Share

Bab 43

Author: Firsyaka
last update Last Updated: 2024-12-03 20:06:29

Aku merasa kasihan dan terenyuh atas nasib buruk yang menimpanya apalagi saat dia masih menjadi istri Febi. Dia begitu tersiksa jiwa dan raganya atas perlakuan Febi dan keluarganya. Aku merasa iba padanya apalagi dia hidup sebatang kara. Aku tak bisa bayangkan gimana kalau aku jadi dia.

"Very ... kamu mau kemana, rapi banget? Bukan_nya hari ini tanggal merah ya?" pekiknya dengan gurat tanya di wajahnya saat aku baru keluar dari kamar.

"Aku mau ngajak Ratna beli baju bagus buat datang ke acara pernikahan temanku, Mah" sahutku sambil membetulkan penampilanku.

"Apa? Kamu mau datang di pernikahan teman ngajak Ratna? Gak salah?" cecar ibuku dengan wajah yang tampak emosi.

"Iya, Mah, kebetulan temanku ini kenal sama Ratna. Ya, udah jadi sekalian," terangku dengan santai karena sekarang perasaanku lagi berbunga-bunga. Tak peduli penolakan dari Mamah.

"Ya gak harus bareng juga kali?! Kamu itu harusnya ajak Sean, dong, dia kan calon tunanganmu!" protes Mamah begitu ngotot.

"Gak bisa, Mah. Tol
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 44

    "Mas, Hendrik ...?!" Matanya membola saat Beliau melihat mantan mertuaku itu menolongku."Ratna, kamu tidak apa-apa?" Tangan kekar Pak Hendrik_ mantan mertuaku mampu menopang tubuhku hingga aku tak sampai jatuh ke lantai.Aku terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba. " Aku tidak apa-apa, Pi."Aku melihat Mamah dari kekasihku melongo dengan mulut yang menganga. "Kartika ... kenapa kamu berbuat kasar sama Ratna? Salahnya apa sampai-sampai aku dengar kamu marahin dia?" sergahnya dengan berkacak pinggang."Sampean mengenalnya?" pekiknya tak percaya."Iya, dia ini putriku," jawab Papi tegas."Apa? Bukannya putri sampean namanya Alexa?" pekik Nyonya Kartika tak percaya."Iya memang, tapi Ratna juga sudah aku anggap seperti putriku sendiri," sahut Papi lagi sambil menggandeng bahuku. " Kalau sampai ada orang menyakiti dia, akan berhadapan langsung denganku.""Maaf, Mas, kalau gitu aku permisi dulu," pamit Mamah Mas Very terburu-buru dengan wajah pias."Ratna, kamu ke sini sama siapa? M

    Last Updated : 2024-12-04
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 45

    "Emang mereka ngomong apa sampai kamu cemberut gitu?" Bi Sukma menatapku penuh telisik."Mereka bilang aku sudah menyerahkan kesucianku pada Tuan Very, makanya Beliau deketin aku terus." Wajahku cemberut sambil membuka hijabku."Kalau kamu gak ngerasa, jangan dipikirin! Biarin aja mereka ngomong apa." Beliau mengelus bahuku sambil mengucap kata sabar."Abisnya mereka sering banget nyibirin aku, Bi," keluhku."Oh, iya, Bibi mau nanya sama kamu. Emang benar ya, kamu pacaran sama Den Very?" tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya.Aku berpikir sejenak untuk menjawabnya, antara malu dan takut. "I_iya, Bi. Aku dan dia saling mencintai, salah, ya?""Ya, enggak salah, cuma takutnya Tuan sama Nyonya melarangnya karena kalian gak sederajat. Apalagi kamu kan, tahu kalau kemarin Den Very dijodohin dengan wanita lain. Kamu sendiri kan, yang mengantar minumnya?" tukasnya."Iya memang, Bi. Tapi katanya dia gak mau dijodohin sama cewek itu, dia lebih milih aku. Aku juga sudah terlanjur sayang sama

    Last Updated : 2024-12-05
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 46

