Share

DISKUSI JAELANGKUNG

Penulis: SRP
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-16 18:39:16

BAB KE : 84

DISKUSI JAELANGKUNG

16+

"Owh, udah ngantuk toh ... ayo Seruni, siapkan kamar untuk Mas Ronal-mu?" titah Membah.

"Ya, Bah." Seruni bangkit, dan setelah melempar senyum ke arah Ronal, wanita itu pun berlalu.

Hampir saja Ronal terjengkang oleh lemparan senyum Seruni jika dia tidak buru-buru berpaling. He he he!

Ronal beruntung karena senyuman Seruni lewat begitu saja tanpa sempat singgah di matanya. Mungkin saja perutnya akan melilit jika sempat menyaksikan senyum Seruni tadi.

Ada rasa lega dari makhluk kerdil yang sedang menguping pembicaraan mereka dari bawah jendela. Memang ini yang dia tunggu-tunggu, menunggu penghuni rumah tertidur.

"Saya ingin tidur di sini saja, Bah. Nggak enak harus tidur di dalam kamar," kata Ronal setelah Seruni hilang dari pandangan matanya.

"Loh, kok tidak mau di kamar, memangnya kenapa?" Kening Membah berkerut dengan mengarahkan tatapan lurus pada Ronal.

Ada rasa kecewa di hati lelaki tua itu atas penolakan Ronal. Dia telah menyediakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    MEMBAH KEMBALI MENGANCAM RONAL

    BAB KE : 85 MEMBAH KEMBALI MENGANCAM RONAL 16+Ronal menangkap isarat yang diberikan Seruni itu, dan dia juga melihat ada perubahan pada wajah Membah. Ronal menduga ada sebuah rencana yang akan dilakukan oleh Seruni dan Membah, tentu Ronal tidak mau terperangkap oleh rencana itu. Kecerdasan Ronal mengajak pikirannya untuk terus bersandiwara. Hanya dengan sandiwaralah dia akan terbebas dari kecurigaan Membah dan mungkin juga akan lepas dari tempat ini. Ronal harus bersikap seolah-olah senang berada bersama mereka, tanpa melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka curiga. Karena bila telah curiga, tentu Membah akan menggunakan ilmunya untuk mengetahui isi hati Ronal, jika hal itu terjadi, jelas akan membuat langkah Ronal semakin sulit. "Kalau tidur di kamar, saya tidak bisa memikirkan dalil-dalil untuk melawan Membah. Itu artinya debat besok saya bakal kalah," jawab Ronal ngacau. "Kalau itu terjadi ... artinya saya telah dikalahkan secara curang, sebab persekongkolan antara bap

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    KAMAR UNTUK RONAL

    BAB KE : 86 KAMAR UNTUK RONAL 16+Di ruangan ini ada tiga kamar tidur, dua kamar berdampingan sejajar, sepertinya satu ruangan yang dibagi menjadi dua bagian, dan posisinya berseberangan dengan meja makan, itulah kamar Membah dan Seruni. Satu kamar lagi di samping meja makan, pintunya berhadapan langsung dengan pintu kamar Seruni, ke kamar itulah saat ini Seruni menuju. Kamar yang telah dipersiapkan sebagai perangkap untuk Ronal.Di dalam kamar, sesaat Seruni tertegun menatap ranjang dengan ukuran sekitar dua kali satu setengah meter, yang berdiri menempel pada dinding geribik. Ranjang itu sangat kokoh, terbuat dari kayu bekas yang dijual di lapak Madura, he he he ... yang sebenarnya ranjang itu terbuat dari kayu jati yang berukir. Mana ada lapak kayu Madura di kampung jin. Seprei berwarna hijau dipadu dengan kelambu putih transparan dengan renda bersulam benang emas, membuat penampilan ranjang tersebut semakin menarik. Setelah tertegun dengan wajah sendu mengharunya, Seruni

