbim dan Arifin ke sebuah warung makan. Ia memesan mie kuah p

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Hampir Tersesat

    Bab 28Seusai makan, mereka tidak langsung pulang, melainkan memantau kedai Tuan Agong hingga tengah malam. Mungkin sudah qada-Nya dari sang Pencipta .... Sebab menjelang subuh, mereka melihat langsung bagaimana kedai Tuan Agong yang sudah tutup itu didatangi dua orang pria menggunakan mobil mewah berlambang ‘S’ dan tanpa plat nomor kendaraan. Pria yang satu berperawakan tinggi atletis dengan rambut gondrong, sementara satunya lagi cenderung kurus serta memakai kacamata tebal.Nampak pula si Tuan Agong yang keluar lewat pintu samping guna menemui mereka.Segera Koh Abeng meminjamkan teropong pada Bimbim dan Arifin. Ketika lensa teropong di-zoom perbesar, mereka menemukan suatu kemiripan antara Tuan Agong dan kedua tamu tersebut.Ketiganya sama-sama tidak memiliki lekukan di atas bibir. Bagaimana bisa? Rasanya tidak mungkin bila hanya kebetulan."Nah lo?!" Bimbim memekik kaget. Ia melirik Arifin kemudian Koh Abeng. Bermaksud meminta pendapat."Manusia aneh tuh pada," respon Arifin.

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Cuci Piring

    Bab 27Firma Hukum Kemenangan adalah nama salah satu Lembaga Bantuan Hukum, tempat di mana Bimbim bekerja. Gedungnya lumayan besar. Terlihat orang mondar-mandir, masuk dan keluar. Rata-rata memakai setelan jas yang rapi. Di antara mereka, ada seorang Pria berperawakan tinggi yang berjalan terburu-buru menuju ruangan Bimbim. Dia adalah pengusaha tambak udang asal Surabaya yang kasus sengketa lahannya dimenangkan oleh Bimbim dua tahun lalu.Kali ini dia datang bukan untuk kasus baru. Dia sendiri belum tahu, kenapa Bimbim memanggilnya. "Koh Abeng ...." sapa Bimbim seraya memeluk pundak Pria itu. "Apa kabarnya?""Kabar baik Pak Bimbim. Gimana dengan Pak Bimbim, amankah?" "Sedikit gak aman, Koh Abeng. Makanya ini aku perlu bantuan." Bimbim tertawa kecil. "Puji Tuhan. Aku siap membantu," balas Koh Abeng antusias.Bimbim mempersilakan Koh Abeng untuk duduk. Dia lantas bercerita panjang lebar perihal pengalamannya di masa lalu. Pengalaman mendaki gunung Slamet yang berakhir tragis. Ko

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Ibu Anang Meninggal

    Bab 26Selama di perjalanan pulang ke Jakarta, sang Ibu lebih banyak diam. Kalaupun ia bersuara, semata-mata hanyalah isakan tangis.Enam tahun lamanya menunggu anaknya pulang, ternyata bagai menjaring angin. Kini, baik ia maupun suaminya, telah menyerah. Lenyap sudah sisa-sisa pengharapan yang selama ini berupaya bertahan di sanubari mereka. "Yang sabar, Bu. Kita ikhlaskan saja Anang ke hadirat Allah. Yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar anaknya menasehati dari balik kemudi.Sang Ayah menarik jemari istrinya ke pangkuannya, memijat lembut agar wanita itu merasa tenang. "Nang, Nang ... di mana pun kamu berada saat ini, hidup atau mati, susah atau senang, biarlah Allah yang melingkupi kamu, Nak," keluh sang Ayah diikuti membuang napas berat. ***Di hari-hari selanjutnya, kesehatan Ibu Anang semakin menurun. Sakit vertigonya semakin menjadi-jadi. Ia sering gelap mata dan merasakan tubuh seperti melayang. Kalau sudah demikian, tidak sekali ia jatuh pingsan hing

  • TERSESAT DI SARANDJANA    Didatangi Keluarga Anang

    Bab 25Orang introvert sebenarnya bukan tidak suka bergaul. Melainkan enggan memulai atau membuka obrolan duluan. Namun bila dipertemukan dengan orang yang tepat, maka karakter mereka bisa berubah 180 derajat. Sama halnya dengan Amoy.Semenjak diberi semangkuk cilok oleh Paduka Anang, dia jadi sering memesan cilok pada pria itu setiap harinya. Keduanya kerap mengobrol panjang lebar di beranda kosan. Kerap pula terdengar tawa cekikan mereka ketika ada bahasa yang berbenturan satu sama lain. Amoy paling merasa lucu bila Paduka Anang menyebut kata orang dengan urang, kata cocok dengan cucuk, atau istilah 'jalan-jalan' disebutnya 'makan angin'.Saking lucunya, sampai-sampai orang lain yang mendengar obrolan mereka ikut tertawa.Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Hingga tahun berganti tahun. Banyak hal berubah.Amoy akhirnya wisuda. Ia dipercayakan sebuah perusahaan oleh orang tuanya untuk dikelola. Sapri telah pulang ke kampung halaman dan menjadi pebisnis sukses di sana. Semen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status