Beranda / Urban / TERAPIS MUDA SANG NYONYA / MENCARI PERLINDUNGAN

Share

MENCARI PERLINDUNGAN

Penulis: Agus Irawan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-23 02:20:56

Jalanan sepi malam itu membuat Roman kesusahan untuk meminta pertolongan, terlebih lagi Fred berhenti, dan berniat menangkap Roman kembali.

"Aku harus meminta pertolongan pada siapa, tidak mungkin aku menghubungi Tante Silvia, dia tidak akan percaya padaku." ia bergumam sambil berjalan dengan susah payah.

Sementara itu Fred berlari ke arahnya, melihat Fred mengejarnya Roman langsung sigap masuk ke dalam hutan yang dekat dengan jalanan itu.

"Hei! Jangan lari!" Fred berlari dengan cepat, tapi sayangnya Roman telah masuk dalam hutan.

Fred mendengus kesal, "Sial! Rupanya Pemuda itu berusaha kabur dariku, tapi lihat saja aku tidak akan membiarkanmu hidup," umpatnya.

Fred ikut masuk ke dalam hutan mencari Roman, "Hei Pemuda tidak punya moral, keluarlah!"

Namun, Roman tetap bertahan di dalam semak-semak, meskipun lukanya parah dia tetap berusaha bersembunyi.

Tapi, Fred terus mencarinya hingga ia melihat tetesan darah di dedaunan yang menuntunnya untuk menemukan Roman, Fred pun menelusuri tiap tetesan itu, hingga menuju ke sebuah pohon besar.

Dia tersenyum menyeringai. "Hahaha ... cepat keluar. Aku sudah menemukanmu!" sambil bersedekap tangan. Tapi, Roman tidak mau keluar dari tempat persembunyiannya.

"Hai Pemuda murahan, keluarlah!" pintanya lagi, ia pun segera menyergap pohon yang di duga jadi tempat persembunyian Roman.

"Beraninya kau tidak keluar!" sergapnya tapi tidak orang di sana, "Sial! Ternyata dia tidak ada di balik pohon ini!"

Fred mengumpat karena Roman tidak ada di balik pohon itu.

Roman ternyata telah keluar dari hutan, ia berlari mencari bantuan agar bisa ke kota lagi.

"Tolong!" teriaknya sambil melambaikan tangan di pinggir jalan.

Dari jauh terlihat sebuah mobil mulai menepi, dan memberikan tumpangan padanya.

"Tolong saya, saya hampir dibunuh Seseorang," mohon Roman pada seorang yang tidak di kenalnya.

Seorang perempuan itu tampak bingung, tapi juga kasihan melihat pria asing yang tidak di kenalnya. "Siapa yang akan membunuhmu?" tanyanya panik.

"Cepat buka pintunya saja, nanti aku ceritakan Nona," pinta Roman pada orang itu, agar segera menolongnya.

Perempuan itu langsung membuka pintu mobilnya, dalam sekejap Roman masuk ke dalam mobil itu. Kemudian, perempuan itu membawa Roman pergi.

Roman terbaring lemah di dalam mobil itu, dia terlihat lemah dan perlahan pandangannya mulai kabur.

Sementara Fred masih berusaha mencari Roman di dalam hutan, akan tetapi dia tahu kalau Roman telah berhasil keluar dari hutan. Sehingga dia semakin geram karena tidak berhasil menyingkirkannya.

"Bedebah! Rupanya dia telah pergi, awas saja kalau aku menemukanmu lagi, aku tidak akan membiarkanmu hidup Anak Muda!" tukasnya mengepalkan tangannya.

Fred kembali ke mobilnya dengan tangan kosong, ia menelan amarah yang tidak tersalurkan. Dia pun segera kembali ke kota setelah tidak berhasil menyingkirkan Roman.

Sementara di kota, Silvia kembali ke apartemennya. Niat hati ingin mendapatkan pijatan dari kekasihnya. Tapi, ternyata Roman pria simpanannya itu tidak ada di apartemen.

"Roman," Silvia memanggilnya, "Ke mana dia? Seharusnya dia pulang, tapi kenapa tidak ada?"

Silvia duduk di kasur empuknya, lalu mengambil ponsel di meja nakas. Kemudian, mencoba menghubungi Roman.

"Sial, kenapa Roman menonaktifkan ponselnya? Apa dia sengaja ingin pergi dariku?" gumam Silvia bertanya-tanya.

Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan panggilan telah masuk. Silvia hanya menatap layar ponselnya, karena ada satu nomor baru yang menghubunginya.

'Ya, halo ... dengan siapa ya?'

'Halo, benar ini dengan Nyonya Silvia?'

'Ya, saya Silvia. Anda siapa ya?' tanya Silvia sinis, saat mengetahui yang menelponnya orang tidak di kenal.

'Anda tidak perlu tahu siapa saya, tapi saya ingin tanya sama Anda Nyonya.'

'Tanya apa? Memangnya siapa ini?'

'Saya sedang bersama Pria yang mungkin Anda kenali, saya melihat nomor Anda di dompetnya. Apakah Anda kenal dengan Pria bernama Roman?'

Silvia terlonjak, dan bangkit dari tempat duduknya. Ketika orang bersuara perempuan itu menyebut nama kekasihnya.

'Dia Pacar saya, di mana Roman sekarang?' tanya Silvia penasaran.

'Beliau saat ini sedang di tangani oleh para Dokter, dia bilang ada yang ingin membunuhnya. Jika Anda ada hubungan spesial dengannya, segera datang ke CENTRA HOSPITAL,'

KLIK.

Perempuan itu langsung mematikan ponsel, setelah memberitahu Silvia jika Roman sedang dirawat di rumah sakit itu.

Dia pun segera pergi dari rumah sakit tanpa pamit pada Roman, ia pergi begitu saja tanpa memperkenalkan dirinya pada Roman.

Namun, saat dia akan pergi seorang dokter memanggilnya.

"Tunggu Nona!"

Dia menoleh pada sang dokter, "Kenapa Dok?"

"Anda mau ke mana, Nona? Siapa yang akan melunasi biaya Rumah Sakitnya?"

"Nanti akan ada Keluarganya datang kemari, saya harap Anda meminta semua biaya di tanggung Keluarganya sendiri." perempuan tidak di kenal itu langsung bergegas meninggalkan rumah sakit. Pasalnya, ia tidak mau berhadapan dengan Silvia.

Beberapa saat Silvia sampai di rumah sakit itu, dia segera bertanya pada seorang suster yang berlalu lalang di koridor rumah sakit itu.

"Suster, apa benar hari ini ada Pasien dengan nama Roman dirawat di Rumah Sakit ini?"

Dua suster yang berjalan di koridor rumah sakit itu pun menoleh pada sumber suara yang memanggilnya.

"Ya, pada hari ini memang ada Pasien bernama Roman, dia baru masuk IGD pasca di operasi,"

"Tolong bawa saya ke Ruangan itu!" pinta Silvia segera bergegas.

Setelah sampai di depan ruangan IGD, Silvia terlihat sangat mengkhawatirkan Roman. Tapi, ia hanya bisa menatap dari balik jendela kaca itu.

"Roman? Apa yang terjadi padamu, kenapa kamu bisa dirawat seperti ini?" ujar Silvia menyentuh wajah Roman dari balik pintu.

Ceklek!

Pintu itu terbuka saat Silvia menatap pada Roman, dan tidak berselang lama sang dokter keluar dari ruang IGD menghampiri Silvia.

"Nyonya," ucap sang dokter.

"Ya, ada apa Dok?"

"Benar Anda Keluarganya?" dokter itu sambil menatap pada Roman yang masih berbaring di atas ranjang.

"Saya pacarnya, Dok! Bagaimana kondisinya, apa dia tidak kenapa-kenapa?"

"Dia baik-baik saja Nyonya, hanya saja dia masih belum sadarkan diri setelah kami operasi,"

Silvia lantas meraih tangan sang dokter, memohon agar Roman di selamatkan. "Saya mohon ... tangani dia dengan baik, berapa pun biayanya biar saya yang bertanggung jawab."

"Tentu saja saya akan menanganinya dengan baik, kau tidak perlu khawatirkan itu." ucap sang dokter meyakinkan.

"Terima kasih Dok," balas Silvia masih fokus menatap terafis mudanya itu."Boleh saya menemuinya sekarang?"

Silvia ingin masuk ke dalam ruangan IGD, tapi sang dokter mencegahnya.

"Maafkan saya Nyonya, Anda masih belum bisa menemuinya. Dia masih dipengaruhi obat bius pasca operasi tadi," cegah sang dokter memberitahunya.

