Beranda / Fantasi / TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN / Bab. 21 : Maling teriak maling

Share

Bab. 21 : Maling teriak maling

Penulis: Re_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wanita cantik itu berkali-kali menatap pintu, kegelisahan terlihat jelas dari air mukanya. Langkahnya mondar mandir seiring helaan nafasnya.

"Tenanglah istriku. " Yintian mengomentari istrinya Li wei yang terlihat begitu tidak sabaran.

"Aku tidak bisa tenang, kenapa belum ada kabar dari anak itu." Sekali lagi Li Wei mengintip ke luar. Berharap sosok yang dinantikannya menunjukkan wajah.

"Anak itu memang tidak bisa diharapkan," gerutunya sembari duduk di sebelah Yintian.

"Jangan berkata seperti itu, Bila dia mendengarnya itu akan membuatnya sakit hati," tegur Yintian.

"Kalau saja cahaya itu mampu membantu She Xian tantu aku tidak kesusahan seperti ini, ternyata sakit yang dideritanya membutuhkan sesuatu yang lebih kuat."

"Kau akan membunuhnya? mengulangi hal yang sama sepertiku?" Yintian menatap istrinya perih, "Ambil saja milikku. tokh ini sejatinya bukan hakku." lanjutnya dengan mimik wajah bersalah.

"Tidak, Sayang. Tidak ada yang lebih berhak memilikinya selain kamu." Li wei m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 22 : tertipu

    Hari ini Kediaman Yeye tampak sibuk, setelah peristiwa hilangnya Amethyst untuk kedua kali, Dia berinisiatif memanggil ke dua saudaranya untuk membicarakan masalah itu. Pria pertama bernama Qui, kakak pertama dari yeye itu bermata sipit dengan kumis putih panjang seperti kumis lele. Menggunakan hanfu putih bersih. Pria itu tampak serius dengan kening berlipat. Pertama kali bertemu Arumi matanya langsung menatap tajam, Arumi sempat merasa ketakutan karena pria tua itu terus menatapnya secara terang terangan. Pria kedua bernama Chyou, sesuai namanya yang berarti rupawan dan tenang bagai musim gugur, pria itu kelihatan masih sangat tampan walau sudah berumur, jika dilihat dengan seksama, tidak akan ada yang pernah menyangka jika dia adalah kakak kedua Yeye. Berbanding terbalik dari Qui yang tampak serius dia tampak tenang menikmati teh hangat yang disajikan paman Li, berkali-kali dia mengayunkan tangannya menghirup uap panas dari aroma teh hijau, "Pesona Li memang tidak pernah pudar,

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 23: Demi putriku

    "Ada apa, Nak?" Melihat air muka Zhan An berubah, Li Wei yang memang sedang menanti-nanti benda yang dibawanya bertanya pelan. "Tidak, Ibu. Aku memang ingin menunjukkan sesuatu yang penting," jawab Zhan An mengulas senyum. Dia membuka telapak tangan lalu muncullah pedang hijau miliknya. "Ada apa dengan pedang ini?" "Lihatlah di belakangnya". Zhan An menggeser pedang miliknya dan tampak pedang dengan siluet biru. Zhan An menyimpan pedang miliknya lalu meletakkan pedang biru di depannya. Pedang langit!" seru Yuwen terkesima, dia sering mendengar kehebatan pedang langit namun baru berkesempatan melihatnya saat ini. Pedang bercahaya biru, dengan ukiran kilat menyambar di bagian gagang dan ujung pedang yang sedikit bergerigi, dikisahkan pedang ini terbuat dari gigi naga langit sehingga dapat menghancurkan apa saja dengan mudah. Begitu pandai Zhan An menyembunyikan pedang langit di dalam pedang miliknya sehingga tidak dapat terdeteksi karena tertutup aura hijau. "Apa kau yakin?" tanya

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 24: Rahasia Amethyst

    "Apa maksudmu Kakak pertama?""Istilah yang digunakan untuk Kemampuan melihat yang luar biasa, kemampuan ini hanya diberikan pada seseorang yang istimewa, dimana kau temukan gadis itu, Yuze?""Aku menemukannya tidak sadarkan diri di kolam teratai di belakang klinik. Aku tidak tahu keluarganya."Di kolam teratai? apa telah terjadi sesuatu pada gadis ini? apa itu sesuatu hal yang mengancam jiwa? "Jadi siapa orang tuamu, Nak dan darimana asalmu, coba kau jelaskan kepada kami." Arumi merasakan tepukan ringan di pundaknya, dia mengangkat dagu, menatap wajah pria tua yang menatapnya ramah. Apakah ini waktu yang tepat untuk menceritakan tentang dia yang sebenarnya, disaat semua orang percaya dan perduli padanya. "Apakah, kalian akan percaya pada apa yang akan ku katakan?""Tentu, kami mempercayaimu. Percayalah. Kami akan melindungimu." Arumi menelan ludah, "Sebenarnya aku bukan berasal dari wilayah ini.""Lalu kau berasal darimana? kota Yangzhou atau kota lain?"Arumi menggeleng, mencari

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 25; Memulai perjalanan.

