Share

[77]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-03-10 10:16:38
“Hai, Jeng Amel.”

Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.

“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.

Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.

Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.

“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”

Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak a
qeynov

Bu Amel di lawan 🤭 Bu Amel juga punya ceritanya sendiri loh..

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TERIKAT PERJODOHAN    [78]

    “Mbak Zeusyu, bagaimana perasaannya dipersunting oleh seorang penerus Tirto?!”Zeusyu mengulas senyumnya, membuat blitz kamera semakin sering diarahkan ke arahnya. Wanita cantik itu memalingkan wajahnya, menatap Niel untuk beberapa saat. “Sangat membahagiakan,” jawabnya sembari menjatuhkan telapaknya pada punggung tangan Niel, sebelum mengembalikan tatapannya kepada para pemburu berita.“Seluruh gadis di Indonesia secara terang-terangan menyerukan seruan iri mereka terhadap Mbak Zeusyu. Bagaimana tanggapan Mbak tentang hal ini?”“Tanggapan saya?!”“Ya, Mbak. Seperti yang kita semua ketahui, Mbak dan Mas Nathaniel sudah dijodohkan sedari kalian kecil. Mereka menduga mungkin,” ucapan sang pewarta tak vokal sebelumnya. Ia menyadari jika apa yang akan diajukan merupakan sesuatu yang begitu sensitif.“Katakan saja. Saya tidak keberatan,” ujar Zeusyu. Dirinya menepuk-nepuk tangan Niel, meminta suaminya untuk tak bereaksi berlebihan. Wajar beragam pertanyaan menghampiri mereka. Terlebih perjo

    Last Updated : 2025-03-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [79]

    “Nggak mau ditinggal,” rengek Zeusyu memegangi ujung kemeja yang Niel kenakan. Wanita dengan perut besar itu juga tak mengerti mengapa seharian ini dirinya ingin selalu menempeli suaminya.“Sebentar doang, Sayang. Aku cuman ngumpulin tugas.” Jelas Niel. Ia bukannya tidak ingin menuruti kemauan Zeusyu untuk tinggal di rumah, tapi dosen pengampu mata kuliahnya kali ini menerapkan aturan, dimana setiap mahasiswa harus mengumpulkan tugas masing-masing.“Kan bisa dititipin ke Rega apa Jeno. Minta tolong mereka buat print atau itu aja dikirim, minta Pak Darmanto ke kampus.”Masalahnya harus tandatangan after ngumpulin tugas, Yang!— ingin rasanya Niel berteriak. Batas pengumpulan sebentar lagi akan ditutup, tapi istrinya tak kunjung mengerti. Tumben sekali Zeusyu bersikap keras kepala.“Yang, ngertiin ya?! Setengah jam lagi, Yang, ditutup. Belum kena macetnya ini aku!” Niel tak mau mengulang satu mata kuliah pun. Ia ingin lulus dengan tenggat waktu normal agar bisa segera bekerja di kantor sa

    Last Updated : 2025-03-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [80]

    Niel mencoba mengatur napasnya yang tak beraturan. Baru saja anaknya terlahir ke dunia dan masih kecil itu sedang dibawa masuk ke dalam rumah sakit untuk dibersihkan.Ya— penerus kebanggannya terpaksa harus dilahirkan di dalam mobil. Kepalanya yang mungil itu sudah terlihat ketika rombongan tenaga kesehatan menghampiri mereka. Alhasil, tidak ada jalan lain, selain melakukan persalinan pada situasi yang tergolong unik.“Anak gue lahirnya nggak elit banget!” desah Niel meremas rambut hitamnya. Padahal ia sudah melobi pihak rumah sakit agar diberikan izin untuk merekam persalinan Zeusyu. Sekarang ia justru tak memiliki kenang-kenangan, dimana penerusnya menangis untuk pertama kalinya.Boro-Boro membawa kamera yang telah disiapkan, mengeluarkan ponsel saja ia tak bisa. Dirinya harus memegangi Zeusyu. Duduk dibelakang Zeusyu untuk menguatkan sang istri. Beruntungnya tidak ada masalah. Zeusyu dan bayi mereka sama-sama sehat. Proses lahiran yang ekstrim tidak mendatangkan musibah pada keduany

    Last Updated : 2025-03-12
  • TERIKAT PERJODOHAN    [81]