Mendapat larangan dari sang dokter, Silvia hanya pasrah menunggu Roman sampai siuman.

"Baiklah, saya akan menunggu." Silvia terduduk di kursi tunggu depan ruangan itu.

Pada saat itu tiba-tiba saja ponselnya berdering, ia pun lantas mengambil ponselnya, dan menatap dingin, pada sebuah nama yang tertera di layar ponsel.

Lantas, siapa yang menghubunginya sampai dia berekspresi dingin?

Bab terkait

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENGKHAWATIRKAN ROMAN

    'Halo ... untuk apa kau menghubungiku di saat seperti ini?!'NIT!Silvia mematikan ponselnya, dia sangat emosi ketika menerima ponsel dari mantan suaminya. Kemudian, Silvia mendekati ruangan rawat itu, sambil meracau mengkhawatirkan Roman."Roman, sebenarnya apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu bisa menjadi seperti ini?" Silvia menatap nanar pada sang kekasih yang terbaring lemah di dalam ruangan rawat itu.Wajahnya terlihat begitu mengkhawatirkan pria yang terbujur kaku, mempertaruhkan hidup matinya bergelut dengan mesin medis yang entah bisa menyelamatkan hidupnya, atau tidak.Saat itu Silvia hanya bisa berharap keajaiban datang menyelamatkan kekasihnya.Drtttt...Terdengar ponsel bergetar mengalihkan perhatian Silvia, lagi-lagi si pembuat suasana hatinya berubah itu datang menelepon lagi.Suara di seberang sana terdengar menggema, dan sangat ingin mengetahui keberadaan Silvia.'Kenapa kau sangat susah di hubungi, di mana kamu sekarang?' suara itu terdengar begitu tegas dari seberan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENCURIGAKAN

    Silvia lantas menoleh pada sumber suara yang sangat familier baginya, raut wajahnya tiba-tiba saja berubah saat melihat orang yang tidak dia harapkan datang."Kamu? Ngapain kamu datang kemari, dan tahu dari mana kalau aku berada di sini?"Fred berjalan mendekat, berusaha merangkul tangan Silvia. "Tentu saja aku tahu kau berada di sini, karena aku mengikuti Selina--Putri kita,""Dad's ... bukannya kamu bilang akan pergi ke kantor, ya? Tapi kenapa malah menyusul Selin?""Daddy mengkhawatirkan kamu Nak, terlebih lagi Daddy ingin bertemu dengan Mommymu. Daddy sangat merindukan kebersamaan kita yang dulu," ucapnya seraya menatap Silvia, "Apa kau tidak merindukan kebersamaan kita Silvia?""Tidak sama sekali!" jawabnya ketus.Ceklek!!!Mereka mengalihkan perhatian saat seorang dokter keluar dari ruangan IGD. Terutama Silvia langsung melempar pertanyaan soal kondisi Roman, brondong kesayangannya."Bagaimana dengan keadaannya sekarang, 'Dok?"Selina ikut bertanya, "Apa dia baik-baik saja Dok?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DIKEKANG TANTE SILVIA

    Mendengar Roman bersikukuh ingin bertemu dengan perempuan yang menolongnya, Silvia naik pitam dia sangat murka pada Roman."Ya, sudah kalau kau tetap ingin bertemu dengan Perempuan itu. Aku yakin sampai kapanpun tidak akan pernah bertemu!" tukas Silvia kesal.Lalu pergi meninggalkan Roman dengan kecewa, "Sial! Kupikir hanya aku yang menyelamatkannya. Ternyata ada Orang lain, tapi siapa sebenarnya yang membawa Roman ke Rumah Sakit, apa Perempuan itu suruhan Fred?" gumam Silvia beranjak pergi.Silvia berjalan di koridor rumah sakit, saat itu datang dua pria berbadan kekar menghampirinya."Nyonya Silvia," panggil salah seorang dari dua pria itu.Silvia menghentikan langkahnya. "Ya, siapa kalian?" sambil menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala dua pria itu."Perkenalkan saya Daniel, dan ini rekan saya," pria bernama Daniel itu menunjuk pada rekan kerjanya yang berdiri di sampingnya."Saya Zevin, Nyonya," sambung pria itu.Silvia berusaha mengingat-ingat, tiba-tiba saja ia teringat pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU SANG TERAPIS