    "Ingat Lien Hua, kau harus selalu melindungi Arumi."Lien Hua mengorek kuping, "Eeh, telingaku hampir gosong mendengar kalimat itu, Yeye mengulanginya terus. ""Aku baru 10 kali mengucapkannya, Bukankah masih kurang?"Lien Hua melakukan bombastis side eyes, "Aku bukan orang bodoh. tidak perlu pengulangan berkali-kali."Yeye terkekeh, "Aku percaya, makanya kutugaskan kau untuk menjaga dan melindungi Arumi sampai dia kembali ke rumahnya.""Kenapa dia harus kembali, diantar lagi. Apa tidak bisa pergi sendiri?" tanya Lien Hua malas, prioritas dia adalah menjaga yeye bukan arumi. "Dia tidak aman di sini. Lebih baik dia kembali, dia juga sudah mengingat keluarganya. Dia akan aman bersama mereka. Bawah cermin penghubung ini. Lekas kabari aku jika terjadi sesuatu.""Bukankah dia lebih aman bersama kita di sini." Lien Hua memasukkan cermin dalam buntalan kain. "Tempat ini sudah tidak aman lagi, kau ingat kejadian bola api? aku yakin itu bukan ulah Zhan An, dia tidak akan tega menghancurkan k

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 26: Pertolongan pertama

    Yuwen mengemas barang hendak meninggalkan wisma Niu. Ketika hendak membuka pintu, matanya tak sengaja menatap kotak kayu kecil yang membuatnya kesal, berhari-hari benda itu masih tak tersentuh di atas meja, dia melangkah tak perduli dan meninggalkannya. Tampak dua orang gadis beragumen di depan penjual makanan di depan wisma Niu, sekilas dia mendengar perselisihan tentang menu yang hendak dibeli, ck. Dasar kaum wanita memang menyusahkan. Hal sepele dibuat menjadi hal yang besar. "Kalau ingin kenyang, sebaiknya kita makan mie," ujar gadis berambut hitam panjang, Sedikit rambut di atas telinga dikepang kecil lalu disatukan di bagian belakang. Bajunya berwarna ungu muda yang bertumpuk. "Aku ingin makan pangsit, aku tidak mau mie," jawab gadis didepannya kesal, mata dan hidung kecilnya merengut, sungguh sangat menggemaskan.Rambutnya di cepol kecil dua buah dan sebagian dibiarkan terurai bebas, tubuhnya yang mungil sangat serasi menggunakan baju berwarna merah muda dipadukan celana pen

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 27: Festival lampion

    Arumi membuka jendela penginapan setelah meletakkan barangnya di dalam lemari, kamar yang mereka sewa terletak di lantai tiga dibagian belakang sehingga pemandangan yang terlihat adalah jalanan yang ramai. "Lien Hua sepertinya di belakang penginapan ini ada sebuah pasar, lihatlah ramai sekali.Lien Hua?""Hem ...." Merasa ada yang aneh, Arumi berbalik dan mendapati Lien Hua yang tengah bersembunyi di dalam selimut. "Lien Hua kau kenapa?" "Jangan perdulikan aku," jawabnya dibalik selimut. "Hei." Arumi mencoba mengintip. "Kubilang jangan perdulikan aku." Gadis itu terkejut tatkala mata arumi tepat di atas kepalanya. "Wajahmu memerah, kau kena alergi?""Tidak.""Hei, jangan sepelekan hal ini." Arumi menarik selimut. "Kau bisa mati."Aah .... " Arumi tertegun, wajah Lien Hua memerah hingga telinganya, tak ada ruam, atau kesulitan bernafas, gadis itu bahkan tidak terlihat bergaruk karena gatal. "Kau-""Aku juga tidak tahu," sela Lien Hua. "Wajahku rasanya panas, tanganku berkeringa

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 28 ; Berpisah.