    “Niel! NATHA.. Hehehehe, halo Om.” Cengir Rega melihat Hanggono Tirto yang menatap tajam ke arahnya. “Mau jenguk Niel junior, Om.” Ungkapnya, memberitahu alasan mengapa ia bertandang ke kediaman sahabatnya itu.Hang melirik sekilas tiga orang yang berada dibelakang Rega. Mereka semua membawa kotak-kotak hadiah yang tidak dibungkus. “Ya, tapi nggak usah pakai teriak-teriak! Rumah saya bukan hutan belantara!” selorohnya mengomentari aksi anarkis tamu putranya.“Iy—,”“PAPA!! COME HERE, PAPA!!”“MAS HANG!”Dua kali teriakan tersebut menggema, membuat Hanggono dan Rega saling tatap. “Mereka ada di kamar itu,” tunjuk Hanggono pada sebuah pintu yang tertutup.“PAH!”“IYA, MAH! PAPA JALAN KE SANA!”“Yailah! Makanya gue tereak-tereak! Orang semua penghuni rumah ini Tarzan emang!” cerocosnya sembari memandang kepergian papa sahabatnya. “Kalian ikut gue..” telapak tangan Rega mengayun satu kali, memberi tanda anak buahnya agar kembali mengikuti langkahnya.Sahabat Niel itu sempat mengetuk pintu,

    Last Updated : 2025-03-14
  • TERIKAT PERJODOHAN    [82]

    Mata Niel perlahan terbuka saat telinganya mendengar tangis Xavier.“Astaga,” desahnya sembari meraup wajah tampannya. Jam masih menunjukkan pukul dua malam dan suara tangis putranya mengalah-ngalahkan dentuman mesin pengeras di kelab malam.“Sayang,” panggil Niel membuat Zeusyu membalikkan tubuhnya. Niel meringis melihat penampakan Zeusyu ditengah lampu tidur yang mereka nyalakan. Istrinya terlihat seperti korban selamat dari kecelakaan.Tak ingin berpangku tangan dalam merawat anak mereka, Niel memilih meninggalkan peraduannya. Ia berjalan menuju tombol sakelar, menyalakan lampu utama di kamar mereka.“Nggak mau minum susu dia. Padahal udah aku asiin langsung, tetep nggak mau.” Adu Zeusyu. Tampak jelas sekali jika ibu muda itu tengah dilanda frustrasi.“Kept calm. Inget kata Mama kan? Kamu harus tenang, nggak boleh panik. Anak bayi memang kayak itu.”Amel sudah menjelaskan semuanya agar mereka tidak panik. Wanita itu berucap jika hal-hal yang mereka alami sekarang, merupakan sesuatu

    Last Updated : 2025-03-14
  • TERIKAT PERJODOHAN    [83]

    “Niel!” Rega melambaikan tangannya saat Niel keluar dari mobil. “Njir! Melengos!” umpat Zikri pelan karena tak direspon oleh sang sahabat. Anak itu malah menuju sisi mobilnya yang lain.“Hah?”Mulut Jeno, Zikri, Alvian dan Rega terbuka. Mereka membuang rokok yang berada ditangan masing-masing, bergegas meninggalkan kursi yang diduduki.“Seriusan ini?” Zikri menggosok-gosok matanya menggunakan tangan, seolah tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat sekarang.“Kok dia kuliah bawa baby Xav?” beo Rega. Semakin bertambahnya hari, sahabatnya itu semakin aneh. Jarang masuk, sekalinya berangkat, malah sekaligus cosplay menjadi babysitter anaknya.Terhitung sudah setengah tahun sejak kelahiran si kecil. Niel mengurangi banyak kegiatannya di luaran, termasuk jadwal kuliahnya. Sebenarnya hal tersebut bukan atas keinginannya sendiri. Setiap kali ia ingin keluar rumah, Xavier mereog, menangis sembari menunjuk-nunjuk ke arah papanya itu.Si kecil yang lengket dengan Niel tak mau ditinggal. Contoh

    Last Updated : 2025-03-18
  • TERIKAT PERJODOHAN    [84]

    “Bapaknya? Ngumpulin tugas.”“Lah, udah bego! Bareng gue tadi.”“Hah? Sumpah lo?” tuntut Zikri, shock. Kalau sudah kenapa anak itu tidak segera menghampiri putranya coba. Wah, ngajakin perang— batin Zikri. Niel pasti sengaja melakukan ini semua. Menjadikan ia dan teman-temannya sebagai pengasuh anaknya. “Turunnya aja bareng gue. Jalan ke arah kantin tadi anaknya.”Mendengar informasi terpercaya itu, Zikri mengumpat sejadi-jadinya. Seluruh penghuni kebun binatang mulutnya keluarkan. Kakinya melangkah dengan hentakan mantap, menuju ke arah TKP, tempat si bapak durhaka berada.“Kruy! Gue ikut!!”Zikri menghentikan langkahnya, memiringkan tubuh untuk melihat siapa gerangan yang memanggil namanya. “Lo kok bisa ada disini? yang bantuin Jeno, siapa dong?!”“Dari tadi keleus, waktu lo mau dibantai sama cewek-cewek. Gue ngikutin lo soalnya.”Zikri menyerngit— ia tidak sadar kalau dibuntuti. “Terus kenapa lo nggak ngebackingin gue tadi, Al?”“Udah nggak usah banyak cing-cong, satronin bapaknya