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    MAKHLUK KERDIL YANG USIL

    BAB KE : 87 MAKHLUK KERDIL YANG USIL 16+Sementara itu, di ruang tamu Ronal baru saja selesai meregangkan tubuhnya. Menggeliat untuk mengusir rasa penat yang sedang bercokol.Matanya memang mengantuk, tapi susah untuk terpejam. Ronal memaksakan diri agar terlelap dengan memicingkan mata, tapi selalu sia-sia. Malah rasa pegal yang datang menghampiri. Entah sudah berapa kali lelaki itu menggeliat dan menguap sejak ditinggalkan Seruni dan Membah tadi, tapi rasa pegal itu belum juga sirna. Mungkin itu pertanda dia memang sudah lelah. Ronal menggabungkan dua kursi, dan duduk bersilonjor di atasnya dengan punggung rebah pada sandaran, begitulah cara dia tidur. Mungkin cara tidur seperti ini, juga ikut andil mempengaruhi otaknya untuk malas beristirahat ... tempat tidur yang tak nyaman. Ronal kembali memejamkan mata, dengan harapan semoga bisa tertidur dengan segera, walaupun cuma sesaat sudah cukup baginya untuk menyegarkan badan. "Sreeeet sreeeert sreeeert!"Tiba-tiba ada suara sep

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    CENGIRAN MAKHLUK KERDIL

    BAB KE : 88 CENGIRAN MAKHLUK KERDIL 16+"Astagfirullah!" Ronal menarik kepalanya dengan cepat, dadanya berdebar kencang. Hampir saja Ronal terjengkang karena kaget ketika melihat sosok makhluk yang berada di bawah jendela.Walaupun Ronal telah memperkirakan ada sesuatu di sana dan dia juga telah mempersiapkan mental dengan kekuatan penuh.Tetap saja keberadaan makhluk di bawah jendela tersebut membuat wajah Ronal pucat pasi, dengan degup di dada bergetar seperti ditabuh. Bagaimana tidak pucat pasi? Disaat mata Ronal menatap ke bawah, pandanganya langsung bertabrakan dengan sosok wajah tua keriput yang tersenyum padanya, senyuman itu lebih mirip seringai.Mata mereka beradu dengan jarak yang sangat dekat, mungkin hanya berkisar sekitar satu jengkal saja. Dengan bentuk mata yang dimiliki makhluk tersebut, tentu akan membuat ngeri siapa saja yang melihatnya, begitu pula dengan Ronal. Serasa nyawanya menghiba mohon pamit untuk meninggalkan raga, tentu saja Ronal tidak mengijinkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    JIN PENJAJAH

    BAB KE : 89JIN PENJAJAH 16+Owh, iya ... Ronal baru ingat, tadi sekilas dia sempat melihat makhluk itu di atas tangga, itupun kepalanya belum bisa sejajar dengan dasar jendela. Mungkin tangganya yang kurang tinggi. "Ya, udah! Saya yang akan melongok kamu keluar, tapi jangan ngagetin ya!" pinta Ronal. "Ya, Om! Tenang aja! Saya nggak suka ngagetin orang kok. Beda ama Om, sewaktu Om kecil suka usil seperti jin ...." jawab makhluk itu yang membuat Ronal bekernyit. "Kok dia bisa tahu?" batin Ronal bertanya. "Benar ... usil itu sifatnya jin, tapi dia dulu juga suka usil, bisa-bisa saya dijadikan temanya di neraka kelak, teman jin usil," lanjut batin Ronal. "Hyyiiiii ...!" Ronal bergidik mengingat tingkah lakunya waktu kecil dan terbayang dahsyatnya siksaan neraka, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustad Jama'ah yang pernah dia dengar di tivi. "Jama'aaaahhh oooo jama'ah! Alhamdu ... lillahhhh ...!"Kalimat seperti itu sering dia dengar dari tivi, karena hampir saban hari mert