    "Hei, kamu tahu, siapa yang datang semalam?" Tau-tau Nyonya besar sudah berdiri di belakangku saat aku sedang menyapu halaman belakang.Dan seketika aku menoleh ke arahnya. Aku menatapnya tanpa mampu menjawabnya."Dia itu calon istrinya Very, dia cantik, modis, berkelas dan anggun. Beda sama kamu yang bisanya cuma bersih-bersih doang, dah gitu kucel lagi." Wanita paruh baya itu yang masih terlihat cantik menatapku penuh kebencian."Maaf, Nyonya, saya harus ikut bicara. Nyonya gak boleh merendahkan orang seenaknya, dia manusia yang punya perasaan. Kasihanilah Nyonya, apalagi dia ini sebatang kara. Kalau dia terluka mau ngadu kepada siapa?" bela Bibi di depanku. Bibi tiba-tiba hadir di antara kami."Oh, dia sebatang kara? Waaah, lebih parah lagi dong! Macam orang ilang aja!" cebiknya dengan sinis."Itu bukan maunya, tapi takdir dari Yang Maha Kuasa. Jangan begitulah, Nyonya ngomongnya. Maaf kalau saya lancang!" Bibi terus membelaku, aku hanya memandang keduanya bergantian sambil masih

    Last Updated : 2024-12-06
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 47

    Took .... Took .... Toook ...Saat aku lagi siap-siap untuk keluar makan, terdengar suara pintu kamarku diketuk. Tak lama panggilan darinya terdengar mesra di telinga."Sayang ... dah siap belum? Aku tunggu di depan ya?!" "Iya, bentar lagi aku keluar!"Dengan langkah pasti aku berjalan menuju teras depan villa. Dan ternyata dia tidak sendiri melainkan bersama mantan suamiku. "Hai, dah siap," sapa lelaki yang sudah mengisi hatiku dengan ramah."Sudah," sahutku sambil tersenyum ke arahnya. Tak sengaja aku menatap sekilas wajah lelaki yang sudah melukai hati dengan perlakuannya dan di waktu yang bersamaan dia pun menatapku dengan tatapan menggoda. Sontak aku langsung membuang pandangan dan beralih menatap kekasihku lalu duduk di sampingnya."Tunggu sebentar ya, Amel masih di dalam," cetus lelaki di sampingku."Iya, Mas," sahutku."Amel mah kebiasaan kalau dandan lama banget, dah," sela suaminya dengan nada kesal."Biasa, istrimu mah dah dari dulu kalau dandan heboh kayak mau manggung

    Last Updated : 2024-12-07
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 48

    Mataku menyisir menatap sekujur tubuhku, dan ternyata bajuku masih utuh tanpa terbuka sedikit pun. Alhamdulillah dia semalam gak macam-macam. Lalu pandanganku beralih ke arah lelaki yang kini tidur sekamar denganku.Ya ampuuuun ..."Mas ka_mu kenapa? Kenapa badanmu gemeteran kek gini?" Aku mendekat ke arahnya yang masih meringkuk di sofa."Aku meng_gi_gil sema_lam." Dia menatapku sayu dengan badan yang masih gemeteran.Aku melihat ke arah jam dinding, ternyata sudah pukul 04.00. Semalam aku tidur memakai selimut karena udara dingin banget. Tapi ternyata Mas Very kedinginan semalam, mungkin dia gak mau mengambil selimut di badanku. "Mas, aku buatkan teh hangat dulu, ya di dapur," pamitku dan segera bergegas keluar kamar tanpa menunggu persetujuannya.Aku segera menyalakan kompor untuk membuat teh hangat karena di sini gak ada dispenser hanya ada air galon. "Lagi mau bikin apa?" Suara bariton tiba-tiba terdengar dari arah belakang.Aku terlonjak kaget mendengarnya hingga teh yang aku

    Last Updated : 2024-12-08
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 49

    "Mas ... jaga ucapanmu, tak selayaknya kamu meminta begituan saat kita belum halal! Kalau kamu sayang sama aku, tolong jaga nama baikku." Mataku seketika memanas mendengar ucapannya yang konyol itu."Aku kecewa sama kamu, Mas, ternyata kamu sama saja seperti pria di luaran sana yang tak bisa menahan napsu." Kini tatapanku berubah sangar dengan mengeratkan gigi."Sayang, maaf ya, aku gak bermaksud begitu, aku cuma mau mengetes kamu aja. Aku pikir kamu wanita ....""Gampangan yang bisa menyerahkan mahkotanya pada lelaki sebelum akad? Tidak, Mas, aku tidak sehina itu meskipun aku orang miskin tapi aku tahu batasannya.""Sayang, tolong maafin aku." Tangannya langsung meraih tanganku tapi dengan segera aku hempaskan.Aku keluar menuju pintu utama, berjalan ke arah taman depan meninggalkan Mas Very di dapur dengan perasaan kacau dan emosi."Eheemm ...." Suara bariton tiba-tiba mengagetkanku, seketika aku langsung menoleh ke arah sumber suara."Mas Fe_bi," lirihku sambil menatap wajahnya se