    Last Updated : 2025-03-18
  • TERIKAT PERJODOHAN    [85]

    “Papa..”“Apa, Ganteng?” Niel meletakkan ponselnya. Ketika dirinya mendongak, “heh, Bocil! Abis ngapain kamu?” sentaknya karena begitu tercengang melihat penampilan Xavier.“Ampun deh anaknya, Zeu!” gerutu Niel, tak mengakui Xavier sebagai anaknya. “Mbaaakk!!” Niel berteriak memanggil asisten rumah tangganya. Mereka pasti tahu penyebab mengapa anaknya bercosplay menjadi manusia white.“Mbak sini, Mbak! Ini anaknya majikan kamu kenapa begini bentukannya?!”Satu tahun telah berlalu dan anaknya bersama Zeusyu semakin adfgj saja kelakuannya. Entah menurun kelakuan siapa batita itu, sampai setiap harinya tak pernah berhenti berulah.Tiga maid datang berbondong-bondong. Mereka semua meringis menatap tuyul kecil yang memporak-porandakan dapur dengan tepung.“Kenapa dia mandi tepung, Mbak?! Kalian lagi ada live TikTuk?! Mau nyari donatur pake nama si Xavi?!”“Nggak, Mas. Anu.. Den Xavi..”“Weh! Weh! Kamu jangan mepet-mepet Papa dong!” takut menjadi kotor seperti anaknya, Niel berdiri lalu mel

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [38] Tumbal Proyek

    Terpantau dua pria dewasa dengan seorang pria setengah matang sedang berusaha mendirikan tenda pada pelataran kediaman Tirto yang kini diketuai oleh sahabat sekaligus orang tua si pria muda. Ketiganya terus saja melontarkan makian setelah mengetahui sulitnya mendirikan tenda. Kegiatan yang katanya mudah itu, nyatanya begitu sulit untuk dilakukan. Sudah satu jam mereka berusaha, tapi satu tenda yang mereka beli tak kunjung terpasang. Entah dimana letak kesalahannya sampai-sampai tenda yang mereka coba kerjakan selalu saja ambruk tertiup angin. Padahal mereka sudah mengikuti step by step dari demonstrasi para Youtuber pendaki gunung.“Aaaak!! Susah amat. Kenapa nggak beli yang langsung jadi aja sih tadi!” Kesal Xavier, menendang tenda yang telah rata dengan paving rumahnya. “Dodol ya kamu, Pi. Gimana bawanya kalau beli yang langsung jadi? Terbanglah dia waktu diangkut.” Cerca Jeno, tak habis pikir. Menantunya memang bo to the doh. Ia tahu kalau Xavier tak pernah kesulitan mengurusi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [37] Ciee, Sapi Jadi Kena Usir

    Xavier tampaknya harus bersyukur karena memiliki istri sepolos Aurelia. Karena jika bukan disebabkan oleh tangis histeris istri bocilnya, pingsannya pemuda itu tidak akan diketahui oleh siapa pun. Alhasil, ia akan bangun dengan sendirinya bersama perasaan shock yang dirinya alami setelah mengetahui kebingungan si bocah cilik.Malang sekali kan kalau seperti itu kejadiannya. Jadi, sudah sepantasnya Xavier mensyukuri apa yang ada didalam diri istri kesayangannya— termasuk juga kebingungan sang istri tentang mengapa dia sampai bisa menikah dengan dirinya.“Abang...” panggil Aurelia, lirih.Sialnya, kebingungan Aurelia itu membuat hatinya bertanya-tanya. Ia jadi tak yakin jika perjuangannya selama ini telah membuahkan balasan cinta dari sang istri.Sungguh tragis. Mungkinkah ini karma karena papanya dulu menyia-nyiakan ketulusan mamanya?!Jika benar demikian, kenapa harus dibalaskan kepadanya?!Ia kan tidak berdosa! Seharusnya dosa itu dilimpahkan kepada pembuatnya. Buat saja papanya yan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [36] Apakah itu Pertanda, Ajal Sudah Dekat?

