Share

JERAT SANG TANTE

Penulis: Agus Irawan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-05 01:17:18

Roman terus memijat kaki Silvia dengan fokus, tanpa memedulikan setiap rayuan dari perempuan yang jauh lebih dewasa darinya. Melihat Roman terus fokus memijat, ia pun kesal karena pria muda itu seperti tidak peduli padanya.

“Roman, bisakah kita menginap di Hotel malam ini?”

Roman menghentikan kegiatannya, “Maaf Tante, saya tidak bisa.”

Silvia merengut. “Kenapa tidak bisa, apa kau memiliki janji dengan Orang lain?”

“Tidak, saya hanya lelah bekerja. Memang mau apa kita menginap di Hotel? Bukankah akan lebih baik pulang ke Rumah?”

‘Kenapa dia tidak peka padaku?’ gumam Silvia dalam hatinya, dan terus memerhatikan Roman.

“Silakan tengkurap, saya akan memijat bagian punggung Anda Tante,” pinta Roman sementara matanya menatap pada Silvia.

“Huh! Baiklah,” Silvia mematuhi perintah Roman yang memintanya untuk tengkurap di kursi itu.

Seperti biasanya Roman memijat Silvia dengan minyak oil asli dari negeri Sakura. Setiap sentuhannya membuat Silvia melenguh kenikmatan atas pijatan sang terafis ahli itu.

Merasa cemas dengan desahan yang keluar dari mulut Silvia, Roman mengitarkan pandangan ke sekeliling untuk memastikan kalau di ruangan itu benar-benar hanya ada dia dan Silvia—customernya.

“Kenapa kau berhenti Roman, ayo teruskan pijat bagian pundak saya. Terutama di bagian pinggul saya sangat suka kau bermain di bagian itu,” tutur Silvia memerintah.

Tidak menyangka Silvia akan senakal ini terhadapnya. Roman pun bermain dengan santai, dalam mengolah pinggul sang tante-tante itu.

“Anda jangan khawatir Tante, saya akan melakukan apapun yang kau mau. Selama kau menikmatinya,” Roman mulai memindahkan telapak tangan ke bagian itu, dan mengelusnya dari atas hingga ke bawah telapak kaki Tante Silvia.

Tidak mau terlalu lama di bagian itu, ia pun segera melakukan tugasnya dengan cepat. Namun, siapa sangka Silvia malah meminta Roman berlama-lama di area sensitifnya.

“Kenapa kau cepat pindah dari area itu? Aku bilang kamu lebih lama di sana,”

“Tapi Tante—.”

“Dengar Roman, saya tidak mau kau bantah!” ketus Silvia. Pasalnya, Roman masih saja bersikap canggung padanya.

Merasa aneh pada perlakuan Silvia yang menjadikannya simpanan, ia memberanikan diri untuk bertanya tujuan Silvia sebenarnya.

“Sebenarnya saya sangat ragu pada Tante, bolehkah saya tahu tujuan Tante sebenarnya apa sama saya?” tanya Roman curiga.

Silvia langsung membalas. “Ternyata kau pintar, bisa tahu apa yang saya inginkan. Baiklah, kalau begitu saya langsung saja pada tujuan sebenarnya,”

“Ya, katakan apa tujuan Anda?”

“Saya ingin kau tinggal di apartemen milikku, dan menetap di sana. Tanpa sepengetahuan siapa pun,” suara Silvia begitu mendominasi di ruangan yang tampak sepi itu. Membuat Roman bergeming.

“Sepertinya tidak bisa Tante.”

“Kenapa tidak bisa, bukankah kita sudah menjadi kekasih. Katakan apa alasannya?”

“Saya tidak mungkin meninggalkan tempat ini,” balas Roman tanpa mengatakan alasan sebenarnya. Padahal, ia pun ingin lepas dari tempat ini.

“Kenapa tidak mungkin? Kita bisa mewujudkan semua ini jadi mungkin bila kamu mau,” Silvia terus berharap agar Roman bisa tinggal bersamanya.

“Sangat susah Tante ... saya tidak akan diperbolehkan keluar dari tempat ini oleh Bos besar panti pijat ini.” Ujar Roman menceritakan.

“Saya akan menebusmu, jika kau mau Roman!” dengan sesumbar Silvia bicara pada Roman.