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    SEJARAH KAMPUNG BUNIAN

    BAB KE : 90 SEJARAH KAMPUNG BUNIAN 16+"Pop poo poo pooopppp ...!?""Pop poo poo pooopppp ...!?"Makhluk itu berteriak dengan keras ketika memasuki ruang tengah, tentu saja hal tersebut membuat Ronal kaget dan hatinya diliputi rasa cemas, dengan cepat dia menutup pintu, lalu berlari menyusul makhluk kerdil. "Pop poo poo pooopppp ...!?""Pop poo poo pooopppp ...!?"Makhluk itu kembali berteriak, dengan meletakan kedua telapak tangan yang dilipat menyerupai cerobong di depan mulutnya. Suaranya melengking, seperti akan memecahkan ruangan tersebut. Dia mengarahkan mulutnya ke pintu kamar Membah dan melakukan hal yang sama di pintu kamar Seruni. Walau untuk melakukan itu dia harus bolak-balik berlari dari pintu kamar Membah ke pintu kamar Seruni. Wajahnya cengar-cengir seolah meledek Ronal."Hoyiiiii, jangan berisik!" bentak Ronal dengan menekan intonasi suaranya, sambil menangkap dan mencekal tangan makhluk tersebut. Mata Ronal dengan cemas memandang pintu kamar Membah yang tertut

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    JIN SUMBING MERAMPAS WILAYAH JIN BUNIAN

    BAB KE : 91 JIN SUMBING MERAMPAS WILAYAH JIN BUNIAN 16+Setelah sempat bersu'uzon ria, jiwa mulia Ronal pun muncul dengan akhlakul karimahnya. Tidak baik berburuk sangka, barang sesuatu harus ditela'ah lebih dulu, bila perlu kudu tabayun. Begitulah kira-kira bisikan hati Ronal. Siapa tahu makhluk kerdil tersebut paling pakar dalam bidang ini, kalau diurutkan berdasarkan statistik, memang dialah yang paling pakar dan ahli dalam kasus yang sedang dihadapi Ronal saat ini. Sebab, tidak ada lagi makhluk lain yang bisa diajak curhat dan diskusi untuk mencari solusi. Cuma dia satu-satunya, berarti dialah yang terbaik. Siapa tahu dari makhluk kerdil ini, dia bisa mengetahui lebih rinci dan akan mempermudahnya untuk kabur. Syukur-syukur makhluk kerdil mau membantunya hengkang dari rumah Membah dan Seruni. Itu kesimpulan Ronal. Akhirnya atas permintaan Ronal, makhluk kerdil tersebut bersedia untuk menceritakan semua yang ia tahu. Dia begitu bersemangat dalam bercerita. Namun, dia malah

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL YANG KERAS KEPALA

    BAB KE : 92 RONAL YANG KERAS KEPALA 16+"Om, berprasangka buruk pada saya ya?" tanya si kerdil kemudian, dengan pelan. "Tidak, saya tidak berprasangka buruk. Cuma heran saja, kenapa kamu tahu akan masa kecil saya?" jawab Ronal dengan diikuti sebuah pertanyaan. "Itu gampang, Om ...! Tinggal ditanya saja pada jin lain yang ada di kampung Om saat Om masih kecil," jawabnya santai. "Emang bisa begitu?""Ya, bisa. Namanya kita satu ras, suku dan bahasa. Kudu tolong menolong," jawab si kerdil dengan gaya semakin santai, rada dibuat-buat. "Siapa nama jin yang kamu tanya itu? Siapa tahu saya kenal dengan dia," tanya Ronal lagi. "Tidak mungkin Om kenal dia! Om tidak pernah melihat dia. Alam kita berbeda, tapi kita bisa hidup berdampingan dengan damai, tanpa saling mengganggu, bila perlu tanpa saling mengenal," jawab si kerdil bijak, kali ini tidak ada lagak sok bijak dalam gaya bicaranya. Terlihat datar, malah sedikit sendu. "Tapi bagaimana caranya kalian berkomunikasi? Jaraknya tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24