    Berjarak 1 meter dari daun pintu kamar sang papa, Xavier berlutut dengan kedua kaki terlipat dan telapak tangannya yang ia tangkupkan di depan dada.Aksinya ini bisa disebut mirip dengan seorang pertapa. Bedanya, Pertapa Sapi tidak sedang mengharapkan datangnya sekumpulan ilmu yang dapat memberikannya kesaktian, melainkan sebuah kata maaf dari mulut papanya yang nantinya bisa menggagalkan pengeksekusiannya.“Papa,” panggil Xavier, memelas. Meski papanya tak dapat melihat penderitaan yang tercetak jelas di wajahnya. Namun Xavier percaya, pria yang mencetaknya itu, akan mendengar ratapan darah dagingnya.Pada sebuah kursi santai yang sebelumnya tidak pernah ada didekat kamar si kepala keluarga, Jeno, penyebab dari tragedi munculnya pengusiran seorang anak kandung, duduk bersila sembari memperhatikan aksi menantu yang bukan menjadi kesayangannya.“Pah, Abang kan bukan jin, kenapa Abang harus diusir segala?”Mendengar rengekan menantunya, Jeno pun melontarkan kalimat yang mampu membuat su

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [35] Detik-Detik Sapi Terusir Dari Rumah

    “Queeeeeeen..”“Abang!” pekik Aurelia, gembira, melihat sosok Xavier yang begitu semangat untuk menghampiri dirinya.“Loh, eh! Kakinya nggak bisa berhenti. Queen, awas!” teriak pemuda yang usianya hampir memasuki ambang dewasa awal itu.Aurelia yang siap dengan perintah itu, tentu tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Alhasil, langkah kaki cepat Xavier terhenti saat tubuh keduanya bertabrakan.“Aaaaak..”Namun, tenang. Dalam hidup Xavier, membahayakan nyawa gadis tercintanya merupakan tindakan yang haram untuk dilakukan.Bak seorang kesatria terlatih, Xavier menahan tubuh keduanya. Menyelamatkan mereka dari resiko cedera akibat gagalnya ia dalam mengendalikan laju kaki-kakinya.“Huft, hampir aja.” cicit Xavier kemudian tersenyum lembut dan bertanya, “Queen, kamu nggak apa-apa kan?”Aurelia menggelengkan kepala. Mengatakan bahwa dirinya hanya terkejut. Selebihnya, ia sama sekali tak mengalami luka.“Syukur deh.” Xavier dengan belaian pada pangkal rambut istrinya.Eh?!Teringat pada alasan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [34] Si Sapi Malu-Maluin

    Nathaniel Tirto itu tidak dapat dijadikan panutan, khususnya dalam hal pemenuhan kata-kata yang dilontarkan oleh mulutnya.Pria yang sedari pagi berkicau tentang tanggung jawab itu, nyatanya tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Menurut informasi yang Xavier dapatkan, papanya juga tak menghadiri ‘Rapat Lembang,’ yang katanya penting.Ck-Ck-Ck!Tidak mencengangkan. Kelakuan bertolak belakang dengan bacotan itu tak lagi asing untuk Xavier. Apalagi sang papa memang telah menunjukkan tanda-tanda akan mangkir dari tanggung jawabnya.“Seserem apa sih, hipertensi? Paling kecapekan gara-gara abis ngadon, terus tepat deh, nggak kuat bangun.”Sialun!Ia juga ingin adon-mengadon hingga membentuk sebuah adonan yang semenggemaskan istri kecilnya.“Padahal tadi cuacanya mendukung banget buat ena-ena.” Sesal Xavier, karena tak berusaha lebih keras, mematahkan semangat kuliah Aurelia.“Susah! Bini gue anaknya rajin sih. Hujan, badai, juga nggak bakalan bikin dia skip kelas.” Monolog Xavier, kemudi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [33] Perkara Uang Jajan

    Xavier terjaga dengan kepala cenat-cenut.Betapa tidak! Sepanjang malam ia tersiksa berkat Aurelia yang langsung tertidur pulas setelah menyentuh permukaan bantal.Sungguh tega kan?!Bodohnya, untuk membangunkan gadis itu dari tidur lelapnya pun ia juga tak tega.Ya salam! Kapan ia bisa menerbitkan episode esek-esek manja kalau begini!! Opa & papanya saja sudah mempunyai chapter 21++ dilapak pribadinya, mengapa hanya dirinya yang dianak tirikan!‘Qeynov! Lo bener-bener nggak adil! Balikin otak gacor lo ke mode awal debut!! Gue juga mau cerita gue meledak kayak Darmawan Family sama Opa-Oma gue, Qeynov!!’Kesal pada ceritanya yang tragis, Xavier menghentak-hentakkan kakinya. Tantrumnya anak itu pun membuat Aurelia yang terlelap membuka kelopak matanya.“Abang, ada gempa!!” pekik Aurelia yang seketika saja melompat dari ranjang.“Gem-pa?”“Iya, Abang!! Kasurnya tadi goyang-goyang padahal kita nggak lagi ena-ena..”Bugh!!Xavier membanting tubuhnya. “Aaaakk!! Why diingetin soal ena-ena!! W

