Share

bab 5

Author: SingoRanu
last update Last Updated: 2025-02-01 03:25:48

"Nona Lily, silahkan letakkan barang anda di walk in kloset." Ucap Raize memberi instruksi." Saya akan menunggu anda di sini."

"Baiklah."

Lily berjalan ke arah yang Raize tunjuk. Di dalam walk in closed pun Lily masih di buat takjub. Pakaian serba mahal beserta aksesoris lainnya yang tersusun sangat rapi. Meski begitu, Lily tak boleh terpana terlalu lama dia harus kembali ke tempat Raize menunggu.

"Anda sudah selesai?" Tanya Raize begitu Lily kembali ke dekatnya. Yang di jawab dengan anggukan oleh gadis cantik itu.

"Baiklah nona, pertama saya perkenalkan dulu..." Raize berjalan mendekati ranjang di mana seorang pria yang nyaris sempurna terlelap tanpa bergerak.

Wajah tampan, alis tebal, kulit bersih, hidung mancung, bibir yang tipis dengan sedikit bulu halus di wajahnya. Membuat pria itu tampak sangat sempurna, hanya ia sedang lelap kini.

"Beliau adalah tuan muda Axelo, suami sah anda. Seperti yang anda ketahui, saat ini beliau mengalami kondisi vegetatif. Kondisi dimana tubuh dan otaknya tidak dapat bergerak, namun masih bisa mendengar dan merasakan."

"Benarkah? Jadi dia Mendengar apa yang kita bicarakan sekarang?" Ragu Lily memandang Axelo menyeluruh.

"Begitulah kemungkinan yang di sampaikan oleh dokter Yu."

"Aahh, kasihan sekali dia."

Raize tersenyum tipis.

"Tugas anda di sini adalah untuk merawat suami anda dengan sepenuh hati. Dan memgikuti aturan yang berlaku di sini."jelas Raize, sesaat menjeda melihat reaksi Lily yang datar.

"Seperti memenuhi semua kebutuhannya, membantu nya mandi, membersihkan diri dan menemaninya agar dia bisa cepat sadar."

"Tunggu, merawat dan sebagainya ku tidak keberatan, tapi, mandi dan membersihkan diri? Maksudnya aku memandikan dia? Begitu?" Lily mengulang merasa aneh.

"Benar nona." Angguk Raize dengan senyum maklum yang sulit enyah dari wajahnya.

"Bagaimana kalau bagian itu, kamu saja yang kerjakan?" Tawar Lily enggan."Kalian kan.... yaah... sejenis."

"Tidak bisa nona, saya punya pekerjaan sendiri. Lagi pula anda istrinya, sudah sepatutnya anda yang melakukannya."

"Tapi... Dalam perjanjian... Tidak ada..."

"Perjanjian...?"

Lily yang merasa keceplosan mengulas senyum kaku. Lalu dengan terpaksa menyetujui semua yang Raize jelaskan.

Dan di sinilah Lily, duduk di kursi samping ranjang suaminya terbaring tak bergerak. Beberapa kali Lily terus menghela nafasnya.

Lily menatapi wajah tampan itu, hidungnya yang Bangir dan alis tebalnya membuat pria itu sangat sempurna. Dan sesungguhnya, Lily tak bisa menolak pesonanya.

"Sempurna. Jika hidup pasti akan memikat setiap wanita. Sayang ya kamu ini entah hidup atau mati. Aku tidak tau."

"Aahh, sudahlah lakukan tugasku saja." Gumam Lily merasa sangat berat. Berat, karena tugas pertamanya adalah memandikan Axelo.

"Ya ampun, kau tampan sekali, bagaimana jika aku tergoda dan memperkosa mu? Astaga!"Lily kembali bernafas berat nan susah. Lalu terdiam sesaat, otaknya seperti sedang berpikir.

"Hei! Kau benar-benar tidak sadarkan diri kan? Aku tidak mungkin menggrayangi tubuh mu dan memandikanmu kan?" Lily menghela nafas berat nya lagi. Lalu melirik kecil pada Axelo. Menatap lama pada pria yang tak bergerak itu.

" Jadi, sebenarnya tidak akan ada yang tau aku memandikan mu atau tidak." Senyum licik tersungging di wajah cantiknya.

Beberapa saat kemudian.

