“Selamat sore dokter Bimantoro, suatu kehormatan bapak yang sedemikian sibuk berkenan datang ke kantor saya.” Sapa dokter Goritman Atmaja, Direktur Utama RS. Santosa Husada yang langsung menyambut dokter Bimantoro Santosa , Ketua Yayasan RS Santosa Husada.Tanpa menjawab sapaan dokter Goritman, dokter Bimantoro langsung menuju ke kursi kerja yang ditinggalkan dokter Goritman karena menyambut dokter Bimantoro di depan pintu.“Hum, kursi ini masih empuk. Sudah dua puluh lima tahun kursi ini bercokol di sini. Lima belas tahun kamu duduk di kursi ini masih terasa empuk. Sulit meninggalkan kursi ini?” tanya dokter Bimantoro dengan seyum sarkastik, matanya menunjukkan ekspresi meremehkan.Pertemuan mendadak meresahkan dokter Goritman yang berdiri di ujung meja kerjanya menatap dokter Bimantoro .“Saya pernah duduk di kursi ini, sepuluh tahun lamanya aku sebagai direktur utama, dua periode aku menduduki kursi ini.”“Um.. kursi yang bapak maksudkan sudah diganti .” Ujar dokter Goritman.“
Setelah acara pertunangan yang singkat dan sederhana,waktu telah menunjukkan jam dua belas siang, waktunya makan siang bersama. Merri terlihat sumringah karena apa yang diinginkannya telah tercapai meskipun dengan jatuhnya cincin pertunangan yang akan disematkan di jari manis dokter Dante. Prahara kecil telah mereka lupakan, Merri bergelayut manja di lengan besar papanya sambil menuju ke ruang makan. Mereka berempat menuju ruang makan karena asisten rumah tangga sudah menyiapkan makan siang, empat pasang mata tertuju ke meja makan yang menyajikan beberapa makanan lezat. “Nak Dante, ayo disantap..” Tawar ibu Anna. “Mama lho yang masak sendiri. Ini menu andalan keluarga Kristanto, disukai papa dan aku. Mas Dante perlu merasakan nikmatnya masakan andalan mama.”Puji Merri disambut dokter Dante dengan tersenyum berusaha nampak antusias. Tiba-tiba ponsel dokter Dante berdering, dilihatnya log panggilan, wajahnya tiba-tiba berubah melihat nama yang tercantum,”Maaf dari rumah sakit, perm
Setelah seharian menekan perasaannya karena tidak menyangka pak Andrew merestuinya, tekanan Merri mengenai perselingkuhannya dan desakan dokter Anjel, akhirnya dokter Dante bernapas lega setelah pesawatnya mendarat mulus di bandara Jenderal Ahmad Yani.Karena hanya membawa satu tas punggung yang melekat di punggungnya, dokter Dante keluar dari ruang kedatangan, menuju area penjemputan , mencari taksi. Dari jauh dilihatnya dokter Anjel melambaikan tangannya. Dokter Dante menyapu matanya di sekelilingnya ingin melihat apakah dokter Anjel menjemputnya sendirian atau bersama orang lain. Dokter Dante kembali merasakan beban pikirannya kembali menghimpitnya begitu melihat wajah dokter Anjel yang menyambutnya dengan wajah sumringah kemudian menghampirinya, memeluknya erat.“Urusanmu sukses?” tanya dokter Anjel.“Hum.”“Jadi kamu putuskan hubunganmu dengan pacar imutmu?”“Itukah keinginanmu?” tanya dokter Dante tidak menjawab pertanyaan dokter Anjel.“Kamu putuskan hubunganmu dengan pacar i