Bab terbaru

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    AKHIR SEBUAH CERITA

    BAB KE : 12O AKHIR SEBUAH CERITA 16+Kakek itu hanya bisa berharap seperti itu, karena yang maha mengetahui hanya Tuhan, apakah berdosa atau tidak berdosanya seseorang ketika melakukan suatu perbuatan hanya Tuhan yang bisa menentukan. Mungkin dari segi ilmu fiqih ada keterangan berdosa bila melakukannya, tapi Tuhan maha mengetahui niat seseorang. Tuhan lebih mengetahui kenapa orang tersebut sampai terperosok ke dalam dosa tersebut. Tidak boleh menghakimi bila sesuatu perkara itu belum terang oleh kita, itu prinsip yang dipakai oleh Galogentang. "Aamiin!" Ronal dan Ucil hampir serentak mengucapkan kata penutup doa tersebut menyambut ucapan Galogentang. "Tapi, belum tentu juga kamu tidak berdosa." Kalimat Galogentang yang ini membuat Ronal memiringkan mulutnya dengan mata menyipit menatap kakek tersebut sambil mengangkat bahu. "Ya, mungkin dosa kamu akan dipungut dari sisi kebodohan ...""Kebodohan bagaimana maksudnya?" Ronal memotong kalimat Galogentang."Dalam hidup itu, kita

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    GALOGENTANG DAN UCIL SABARUCIL DATANG KE RUMAH RONAL

    BAB KE : 119 GALOGENTANG DAN UCIL SABARUCIL DATANG KE RUMAH RONAL 16+"Kakek Galogentang!" seru Ronal tertahan sambil bergegas ke arah mobil, karena dari balik mobil itulah kepala Galogentang menyembul. Senyum lepas dari bibir Galogentang, begitu pula dengan Ronal, setelah dekat mereka berpelukan. Jelas kegembiraan terlihat di wajah mereka. Bagi Ronal ini adalah pertemuan yang tidak disangka-sangka. Pertemuan yang membuat bahagia. "Eh, Ucil Sabarucil juga ada!" Senyum Ronal berubah jadi tawa lepas, ketika melihat makhluk kerdil juga ada di sana. Tadi Ronal tidak melihat, mungkin karena Ucil terlalu kecil, sehingga luput dari pandangan mata Ronal. Setelah melepaskan pelukan dengan Galogentang, Ronal bersimpuh di depan Ucil. Walau telah bersimpuh, Ronal tetap lebih tinggi dari Ucil. Kemudian mereka pun berpelukan. "Ayo, masuk! Kita bicara di dalam saja," ajak Ronal sesaat kemudian. "Mau bikin heboh orang yang ada di dalam rumahmu? Mereka kan tidak dapat melihat kami, nanti ka

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    ADA CINTA ANTARA TIKA DAN RAHMAN

    ADA CINTA ANTARA TIKA DAN RAHMAN BAB KE : 118 "Memangnya Tika belum kenalan sama Rahman, Pak Hansip?"Semua mata mengarah pada Bu RT ketika beliau melepaskan pertanyaan tersebut. Berbagai ekspresi terlihat dari wajah mereka yang ada di ruangan tersebut. Ada yang tertawa, ada yang tersenyum, ada yang senyumnya sengaja dikulum, bahkan ada pula yang cengengesan. Rahman dan Tika juga ikut tersenyum, tapi cuma sebentar, karena tahap berikutnya wajah mereka memerah dan buru-buru menunduk. "Bu RT ngomong apa sih?" Sungut Tika pada Bu RT sebelum menunduk. Wajah Tika memang rada cemberut, tapi hatinya serasa terbang dengan sejuta bunga-bunga yang bermekaran, penuh kebahagiaan. Mungkin memang begitu sifat orang yang sedang jatuh cinta, kata hati dan ekspresi wajahnya suka tidak sama, kadang hati berkata iya, tapi kepala menggeleng diselingi anggukan. "Kenalan secara formal mungkin belum, Bu RT. Cuma rasanya, hati dan jiwa mereka sudah saling menyelami, dan sama-sama merasakan suka yan

