Share

Kebenaran

Aku terbangun beberapa jam kemudian, aku menatap langit-langit yang bernuansa putih. Tunggu, dulu. Ini bukan kamarku! Aku melihat ke sekeliling, tempat yang terasa dingin dan asing.

Aku melirik ke sampingku, ada Mas Hendra yang tengah duduk, menelungkup kan kepalanya pada sisi ranjang. Tempat yang aku tiduri saat ini.

Aku menyentuh kepalanya. Sebenarnya tidak berniat untuk mengganggu tidurnya, namun aku merasa tak nyaman berada disana.

Mas Hendra menggeliat kala jari tanganku menyentuh rambutnya.

"Engh!" Mas Hendra mengucek matanya, kemudian tersenyum melihatku.

"Win, kau sudah bangun?" sapanya.

Aku tersenyum simpul, " Mas, kenapa kau membawaku kemari?" tanyaku, aku kebingungan. Seingatku aku hanya pingsan, tapi Mas Hendra malah membawaku ke rumah sakit. Lebay sekali.

"Tadi kau pingsan, Win. Aku takut kau kenapa-napa, apalagi kau pingsannya sangat lama. Jadi aku membawamu kemari." ujarnya.

"Kalau begitu.... Ayo kita pulang, Mas!" seruku.

"Sekarang sudah malam, kita pulang besok saja."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status