“Heuh ... untuk apa Tante menebus saya? Lebih baik Tante gunakan uang itu untuk keperluan lain, dari pada menebus saya,”

Silvia marah terhadap Roman, lantaran Roman menunjukkan ke tidak setujuannya. “Kenapa kau seperti tak setuju dengan rencanaku? Jangan-jangan kau sudah memiliki pacar?” tebak Silvia.

“Anda jangan salah paham Tante ... bukannya saya tidak setuju. Tapi, sayang uangnya bila hanya di gunakan untuk menebus saya dari panti pijat ini,” terang Roman menjelaskan.

“Ini uang saya, kau tak perlu khawatir, aku hanya butuh kamu untuk menemaniku sepanjang malam!” tukas Silvia merasa jengkel.

Melihat Silvia kesal padanya, ia pun memberi pemahaman pada perempuan yang beda usia dengannya itu. “Maksud saya daripada uang itu digunakan untuk menebus saya. Lebih baik Anda berikan uang itu kepada Anak-anak di jalanan yang lebih membutuhkan ketimbang saya yang tak terlalu membutuhkannya.”

Namun, Silvia malah marah pada Roman. Pasalnya dia merasa diremehkan.

“Kurang ajar! Berani sekali kamu bersikap seperti ini pada saya?!” Silvia menatap kesal. Lalu bangkit tidak mau di pijat lagi.

“Tante mau ke mana? Di pijatnya belum selesai Tante!” cegah Roman. Namun, Silvia segera mengambil pakaian. Kemudian, menuju kasir untuk meminta di pertemukan dengan pemilik panti pijat ini.

Dengan kasar Silvia membuka pintu, dan bertanya pada penanggung jawab di sana. “Pertemukan saya dengan pemilik panti pijat ini!” pintanya lantang. Membuat pria berbadan tinggi itu tercengang.

“Untuk apa?”

“Sudah, pertemukan saja saya dengannya! Bisa kan?”

“Tapi Nyonya!”

“Cepat!”

Semua orang di sana terlihat takut pada Silvia. Pasalnya, Silvia adalah orang ternama di kota itu, dan mampu membuat usaha panti pijat itu bangkrut dalam sekejap jika menolak keinginannya.

Beberapa saat kemudian, terlihat iring-iringan mobil berhenti di depan panti pijat itu. Lalu di susul seorang pria berbadan gempal dengan postur tubuh pendek keluar dari dalam mobil itu.

Pria itu menatap sinis pada Silvia, “Kau yang ingin bertemu denganku?”

“Ya, aku Orang yang ingin bertemu dengan Anda!” jawabnya dengan angkuh.

Pria itu melengos pergi dari hadapan Silvia. “Ayo ikut denganku jika ada yang ingin dibicarakan.” Ajaknya dan di ikuti para anak buahnya dari belakang.

Begitu juga dengan Silvia mengikuti langkah pria berbadan gempal itu, saat itu Silvia tidak sengaja berpapasan dengan Roman. Dia berbisik ditelinga Roman dengan pelan.

“Sebentar lagi kau akan menjadi budakku Anak Muda, dan kau bukan hanya Simpananku kau juga akan jadi pemuas birahiku,” bisiknya pelan namun mengerikan ketika terdengar oleh Roman.

Roman berdiri mematung menatap pada Silvia yang tersenyum menyeringai padanya, dan tenggelam di balik ruangan bersama bos besar dari panti pijat itu.

“Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan padaku? Apa selama ini pelayananku kurang memuaskan baginya?” gumam Roman bergidik ngeri membayangkan seringai dari sang tante-tante.

Tidak mau terus berada dalam situasi seperti itu, dia pun kembali memasuki ruangan karyawan dengan perasaan gusar menyelimuti hatinya.

Roman terus merenung di dalam sana, hatinya dilanda kegelisahan yang tidak bertepi. Bahkan, suara riuh gelak tawa dan canda para terapis di dalam ruangan itu seolah terasa sepi baginya.

Tiba-tiba saja semua orang dikejutkan dengan pemberitahuan grup, yang menyatakan Roman di panggil ke depan panti pijat oleh sang kasir.

“Hey Roman,” seorang perempuan terapis mengalihkan perhatiannya.

Roman terkesiap, “Ya, ada apa?” tanyanya menatap pada sesama terafis itu.

“Kau dipanggil oleh Ibu Kasir Roman, ada apa sebenarnya? Sepertinya kau terlibat kasus berat, atau kau terlibat Skandal dengan Tante nakalmu itu?”