    BYUR!!!Roman membuka matanya saat seseorang menyiram wajahnya dengan seember air."Kenapa Tuan, ada masalah apa denganku?" tanya Roman lemah, sambil merasakan perihnya luka di wajah yang tersiram air.Pria itu tersenyum menyeringai meraup dagu pemuda malang ini."Masalahnya kau meninggalkan panti Roman, coba saja kau tidak bermain dengan Perempuan itu. Mungkin saja panti pijat saya tidak sesepi sekarang," "Lalu kenapa kau menyalahkan aku? Bukankah kau yang telah menjualku pada Tante Silvia?"BUGH!Pria itu memukul perut Roman, hingga kesakitan. "Beraninya kau menyalahkan aku?!" tukas pria pemilik panti pijat itu, "Mulai sekarang kau akan bekerja padaku, wahai budak murahan."Pria berperawakan tinggi itu mendorong Roman hingga ambruk, lalu pria itu pergi dengan ditemani dua orang ajudannya."Ayo tinggalkan dia, jangan kasih dia makanan apapun!" pria itu pergi meninggalkan Roman yang dibiarkan terkurung

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   TAKUT DENGANMU

    Sebuah kaki jenjang di hiasi sepatu heels merah melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan pijat, di mana di sana sang terapis sudah menunggunya. "Kau boleh pergi!" perintah Silvia pada seorang yang mengantarnya. Perlahan ia berjalan mendekati Roman yang terus menundukkan kepalanya."Kenapa kau, tidak berani menatapku? Takut padaku Hem?" sinis Silvia marah pada Roman yang tanpa ada penjelasan pergi darinya.Roman masih diam saja, tidak berani menatap perempuan yang dicintainya itu.Merasa kesal pada Roman, Silvia pun langsung meraih dagu Roman, hingga membuat wajahnya mendongak. "Jawab aku Roman, kenapa kau pergi begitu saja?""Tan-tante ... aku takut dekat denganmu, sebab begitu banyak Orang yang menentang hubungan kita." lirihnya dengan bibir bergetar.Silvia mengerutkan kening, pasalnya selama ini ia tidak tahu apa-apa yang di hadapi kekasih berondongnya ini."Kenapa kau musti takut, apa ada Orang yang mengancam kamu?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   SIKAP ACUH ROMAN

    BRUG!!!Silvia terlonjak kaget saat sebuah mobil menabrak bemper belakang mobil yang di tumpanginya, bahkan ponselnya hingga jatuh. Padahal saat ini dia sedang berbicara dengan putrinya, Selina."Sial!" umpatnya kesal.Roman sama kagetnya dengan Silvia, mereka segera turun dari mobil, untuk melihat bagian belakang mobil. Namun, tidak terduga dua pria berbadan kekar keluar dari mobil yang menabrak bagian belakang mobil itu."Kenapa dengan mobilnya, 'Nyonya?" salah seorang pria itu bertanya pada Silvia."Tidakkah kalian lihat, kalian masih punya mata kan?" sinis Silvia kesal.Tapi, dua pria itu hanya menatapnya-sambil tersenyum."Kau ikut dengan kami kembali," ucap dua pria yang sangat familiar bagi Roman."Tidak! Saya tidak akan ikut lagi dengan kalian, bilang sama Tuan Jackson aku bukan lagi Anak buahnya."Roman menolak dua pria itu yang memintanya kembali ke panti pijat. Silvia pun marah pada mereka terutama pada Jackson, lantaran dia telah menebus Roman dari pria mucikari itu."Apa-a

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DIAM-DIAM BERTEMU SELINA

    'Aku membutuhkan Teman curhat, apa kau mau mendengarkan curhatan aku Roman?'Kalimat pesan itu masih dibaca olehnya, setelahnya ia bangkit mengetik pesan balasan.'Tentu saja bisa, apa kau inginkan aku menemuimu?'Roman bertukar pesan dengan Selina, calon anak tirinya itu.TING. Pesan balasan dari Selina kembali datang padanya.'Ya, jika kau bisa aku ingin bertemu,'Roman lantas segera membalasnya lagi, 'Kalau begitu kita akan bertemu di Cafetaria dekat tempat tinggalmu,' 'Baiklah,' balas Selina dari seberang sana.Setelah mendapat balasan Roman lantas bersiap pergi, mengganti pakaian layaknya akan bertemu kekasih. Kendati demikian cintanya hanya Silvia bukan yang lain."Tan," Roman mencari Silvia, tidak lupa ia meminta izin darinya. Tapi, Silvia tidak ditemukan di mana pun sehingga ia pergi tanpa sepengetahuan Silvia.Sementara di seberang sana, tepatnya di sebuah Cafetaria yang di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MARAH PADAMU