    Last Updated : 2024-12-09
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 50

    "Mamah ... kapan pulang?" Lelaki yang kini sudah menjadi kekasihku melangkah masuk melalui pintu utama dan langsung menghampiri mamahnya."Tadi sore jam 3 an, kamu baru pulang kerja?" Nyonya besar langsung memeluk putranya erat.Aku dan Bibi sedari tadi sibuk menyiapkan makan malam besar karena katanya malam ini keluarga Sean_cewek yang dijodohkan dengan Mas Very mau datang dan makan malam di sini. "Iya, soalnya di kantor lagi banyak kerjaan. Uuh, capek banget, aku ke kamar dulu ya, Mah mau mandi," tukasnya sambil meregangkan otot-ototnya dengan menaikkan kedua tangannya ke atas. Lalu beranjak pergi."Oh, iya, Very, nanti jam 7 malam keluarga Sean mau ke sini. Kita makan malam bersama," cetusnya dengan lantang. Tiba-tiba ia berjalan menghampiriku yang masih sibuk menata hidangan di meja."Sayang, kamu masak apa? Banyak banget makanannya," bisiknya di telingaku."Memangnya barusan gak dengar apa, kalau calon istrimu mau datang ke sini," ketusku dengan memasang wajah cemberut."Masa?

    Last Updated : 2024-12-10
  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 51

    "Sean, kamu itu cantik, pintar, punya segalanya. Pasti banyak cowok yang tertarik sama kamu." Tatapan mataku menyisir pandangan ke arahnya yang duduk tepat di hadapanku."Lantas?" Sean menyipitkan matanya seolah sedang menerka maksud ucapanku."Kamu bisa cari cowok lain selain aku, karena aku sudah mencintai wanita lain." Hatiku begitu mantap mengungkapkan apa yang kurasa, meski nanti pasti akan dapat penolakan dari orang tuaku dan orang tuanya.Kuhisap rokok yang ada di tanganku dan menghembuskan asapnya ke samping. Aku gak mau dia menghisap asap rokokku."Apa kamu bilang?" Wajahnya ia dekatkan ke arahku dengan pandangan melebar seolah ingin mendengar lebih jelas lagi."Aku tidak bisa mencintaimu karena ada nama wanita lain di hatiku," ucapku memperjelas dengan keyakinan yang mantap."Si_siapa dia? Wanita mana yang bisa mengalahkan pesonaku? Selama hidupku aku tak pernah mendapat penolakan dari seorang lelaki. Bahkan, tinggal tunjuk aja, lelaki itu takhluk di hadapanku!" sarkasnya d

    Last Updated : 2024-12-12

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 79

    Hari-hari setelah melahirkanAku, Ratna, terbaring di ranjang rumahku yang terasa lebih hangat dari sebelumnya. Rasanya tubuhku masih sangat lelah setelah proses melahirkan yang begitu panjang dan menguras tenaga. Namun, ada sesuatu yang membuatku merasa lebih hidup dari sebelumnya—sebuah kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Putra pertama kami, Amran Zakir Pratama, kini ada di dunia ini, dengan wajah yang begitu mirip dengan suamiku. Rasanya sulit untuk mempercayai bahwa aku, Ratna, kini menjadi seorang ibu.Dari tempat tidurku, aku bisa melihat Very, suamiku, yang duduk di sampingku dengan senyum bangga terpancar di wajahnya. Matanya penuh dengan kasih sayang, dan setiap kali ia menatapku, aku merasa seperti menjadi pusat dunia ini.“Sayang, kamu nggak capek kan?” tanya Very lembut, tangannya mengelus lembut rambutku yang acak-acakan. Ia selalu begitu perhatian, dan saat itu aku merasa betul-betul dimanjakan.Aku tersenyum lemah, meski masih kelelahan. “Sedi

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 78

    Malam yang MengusikAku sedang duduk di sofa ruang keluarga, menonton acara favorit di TV sambil menikmati sisa malam yang tenang. Very, suamiku, duduk di sebelahku sambil memainkan ponselnya. Bi Sukma, asisten rumah tangga kami, baru saja selesai merapikan dapur. Di luar, suasana sunyi, hanya suara jangkrik yang samar terdengar.Namun, ketenangan itu terusik ketika suara bel pintu berbunyi. Very mengangkat kepala, menatapku sejenak sebelum akhirnya bangkit dengan malas.“Aku yang buka,” katanya sambil melangkah menuju pintu.Aku mengangguk sambil mengalihkan pandangan kembali ke TV. Tak lama, aku mendengar suara familiar dari arah pintu."Febi? Malam-malam begini, ada apa?" tanya Very dengan nada heran.Aku melirik sekilas. Febi, sahabat Very, berdiri di depan pintu dengan wajah yang tampak kusut."Gue lagi suntuk banget di rumah, Ver," kata Febi setelah melangkah masuk. "Amel lagi sensitif, bawaannya marah-marah terus. Gue nggak tahu mau ngomong sama siapa, jadi gue ke sini aja."Ve