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    ADA APA DENGAN TIKA

    BAB KE : 117 ADA APA DENGAN TIKA 16+Ternyata peristiwa di kampung jin benar-benar jadi pelajaran yang berharga bagi Ronal dan istrinya. Selama ini pasangan suami istri tersebut tidak begitu mempercayai akan adanya alam gaib yang mirip dengan perkampungan manusia. Mereka juga tidak percaya dengan adanya aturan tata krama dan adab terhadap makhluk-makhluk tersebut. Bahkan mereka tidak percaya sama sekali kalau makhluk astral bisa mengganggu kehidupan manusia. Namun, pengalaman telah mengajarkan mereka untuk mempercayai adanya kekuatan dari makhluk gaib, bukan sekedar percaya akan adanya Tuhan saja, tapi harus mempercayai adanya makhluk gaib yang diciptakan Tuhan.Kini mereka baru mengerti, bahwa tidak semua kejahatan dapat dilihat dengan nyata, sebab itu perlu berserah diri dan minta perlindungan pada Tuhan, tentu jalannya dengan takwa dan berdoa. Bermacam doa pun mulai mereka hapal, doa masuk ke kamar mandi sampai doa ketika mau berhubungan antara suami dan istri pun mereka haf

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL KEMBALI PULANG

    BAB KE : 116 RONAL KEMBALI PULANG 16+Dua lelaki yang kelihatan sebaya itu keluar dari gubuk. Sesaat Nursalim menatap ke arah gubuknya yang berjarak tidak begitu jauh dari gubuk Kartim, terlihat istrinya masih sibuk mengusir burung yang silih berganti mampir di sawah mereka. Nursalim berjalan di depan, diikuti Kartim dengan hati yang masih diliputi rasa was-was. Sambil berjalan mereka terus berbincang, membicarakan dan menebak apa gerangan yang ada di sana. Bahkan Nursalim pun telah melupakan niat awalnya ke gubuk Kartim, yang sebenarnya hendak meminjam korek api, entah kenapa hari ini dia lupa membawa benda tersebut. Padahal biasanya benda yang satu itu selalu nyempil dalam kantongnya. "Sepertinya ada mayat!" kata Nursalim sambil menghentikan langkah ketika mereka telah hampir sampai di tempat Ronal. Kartim memanjangkan leher, mengintip dari belakang Nursalim. Mata Kartim cukup lama meneliti sosok lelaki yang tergeletak tanpa bergerak itu, yang jaraknya tidak jauh dari tempa

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL DIKIRA HANTU

    BAB KE : 115RONAL DIKIRA HANTU 16+Tidak jauh dari tempat Ronal pingsan, dari sebuah gubuk yang ada di sawah tersebut, terlihat seorang bapak-bapak berumur sekitar empat puluh lima tahun. Sebelum matahari menyinari bumi, dia telah berada di sawahnya, dengan maksud untuk menjaga padinya dari incaran burung liar. Ada keanehan yang dia rasakan pagi ini, tak ada satu pun burung yang hinggap di area sawahnya. Sementara temannya yang lain pada sibuk berteriak mengusir burung yang mampir untuk mencicipi bulir padi milik mereka.Keanehan itu memang sempat mengganjal hatinya, tumben burung-burung pada enggan mampir di petak sawahnya, padahal biasanya padi milik dialah sasaran utama dari burung-burung tersebut, karena petak sawah bapak tersebut berada persis di bawah kaki bukit, tempat di mana burung-burung bersarang.Rasa heran di hatinya semakin menjadi, ketika melihat asap tipis yang mengudara di bagian ujung sawahnya. Batin lelaki itu mengira ada api di sekitar sana. Tapi siapa pula y