    Roman menelan salivanya, dan segera membukakan pintu mobil pura-pura tidak melihat ke arah perempuan yang saat ini menatapnya dari kejauhan."Ayo Selina," sambil membuka pintu."Terima kasih Roman," Selina menapakkan kaki jenjangnya, keluar dengan elegan dari mobil dibantu oleh Roman."Kalau begitu aku langsung pamit ya," ucapnya, "Eh, iya ini kunci mobil kamu." Roman menyerahkan kunci mobil, dan segera berpamitan dari hadapan Selina. Namun, Selina kembali menghentikannya. "Tunggu Roman," cegah Selina.Roman kembali berhenti dan menatap Selina lagi, "Ada apa Sel?""Apa kau tidak ingin menjenguk Daddy? Ayolah Rom," pinta Selina agar Roman mau menemaninya ke tempat Fred dirawat.Roman mencari cara untuk menolak, tapi saat itu juga Silvia datang menghampiri mereka berdua."EKHEM!" Silvia berdeham menatap pada Roman, dan Selina putrinya. "Kalian dari mana saja, Selina maafkan Mommy ya ... sebenarnya Mommy

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Harus Memiliki Kekuasaan

    Roman terdiam ketika pelayan itu berbicara seperti itu padanya, tapi ia juga berusaha memahaminya dengan serius. "Harus menjadi apa? Kau pikir aku harus apa?" Roman semakin bingung dengan maksud pelayan itu. "Astaga Tuan... pintarlah sedikit, kau punya segalanya! Oke, saya akan katakan pada Anda tidak akan pakai klue-klue lagi, Anda harus memiliki kekuasaan!" tandas pelayan bernama Dian itu. Menurut Dian dengan kekuasaan yang Roman miliki, ia akan semakin leluasa bertindak dalam hal apapun jika ia mau, tentu saja dalam hal ini Roman akan bisa berhubungan dengan mulus bersama Silvia tanpa takut akan halangan apapun. "Ternyata kau pintar Dian," ucap Roman menoyor kepala pelayan itu, "Saya suka dengan cara berpikirmu." "Pintarkan saya?" ujar Dian berbangga diri. "Oke, kali ini kau setuju kalau kau pintar." Roman terkekeh senang, akhirnya ia memiliki jalan untuk segera menyatukan hubungannnya dengan sang kekasih. *** Esok pagi pun telah menyapa kembali, dan hari ini Rom

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Sedikit Pencerahan

    "Tuan, lebih baik Anda menuruti perintah Tuan besar. Tolong jangan persulit pekerjaan saya," seorang pelayan tampak memohon pada pria muda itu agar menemui kakeknya. Roman masih berdiam diri dan acuh di dalam kamarnya. "Tuan, sebenarnya apa masalah kalian? Ceritakan pada saya, saya janji akan membantu Anda," Pelayan yang sebaya dengan Roman masih mencoba membujuk agar tuannya menurutinya, dan memperlancar pekerjaannya. Ceklek!!! Roman kembali membuka pintu kamarnya, "Kau pikir, kau bisa membantu masalahku? Jangan seolah kau serba tahu tentang masalahku, sana pergi! Saya tidak akan menuruti keinginan tua Bangka itu!" "Tuan, ayolah saya mohon... jangan persulit pekerjaan saya," perempuan itu memohon padanya dengan memelas. "Ada keluarga yang harus saya biayai agar dapat bertahan hidup, apa Anda akan Setega ini. Saya tidak mau dipecat hanya gara-gara saya tidak bisa membujuk Anda Tuan." Roman terdiam dan mengamati perempuan yang memelas di hadapannya, ia berpikir kakeknya s

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Ternyata Jadi Orang Kaya itu Rumit