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 77

    Aku melangkah keluar dari kamar tidur, menyusuri lantai marmer yang dingin menuju ruang tengah. Rumah ini terasa begitu luas, terlalu besar untuk hanya aku tempati bersama Mas Veri. Tapi aku tak bisa memungkiri, aku mencintai setiap sudutnya. Cahaya matahari pagi masuk menembus jendela besar yang menghadap taman belakang, memberikan nuansa hangat pada ruangan.“Ratna, mau sarapan apa hari ini, Nak?” suara lembut Bi Sukma terdengar dari dapur.Aku tersenyum dan melangkah mendekat. Bi Sukma sudah sibuk dengan apron merah mudanya, memotong buah di meja dapur. Kehadirannya di sini membuatku merasa lebih nyaman, seolah aku punya ibu kedua yang selalu siap menemani.“Apa aja yang ringan, Bi. Aku nggak terlalu lapar. Toast sama teh aja, ya,” jawabku sambil mengambil kursi di meja makan.Bi Sukma tersenyum lembut, wajahnya penuh kehangatan. “Baik, Nak. Veri nggak bilang mau makan di rumah?”Aku menggeleng. “Kayaknya enggak. Biasanya dia makan siang di kantor.”Bi Sukma mengangguk. “Syukurlah

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 76

    Hari ini adalah hari besar untukku dan suamiku. Setelah menabung bertahun-tahun dan kerja kerasnya sebagai seorang CEO, kami akhirnya bisa pindah ke rumah baru. Rumah megah di kawasan elit, lengkap dengan halaman luas dan interior serba mewah. Aku memandangi pintu besar di depanku dengan campuran rasa bahagia dan gugup. Rasanya seperti mimpi.“Ratna, ayo masuk,” panggil Mas Very, membuyarkan lamunanku.Aku tersenyum dan melangkah masuk, disambut oleh keramaian suara keluarga dan rekan-rekan Mas Very yang ikut membantu hari ini. Semua barang sudah tertata rapi, seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Bahkan aroma harum bunga segar dari vas di ruang tamu sudah mengisi ruangan.Acara syukuran dimulai dengan doa yang dipandu oleh Pak Kyai setempat. Suaranya lembut dan penuh khidmat, memohonkan kedamaian dan keselamatan untuk rumah ini dan semua yang tinggal di dalamnya. Aku mengatupkan kedua tanganku di atas perutku yang sudah membesar, merasakan tendangan lembut dari bayi kami."

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 75

    “Kerja terus malam-malam begini, Mas?” tanyaku sambil melirik ponselnya.Mas Very hanya tersenyum sekilas. "Iya, ada laporan yang harus kukirim."Namun, ponselnya tiba-tiba bergetar. Di layar, aku sempat melihat nama Arina muncul sebelum dia buru-buru mengangkatnya. Jantungku berdegup lebih cepat. Siapa dia? Kenapa menelepon suamiku selarut ini?Aku mencoba memasang wajah biasa saja, tapi sulit. Rasa cemburu menjalar pelan-pelan di hatiku. Kuamati cara Mas Very berbicara—nada suaranya rendah, seolah tidak ingin aku mendengar.Setelah dia selesai, aku langsung menyelidik, "Arina? Siapa itu, Mas?"Mas Very menatapku dengan tenang, lalu tertawa kecil sambil mengacak rambutku. "Sayang, jangan cemburu, dong. Itu Arina, karyawati di kantor. Dia cuma mau memastikan soal dokumen untuk besok."Aku tidak yakin. "Tapi, kenapa harus malam-malam begini? Kan, bisa besok pagi di kantor."Melihat ekspresiku yang berubah, Mas Very segera memelukku erat. "Sayangku, kamu lagi bawa dede bayi, ya, jadi se