Roman merengut kesal pada perempuan yang bicara asal itu. “Diam kau!”

Bab terkait

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENEBUS BRONDONG MUDA

    Roman lantas menemui ibu kasir, dan menanyakan perihal ia di panggil oleh sang kasir ke depan panti itu."Apa Ibu memanggil saya?" tanyanya ragu."Ya, saya memanggilmu," Kasir itu mengeluarkan selembar kertas beserta bolpoin, "Tolong tanda tangani slip gaji terakhir kamu," pintanya."Apa maksud Anda? Slip terakhir?" Roman bingung pada kasir itu. "Saya masih bekerja di sini, apa maksudnya semua ini?" tambahnya mengulang pertanyaan.Roman masih enggan menandatangani slip penerimaan gajinya. Pasalnya dia masih ingin bekerja di panti itu. Tidak berselang lama Silvia menghampiri Roman, memberitahu alasan mengapa Roman harus menanda tangani slip gaji itu."Ada apa sayang? Kenapa kau tidak mau menandatangani itu?""Ada apa ini sebenarnya? Kenapa saya harus menandatangani ini Tante?" tanyanya dengan heran. Sambil menatap pada selembar slip gajinya."Kau sudah kutebus dari Tuanmu, sekarang kau milik saya seutuhnya. Bukankah, kau sudah bersedia untuk tinggal bersamaku menjadi Seorang Pria simpa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENGENAL TANTE LEBIH DALAM

    Dua hari kemudian semenjak Roman tinggal di apartemen dan dijadikan simpanan tante Silvia, dia hanya bisa melakukan aktivitas seadanya. Silvia melarangnya bekerja. Padahal, Roman tidak mau hidup dibawah aturan sang pacar.Meskipun, secara finansial Roman jauh dibawah Silvia dia tidak ingin hanya berdiam diri tanpa bekerja seperti biasanya.Jadi, pagi itu, Roman bangun lebih dulu dari sang pacar, dan menyiapkan segala sesuatu yang di butuhkan kekasihnya. Semua itu tentu saja bukan karena keinginannya melainkan cara ini ia gunakan supaya bisa ikut dengan Tante Silvia untuk bekerja."Apa yang kau lakukan, Roman?" tanya Silvia berdiri di ambang pintu kamar saat mengetahui Roman tengah menyiapkan sarapan pagi itu.Roman tersadar, ia menoleh dan tersenyum menyambut Silvia. "Akhirnya kau bangun juga Silvia," ucapnya seraya mengulurkan tangan, "Kemarilah, lihatlah aku siapkan semua ini untukmu."Silvia datang mendekat, "Ya, aku tahu kau menyiapkan semua ini untukku, tapi untuk apa kau melak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   SIAPA DIA?

    "Sangat penting bagimu dan juga penting bagi kita," Fred tersenyum menatap Silvia.Merasa jadi orang ketiga di antara keduanya, Roman sedikit mundur berniat pergi dari ruangan tersebut. Namun, Silvia melarangnya."Kau mau ke mana Roman? Jangan pergi jika bukan aku yang meminta," cegah Silvia.Sedangkan Fred menginginkan Roman pergi dari sana. "Pergilah! Jangan mengganggu kami yang akan rujuk, kau hanya seorang simpanannya, sedangkan aku masih suaminya." "Tutup mulutmu Fred!" sentak Silvia marah. "Kenyataannya kau dan aku bukan siapa-siapa lagi Fred, berhentilah mengharapkan aku, karena aku sama sekali sudah tidak memiliki perasaan sedikitpun!""Tapi aku masih cinta sama kamu Silvia." "Aku sudah tidak mencintaimu Fred, aku membencimu!" kesal Silvia terhadap Fred, yang tidak mau mengerti.Melihat situasi yang semakin pelik antara Silvia dan mantan suaminya. Roman memutuskan pergi dari sana. "Cukup! Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian, aku tidak ingin ikut masuk dalam drama Rum

