Share

Keterkejutan Erina

***

"Ibu restu, Haikal. Ibu merestui kalian berdua, Le," kata Bu Sarah membuat tangis Delia pecah. Lagi, Haikal mencium punggung tangan calon mertuanya dengan takzim. Berulang kali pria berwajah tampan itu menghela napas perlahan. Kesabarannya membuahkan hasil. Restu telah ia kantongi setelah beberapa kali mendapat penolakan hanya karena ia adalah seorang petani. "Ibu sungguh minta maaf, Le ...."

"Kekhawatiran Ibu bisa saya maklumi," sahut Haikal bijak. "Sekalipun saya petani, tolong beri saya kepercayaan bahwa kebahagiaan Delia tidak akan pernah pupus, Bu."

Bu Sarah mengangguk sambil menepuk pundak Haikal beberapa kali. Ruang tamu yang semula memperdengarkan perdebatan-perdebatan kecil kini menjadi riuh isak tangis. Pak Handoko memeluk bahu Delia erat-erat. Bangga dengan ketulusan yang Delia miliki selama ini, sementara Bu Sarah, wanita paruh baya itu berulang kali menyusut hidungnya yang berair. Tentulah merasa haru dengan sikap Haikal yang begitu l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status