    "Aku akan terus berusaha meyakinkanmu kalau aku pantas untuk Cucumu Tuan Rezenzo!" ucap Silvia yang terjatuh menatap nyalang pada mobil yang membawa kekasihnya. Perlahan ia bangkit kembali meski hatinya hancur ketika cintanya tidak mendapatkan restu, akan tetapi ia berusaha yakin kalau pada saatnya kakek Roman akan menyetujui hubungannya. Sebuah kaki tiba-tiba menjulur tepat di depan matanya ketika ia akan bangkit dari terjatuhnya, ia menatap pada si pemilik kaki jenjang itu, "Shania?" Dengan sinis Shania menatap ibunya, "Mama masih belum sadar diri! Kau ini tidak pantas untuk Roman Ma, sadarlah yang pantas itu hanya aku!" ujar Shania sambil berjongkok menatap Silvia.Namun, Silvia mengabaikan ucapan putrinya. Ia lantas segera bangkit dan menghindar dari Shania, ia merasa tidak perlu menanggapi putrinya yang terus mencampuri urusannya."Mama!" teriak Shania kesal karena di abaikan ibunya, "Aku belum selesai bicara!"Silvia tetap saja beranjak tanpa menengok ke belakang, ia terus b

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   ANGGAP SAJA MENEBUS KESALAHANKU

    Setelah Rezenzo meninggalkan kamar itu, Roman hanya terdiam dan menatap kepergian pria paruh baya yang mengaku dirinya adalah kakek kandungnya dari sang ayah. 'Ke--kenapa baru sekarang kau datang Kek, di saat aku di hina dan di kerdilkan ke mana saja kau selama ini?' batin Roman dengan penuh sesak. "Kak, kenapa kau tidak memaafkan Kakek kak?" tanya Syifa yang masih belum memahami mereka. "Kakek sangat baik sekali padaku, padamu juga..." Roman menangkup punggung tangan kecil adiknya, dan berusaha bersikap tenang meski luka di hatinya masih belum sembuh. "Kaka perlu waktu untuk menerima semua ini Syifa... Kakak pikir akan lebih baik jika kita hidup hanya berdua tanpa ada pria itu!" "Tapi Kak?" "Kenapa Syifa? Apa kau bosan hidup dengan Kakak?" Syifa yang takut kondisi kakaknya memburuk ia pun hanya menggeleng kepalanya, "Tidak Kak, selama ini aku sangat senang bersama kamu." Roman tersenyum melihat adiknya yang menurut apa katanya. Namun sebenarnya Roman pun sangat menge

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   KITA SUDAH PISAH

    Fred tersenyum menyeringai begitu mengetahui keberadaan Silvia, ia merasa lega karena mantan istrinya itu masih hidup. Tapi, ini diluar dugaannya kalau Roman masih hidup, dan di jaga ketat oleh seorang yang cukup berpengaruh dari negeri seberang. "Bagaimana Tuan, apalagi yang harus kami lakukan pada Pria muda itu?" tanya salah satu anak buah Fred padanya di seberang sana. "Untuk saat ini tahan Silvia, aku ingin menemuinya." "Baik Tuan." Fred segera bergegas menuju rumah sakit tempat di mana Silvia terlihat oleh para anak buahnya yang kini terus berusaha mencari keberadaan mantan istrinya itu. Hingga Fred tiba di rumah sakit, Silvia masih di hadang oleh dua orang pria yaitu anak buah dari mantan suaminya itu. "Untuk apa kalian menghalangi jalanku? Urusan saya dengan Bos kamu telah selesai, jadi biarkan aku pergi!" ketus Silvia merasa jengkel. Kali ini Fred bersikap dengan sangat lembut terhadap Silvia ia berharap perempuan itu akan melunak padanya. "Silvia... maafkan me

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Kasih yang Tidak di Restui

    Silvia begitu khawatir ketika mendengar Roman koma, sehingga ia ingin segera menemui kekasihnya itu, meski terpaut sangat jauh usianya dengan pemuda itu, tapi Silvia yakin pria itu adalah pilihan yang tepat baginya. "Antarkan aku untuk menemuinya Ma, Pa." "Tentu saja Nak, kami akan mengantarkanmu padanya," ucap Sivanya begitu senang, lantaran Roman adalah cucu dari konglomerat dari negeri tetangga dan sangat jauh dengan mantan menantunya itu yang selalu bergantung pada putrinya. "Tapi tunggu dulu... sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kau menemuinya Silvia," cegah papa Silvia untuk tidak menemui Roman dalam waktu dekat ini. "Kenapa?" tanya Silvia heran. "Tuan Rezenzo Malik sepertinya tidak ingin Cucunya di ganggu." ucap sang Papa. "Apa masalahnya? Aku kekasihnya!" Silvia tidak terima kalau niatnya di halang-halangi. "Aku akan tetap menemuinya." Silvia tidak mendengarkan apa kata orang tuanya, ia pun tetap pergi dan ingin menemui Roman yang saat ini dirawat di rum