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENCARI PERLINDUNGAN

    Jalanan sepi malam itu membuat Roman kesusahan untuk meminta pertolongan, terlebih lagi Fred berhenti, dan berniat menangkap Roman kembali."Aku harus meminta pertolongan pada siapa, tidak mungkin aku menghubungi Tante Silvia, dia tidak akan percaya padaku." ia bergumam sambil berjalan dengan susah payah.Sementara itu Fred berlari ke arahnya, melihat Fred mengejarnya Roman langsung sigap masuk ke dalam hutan yang dekat dengan jalanan itu."Hei! Jangan lari!" Fred berlari dengan cepat, tapi sayangnya Roman telah masuk dalam hutan.Fred mendengus kesal, "Sial! Rupanya Pemuda itu berusaha kabur dariku, tapi lihat saja aku tidak akan membiarkanmu hidup," umpatnya.Fred ikut masuk ke dalam hutan mencari Roman, "Hei Pemuda tidak punya moral, keluarlah!" Namun, Roman tetap bertahan di dalam semak-semak, meskipun lukanya parah dia tetap berusaha bersembunyi.Tapi, Fred terus mencarinya hingga ia melihat tetesan darah di dedaunan yang menuntunnya untuk menemukan Roman, Fred pun menelusuri ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENGKHAWATIRKAN ROMAN

    'Halo ... untuk apa kau menghubungiku di saat seperti ini?!'NIT!Silvia mematikan ponselnya, dia sangat emosi ketika menerima ponsel dari mantan suaminya. Kemudian, Silvia mendekati ruangan rawat itu, sambil meracau mengkhawatirkan Roman."Roman, sebenarnya apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu bisa menjadi seperti ini?" Silvia menatap nanar pada sang kekasih yang terbaring lemah di dalam ruangan rawat itu.Wajahnya terlihat begitu mengkhawatirkan pria yang terbujur kaku, mempertaruhkan hidup matinya bergelut dengan mesin medis yang entah bisa menyelamatkan hidupnya, atau tidak.Saat itu Silvia hanya bisa berharap keajaiban datang menyelamatkan kekasihnya.Drtttt...Terdengar ponsel bergetar mengalihkan perhatian Silvia, lagi-lagi si pembuat suasana hatinya berubah itu datang menelepon lagi.Suara di seberang sana terdengar menggema, dan sangat ingin mengetahui keberadaan Silvia.'Kenapa kau sangat susah di hubungi, di mana kamu sekarang?' suara itu terdengar begitu tegas dari seberan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENCURIGAKAN

    Silvia lantas menoleh pada sumber suara yang sangat familier baginya, raut wajahnya tiba-tiba saja berubah saat melihat orang yang tidak dia harapkan datang."Kamu? Ngapain kamu datang kemari, dan tahu dari mana kalau aku berada di sini?"Fred berjalan mendekat, berusaha merangkul tangan Silvia. "Tentu saja aku tahu kau berada di sini, karena aku mengikuti Selina--Putri kita,""Dad's ... bukannya kamu bilang akan pergi ke kantor, ya? Tapi kenapa malah menyusul Selin?""Daddy mengkhawatirkan kamu Nak, terlebih lagi Daddy ingin bertemu dengan Mommymu. Daddy sangat merindukan kebersamaan kita yang dulu," ucapnya seraya menatap Silvia, "Apa kau tidak merindukan kebersamaan kita Silvia?""Tidak sama sekali!" jawabnya ketus.Ceklek!!!Mereka mengalihkan perhatian saat seorang dokter keluar dari ruangan IGD. Terutama Silvia langsung melempar pertanyaan soal kondisi Roman, brondong kesayangannya."Bagaimana dengan keadaannya sekarang, 'Dok?"Selina ikut bertanya, "Apa dia baik-baik saja Dok?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DIKEKANG TANTE SILVIA

    Mendengar Roman bersikukuh ingin bertemu dengan perempuan yang menolongnya, Silvia naik pitam dia sangat murka pada Roman."Ya, sudah kalau kau tetap ingin bertemu dengan Perempuan itu. Aku yakin sampai kapanpun tidak akan pernah bertemu!" tukas Silvia kesal.Lalu pergi meninggalkan Roman dengan kecewa, "Sial! Kupikir hanya aku yang menyelamatkannya. Ternyata ada Orang lain, tapi siapa sebenarnya yang membawa Roman ke Rumah Sakit, apa Perempuan itu suruhan Fred?" gumam Silvia beranjak pergi.Silvia berjalan di koridor rumah sakit, saat itu datang dua pria berbadan kekar menghampirinya."Nyonya Silvia," panggil salah seorang dari dua pria itu.Silvia menghentikan langkahnya. "Ya, siapa kalian?" sambil menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala dua pria itu."Perkenalkan saya Daniel, dan ini rekan saya," pria bernama Daniel itu menunjuk pada rekan kerjanya yang berdiri di sampingnya."Saya Zevin, Nyonya," sambung pria itu.Silvia berusaha mengingat-ingat, tiba-tiba saja ia teringat pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU SANG TERAPIS