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    MAKHLUK BUNIAN DAN SILUMAN BUAYA JADI PEMENANG

    BAB KE : 114 MAKHLUK BUNIAN DAN SILUMAN BUAYA JADI PEMENANG16+Korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Karena yang terjun ke medan tempur sangat banyak dari masing-masing kelompok, sehingga korban yang berjatuhan tentu sangat banyak pula, mungkin jumlahnya ribuan.Peperangan di perbatasan sebenarnya dimenangkan oleh Ratu Kencana Wangi. Kelompok Jin Sumbing bahkan sampai lari terbirit-birit menyelamatkan diri ke wilayahnya. Namun, betapa terkejutnya mereka, karena mereka langsung disambut oleh pasukan makhluk Bunian yang telah siap menanti dengan prajurit-prajurit andalan mereka. Tidak sulit bagi makhluk Bunian untuk mengalahkan kelompok Jin Sumbing yang sudah kelelahan. Akhirnya mereka semua berhasil di tangkap dan dijebloskan ke penjara. Nasib Ratu Kencana Wangi dan pasukannya juga tidak kalah apesnya dibandingkan dengan kelompok Jin Sumbing. Sebenarnya kelompok Ratu Kencana Wangi sengaja tidak mengejar Jin Sumbing, karena mereka merasa sudah yakin menang dan hanya menunggu

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG

    BAB KE : 113SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG 16+Balon tersebut menggelinding dengan cepat menuju dasar jurang. Terkadang melenting tinggi bila menabrak batu, kadang-kadang malah menghantam pohon yang tumbuh di sisi tebing.Namun, balon itu tidak pernah berhenti, terus meluncur karena pengaruh gravitasi bumi. Entah bagaimana nasib Ronal yang ada di dalam balon tersebut. Setelah melambaikan tangan ke arah balon raksasa yang terus meluncur, tanpa menunggu lambaiannya berbalas, Galogentang langsung menghentakan kaki ke bumi. Sekali hentak, tubuhnya melambung, lalu melayang di angkasa. Galogentang tidak kembali ke arena pertempuran Ratu Kencana Wangi dan Jin Sumbing. Dia malah terbang menuju wilayahnya, wilayah siluman buaya. Setelah sampai di wilayah siluman buaya, Galogentang segera menemui rajanya dan menceritakan apa yang terjadi, sekaligus mengusulkan untuk segera melakukan penyerangan ke wilayah Bukit Lampu. Mendengar apa yang disampaikan Galogentang, raja siluma

  • TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU    RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG

    BAB KE : 112RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG 16+Sikap Ronal ini justru membuat tawa Galogentang semakin keras, wajahnya sampai memerah. Tentu sikap kakek tersebut membuat Ronal semakin masgul bin keki. "Benar-benar makhluk aneh, urusan hidup mati orang, malah ditanggapi dengan tawa," rutuk Ronal dalam hati."Jurang itu hanya bentuknya saja yang curam, tapi selalu ada sisi atau bagian tempat kita berpijak. Lakukan dengan percaya diri, jagan takut akan sesuatu! Bila kita sudah takut sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya. Itu sama saja takut dengan bayang-bayang," ucap Galogentang setelah tawanya reda."Tapi saya memang tidak berani menuruni jurang itu, Kek! Lewat jalan yang datar saja, atau Kakek ikut bersama saya," tawar Ronal. "Apakah kamu ingin bersama saya menuruni jurang itu?" tanya Galogentang. "Iya, kalau bersama Kakek, saya berani," jawab Ronal cepat. "Ayo, kita ke sana!" ajak Galogentang sambil berdiri. "Ayo!" Ronal menyanggupi, dia pun berdiri,

DMCA.com Protection Status