Lily menepuk tangannya. Memandang Axelo yang sudah rapi dan berganti baju.

"Lihat, kau sudah rapi, tampan dan wangi. Tidak akan ada yang tau jika aku hanya menyemprotkan parfum padamu. Ha-ha-ha..." Riang Lily merasa bangga dengan idenya, hingga ia tak perlu menodai matanya dengan membersihkan tubuh Axelo.

"Apa? Kau keberatan. AHa-ha-ha, kau bahkan tidak sadar. Mana bisa kamu mengadu. Haaahh,, ternyata enak juga menikahi pria vegetatif." Timpal Lily lagi dengan senyum mengejek pada suaminya, yang sudah pasti tak akan bisa menjawab.

Di ruang makan, tampak seluruh anggota keluarga berkumpul menikmati makanan. Tentu saja kecuali Axelo yang terbaring di kamarnya. Tuan Douglas melirik Lily yang menyantap dengan tidak bersemangat. Lalu ia berdehem, semua mata mengalihkan padangan pada nya.

"Lily, kenapa wajahmu suram? Apa rasa masakan ini tak sesuai dengan seleramu?"

Lily hendak membuka mulutnya untuk bersuara, namun....

"Mungkin ini pertama kalinya dia makan makanan enak ini, ayah." Sela Camelia melihat Lily melalui ekor mata dengan pandangan yang merendahkan."Kurasa itu bukan wajah suram, tapi girang karena makanan."

Lily tersenyum dengan sedikit dipaksakan mendengar cemoohan dari Camelia, seraya berkata;

"Benar Tan, kek, ini memang hanya tentang rasa. Semua akan tetap tercampur aduk di dalam sana dan akan keluar dari lobang yang sama."

Sudut bibir tuan Douglas terangkat, namun tipis hingga tak ada yang menyadarinya.

Trang!

Kesal, Camelia meletakkan garpu dan pisaunya di atas piring. "Apa orang tuamu tidak mengajari tata Krama ketika di meja makan?"

"Tentu saja mereka mengajariku dengan sangat baik, Tan. Tapi di sini, seperti nya aku juga harus belajar tata Krama baru. Dan aku akan memulainya dari Tante."

Camelia menggenggam erat ganggang garpu dan pisau untuk mengalihkan semua kekesalan nya di sana.

"Sudah cukup." Tuan Douglas bersuara berat dan dingin."Lain kali jangan menyela ataupun menjawab pertanyaan yang tidak di tujukan padamu, Camelia."

"Dan Lily, bersikap lah sopan pada bibi mu."

"Baik, kakek Douglas." Tunduk Lily patuh. Setidak nya Lily tau siapa yang berkuasa di rumah ini. Dan padanya-lah Lily harus menjilat agar selamat.

Sementara itu, Russell anak Camellia, mencuri pandang dengan senyum tipis di wajahnya. Melirik Lily yang sedikit banyak sudah membuatnya tertarik. Wanita yang bahkan berani melawan ibunya, sangat berbeda dengan Angelica, kekasih Axelo yang sudah jatuh ke pelukannya. Sibuk menjilat Camelia.

Seusai sarapan, Lily bermaksud kembali ke kamar Axelo, namun Camelia yang sudah kesal pada Lily menyusul dengan langkah lebar. Tanganya terulur hampir menyentuh rambut Lily yang panjang.

Gadis gesit itu menggeser tubuhnya ke samping hingga Camelia jatuh tersungkur ke depan. Lalu Lily berbalik menatap Camellia, senyum tipis tersungging di wajahnya. Hal itu tentu bukan tak di sengaja, namun Lily memang pandai bersandiwara.

"Haaa... Ya ampun Tante, apa yang Tante lakukan sampai tersungkur begitu? Apa kau terantuk sesuatu? Perlukan aku membantu?" Dengan sangat jelas, Lily pura-pura terkejut dan mengulurkan tangannya, itu membuat Camelia meradang.

Gadis itu sengaja melawan padanya.

Camelia mengangkat tangannya hendak menyambut tangan itu sebagai pegangan. Nyaris menyentuh, tapi tangan Lily lebih dulu terangkat ke atas dan ia gunakan untuk menyingkirkan anak rambut di belakang telinganya seraya tersenyum mengejek.

