Share

[72]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-03-06 10:53:21
Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut:

Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam.

Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar.

Tet-Tot!

Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas.

Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya.

“Sumpah, kayak gitu, Bos?”

Niel mengangguk
qeynov

Udah nggak ada Niel Benteng Tekesyongnya 🤣 Ikutan yang naek redbul aja somo

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra. Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya. Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak. “Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang. “Ih, kok gitu sih! Ngidam

    Last Updated : 2025-03-08
  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya. Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya. Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya. Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya. Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raks

    Last Updated : 2025-03-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!” “Sorry!” “Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya. Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya. “Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik. “Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa. “Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir. “Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi. “Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” uja

    Last Updated : 2025-03-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeba

    Last Updated : 2025-03-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak a

    Last Updated : 2025-03-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [78]

    “Mbak Zeusyu, bagaimana perasaannya dipersunting oleh seorang penerus Tirto?!”Zeusyu mengulas senyumnya, membuat blitz kamera semakin sering diarahkan ke arahnya. Wanita cantik itu memalingkan wajahnya, menatap Niel untuk beberapa saat. “Sangat membahagiakan,” jawabnya sembari menjatuhkan telapaknya pada punggung tangan Niel, sebelum mengembalikan tatapannya kepada para pemburu berita.“Seluruh gadis di Indonesia secara terang-terangan menyerukan seruan iri mereka terhadap Mbak Zeusyu. Bagaimana tanggapan Mbak tentang hal ini?”“Tanggapan saya?!”“Ya, Mbak. Seperti yang kita semua ketahui, Mbak dan Mas Nathaniel sudah dijodohkan sedari kalian kecil. Mereka menduga mungkin,” ucapan sang pewarta tak vokal sebelumnya. Ia menyadari jika apa yang akan diajukan merupakan sesuatu yang begitu sensitif.“Katakan saja. Saya tidak keberatan,” ujar Zeusyu. Dirinya menepuk-nepuk tangan Niel, meminta suaminya untuk tak bereaksi berlebihan. Wajar beragam pertanyaan menghampiri mereka. Terlebih perjo

    Last Updated : 2025-03-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [79]

    “Nggak mau ditinggal,” rengek Zeusyu memegangi ujung kemeja yang Niel kenakan. Wanita dengan perut besar itu juga tak mengerti mengapa seharian ini dirinya ingin selalu menempeli suaminya.“Sebentar doang, Sayang. Aku cuman ngumpulin tugas.” Jelas Niel. Ia bukannya tidak ingin menuruti kemauan Zeusyu untuk tinggal di rumah, tapi dosen pengampu mata kuliahnya kali ini menerapkan aturan, dimana setiap mahasiswa harus mengumpulkan tugas masing-masing.“Kan bisa dititipin ke Rega apa Jeno. Minta tolong mereka buat print atau itu aja dikirim, minta Pak Darmanto ke kampus.”Masalahnya harus tandatangan after ngumpulin tugas, Yang!— ingin rasanya Niel berteriak. Batas pengumpulan sebentar lagi akan ditutup, tapi istrinya tak kunjung mengerti. Tumben sekali Zeusyu bersikap keras kepala.“Yang, ngertiin ya?! Setengah jam lagi, Yang, ditutup. Belum kena macetnya ini aku!” Niel tak mau mengulang satu mata kuliah pun. Ia ingin lulus dengan tenggat waktu normal agar bisa segera bekerja di kantor sa

    Last Updated : 2025-03-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [80]

    Niel mencoba mengatur napasnya yang tak beraturan. Baru saja anaknya terlahir ke dunia dan masih kecil itu sedang dibawa masuk ke dalam rumah sakit untuk dibersihkan.Ya— penerus kebanggannya terpaksa harus dilahirkan di dalam mobil. Kepalanya yang mungil itu sudah terlihat ketika rombongan tenaga kesehatan menghampiri mereka. Alhasil, tidak ada jalan lain, selain melakukan persalinan pada situasi yang tergolong unik.“Anak gue lahirnya nggak elit banget!” desah Niel meremas rambut hitamnya. Padahal ia sudah melobi pihak rumah sakit agar diberikan izin untuk merekam persalinan Zeusyu. Sekarang ia justru tak memiliki kenang-kenangan, dimana penerusnya menangis untuk pertama kalinya.Boro-Boro membawa kamera yang telah disiapkan, mengeluarkan ponsel saja ia tak bisa. Dirinya harus memegangi Zeusyu. Duduk dibelakang Zeusyu untuk menguatkan sang istri. Beruntungnya tidak ada masalah. Zeusyu dan bayi mereka sama-sama sehat. Proses lahiran yang ekstrim tidak mendatangkan musibah pada keduany