    BYUR!!!Roman membuka matanya saat seseorang menyiram wajahnya dengan seember air."Kenapa Tuan, ada masalah apa denganku?" tanya Roman lemah, sambil merasakan perihnya luka di wajah yang tersiram air.Pria itu tersenyum menyeringai meraup dagu pemuda malang ini."Masalahnya kau meninggalkan panti Roman, coba saja kau tidak bermain dengan Perempuan itu. Mungkin saja panti pijat saya tidak sesepi sekarang," "Lalu kenapa kau menyalahkan aku? Bukankah kau yang telah menjualku pada Tante Silvia?"BUGH!Pria itu memukul perut Roman, hingga kesakitan. "Beraninya kau menyalahkan aku?!" tukas pria pemilik panti pijat itu, "Mulai sekarang kau akan bekerja padaku, wahai budak murahan."Pria berperawakan tinggi itu mendorong Roman hingga ambruk, lalu pria itu pergi dengan ditemani dua orang ajudannya."Ayo tinggalkan dia, jangan kasih dia makanan apapun!" pria itu pergi meninggalkan Roman yang dibiarkan terkurung

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30

Bab terbaru

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Harus Memiliki Kekuasaan

    Roman terdiam ketika pelayan itu berbicara seperti itu padanya, tapi ia juga berusaha memahaminya dengan serius. "Harus menjadi apa? Kau pikir aku harus apa?" Roman semakin bingung dengan maksud pelayan itu. "Astaga Tuan... pintarlah sedikit, kau punya segalanya! Oke, saya akan katakan pada Anda tidak akan pakai klue-klue lagi, Anda harus memiliki kekuasaan!" tandas pelayan bernama Dian itu. Menurut Dian dengan kekuasaan yang Roman miliki, ia akan semakin leluasa bertindak dalam hal apapun jika ia mau, tentu saja dalam hal ini Roman akan bisa berhubungan dengan mulus bersama Silvia tanpa takut akan halangan apapun. "Ternyata kau pintar Dian," ucap Roman menoyor kepala pelayan itu, "Saya suka dengan cara berpikirmu." "Pintarkan saya?" ujar Dian berbangga diri. "Oke, kali ini kau setuju kalau kau pintar." Roman terkekeh senang, akhirnya ia memiliki jalan untuk segera menyatukan hubungannnya dengan sang kekasih. *** Esok pagi pun telah menyapa kembali, dan hari ini Rom

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Sedikit Pencerahan

    "Tuan, lebih baik Anda menuruti perintah Tuan besar. Tolong jangan persulit pekerjaan saya," seorang pelayan tampak memohon pada pria muda itu agar menemui kakeknya. Roman masih berdiam diri dan acuh di dalam kamarnya. "Tuan, sebenarnya apa masalah kalian? Ceritakan pada saya, saya janji akan membantu Anda," Pelayan yang sebaya dengan Roman masih mencoba membujuk agar tuannya menurutinya, dan memperlancar pekerjaannya. Ceklek!!! Roman kembali membuka pintu kamarnya, "Kau pikir, kau bisa membantu masalahku? Jangan seolah kau serba tahu tentang masalahku, sana pergi! Saya tidak akan menuruti keinginan tua Bangka itu!" "Tuan, ayolah saya mohon... jangan persulit pekerjaan saya," perempuan itu memohon padanya dengan memelas. "Ada keluarga yang harus saya biayai agar dapat bertahan hidup, apa Anda akan Setega ini. Saya tidak mau dipecat hanya gara-gara saya tidak bisa membujuk Anda Tuan." Roman terdiam dan mengamati perempuan yang memelas di hadapannya, ia berpikir kakeknya s

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Ternyata Jadi Orang Kaya itu Rumit