    Entah karena gugup atau karena pukulan Arumi yang keras gadis itu malah jatuh terduduk. Et dah, malah ngejogrok."Lin Hua! bangun," teriak Arumi menggoncang tubuhnya, dia ngeri melihat Yuwen yang bergerak lincah menangkis bola bola api dan serangan panah. Sementara Lie Hua tak sadarkan diri, gadis bertudung merah masih tersedu menangisi tubuh kekasihnya. "Nona, cepat tinggalkan tempat ini. Ini berbahaya!""Tidak aku tidak akan meninggalkan Bai Wang. kami berjanji akan selalu bersama.""Jangan bodoh. Cepat pergi dari sini.""Dia mengorbankan diri untuk menyelamatkanku. Aku ingin bersamanya."PLAK! Tertegun, gadis bertudung merah mengusap pipinya yang terasa pedas terkena tamparan Arumi. "Kau mau mati! Mati konyol setelah dia mengorbankan hidupnya untukmu? Apa kau yakin dia akan merasa senang melihat pengorbanannya sia-sia! Dia rela mati untuk memyelamatkanmu! Tapi kau ingin membuang semua itu?! Tetaplah hidup untuk membalas pengorbanannya Bodoh!"Ucapan Arumi membuat gadis itu ters

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 29; Jembatan yang digenangi darah

    Pekik tangis mewarnai ruang sempit itu, mereka bertumpuk-tumpuk dalam ruangan berteralis besi yang terkunci. Puluhan wanita muda meringkuk, ada yang menangis, terluka bahkan pingsan. Suara derap kaki mendekat, dua orang pria menarik 3 orang wanita yang diikat secara berbaris. Seorang pria membuka kunci pintu lalu memasukkan ketiga gadis tadi setelah melepas ikatannya. "Lepaskan kami," teriak gadis berbaju biru, tampak gurat di lengan dan kakinya, sepertinya dia salah satu gadis yang tertangkap oleh siluman nyamuk. "Diam kalau kau tidak ingin menjadi mangsa yang pertama.""Mangsa? Apa maksudmu. Cepat keluarkan kami dari sini!""Huhu ... aku mau pulang huhu ....""Tolong, hiks, tanganku berdarah."BRAKK! Penjaga menggebrak jeruji membuat mereka semua ketakutan. "Sudah, jangan menangis lagi, sini aku balut lukamu," bisik wanita bertudung merah yang ikut tertangkap pada wanita muda yang baru masuk. Mereka semua senyap menanti apa yang akan terjadi pada nasib mereka selanjutnya. "L

Bab terbaru

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 50 : Calon pengantin Jendral jiao Yu?

    Arumi bersiap-siap menunggu jemputan dari Jendral Jiao. Setelah ditinggalkan Kai begitu saja, dia merasa sebatang kara, dan bingung harus kemana. Beruntung Jendral Jiao menawarkan solusi untuk menetap di kediamannya sementara sampai Arumi lebih sehat sambil memikirkan arah tujuannya. Awalnya dia berniat tinggal di penginapan Niu, namun kepingan uangnya menipis. Tawaran yang diajukan Jendral Jiao sangat menarik. Dia akan merasa aman bersama petugas pemerintah itu, selain itu tentu dia tidak perlu repot mengeluarkan uang untuk membayar penginapan dan makanan. Ini sangat luar biasa, hanya orang bodoh yang akan menolaknya."Nona, jemputan anda sudah datang." Suara laki-laki terdengar setelah ketukan pintu. Rupanya orang yang akan membawanya ke kediaman Jendral Jiao sudah tiba. Memang tadi dia meminta izin kepada Jendral Jiao untuk mengambil pakaian dan Barang-barangnya dari wisma Niu sebelum mereka berangkat ke kediaman Jendral Jiao. Jendral Jiao mengiyakan dan berkata akan mengatur or

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 49. Penyesalan.

    Tubuh itu terbungkuk, dahi dan pipinya mengernyit, darah tersembur dari mulut, namun kedua tangannnya masih mengontrol gelembung udara yang menyelimuti Qui dan Chyou. melihat musuhnya tak bergeming, She Xian kembali mencungkil perut Yeye, menusukkan kelima jari runcing ke dalam perut Yeye dan mengeruk darah dari lubang itu.Air mata menetes dari pelupuk mata Qui, hatinya terasa tertusuk ribuan jarum melihat Yuze yang berjuang sekuat tenaga, mengobarkan nyawa demi melindungi mereka. Mata itu terpejam, tak sanggup melihat ketiadaan Yuze yang sangat menyakitkan.Balon udara terangkat dan terbang menjauh, melindungi mereka dari serangan Hei An. Setelah menerbangkan gelembung udara, lutut pria tua itu terjatuh, nafasnya tersengal, tangannya lunglai se lunglai tubuhnya yang kehabisan tenaga, darah membanjiri tubuh bagian bawah. Dia tidak mati sia-sia karena berhasil menyelamatkan Amethyst, kedua saudaranya dan Lien Hua. Dia sudah menang. Senyum terukir dari bibirnya yang dipenuhi darah,