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [38] Tumbal Proyek

    Terpantau dua pria dewasa dengan seorang pria setengah matang sedang berusaha mendirikan tenda pada pelataran kediaman Tirto yang kini diketuai oleh sahabat sekaligus orang tua si pria muda. Ketiganya terus saja melontarkan makian setelah mengetahui sulitnya mendirikan tenda. Kegiatan yang katanya mudah itu, nyatanya begitu sulit untuk dilakukan. Sudah satu jam mereka berusaha, tapi satu tenda yang mereka beli tak kunjung terpasang. Entah dimana letak kesalahannya sampai-sampai tenda yang mereka coba kerjakan selalu saja ambruk tertiup angin. Padahal mereka sudah mengikuti step by step dari demonstrasi para Youtuber pendaki gunung.“Aaaak!! Susah amat. Kenapa nggak beli yang langsung jadi aja sih tadi!” Kesal Xavier, menendang tenda yang telah rata dengan paving rumahnya. “Dodol ya kamu, Pi. Gimana bawanya kalau beli yang langsung jadi? Terbanglah dia waktu diangkut.” Cerca Jeno, tak habis pikir. Menantunya memang bo to the doh. Ia tahu kalau Xavier tak pernah kesulitan mengurusi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [37] Ciee, Sapi Jadi Kena Usir

    Xavier tampaknya harus bersyukur karena memiliki istri sepolos Aurelia. Karena jika bukan disebabkan oleh tangis histeris istri bocilnya, pingsannya pemuda itu tidak akan diketahui oleh siapa pun. Alhasil, ia akan bangun dengan sendirinya bersama perasaan shock yang dirinya alami setelah mengetahui kebingungan si bocah cilik.Malang sekali kan kalau seperti itu kejadiannya. Jadi, sudah sepantasnya Xavier mensyukuri apa yang ada didalam diri istri kesayangannya— termasuk juga kebingungan sang istri tentang mengapa dia sampai bisa menikah dengan dirinya.“Abang...” panggil Aurelia, lirih.Sialnya, kebingungan Aurelia itu membuat hatinya bertanya-tanya. Ia jadi tak yakin jika perjuangannya selama ini telah membuahkan balasan cinta dari sang istri.Sungguh tragis. Mungkinkah ini karma karena papanya dulu menyia-nyiakan ketulusan mamanya?!Jika benar demikian, kenapa harus dibalaskan kepadanya?!Ia kan tidak berdosa! Seharusnya dosa itu dilimpahkan kepada pembuatnya. Buat saja papanya yan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [36] Apakah itu Pertanda, Ajal Sudah Dekat?

    Berjarak 1 meter dari daun pintu kamar sang papa, Xavier berlutut dengan kedua kaki terlipat dan telapak tangannya yang ia tangkupkan di depan dada.Aksinya ini bisa disebut mirip dengan seorang pertapa. Bedanya, Pertapa Sapi tidak sedang mengharapkan datangnya sekumpulan ilmu yang dapat memberikannya kesaktian, melainkan sebuah kata maaf dari mulut papanya yang nantinya bisa menggagalkan pengeksekusiannya.“Papa,” panggil Xavier, memelas. Meski papanya tak dapat melihat penderitaan yang tercetak jelas di wajahnya. Namun Xavier percaya, pria yang mencetaknya itu, akan mendengar ratapan darah dagingnya.Pada sebuah kursi santai yang sebelumnya tidak pernah ada didekat kamar si kepala keluarga, Jeno, penyebab dari tragedi munculnya pengusiran seorang anak kandung, duduk bersila sembari memperhatikan aksi menantu yang bukan menjadi kesayangannya.“Pah, Abang kan bukan jin, kenapa Abang harus diusir segala?”Mendengar rengekan menantunya, Jeno pun melontarkan kalimat yang mampu membuat su