"Maaf Tante, sepertinya Axelo memanggil. Aku pergi dulu." ucap Lily melenggang melangkahkan kaki jenjangnya.

Tangan Camelia yang mengambang di udara semakin membuat dirinya diliputi amarah.

"Gadis busuk! Beraninya ia melawan dan mempermainkan ku!" Geram Camelia memukul udara.

"Sudahlah, untuk apa kamu menghabiskan waktu bermain dengan gadis itu?" Elvan mendekat dan mengulurkan tangannya pada sang istri. Ia menyaksikan semua drama yang baru aja terjadi.

Camelia melirik sinis suaminya.

"Kita masih punya kartu as-nya. Jangan habiskan tenagamu untuk hal kecil seperti ini."

Camelia yang berdiri di bantu oleh sang suami menatap tajam pada Elvan.

"Elvan, aku harus menegaskan dominasi ku!" Geram Camelia melirik ke arah kamar Axelo."Gadis busuk itu, harus tau siapa yang sudah ia singgung."

Related chapters

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 6

    Camelia yang berdiri di bantu oleh sang suami menatap tajam padanya. "Elvan, aku harus menegaskan dominasi ku!" Geram Camelia melirik ke arah kamar Axelo."Gadis busuk itu, harus tau siapa yang sudah ia singgung." Sementara di ujung lorong, Russell yang juga menyaksikan dari awal sampai akhir mengulas senyum misterius. Rasa ketertarikan nya pada Lily meningkat tajam. Sementara di ruangan lain yang tampak gelap dan terpisah, seorang pria tua dengan bertumpu pada sebuah tongkat penopang menatap monitor yang menampilkan setiap sudut mansion. Termasuk lorong tempat dua wanita itu bersitegang, Sudut bibirnya terangkat ke atas. **** Lily menatap tubuh suaminya yang masih setia terbaring di ranjang kamar berukuran king size itu. "Hei, aku menjalani hal berat di rumah ini karena kamu." "Jadi, bagaimana caraku untuk menuntaskan rasa kesal ini?" Lily bergumam sendiri. Lily membungkukkan badannya menatap lebih dekat wajah tampan Axelo. "Hemm.... Kamu tampan, tapi, aku tak mungki

    Last Updated : 2025-02-01
  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 7

    "Bagaimana kalau kita cari tempat yang lebih private?" Dengan nada manja dan genit. "Kamu selalu begitu, bahkan sebelum kecelakaan itu pun kamu selalu mendatangiku." Suara Russell tak kalah menggoda. Lily menutup mulutnya yang refleks membulat. "Astaga, jadi wanita itu awalnya kekasih Axelo. Tidak kusangka..." Bisik Lily bergumam sembari berdecak. "Ayolah, kau tau, Axelo sulit sekali di ajak berduaan. Pikiran nya sangat kolot. Berbeda dengan mu... Ayolah." "Wanita picik itu, sepertinya jika aku beri dia sedikit pelajaran tak masalah kan?" Gumam Lily. Tepat saat itu seorang pelayan membawa beberapa gelas jus buah yang belum habis. Lalu Lily mencegatnya. "Ini mau di bawa kemana?" "Ke dapur." Lily mengangguk, "untuk ku saja." Sambil mengambil gelas dan mencampur sisa-sisa jus. Lalu membawa satu gelas penuh. Lily berjalan pelan ke arah dua anak manusia yang masih bercumbu itu. "Ayoooo Russell..." Dessaah Angelica menarik lengan Russel dengan penuh nafsu. Saat itu Angelica dan L

    Last Updated : 2025-02-13
  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 1

    "Apa?" Clarissa membelalakan matanya mendengar penuturan Sang papa. "Aku nggak mau pah." Vokal Clarisa keras."Yang benar saja papa mau menikahkan aku dengan pria koma itu." "Lalu kau berharap siapa? Hanya kau anak gadis ku Clarissa!" tukas Lukas tak kalah vokal. "Aku tidak mau! Tidak Sudi! Kenapa bukan Marisa saja yang kau nikahkan dengan pria itu, pa?" saran Clarisa tanpa mengurangi nada suaranya yang tinggi. "Marisa masih bersekolah, Clarissa! Di mana letak otak mu sampai mau mengorbankan Marisa?" "Lalu papa mau mengorbankan aku?" Clarisa balik bertanya dengan wajah yang semakin mengeras. "Atau kau lebih menyukai papa mu ini mati dengan meninggalkan hutang untukmu, Clarisa?" Lukas mendelik tajam pada anaknya. "Aaarrrggg!" Clarisa berteriak frustasi mengacak rambutnya. "Ingatlah Clarisa! Kau hidup bergelimang harta juga dari papa. Karena memanjakan mu, papa sampai seperti ini. Sudah sewajarnya jika kamu berkorban sedikit. Hanya menikah, bukan hal yang sulit," cecar