Keluar dari ruang kerja dokter Bimantoro, dokter Dante melangkah dengan cepat. Pikirannya kalut seperti langkah kakinya yang ingin segera sampai ke rumah sakit. Menunggu lift terbuka, untung tidak ada orang lain kecuali dirinya sendiri membuat dia fokus pada pikirannya.‘Mengapa aku lupa bahwa telah merakayasa jati diri keluargaku. Ketika ada lowongan kerja di RS Santosa Husada, aku bingung mengisi nama orangtuaku. Apakah aku harus mengisi sebagai anak haram, anak yang tidak ada silsilah keluarga?Anak yang tidak diharapkan? ‘ batinnya. Dalam kegalauan, entah mengapa tiba-tiba dokter Dante teringat akan pesawat yang pernah hilang di tahun 2008. Dicarinya diperpustakaan kota Surabaya, surat kabar terbitan tahun 2008 ditunjang dengan mencari di internet. Timbul ide untuk merekayasa nama orangtuanya sebagai sepasang dokter, ayah dokter spesialis dalam dan ibu sebagai dokter anak.‘Pasti akan terlihat keren, mungkin HRD yang membacanya kagum membaca C.V. ku , k arena pesawat sampai dit
Selama di poli bedah saraf, otak dokter Dante bekerja keras, curriculum vitae tentang keluarganya yang asal dibuat demi memuluskan agar dapat diterima di RS Santosa Husada, Semarang telah berimbas badai dalam otaknya sehingga dokter Dante harus berpikir keras , apakah memuluskan tawaran dokter Anjel berarti melawan keinginan dokter Bimantoro.‘Jika aku melawan keinginan dokter Bimantoro, tentu dia akan bertindak, mencari silsilah keluarga”bohongku, apalagi jika dokter Bimantoro yang arogan, ambisius, tidak puas ingin menggali lebih dalam maka statusku sebagai “anak haram, anak yang tidak dikendaki kelahirannya di dunia” akan terkuak dan bisa berakibat pada karirku sebagai dokter, ‘batin dokter Dante.Lagu "I Surrender " dinyanyikan céline Dion menggema dari ponselnya,“To stand for every dreamAnd forsake this solid groundAnd give upThis fear withinOf what would happenIf they ever knew……Dokter Dante gelisah mendengar lirik of what would happen if they ever knew seakan menegurnya
Dokter Anjel duduk di samping papanya, kepalanya menunduk, kedua tangannya memegang tas kerjanya erat-erat. Dalam beberapa menit ada keheningan di dalam mobil yang mereka tumpangi, mobil belum bergerak , belum ada perintah dari dokter Bimantoro.“Mana kunci mobilmu!”Dokter Anjel mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas kerjanya, menyerahkan ke papanya. Dokter Bimantoro membuka kaca mobil memanggil body guard yang masih berdiri tegap di samping mobil menunggu perintah bos.“Kamu bawa mobil dokter Anjel, langsung ke Senopati !”“Baik dokter!” Jawab salah satu bodyguard lansung tangannya menangkap kunci mobil yang dilempar dari dalam mobil dengan tangkas.“Jalan! Turunkan kaca pemisah!” Perintah dokter Bimantara.‘Pasti aku akan diomeli papa karena papa tidak ingin percakapannya dengan aku didengar sopir,’ batin dokter Anjel.“Kapan kamu tahu bahwa kamu hamil?” tanya dokter Bimantoro.“Umm.. baru saja ketika Anjel sadar kok belum haid.”“Pakai testpack?”“Umm… iya..ada dua garis, positif
Sebagai Ketua Yayasan RS Santosa Husada, hidup dan matinya demi kepentingan RS Santosa Husada, dokter Bimantoro dapat melakukan apa saja, baik cara legal maupun illegal.Posisi yang diperolehnya sebagai Ketua Yayasan melalui proses yang panjang .Tahun 1995, dokter Bimantoro, diusianya ke 25 , memulai karirnya sebagai dokter umum di Puskesmas di sebuah kota kecil.Sebagai dokter muda yang tampan ,pandai dan ramah dia dikagumi masyarakat. Dibalik semua penampilannya ia menyembunyikan ambisinya yang rumit dan gairah di dalam benaknya serta tidak dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan.Diam-diam , satu-satunya perawat yang bekerja di Puskesmas menaruh hati pada dokter Bimantoro, setiap mendampingi dokter Bimantoro yang sedang memeriksa pasien detak jantungnya selalu bergetar.Siang itu setelah sibuk melayani pasien yang kebetulan sangat banyak, suster Lita memutuskan membuat kopi buat dokter Bimantoro.“Dok, mau minum kopi. Ini ada pisang goreng hangat pemberian bu Lurah,katanya do