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Silvia Kembali Ke Kota

    Nyonya Sivanya heran dengan kedatangan Rezenzo Malik—terlihat datang bersama Syifa, tentu saja ini membuat ia dan suaminya bertanya-tanya.“Ada keributan apa ini?”Dokter itu memundurkan sedikit tubuhnya menjauh dari kedua orang yang mengaku orang tua Silvia, “Ini Tuan, mereka berdua adalah Orang tua dari pacarnya Tuan Roman,” ujar sang dokter.Rezenzo Malik menatap arah pada Sivanya dan suaminya, “Kalian ada masalah apa dengan Cucu saya?”“Hah?” Sivanya dengan suaminya hanya terpelongo, “Wah, Anda pasti bercanda... mana mungkin Roman yang hanya Terapis pijat memiliki Kakek seperti Anda.”Tuan Rezenzo Malik mendekatkan wajahnya, berusaha mengintimidasi perempuan—yang selalu bersikap angkuh itu. “Apa Cucuku seperti ini ada hubungannya denganmu?”Sivanya semakin terpelongo mendengar Rezenzo Malik mengakui kalau Roman adalah cucunya, “Apa?”“Kau masih juga tuli, apa kondisi cucuku saat ini ulahmu?!” bentak tuan Rezenzo Malik.“Ti—tidak... mana mungkin aku berani berbuat seperti i

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   TERNYATA ROMAN KETURUNAN KONGLOMERAT

    “Boleh kami periksa bagian dalam Rumahmu?” Dua anak buah Fred meminta persetujuan untuk menggeledah rumah kakek yang menyelamatkan Silvia. Tapi, kakek itu tidak membiarkan dua orang itu masuk ke rumahnya.“Saya keberatan jika kalian ingin masuk ke Rumah saya.” Tolaknya dengan tegas namun dua orang itu memaksa.“Saya terpaksa akan memanggil warga jika kalian nekat masuk!” Seru kakek itu, dan kedua anak buah Fred mengurungkan niatnya.“Sial! Kau cari mati dengan kami wahai Kakek Tua!”“Pergi dari sini, perempuan yang kau cari bukan di rumah kamu!” usir kakek itu.Kedua anak buah Fred pun langsung pergi karena takut dengan ancaman kakek itu, “Bagaimana ini Bos? Apa katanya nanti kata Tuan?”“Kita awasi saja Rumah ini,” ujar anak buah Fred yang satunya lagi.Sementara kakek itu segera masuk dan menutup rapat pintu rumahnya, yang terbuat dari bambu itu.“Di mana dia Buk?” tanya sang kakek pada istrinya.“Dia bersembunyi di gudang padi Pak, Bagaimana Orang-orang itu sudah pergi k

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU DENGAN ORANG BAIK

    Di sebuah sungai di pinggir kota metropolitan yang sangat megah, jauh dari mana pun perempuan cantik tengah terbaring tidak sadarkan diri di atas sebuah pohon yang terbawa hanyut, beruntung ada seseorang yang menemukan dan menolongnya. "Hey! Astaga ini ada Orang hanyut, cepat bantu." seorang pria paruh baya yang tengah mencuci cangkulnya di ladang turun setelah melahirkan ada seseorang yang terapung di derasnya sungai. Beberapa orang kemudian membantu pria paruh baya itu, untuk menolong seorang yang memang membutuhkan bantuan, "Sepertinya di Orang Kota ya Bah?" "Iya, Ibu... ayo bantu Abah," pintanya pada perempuan paruh baya--yang sepertinya istri dari pria paruh baya itu. Sementara yang lainnya menunggu di atas sungai, untuk membantu menerima perempuan yang tengah pingsan tak sadarkan diri. Hingga akhirnya mereka membawa perempuan yang tidak sadarkan diri itu ke gubug di tengah ladang. Perempuan paruh baya segera mengganti pakaian perempuan muda yang ditemukan suaminya di

DMCA.com Protection Status