    Last Updated : 2024-10-31
  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 2

    "Wah, siapa ini yang datang?" Suara ketukan sepatu pantofel dengan lantai marmer beradu diiringi sosok Clarisa yang mendekat. Gadis cantik dengan gaun berwarna merah menyala seperti polesan lipstik di bibirnya. Menyungging senyum angkuh pada Lily yang berbanding terbalik dengan gaya Clarisa. "Sepertinya kamu sangat nyaman tinggal di rumah ini, Clarisa." Lily, gadis cantik yang sederhana namun memiliki hati lembut. Sikap dan sifat kerasnya adalah bukti tempaan hidup yang dia jalani. "Sepertinya kamu sangat cocok dengan hidupmu di luar sana," ujar Clarisa memandang rendah Lily dari atas ke bawah. "Benar. Aku menyukai hidup diluar tanpa merampas milik orang lain," ucap Lily berjalan mendekat dan merapikan gaun Clarisa, lalu menepuk menyingkirkan debu dari pundaknya. "Bersiaplah, aku sudah kembali. Mungkin nanti kamu akan merasakan lebih

    Last Updated : 2024-10-31
  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 3

    "Berhenti! Mau ke mana kamu Lily! Kau tak boleh pergi! Berhenti." Tak memperdulikan teriakan sang papa, Lily terus melangkah keluar. Tepat saat itu, pintu utama di buka dengan kasar dari luar. BRAK! Lily terkejut hingga reflek mundur ke belakang. Beberapa orang berbadan kekar dengan setelan jas hitam yang melengkapi penampilan sangar mereka menerjang masuk. Lily terlalu bingung dan kaget sampai ia hanya mematung di tempat. Seorang pria masuk bersama wanita yang berpenampilan glamor nan seksi. Mereka lah paman dan bibi Axelo, Ervan dan Camellia. "Lukas?" Wajah Lukas menjadi pias dan tegang. Tubuhnya seketika lemas dan luruh. Keringat dingin membasahi punggungnya. "Kami tagih janjimu!" "Sa-saya tuan." Lukas terbata karena takut. Lalu menunjuk Lily yang berdiri tak jauh dari Ervan dan Camellia. "Dia- dia anakku yang aku maksud." Mata Lily membelalak tak percaya. Papanya benar-benar menjualnya sebagai penebus hutang. Lalu lily menatap papa dan dua pasangan yang baru data

    Last Updated : 2024-10-31
  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 4

    "Lukas.....!!" tangis Bella memeluk Clarisa yang juga menangis tanpa bergerak dari tempatnya. Clarisa menggeleng, lalu berdiri, "tidak ma! Aku tidak mau! Aku tidak mau terlibat!" teriaknya berlari ke arah yang lebih dalam. Mungkin berniat Kabur sebelum ia ditangkap dan di jadikan budak keluarga kakek Douglas. "Clarisa!" panggil Bella melihat anaknya berlari menjauh membuat Bella menyusul. Sedikitpun tidak memperdulikan Lukas yang tengah mengalami siksa dari orang-orang berbadan kekar itu. Melihat hanya dirinya yang tinggal membuat lily semakin iba dan simpati pada papanya. Bahkan istri dan anaknya yang ia agungkan itu memilih pergi meninggalkan sang papa saat pria itu berada di titik terendah. "Papa...." Lirih lily menangis melihat papa yang sudah tergolek lemas di atas lantai dengan darah yang berceceran di sekitar. Walau ia berhati keras, tetap saja ia tak tega. Salah seorang pengawal Elvan mengambil pisau dari balik bajunya. "Pertama jempol nya dulu," titah Elvan menyim