Hari Jum’at, biasanya pasien banyak mengantri, tapi hari ini kurang pasien lebih banyak yang datang untuk kontrol.Suster Lita sedang mengumpulkan status pasien yang hari ini sedang berobat, memasukkan dalam file tertata rapi.“Suster Lita!”Panggil dokter Bimantoro dengan suara tegas.Suster Lita melangkah pelan menuju ruang praktek dokter Bimantoro menahan debaran jantungnya yang terus berdebar. Pintu praktek terbuka, suster Lita melongok ke dalam, “Dokter memanggil saya?” Tanya suster Lita berusaha menenangkan jantungnya yang terus berdebar.“Hum..catering hari ini membosankan, saya ingin makan yang hangat-hangat.”“Dokter pengen makan apa?” tanya suster Lita.“Pengen makan kamu!” Ujar dokter Bimantoro dengan tersenyum kecil, meskipun tersenyum kecil tapi lesung pipinya mencuat ke luar, sejenak membuat suster Lita mengamati wajah dokter Bimantoro,’Oh. Tuhan ,kok semakin tampan saja dokter pujaanku,’ batin suster Lita.“S..a..y..a tidak tahu apa maksud dokter,” kata suster Lita menah
Merri masih tertidur lelap ketika Dragnar membangunkan dengan membelai lengannya , tidak ada reaksi, dilanjutkan dengan mengusap kepala, diakhiri dengan mengecup kening Merri.Mata yang semula redup tiba-tiba membesar melihat Dragnar sudah berpakaian rapi. Aroma parfum Dragnar membelai hidung Merri.“Honey, aku kerja dulu.Dad sudah menungguku di meja makan untuk sarapan. Mungkin aku pulang agak malam, ada beberapa meeting yang harus aku ikuti.”Merri mengangguk mengerti.“Hum, kalau kamu ketemu dengan mom, usahakan membiasakan memanggil dengan mom ,juga kalau bertemu dengan dad, usahakan memanggilnya dad.Kamu sekarang bukan orang lain, kamu bagian dari keluarga Braspati, kamu anak menantu mereka.”Merri mengangguk lagi,’Terpaksa aku mengalah dan bersabar. Kali ini aku mengalah demi suamiku, bukan demi tante Aida dan oom Baron, Oom Baron aku tidak perlu kuatir, dia menerimaku.’Batin Merri kemudian meraih bahu Dragnar.“Semoga Tuhan memberkatimu dan memberkati semua rencana dan aktivitas
Bulan madu selama sembilan hari menjadi momen bonding yang hangat kesempatan berdua mereka tidak hanya diisi dengan permainan cinta, saling mengutarakan isi hati sehingga memperkuat ikatan emosional. Momen bulan madu menciptakan rasa aman, nyaman,kepercayaan Merri terhadap Dragnar . Sampai di mansion, miss Franka dan beberapa pelayan dan pengawal pribadi telah menunggu mereka.Suasana mansion gelap dan dingin, tidak ada keramahan, seperti yang mereka alami di villa dan hotel. Miss Franka , pelayan dan pengawal pribadi menyambut mereka , membungkuk tanpa ekspresi gembira melihat majikannya pulang dari berbulan madu, tidak ada ucapan selamat datang di mansion, bibir mengatup, tubuh membungkuk kaku. Dragnar berjalan tegak, jemarinya memegang jemari Merri melewati mereka.Dragnar tidak mengucapkan sepatah katapun, melirikpun tidak. Merri yang berasal dari keluarga yang diajar menghargai sesama langsung tersenyum,”Sudah lebih jam sebelas malam, kalian belum tidur?” Tanya Merri. Tidak ada