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [32] Imron Kena Mental

    Hellow!!Apa itu beban pikiran?!Hilih! Xavier sih tidak mau merusak pikirannya dengan masalah, terlebih statusnya merupakan pengantin baru yang seharusnya hanya tahu agenda untuk bersenang-senang bersama istri kecilnya.Kalian tentu tahu arti kata bersenang-senang dalam kamus Xavier.Yaps, hu’um! yang itu pokoknya!Sebuah kegiatan yang mengarah pada bertambahnya endorfin di otak sungsang pemuda itu.Maka dari itu, biarkan Bapak Niel saja yang berpusing-pusing-ria, Xavier sih ogah kalau harus join. Ia maunya terima beres, lengkap dengan berakhirnya masalah yang menjerat kehidupan rumah tangganya. Toh, Mamanya juga sudah menghubungi omanya. Sebentar lagi masalah akan benar-benar tamat, tertutup rapat seolah-olah tak pernah terjadi sebelumnya.Xavier bisa menjaminnya. Kalau perlu, kepalanya akan ia jadikan persembahan jika hasil tebakannya melenceng.Dalam sejarah yang menyangkut keterlibatan sang oma, belum pernah sekalipun Xavier mendengar adanya kekalahan. Perempuan bercucu banyak it

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [31] Ah, elah! Nggak berani, Papa!

    Ceplak!!Xavier mengerang tatkala sebuah sandal mendarat pada wajah tampannya.Sandal tersebut jatuh ke atas lantai setelah mengenai targetnya, tergeletak dengan posisi tengkurap tak berdaya, berkebalikan dengan korbannya yang mereog-reog, mencari sosok tersangka dibalik penyerangannya.“Papa yang ngelempar! Mau apa kamu?!” tanya Niel, menantang.Pria yang berdiri tegap dengan tangan terlipat didadanya itu menatap tajam sang putra.Ia benar-benar geram merasakan kelakuan ajaib putranya.“Otak kamu geser kan?! Papa benerin biar balik ke tempat semula!” sentak Niel, berapi-api.“Otak Abang geser?” beo Aurelia dengan polosnya. Ia memegangi kepala Xavier, menggoyang-goyangkannya ke kanan dan kiri.“Qu-ee-een.. Kamu ngapa-iiin...” Suara Xavier bergetar seiring dengan goyangan sang istri pada kepalanya.“Mampus kamu, digoclak-goclak nggak tuh!” cicit Niel. Ia teramat menyukai kepolosan sang menantu. Kepolosan itu mendekati kebodohan sehingga begitu menghiburnya diwaktu-waktu tertentu.Yeah,

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [30] Definisi Anak Berbakti

    “Abang, beli rumahnya udah?”Pertanyaan Aurelia itu membuat gerakan tangan Xavier yang hendak meloloskan kaos dalamnya terhenti di udara.‘Belom 2*24 jam loh, Rel!’ batin Xavier miris. Melaporkan orang hilang ke pihak kepolisian saja membutuhkan waktu, apalagi membeli rumah yang syarat-syaratnya cukup meresahkan sampai memusingkan isi kepala.Nggak mendadak gegar otak aja Alhamdulillah nih gue!!“Papi tanya loh, Abang.. Aurel jawab apa ini?” tanya Aurelia sembari menunjukkan ruang obrolannya bersama sang papi diponselnya.“Bales aja, sabar Pi, kalau nggak sabar mabur.” Ucap Xavier mengutip kalimat yang pernah dirinya lihat dibelakang sebuah truk bermuatan sayur saat pulang dugem.“Mabur?”Xavier pun terkekeh. Ia menarik turun ujung kaos dalamnya, mengembalikan kaos tersebut ke tatanan semula.“Artinya terbang, Queen..” bebernya dengan tangan membelai puncak kepala Aurelia.“Nggak usah dibalesin aja.. Nanti Abang yang telepon Papi kamu. Buat sekarang rumahnya masih dicari. Kalau rumahny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status