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 48 Di ambang maut

    "Di mana Amethystku." Hawa tiba-tiba terasa panas, mereka sontak menoleh, pria besar berambut merah menatap garang. Bola mata berwarna merah darah itu menguliti satu persatu wajah kelelahan di hadapannya. "Siapa kau?" tanya Qui menatap tak kalah tajam, tubuhnya bersiaga, hawa panas yang menyertai kedatangan pria bermata merah itu membawa kesuraman.Ujung matanya melihat dedaunan yang menguning lalu layu seketika, bahkan kuncup bunga menghitam dan kering. "Aku pemilik Amethyst, cepat serahkan padaku, dan jadilah hambaku. Maka kalian akan kuampuni" Dia mengangkat telapak tangan, percikan api muncul yang kelamaan membentuk gumpalan bola api. Sambil menyeringai memperlihatkan giginya yang runcing, Hei An mempermainkan bola api di telapak tangannya memantul dan berputar-putar mengelilingi mereka satu persatu. Bola api pecah dan menyebar ke segala penjuru saat Hei An menjentikkan jemari. Percikan menghantam dan membakar segala sesuatu yang mengenainya. "Lien Hua, cepat pergi." Yeye men

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 47: Hari yang sulit

    "Ayah,ini calon istriku." Tiba-tiba Chen Yu datang memperkenalkan seorang wanita cantik, menurutnya, meskipun perkenalan mereka singkat namun sudah membuatnya mantap menjadikan Li Wei sebagai wanita yang akan mendampinginya sampai akhir usia. 'Apa kau yakin dengan keputusanmu Chen-chen?" tanya Yuze setelah Li Wei pulang. Meski sudah dewasa dia tetap memanggil anak semata wayangnya itu dengan nama Chen-Chen, Nama panggilan yang diberikan mending istrinya."Kenapa Ayah berkata seperti itu? Apa karena dia terlalu cantik?"Yuze tertawa spontan, "Apa yang kau katakan," tanyanya merasa geli. "Ayah tidak menyukainya karena dia terlalu cantik dari Ibu," rajuk anak itu kesal. "Kau ini." Yuze menepak bahu anaknya ringan. "Tidak ada yang lebih cantik dari Ibumu.""Kalau begitu apa karena dia bangsa siluman? bukankan aku juga setengah siluman?" Pria bermata sipit dengan alis tegas itu menatap Yuze penasaran. "Bukan seperti itu, Ayah tidak pernah mempermasalahkan soal status dan lain sebagainy

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 46 ; Patah hati terbesar

    "Ada apa?"tanya Arumi saat gadis itu tampak kebingungan. Dia terlihat tidak fokus dan selalu menoleh ke samping."Sepertinya, ada sesuatu. Sebentar."Lien Hua berdiri dan membawa serta cermin hingga Arumi ikut melihat. " Paman, siapa mereka?""Wanita tidak tahu diri," jawab paman Li dengan suara dingin. Arumi sempat terkejut mendengar jawaban itu karena paman Li menurutnya adalah orang yang paling sabar di Wangliang. "Arumi apa kau penasaran siapa wanita itu?" bisik Lien Hua dengan muka jahil seperti biasa. "Aku penasaran," sahut Arumi cekikikan. Suara tawa itu memaksa Zhan An, Jiao Yu dan Ming Hao memberinya tatapan heran. "Apa yang membuatmu gembira?" Zhan An mendekat dan melihat apa yang mereka bicarakan. "Wanita tidak tahu diri." "Wanita tidak tahu diri?" Zhan An mengamati wajah sesorang wanita yang tampak lewat cermin ajaib, seketika wajahnya mengeras. Secara kasar dia merampas cermin dan melemparkannya hingga berkeping. Sontak Arumi melongo dan merasa aneh dengan tindakan

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 45 : Srigala dan pria berambut perak