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [35] Detik-Detik Sapi Terusir Dari Rumah

    “Queeeeeeen..”“Abang!” pekik Aurelia, gembira, melihat sosok Xavier yang begitu semangat untuk menghampiri dirinya.“Loh, eh! Kakinya nggak bisa berhenti. Queen, awas!” teriak pemuda yang usianya hampir memasuki ambang dewasa awal itu.Aurelia yang siap dengan perintah itu, tentu tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Alhasil, langkah kaki cepat Xavier terhenti saat tubuh keduanya bertabrakan.“Aaaaak..”Namun, tenang. Dalam hidup Xavier, membahayakan nyawa gadis tercintanya merupakan tindakan yang haram untuk dilakukan.Bak seorang kesatria terlatih, Xavier menahan tubuh keduanya. Menyelamatkan mereka dari resiko cedera akibat gagalnya ia dalam mengendalikan laju kaki-kakinya.“Huft, hampir aja.” cicit Xavier kemudian tersenyum lembut dan bertanya, “Queen, kamu nggak apa-apa kan?”Aurelia menggelengkan kepala. Mengatakan bahwa dirinya hanya terkejut. Selebihnya, ia sama sekali tak mengalami luka.“Syukur deh.” Xavier dengan belaian pada pangkal rambut istrinya.Eh?!Teringat pada alasan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [34] Si Sapi Malu-Maluin

    Nathaniel Tirto itu tidak dapat dijadikan panutan, khususnya dalam hal pemenuhan kata-kata yang dilontarkan oleh mulutnya.Pria yang sedari pagi berkicau tentang tanggung jawab itu, nyatanya tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Menurut informasi yang Xavier dapatkan, papanya juga tak menghadiri ‘Rapat Lembang,’ yang katanya penting.Ck-Ck-Ck!Tidak mencengangkan. Kelakuan bertolak belakang dengan bacotan itu tak lagi asing untuk Xavier. Apalagi sang papa memang telah menunjukkan tanda-tanda akan mangkir dari tanggung jawabnya.“Seserem apa sih, hipertensi? Paling kecapekan gara-gara abis ngadon, terus tepat deh, nggak kuat bangun.”Sialun!Ia juga ingin adon-mengadon hingga membentuk sebuah adonan yang semenggemaskan istri kecilnya.“Padahal tadi cuacanya mendukung banget buat ena-ena.” Sesal Xavier, karena tak berusaha lebih keras, mematahkan semangat kuliah Aurelia.“Susah! Bini gue anaknya rajin sih. Hujan, badai, juga nggak bakalan bikin dia skip kelas.” Monolog Xavier, kemudi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [33] Perkara Uang Jajan

    Xavier terjaga dengan kepala cenat-cenut.Betapa tidak! Sepanjang malam ia tersiksa berkat Aurelia yang langsung tertidur pulas setelah menyentuh permukaan bantal.Sungguh tega kan?!Bodohnya, untuk membangunkan gadis itu dari tidur lelapnya pun ia juga tak tega.Ya salam! Kapan ia bisa menerbitkan episode esek-esek manja kalau begini!! Opa & papanya saja sudah mempunyai chapter 21++ dilapak pribadinya, mengapa hanya dirinya yang dianak tirikan!‘Qeynov! Lo bener-bener nggak adil! Balikin otak gacor lo ke mode awal debut!! Gue juga mau cerita gue meledak kayak Darmawan Family sama Opa-Oma gue, Qeynov!!’Kesal pada ceritanya yang tragis, Xavier menghentak-hentakkan kakinya. Tantrumnya anak itu pun membuat Aurelia yang terlelap membuka kelopak matanya.“Abang, ada gempa!!” pekik Aurelia yang seketika saja melompat dari ranjang.“Gem-pa?”“Iya, Abang!! Kasurnya tadi goyang-goyang padahal kita nggak lagi ena-ena..”Bugh!!Xavier membanting tubuhnya. “Aaaakk!! Why diingetin soal ena-ena!! W