Setiap manusia mempunyai kekuatiran, demikian juga Merri. Setelah menikah, ada banyak yang ia pikirkan, ada banyak hal yang ia cemaskan sehigga kekuatiran menjadi bagian dalam diri Merri. Kekuatirannya terbesar bukan mengkhawatirkan perkawinannya tetapi sesuatu yang berasal dari luar, keluarga papanya , mamanya yang tidak nyaman tinggal di mansion dan sikap ibu Aida, mertuanya yang tidak mengingininya menjadi bagian dari keluarga Braspati.Delapan hari bulan madu mereka, Merri akhirnya tahu siapa Dragnar yang telah mengutarakan semua hal mengenai dirinya , Merri menjadi iba dan mulai menyayangi Dragnar dan kagum atas keberanian Dragnar menikahinya tanpa meminta restu kedua orangtuanya, Merri semakin yakin bahwa ia di tangan pria yang tepat .‘Bagaimana kalau Dragnar kembali bekerja? Aku sendirian di mansion? Rumah besar yang terdiri dari beberapa kamar besar, ruang makan yang luas , ruang tamu yang luas. Kalau aku sendirian, belum lagi pandangan mata tante Aida sangat me
Merri bangun, kebiasaannya kalau bangun tangannya meraih ke samping tubuhnya mencari sosok yang semalam mereka telah mencapai puncak kenikmatan, denyutan nikmat masih terasa di sumber kenikmatan Merri.Merasa sosok yang dicarinya tidak ada, Merri membalikkan tubuhnya, sosok yan g dicari tidak nampak,”Mungkin dia lari pagi?” bisik Merri kemudian bangun masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya dari aktivitas cinta yang masih berkedut dan menyisakan sesuatu yang melengket .Setelah mandi tanpa keramas, Merri keluar kamar mandi, matanyatertegun pada sosok yang bersimpuh di depan meja tamu, ada salib dan patung bunda Maria dan lilin aromaterapi. Sosok bersimpuh sambil menunduk, Merri mendengar isak tangis yang ditahan. Cepat-cepat Merri mengambil baju yang layak dipakai , bersimpuh di samping Gragnar yang terus menunduk dan bahunya bergetar menahan isak tangis.Merri mengulurkan tangannya, akhirnya ditarik kembali,’Kalau aku meletakkan tanganku ke bahunya ia sadar aku sudah bangun, biarlah
Merri menggeliat, diraihnya ponselnya baru jam tiga dini hari. Semalam Dragnar kembali memintanya, Merri menolak dengan alasan capek. Entah mengapa mereka sampai berhubungan intim. Merri berusaha mengingat kejadian semalam, akhirnya dia tersenyum kemudian menoleh ke sampingnya, melihat pria, suaminya masih terlelap. Dadanya yang bidang dengan tonjolan berbulu halus, Merri menyentuh dada, merabanya kemudian meletakkan kepalanya di dada pria yang tidak dicintainya , suaminya dan calon ayah dari bayi yang dikandungnya.‘Huh.. dasar perayu ulung.” Bisik Merri lalu tersenyum kecil.‘Setiap dia menatapku dengan wajah penuh permintaan berkabut hasrat dan gairah, dia terlihat sangat menawan dan menggoda akhirnya aku tergoda dalam rayuannya, apalagi sumber kenikmatannya sudah mengeras dan menegang minta ijin masuk ke dalam.’ Batin Merri.Dragnar malam itu tidak menggebu seperti malam-malam sebelumnya, lembut, membuat sensasi menempelkan tubuhnya di atas tubuh Merri, berdua mereka sudah polos
Cinta terdiri dari lima kata, mudah diingat, mudah diucapkan tapi memiliki makna yang kompleks.Setiap orang ingin dicintai dan mencintai malah ada yang ingin mendapatkan cinta sejati.Dengan cinta sejati akan membawa kebahagiaan baik fisik maupun mental. Sayang tidak semua orang bisa mendapatkan cinta sejati.Merri mendapatkan cinta dari Dragnar, sulit memberikan cintanya kepada Dragnar karena cintanya sudah diberikan pada pria lain , pria yang tidak tepat dipilihnya untuk jatuh cinta.Waktu jatuh cinta pada Dante, Merri memiliki ekspektasi yang tinggi tentang cinta, ia percaya bahwa Dante mencintainya dengan tulus seperti dirinya, Dante memberikan Merri cinta yang sempurna, kenyataannya cinta Dante adalah cinta palsu , meninggalkan luka di hati Merri.Merri merasakan suatu keajaiban ketika Dragnar menyatakan bahwa ia sangat mencintai Merri malah Merri tidak percaya akan ucapan Dragnar , hanya kata-kata romantis yang dikeluarkan untuk mendapatkan tubuh Merri. Ketika berhubungan intim,