    Arumi terdesak, tubuhnya jatuh terduduk dan terpojok di dinding. Pria bercadar itu menarik tombak lantas menekannya pada leher Arumi. Gadis itu meringis, ujung tombak yang tajam menggores kulit dan menimbulkan sensasi nyeri. "Kau tidak bisa membunuhku," ujarnya menantang, balas menatap tajam, "Aku tidak mau mati di sini."Tubuh tegap itu berhenti, seakan kalimat yang keluar dari mulut Arumi mengusiknya. Melihat hal itu Arumi mengedarkan pandangan, dia harus mencari sesuatu untuk melepaskan diri. Tiba-tiba seekor srigala berjalan dari arah sel, matanya memantau Arumi yang tampak sangat terkejut. Srigala itu mendekat lalu terbang melompat ke arah mereka. "Dibelakangmu!" seru Arumi dengan mata melotot, sontak Yongshen melepaskannya dan menahan serangan srigala dengan tombaknya. Tubuh Yongshen terjepit, dia mengumpulkan kekuatan di kaki dan menghantam perut binatang buas itu, lalu berputar dan melepaskan diri. Matanya mencari keberadaan Arumi namun gadis itu telah menghilang. Gadis ya

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 44 : Aku tidak mau mati di sini.

    Ming Hao tengah menyiapkan tempat tidur Jendral Jiao Yu. Malam ini rencananya Jendral akan tidur di kantor. Setelah melakukan penyelidikan di desa Nahuy, Jendral tampak sangat lelah, jadi dia ingin menyuruh pria itu cepat beristirahat. Seharusnya diusianya sekarang Jendral Jiao Yu sudah memiliki istri yang pengertian dan lembut, namun dia terlalu gila bekerja sehingga selalu mengabaikan perintah orangtuanya untuk menikah. Oleh karena itu Raja menurunkan titah untuknya mengawasi dan membantu Jendral Jiao Yu, meski awalnya tidak setuju namun Jendral menerima dan membiarkan Ming Hao mendampinginya sampai saat ini. Setelah merapikan tempat tidur dan menghidangkan minuman hangat. Pria berkulit putih itu tersenyum membayangkan pujian Jiao Yu padanya. Suara gaduh dari arah tengah membuat Ming Hao penasaran, apa Gong Min menginterogasi pengacau festival lampion? suara teriakan terdengar keras. Meski sangat tegas Gong Min tidak pernah melewati batas. Penciumannya menangkap bau benda terbak

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 43 : Tak bisakah kau tetap di sini?

    Ming Hao menekuk wajah melihat senyum kemenangan di wajah Arumi. Gadis itu terlalu cantik, sangat berbahaya. "Nona-""Panggil aku Arumi. Itu namaku," jawab Arumi masih menahan senyum. "Baik Nona Arumi, dimana tepatnya anda bertemu hantu yang Nona maksud," tanya Jiao Yu sambil menyodorkan segelas air, Dia ingin mendengarkan keseluruhan kisah gadis dihadapannya. Hal itu rupanya dipandang sengit oleh Zhan An dan Ming Hao. "Di mana, Kai? Aku tidak tahu namanya." Gadis itu menyikut lengan Zhan An. "Di hutan barat, pesisir desa Nahuy. Tapi sepertinya dia sudah menghilang dari tempat itu.""Kau pergi ke gua itu lagi? Kapan kau melakukannya? Bukankah kau terluka parah dan tertidur seharian?" cecar Arumi heboh, dia merasa tidak pernah melihat Zhan An beranjak dari pembaringan."Kau tidak perlu tahu. Kau terlalu sibuk mencari ayam," sahutnya dingin. "Apa kau bilang? Aku mencari ayam untuk memberimu makan. Bagaimana kalau dia menyerangmu lagi, kau mau mati?" Semprot gadis itu kesal. "Jadi

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 42; Aku percaya.

    Mata gadis itu terbelalak melihat kodok yang berterbangan dari buku yg dilemparnya. Siapa sangka buku yang didapatnya dari Jia Li adalah buku ajaib. Dia mengambil buku itu karena butuh waktu lama untuk menyiapkan busur dan anak panah. Sementara pria itu sudah hampir menggeledah Lien Hua. Katak itu menyerang tanpa ampun. Meski terlihat normal namun ketika dia membuka mulut terlihat gigi besar dan tajam layaknya seekor monster dengan mulut yang sangat lebar. Satu persatu pria berbaju hitam itu terjatuh saat tergigit kodok, tubuh mereka seakan luruh begitu saja, nyaris tanpa tulang. "Ap-apa maksudnya Lien Hua," jawab gadis itu terbata saat Lien Hua bertanya. Apa karena pasukan kodok itu menatapnya sebelum masuk ke dalam buku. Setengah ketakutan dan penasaran dia berjalan mendekati buku yang tertutup begitu pasukan kodok itu masuk ke dalamnya.Sementara Lien Hua mengikat para pria berbaju hitam dengan sprei dan tirai jendela yang dia tarik begitu saja. "Begitu banyak keanehan yang t

DMCA.com Protection Status