    Last Updated : 2024-11-01

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 7

    "Bagaimana kalau kita cari tempat yang lebih private?" Dengan nada manja dan genit. "Kamu selalu begitu, bahkan sebelum kecelakaan itu pun kamu selalu mendatangiku." Suara Russell tak kalah menggoda. Lily menutup mulutnya yang refleks membulat. "Astaga, jadi wanita itu awalnya kekasih Axelo. Tidak kusangka..." Bisik Lily bergumam sembari berdecak. "Ayolah, kau tau, Axelo sulit sekali di ajak berduaan. Pikiran nya sangat kolot. Berbeda dengan mu... Ayolah." "Wanita picik itu, sepertinya jika aku beri dia sedikit pelajaran tak masalah kan?" Gumam Lily. Tepat saat itu seorang pelayan membawa beberapa gelas jus buah yang belum habis. Lalu Lily mencegatnya. "Ini mau di bawa kemana?" "Ke dapur." Lily mengangguk, "untuk ku saja." Sambil mengambil gelas dan mencampur sisa-sisa jus. Lalu membawa satu gelas penuh. Lily berjalan pelan ke arah dua anak manusia yang masih bercumbu itu. "Ayoooo Russell..." Dessaah Angelica menarik lengan Russel dengan penuh nafsu. Saat itu Angelica dan L

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 6

    Camelia yang berdiri di bantu oleh sang suami menatap tajam padanya. "Elvan, aku harus menegaskan dominasi ku!" Geram Camelia melirik ke arah kamar Axelo."Gadis busuk itu, harus tau siapa yang sudah ia singgung." Sementara di ujung lorong, Russell yang juga menyaksikan dari awal sampai akhir mengulas senyum misterius. Rasa ketertarikan nya pada Lily meningkat tajam. Sementara di ruangan lain yang tampak gelap dan terpisah, seorang pria tua dengan bertumpu pada sebuah tongkat penopang menatap monitor yang menampilkan setiap sudut mansion. Termasuk lorong tempat dua wanita itu bersitegang, Sudut bibirnya terangkat ke atas. **** Lily menatap tubuh suaminya yang masih setia terbaring di ranjang kamar berukuran king size itu. "Hei, aku menjalani hal berat di rumah ini karena kamu." "Jadi, bagaimana caraku untuk menuntaskan rasa kesal ini?" Lily bergumam sendiri. Lily membungkukkan badannya menatap lebih dekat wajah tampan Axelo. "Hemm.... Kamu tampan, tapi, aku tak mungki

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 5

    "Nona Lily, silahkan letakkan barang anda di walk in kloset." Ucap Raize memberi instruksi." Saya akan menunggu anda di sini." "Baiklah." Lily berjalan ke arah yang Raize tunjuk. Di dalam walk in closed pun Lily masih di buat takjub. Pakaian serba mahal beserta aksesoris lainnya yang tersusun sangat rapi. Meski begitu, Lily tak boleh terpana terlalu lama dia harus kembali ke tempat Raize menunggu. "Anda sudah selesai?" Tanya Raize begitu Lily kembali ke dekatnya. Yang di jawab dengan anggukan oleh gadis cantik itu. "Baiklah nona, pertama saya perkenalkan dulu..." Raize berjalan mendekati ranjang di mana seorang pria yang nyaris sempurna terlelap tanpa bergerak. Wajah tampan, alis tebal, kulit bersih, hidung mancung, bibir yang tipis dengan sedikit bulu halus di wajahnya. Membuat pria itu tampak sangat sempurna, hanya ia sedang lelap kini. "Beliau adalah tuan muda Axelo, suami sah anda. Seperti yang anda ketahui, saat ini beliau mengalami kondisi vegetatif. Kondisi dimana t