    "Aku akan terus berusaha meyakinkanmu kalau aku pantas untuk Cucumu Tuan Rezenzo!" ucap Silvia yang terjatuh menatap nyalang pada mobil yang membawa kekasihnya. Perlahan ia bangkit kembali meski hatinya hancur ketika cintanya tidak mendapatkan restu, akan tetapi ia berusaha yakin kalau pada saatnya kakek Roman akan menyetujui hubungannya. Sebuah kaki tiba-tiba menjulur tepat di depan matanya ketika ia akan bangkit dari terjatuhnya, ia menatap pada si pemilik kaki jenjang itu, "Shania?" Dengan sinis Shania menatap ibunya, "Mama masih belum sadar diri! Kau ini tidak pantas untuk Roman Ma, sadarlah yang pantas itu hanya aku!" ujar Shania sambil berjongkok menatap Silvia.Namun, Silvia mengabaikan ucapan putrinya. Ia lantas segera bangkit dan menghindar dari Shania, ia merasa tidak perlu menanggapi putrinya yang terus mencampuri urusannya."Mama!" teriak Shania kesal karena di abaikan ibunya, "Aku belum selesai bicara!"Silvia tetap saja beranjak tanpa menengok ke belakang, ia terus b

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   ANGGAP SAJA MENEBUS KESALAHANKU

    Setelah Rezenzo meninggalkan kamar itu, Roman hanya terdiam dan menatap kepergian pria paruh baya yang mengaku dirinya adalah kakek kandungnya dari sang ayah. 'Ke--kenapa baru sekarang kau datang Kek, di saat aku di hina dan di kerdilkan ke mana saja kau selama ini?' batin Roman dengan penuh sesak. "Kak, kenapa kau tidak memaafkan Kakek kak?" tanya Syifa yang masih belum memahami mereka. "Kakek sangat baik sekali padaku, padamu juga..." Roman menangkup punggung tangan kecil adiknya, dan berusaha bersikap tenang meski luka di hatinya masih belum sembuh. "Kaka perlu waktu untuk menerima semua ini Syifa... Kakak pikir akan lebih baik jika kita hidup hanya berdua tanpa ada pria itu!" "Tapi Kak?" "Kenapa Syifa? Apa kau bosan hidup dengan Kakak?" Syifa yang takut kondisi kakaknya memburuk ia pun hanya menggeleng kepalanya, "Tidak Kak, selama ini aku sangat senang bersama kamu." Roman tersenyum melihat adiknya yang menurut apa katanya. Namun sebenarnya Roman pun sangat menge

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   KITA SUDAH PISAH

    Fred tersenyum menyeringai begitu mengetahui keberadaan Silvia, ia merasa lega karena mantan istrinya itu masih hidup. Tapi, ini diluar dugaannya kalau Roman masih hidup, dan di jaga ketat oleh seorang yang cukup berpengaruh dari negeri seberang. "Bagaimana Tuan, apalagi yang harus kami lakukan pada Pria muda itu?" tanya salah satu anak buah Fred padanya di seberang sana. "Untuk saat ini tahan Silvia, aku ingin menemuinya." "Baik Tuan." Fred segera bergegas menuju rumah sakit tempat di mana Silvia terlihat oleh para anak buahnya yang kini terus berusaha mencari keberadaan mantan istrinya itu. Hingga Fred tiba di rumah sakit, Silvia masih di hadang oleh dua orang pria yaitu anak buah dari mantan suaminya itu. "Untuk apa kalian menghalangi jalanku? Urusan saya dengan Bos kamu telah selesai, jadi biarkan aku pergi!" ketus Silvia merasa jengkel. Kali ini Fred bersikap dengan sangat lembut terhadap Silvia ia berharap perempuan itu akan melunak padanya. "Silvia... maafkan me

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Kasih yang Tidak di Restui

    Silvia begitu khawatir ketika mendengar Roman koma, sehingga ia ingin segera menemui kekasihnya itu, meski terpaut sangat jauh usianya dengan pemuda itu, tapi Silvia yakin pria itu adalah pilihan yang tepat baginya. "Antarkan aku untuk menemuinya Ma, Pa." "Tentu saja Nak, kami akan mengantarkanmu padanya," ucap Sivanya begitu senang, lantaran Roman adalah cucu dari konglomerat dari negeri tetangga dan sangat jauh dengan mantan menantunya itu yang selalu bergantung pada putrinya. "Tapi tunggu dulu... sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kau menemuinya Silvia," cegah papa Silvia untuk tidak menemui Roman dalam waktu dekat ini. "Kenapa?" tanya Silvia heran. "Tuan Rezenzo Malik sepertinya tidak ingin Cucunya di ganggu." ucap sang Papa. "Apa masalahnya? Aku kekasihnya!" Silvia tidak terima kalau niatnya di halang-halangi. "Aku akan tetap menemuinya." Silvia tidak mendengarkan apa kata orang tuanya, ia pun tetap pergi dan ingin menemui Roman yang saat ini dirawat di rum