“Merri pernah cerita ke saya bahwa dia suka Bali , suasana di desa mistis,romantis dan eksotis. Jadi karena kita belum bulan madu aku ngajaknya ke Bali saja.”“Bagaimana honey, kamu setuju?” tanya Dragnar,memamerkan kemesraannya dengan Merri dihadapan kedua orangtuanya.Merri yang sedang minum susu tentu terkaget-kaget, hampir menjatuhkan gelas susu yang dipegangnya.“Uhuk.. mmm… uhuk..” kemudian terbatuk-batuk, ditatap pak Baron dengan tersenyum.Sebelumnya Dragnar sudah menyampaikan mengapa Merri tidak ingin diadakan resepsi pernikahan, daddynya lalu menawarkan bulan madu, tentu langsung di sambut oleh Dragnar. Mereka berdua mengadakan persekongkolan seolah-olah Dragnar punya ide.Di depan kedua orangtuanya Dragnar kembali memamerkan kemesraannya, mengambil tisu mengelap bibir Merri yang masih dipenuhi putih susu. Merri melirik ibu Aida yang menatap kemesraan Dragnar dengan tatapan sinis.‘Kamu sengaja memamerkan kemesraan di depan orangtuamu, mengapa aku tidak merespons , papanya
Begitu masuk ke ruang makan, Merri menahan rasa kesal ketika ibu Aida menyambut Merri dan ibu Anna masuk ke ruang makan ,”Dragnar, ajar isterimu kalau kita makan malam bersama sebaiknya ia perhatikan penampilannya. Baju yang dikenakannya tadi pagi belum diganti,mungkin juga belum mandi sore, perempuan harus menjaga penampilan, jangan malas.”Dragnar menatap ke arah Merri yang berusaha menjaga wajahnya agar tetap tersenyum,”Mungkin bawaan perempuan hamil.” Ujar Dragnar, jemarinya membelai perut Merri yang belum nampak kehamilannya.“Mer, kamu hamil?” tanya pak Baron dengan ekspresi gembira.“Iya.. Oom..”“Hai, kamu harus membiasakan memanggilku papa , karena kamu sekarang menantu papa yang sudah lama dijodohkan almarhum papamu.”Merri melirik ke ibu Aida yang menatapnya, tatapannya seakan menembus sampai ke tulang belakangnya,”Katanya sudah memasuki dua bulan,” Ujar ibu Aida, suaranya terdengar manis di telinga mereka yang mendengar tapi bagi Merri sebagai belati yang ditusukkan ke
“Surprise!” Ujar Stella, Rissa dan Grace bersamaan Jangan bayangkan perasaan Merri saat itu, setelah berdebat panjang untuk mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya dengan ibu Aida, telah menyita napasnya yang membuatnya sesak, tiba-tiba kemunculan sahabat-sahabatnya yang sama sekali tidak diharapkan membuat dadanya semakin sesak , sulit bernapas hanya menatap mereka dengan tatapan tidak percaya. “Mengapa kalian kemari?”akhirnya suara Merri bisa tercetus keluar. Merri menarik napas yang terasa sangat berat,” Kalian kok bisa masuk?” tanyanya lagi. “Mama Anna beberapa kali menelpon aku minta dicarikan kost. Aku mencoba menghubungimu tapi ponselmu tidak diangkat, akhirnya aku menghubungi Rissa dan Grace, kami sepakat untuk mengunjungimu , siapa tahu kalian ada masalah.”Ujar Stella. Rissa melihat ke arah ibu Anna,”Mama Anna, sudah pulih ingatannya?” “Hum, sudah. Ngomong-ngomong kalian kok tahu alamatnya rumah Dragnar?” Tanya Merri. “Karena mama Anna terus merengek minta dicarikan t