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [32] Imron Kena Mental

    Hellow!!Apa itu beban pikiran?!Hilih! Xavier sih tidak mau merusak pikirannya dengan masalah, terlebih statusnya merupakan pengantin baru yang seharusnya hanya tahu agenda untuk bersenang-senang bersama istri kecilnya.Kalian tentu tahu arti kata bersenang-senang dalam kamus Xavier.Yaps, hu’um! yang itu pokoknya!Sebuah kegiatan yang mengarah pada bertambahnya endorfin di otak sungsang pemuda itu.Maka dari itu, biarkan Bapak Niel saja yang berpusing-pusing-ria, Xavier sih ogah kalau harus join. Ia maunya terima beres, lengkap dengan berakhirnya masalah yang menjerat kehidupan rumah tangganya. Toh, Mamanya juga sudah menghubungi omanya. Sebentar lagi masalah akan benar-benar tamat, tertutup rapat seolah-olah tak pernah terjadi sebelumnya.Xavier bisa menjaminnya. Kalau perlu, kepalanya akan ia jadikan persembahan jika hasil tebakannya melenceng.Dalam sejarah yang menyangkut keterlibatan sang oma, belum pernah sekalipun Xavier mendengar adanya kekalahan. Perempuan bercucu banyak it

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [31] Ah, elah! Nggak berani, Papa!

    Ceplak!!Xavier mengerang tatkala sebuah sandal mendarat pada wajah tampannya.Sandal tersebut jatuh ke atas lantai setelah mengenai targetnya, tergeletak dengan posisi tengkurap tak berdaya, berkebalikan dengan korbannya yang mereog-reog, mencari sosok tersangka dibalik penyerangannya.“Papa yang ngelempar! Mau apa kamu?!” tanya Niel, menantang.Pria yang berdiri tegap dengan tangan terlipat didadanya itu menatap tajam sang putra.Ia benar-benar geram merasakan kelakuan ajaib putranya.“Otak kamu geser kan?! Papa benerin biar balik ke tempat semula!” sentak Niel, berapi-api.“Otak Abang geser?” beo Aurelia dengan polosnya. Ia memegangi kepala Xavier, menggoyang-goyangkannya ke kanan dan kiri.“Qu-ee-een.. Kamu ngapa-iiin...” Suara Xavier bergetar seiring dengan goyangan sang istri pada kepalanya.“Mampus kamu, digoclak-goclak nggak tuh!” cicit Niel. Ia teramat menyukai kepolosan sang menantu. Kepolosan itu mendekati kebodohan sehingga begitu menghiburnya diwaktu-waktu tertentu.Yeah,

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [30] Definisi Anak Berbakti

    “Abang, beli rumahnya udah?”Pertanyaan Aurelia itu membuat gerakan tangan Xavier yang hendak meloloskan kaos dalamnya terhenti di udara.‘Belom 2*24 jam loh, Rel!’ batin Xavier miris. Melaporkan orang hilang ke pihak kepolisian saja membutuhkan waktu, apalagi membeli rumah yang syarat-syaratnya cukup meresahkan sampai memusingkan isi kepala.Nggak mendadak gegar otak aja Alhamdulillah nih gue!!“Papi tanya loh, Abang.. Aurel jawab apa ini?” tanya Aurelia sembari menunjukkan ruang obrolannya bersama sang papi diponselnya.“Bales aja, sabar Pi, kalau nggak sabar mabur.” Ucap Xavier mengutip kalimat yang pernah dirinya lihat dibelakang sebuah truk bermuatan sayur saat pulang dugem.“Mabur?”Xavier pun terkekeh. Ia menarik turun ujung kaos dalamnya, mengembalikan kaos tersebut ke tatanan semula.“Artinya terbang, Queen..” bebernya dengan tangan membelai puncak kepala Aurelia.“Nggak usah dibalesin aja.. Nanti Abang yang telepon Papi kamu. Buat sekarang rumahnya masih dicari. Kalau rumahny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status