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Silvia Kembali Ke Kota

    Nyonya Sivanya heran dengan kedatangan Rezenzo Malik—terlihat datang bersama Syifa, tentu saja ini membuat ia dan suaminya bertanya-tanya.“Ada keributan apa ini?”Dokter itu memundurkan sedikit tubuhnya menjauh dari kedua orang yang mengaku orang tua Silvia, “Ini Tuan, mereka berdua adalah Orang tua dari pacarnya Tuan Roman,” ujar sang dokter.Rezenzo Malik menatap arah pada Sivanya dan suaminya, “Kalian ada masalah apa dengan Cucu saya?”“Hah?” Sivanya dengan suaminya hanya terpelongo, “Wah, Anda pasti bercanda... mana mungkin Roman yang hanya Terapis pijat memiliki Kakek seperti Anda.”Tuan Rezenzo Malik mendekatkan wajahnya, berusaha mengintimidasi perempuan—yang selalu bersikap angkuh itu. “Apa Cucuku seperti ini ada hubungannya denganmu?”Sivanya semakin terpelongo mendengar Rezenzo Malik mengakui kalau Roman adalah cucunya, “Apa?”“Kau masih juga tuli, apa kondisi cucuku saat ini ulahmu?!” bentak tuan Rezenzo Malik.“Ti—tidak... mana mungkin aku berani berbuat seperti i

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   TERNYATA ROMAN KETURUNAN KONGLOMERAT

    “Boleh kami periksa bagian dalam Rumahmu?” Dua anak buah Fred meminta persetujuan untuk menggeledah rumah kakek yang menyelamatkan Silvia. Tapi, kakek itu tidak membiarkan dua orang itu masuk ke rumahnya.“Saya keberatan jika kalian ingin masuk ke Rumah saya.” Tolaknya dengan tegas namun dua orang itu memaksa.“Saya terpaksa akan memanggil warga jika kalian nekat masuk!” Seru kakek itu, dan kedua anak buah Fred mengurungkan niatnya.“Sial! Kau cari mati dengan kami wahai Kakek Tua!”“Pergi dari sini, perempuan yang kau cari bukan di rumah kamu!” usir kakek itu.Kedua anak buah Fred pun langsung pergi karena takut dengan ancaman kakek itu, “Bagaimana ini Bos? Apa katanya nanti kata Tuan?”“Kita awasi saja Rumah ini,” ujar anak buah Fred yang satunya lagi.Sementara kakek itu segera masuk dan menutup rapat pintu rumahnya, yang terbuat dari bambu itu.“Di mana dia Buk?” tanya sang kakek pada istrinya.“Dia bersembunyi di gudang padi Pak, Bagaimana Orang-orang itu sudah pergi k

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU DENGAN ORANG BAIK

    Di sebuah sungai di pinggir kota metropolitan yang sangat megah, jauh dari mana pun perempuan cantik tengah terbaring tidak sadarkan diri di atas sebuah pohon yang terbawa hanyut, beruntung ada seseorang yang menemukan dan menolongnya. "Hey! Astaga ini ada Orang hanyut, cepat bantu." seorang pria paruh baya yang tengah mencuci cangkulnya di ladang turun setelah melahirkan ada seseorang yang terapung di derasnya sungai. Beberapa orang kemudian membantu pria paruh baya itu, untuk menolong seorang yang memang membutuhkan bantuan, "Sepertinya di Orang Kota ya Bah?" "Iya, Ibu... ayo bantu Abah," pintanya pada perempuan paruh baya--yang sepertinya istri dari pria paruh baya itu. Sementara yang lainnya menunggu di atas sungai, untuk membantu menerima perempuan yang tengah pingsan tak sadarkan diri. Hingga akhirnya mereka membawa perempuan yang tidak sadarkan diri itu ke gubug di tengah ladang. Perempuan paruh baya segera mengganti pakaian perempuan muda yang ditemukan suaminya di

DMCA.com Protection Status