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 4

    "Lukas.....!!" tangis Bella memeluk Clarisa yang juga menangis tanpa bergerak dari tempatnya. Clarisa menggeleng, lalu berdiri, "tidak ma! Aku tidak mau! Aku tidak mau terlibat!" teriaknya berlari ke arah yang lebih dalam. Mungkin berniat Kabur sebelum ia ditangkap dan di jadikan budak keluarga kakek Douglas. "Clarisa!" panggil Bella melihat anaknya berlari menjauh membuat Bella menyusul. Sedikitpun tidak memperdulikan Lukas yang tengah mengalami siksa dari orang-orang berbadan kekar itu. Melihat hanya dirinya yang tinggal membuat lily semakin iba dan simpati pada papanya. Bahkan istri dan anaknya yang ia agungkan itu memilih pergi meninggalkan sang papa saat pria itu berada di titik terendah. "Papa...." Lirih lily menangis melihat papa yang sudah tergolek lemas di atas lantai dengan darah yang berceceran di sekitar. Walau ia berhati keras, tetap saja ia tak tega. Salah seorang pengawal Elvan mengambil pisau dari balik bajunya. "Pertama jempol nya dulu," titah Elvan menyim

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 3

    "Berhenti! Mau ke mana kamu Lily! Kau tak boleh pergi! Berhenti." Tak memperdulikan teriakan sang papa, Lily terus melangkah keluar. Tepat saat itu, pintu utama di buka dengan kasar dari luar. BRAK! Lily terkejut hingga reflek mundur ke belakang. Beberapa orang berbadan kekar dengan setelan jas hitam yang melengkapi penampilan sangar mereka menerjang masuk. Lily terlalu bingung dan kaget sampai ia hanya mematung di tempat. Seorang pria masuk bersama wanita yang berpenampilan glamor nan seksi. Mereka lah paman dan bibi Axelo, Ervan dan Camellia. "Lukas?" Wajah Lukas menjadi pias dan tegang. Tubuhnya seketika lemas dan luruh. Keringat dingin membasahi punggungnya. "Kami tagih janjimu!" "Sa-saya tuan." Lukas terbata karena takut. Lalu menunjuk Lily yang berdiri tak jauh dari Ervan dan Camellia. "Dia- dia anakku yang aku maksud." Mata Lily membelalak tak percaya. Papanya benar-benar menjualnya sebagai penebus hutang. Lalu lily menatap papa dan dua pasangan yang baru data

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 2

    "Wah, siapa ini yang datang?" Suara ketukan sepatu pantofel dengan lantai marmer beradu diiringi sosok Clarisa yang mendekat. Gadis cantik dengan gaun berwarna merah menyala seperti polesan lipstik di bibirnya. Menyungging senyum angkuh pada Lily yang berbanding terbalik dengan gaya Clarisa. "Sepertinya kamu sangat nyaman tinggal di rumah ini, Clarisa." Lily, gadis cantik yang sederhana namun memiliki hati lembut. Sikap dan sifat kerasnya adalah bukti tempaan hidup yang dia jalani. "Sepertinya kamu sangat cocok dengan hidupmu di luar sana," ujar Clarisa memandang rendah Lily dari atas ke bawah. "Benar. Aku menyukai hidup diluar tanpa merampas milik orang lain," ucap Lily berjalan mendekat dan merapikan gaun Clarisa, lalu menepuk menyingkirkan debu dari pundaknya. "Bersiaplah, aku sudah kembali. Mungkin nanti kamu akan merasakan lebih

  • TERPAKSA MENIKAHI PRIA KOMA   bab 1

    "Apa?" Clarissa membelalakan matanya mendengar penuturan Sang papa. "Aku nggak mau pah." Vokal Clarisa keras."Yang benar saja papa mau menikahkan aku dengan pria koma itu." "Lalu kau berharap siapa? Hanya kau anak gadis ku Clarissa!" tukas Lukas tak kalah vokal. "Aku tidak mau! Tidak Sudi! Kenapa bukan Marisa saja yang kau nikahkan dengan pria itu, pa?" saran Clarisa tanpa mengurangi nada suaranya yang tinggi. "Marisa masih bersekolah, Clarissa! Di mana letak otak mu sampai mau mengorbankan Marisa?" "Lalu papa mau mengorbankan aku?" Clarisa balik bertanya dengan wajah yang semakin mengeras. "Atau kau lebih menyukai papa mu ini mati dengan meninggalkan hutang untukmu, Clarisa?" Lukas mendelik tajam pada anaknya. "Aaarrrggg!" Clarisa berteriak frustasi mengacak rambutnya. "Ingatlah Clarisa! Kau hidup bergelimang harta juga dari papa. Karena memanjakan mu, papa sampai seperti ini. Sudah sewajarnya jika kamu berkorban sedikit. Hanya menikah, bukan hal yang sulit," cecar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status