Share

Pertemuan Keluarga

Usai berdeham, menguasai rasa tergelitik geli, Gavin berkata serius. "Oke, mari kita upayakan kondisi ideal suami istri. Pertama-tama, saya mau komplen. Dua hari lalu, kamu ngundang saya masuk kamar, pura-pura sakit. Tau-tau memanfaatkan saya. Kira-kira itu ideal, nggak?"

Prisha terbelalak. "Anda merasa dirugikan?"

"Sangat. Nggak adil kalo nggak gantian."

Bibir mungil Prisha mengerucut lucu. Sepasang alisnya bertaut. "Keterlaluan," desisnya. "Mengapa harus dipertanyakan? Tentu saja itu ideal. Bahkan sudah seharusnya. Jangan bilang rugi. Jelas-jelas saya tau, Anda untung besar. Oh, bilang aja pengen tidur sekamar. Ish, nggak usah muter-muter."

Wajah Gavin sontak merah padam. Berhubung sudah tak kuat menahan penderitaan sejak malam tadi, ia memutuskan membuang gengsi.

"Bagus kalo ngerti. Praktik ideal tahap pertama, pagi ini kamu gantian ke kamar saya. Saya butuh diperiksa coz tiba-tiba saya meriang."

"Pak Dok sakit?" Prisha menatap tak percaya.

Gavin diam. Cemberut. Prisha tak berani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status