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 74

    Aku duduk di sofa ruang tamu, menatap jam di tanganku yang berdetak lambat. Sudah lima belas menit sejak aku mengirim pesan kepada Mas Very. Aku tahu dia pasti sedang bergegas pulang, apalagi sejak aku memasuki trimester terakhir kehamilan. Mas Very selalu khawatir dan memastikan aku tidak terlalu banyak beraktivitas.Pintu depan terbuka perlahan, dan aku mendengar langkah kaki yang sangat kukenal. "Ratna?" panggilnya dengan suara lembut."Aku di sini," jawabku, mencoba terdengar biasa saja meskipun dadaku terasa sesak karena capek.Mas Very langsung menghampiri, duduk di sampingku sambil memperhatikan wajahku yang mungkin terlihat tegang. "Kenapa? Kamu kelihatan aneh," tanyanya, menggenggam tanganku dengan erat. "Kamu capek?"Aku menggeleng pelan, memutuskan untuk jujur. "Tadi Febi ngajak ketemu."Alisnya langsung bertaut. "Febi? Mantan suami kamu?" Nada suaranya berubah, terdengar waspada sekaligus cemburu."Dia bilang sesuatu yang ... bikin aku bingung." Aku menunduk, menghindari t

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 73

    Rumah Baru untuk Kebahagiaan BaruMatahari sore memancarkan sinar keemasan, memberikan suasana hangat di sekitar kawasan elit yang penuh dengan rumah-rumah mewah. Di antara bangunan megah itu, Very menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar dengan desain modern. Ratna, istrinya yang sedang hamil tujuh bulan, duduk di sampingnya dengan raut wajah penuh penasaran."Ini rumahnya, Sayang," kata Very sambil tersenyum hangat. Ia turun dari mobil lalu membuka pintu untuk Ratna.Ratna keluar dengan perlahan, tangannya memegang perut yang mulai membesar. "Ini ... rumah kita?" tanyanya dengan nada tak percaya.Very mengangguk, matanya berbinar-binar melihat ekspresi kagum di wajah istrinya. "Iya, untuk kamu dan calon anak kita. Kamu suka?"Ratna terdiam sejenak, matanya menjelajahi setiap sudut rumah yang terlihat megah bahkan dari luar. "Suka? Aku ... aku bahkan nggak tahu harus ngomong apa. Ini luar biasa, Mas Very. Kamu benar-benar serius melakukan ini semua untukku?"Very mendekat d

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 72

    "Sayang, Mas sudah siapkan rumah buat keluarga kecil kita yang agak besaran biar nanti kalau dedenya sudah lahir bisa leluasa maen." Lelaki yang sebentar lagi mau jadi Ayah begitu antusias bercerita sambil terus mengelus perutku yang sudah mulai membuncit."Ngapain sih, Mas beli rumah lagi? Di sini juga kan, enak dan cukup buat keluarga kecil kita?!" Tanganku mengelus kepalanya yang masih fokus dan gak mau lepas dari perutku ini. Dia terus menciumi dede yang masih dalam kandunganku seakan tak sabar menunggu kehadirannya."Rumah ini terlalu kecil buat anak kita maen, sayang. Yang pasti nanti anak kita bakal berlarian ke sana ke mari, dan itu membutuhkan tempat yang cukup luas serta perlu kamar khusus buat tempat maen." Wajahnya didongakkan menghadapku sambil menjawil daguku gemas."Ya, sudah terserah Mas saja," balasku pasrah."Nah, gitu dong. Masa CEO properti rumahnya kecil dan jelek, malu dong," sanggahnya.Aku senang mendengarnya, suamiku ternyata begitu perhatian dan peduli sama a

  • TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN   Bab 71

    "Gue ngerasa jenuh dan bosan ngejalani rumah tangga yang kayak gini, gak ada warna." Ia menjambak rambutnya kasar, kecewa terpancar jelas dari wajahnya."Kenapa loe ngomongnya gitu? Itu kan, keputusan dan pilihan loe sendiri? Kenapa mesti bosan?" Very menatap lekat wajah sang sahabat. Ia ikut merasakan apa yang ia rasakan."Iya, sih, memang. Cuma dulu waktu masih pacaran semua terasa indah dan menyenangkan, karena Amel bisa membuat gue merasa nyaman berada di sisinya. Tapi setelah nikah keadaan berubah, Amel jadi wanita yang membosanku. Sikapnya yang jutek dan kasar membuat gue jengah dan muak. Dan juga dia banyak menuntut ini dan itu yang sekiranya di luar batas kemampuan." Sang pelayan kantin datang membawa makanan yang mereka pesan. Sambil makan mereka terus bercerita, saling tukar pengalamannya selama menikah tanpa ada yang ditutup-tutupi karena mereka bersahabat sudah lama. Sudah tak ada lagi kata malu atau canggung."Ya, itu karena loe dalam menilai cewek dari parasnya dulu, ga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status