Share

SIAPA DIA?

Penulis: Agus Irawan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 19:03:01

"Sangat penting bagimu dan juga penting bagi kita," Fred tersenyum menatap Silvia.

Merasa jadi orang ketiga di antara keduanya, Roman sedikit mundur berniat pergi dari ruangan tersebut. Namun, Silvia melarangnya.

"Kau mau ke mana Roman? Jangan pergi jika bukan aku yang meminta," cegah Silvia.

Sedangkan Fred menginginkan Roman pergi dari sana. "Pergilah! Jangan mengganggu kami yang akan rujuk, kau hanya seorang simpanannya, sedangkan aku masih suaminya."

"Tutup mulutmu Fred!" sentak Silvia marah. "Kenyataannya kau dan aku bukan siapa-siapa lagi Fred, berhentilah mengharapkan aku, karena aku sama sekali sudah tidak memiliki perasaan sedikitpun!"

"Tapi aku masih cinta sama kamu Silvia."

"Aku sudah tidak mencintaimu Fred, aku membencimu!" kesal Silvia terhadap Fred, yang tidak mau mengerti.

Melihat situasi yang semakin pelik antara Silvia dan mantan suaminya. Roman memutuskan pergi dari sana. "Cukup! Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian, aku tidak ingin ikut masuk dalam drama Rumah tangga kalian," ucapnya seraya melangkah.

"Tunggu! Kau jangan pergi Roman, tetap Temani aku di sini!" cegah Silvia tidak mau di tinggalkan.

"Biarkan dia pergi Silvia, marilah kita perbaiki hubungan kita."

"Tidak Fred, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu," Silvia melepaskan tangan mantan suaminya, dan berusaha menghadang Roman agar tidak pergi.

Silvia menyusul Roman yang sudah meninggalkan ruangan itu.

"Roman," panggil Silvia mengitarkan pandangan ke sekeliling. Namun, Roman begitu cepat meninggalkannya.

"Kamu di mana Roman?" lirihnya terlihat sangat lelah.

"Apa gunanya kau mengejarnya Silvia, aku di sini setia padamu." suara seorang mantan itu membuat Silvia kesal.

Dia menoleh dengan cepat, "Semua ini gara-gara kamu! Pria bajingan!" umpatnya memaki Freed.

Silvia mengayun tangannya hendak menampar wajah Freed. Tetapi, di saat yang bersamaan seseorang memanggilnya.

"Mom?"

Silvia menarik kembali tangan yang sudah mengudara, dan hampir mendarat di wajah mantan suaminya.

"Selina?" Silvia menangis melihat seorang perempuan remaja seumuran dengan Roman memanggil ibu padanya.

"Ya, aku. Selina Anakmu," lirih seorang perempuan itu datang pada ibunya--Silvia.

"Aku merindukanmu Selina," ucap Silvia dengan Isak tangisnya. Keduanya saling berpelukan melepaskan rasa rindu yang terpendam selama ini.

"Aku juga merindukanmu, Mom."

Saat Silvia memeluk mesra putrinya, tatapannya beralih pada Roman yang berdiri jauh di belakang Selina.

"Roman," ujar Silvia, lalu melepaskan pelukannya.

Selina pun ikut menoleh pada arah pandangan ibunya, gadis belia itu tersenyum menatap pada Roman.

"Siapa dia Mom?" Selina merasa tertarik pada pria muda yang di panggil ibunya itu.

"Dia Teman Momy," ucap Silvia berbohong.

Selina mengerutkan dahinya tidak percaya atas ucapan ibunya. "Dia seumuran denganku, mana mungkin berteman dengan Mommy, katakan sebenarnya dia siapa?" selidik Selena masih belum mempercayai ibunya.

Roman lantas menghampiri Silvia untuk menjelaskan pada Selina.

"Aku Roman, dan Tante Silvia ini Temanku. Kamu siapa?" tanya Roman berpura-pura tidak tahu hubungan Selina dengan Silvia.

"Kamu percayakan kalau Roman ini Teman Mommy?"

Selina menganggukkan kepalanya, "Ya, aku percaya." ucapnya lalu mengulur tangan. "Senang berkenalan denganmu, namaku Selina Putrinya Mommy Silvia."

"Sudah kuduga, kalian berdua begitu mirip bagai pinang di belah dua, sama-sama cantik," puji Roman supaya Selina tidak mencurigai kedekatannya dengan Silvia.

"Terima kasih atas pujianmu, padahal aku biasa saja enggak secantik yang kau katakan. Kau Temannya Mommy berarti kau juga mau berteman denganku kan?" Selina tersenyum pada Roman.

Sementara Silvia merasa cemburu, pasalnya Selina berusaha dekat dengan Roman--pacarnya. "Em ... Selina, tidak semua Teman Mommy kau anggap Temanmu Nak, Roman tidak akan nyaman bila berteman dengan kamu, karena Roman hanya Teman Mommy."

"Loh, kok begitu? Apa masalahnya?" gerutu Selina, karena Silvia tidak mengizinkan ia berteman dengan Roman.

"Enggak ada masalah apa-apa sayang, hanya saja tidak pantas saja kau berteman dengan Temannya Mommy, dia jauh lebih Dewasa darimu."

"Tidak pantas bagaimana? Yang ada Mommy tidak pantas berteman dengan Orang yang jauh lebih muda dari Mommy, dia hanya pantas jika memiliki Teman sebaya dengannya. Seperti aku!" Selina bersama tatapannya tidak beralih sedikit pun dari Roman.

Tidak mau hubungannya terbongkar di depan putrinya, Silvia segera mengalihkan pembicaraan. "Oh, iya Nak ... bukankah hari ini kamu ada les musik ya?"

"Em, iya memangnya kenapa? Mom mau mengantar Selin?"

"Ya kalau kamu mau."

"Ayo kalau begitu kita pergi!" ajak Selina, lalu pamit pada Roman. "Aku pamit ya, lain kali kita ngobrol ya?"

Roman hanya tersenyum tanpa membalas Selina. Ia terus menatap pada dua wanita yang perlahan menjauh darinya.

***

Saat Silvia dan Selina pergi dari tempat itu, Fred datang melabrak Roman pria brondong yang telah menjadi simpanan mantan istrinya.

"Hei, pemuda murahan!" 

Roman menoleh dengan cepat. "Siapa ya?" tanya Roman yang memang tidak mengenal Fred.

BUGH!

Tanpa aba-aba, Fred menghajar wajah Roman hingga jatuh terhuyung.

"Apa-apaan ini Om?" Roman bangkit hendak membela diri. Namun, Fred menarik kerah kemejanya.

"Ayo ikut denganku, ada yang harus diperhitungkan denganmu! Pria murahan!" umpatnya kesal.

Fred memaksa Roman naik ke mobil, tapi Roman menolak.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa tiba-tiba marah pada saya?" Roman bingung.

"Masuk, saya akan jelaskan siapa saya dan kau akan tahu siapa saya sebenarnya!"

"Tidak! Saya tidak akan ikut dengan Anda!" tolak Roman.

Penolakan itu membuat Fred murka, dia meraih kembali tangan Roman hingga masuk secara terpaksa ke dalam mobil itu.

"Om!" Roman terhuyung masuk dalam mobil. Fred lantas segera menutup pintu mobilnya, dan segera bergegas masuk ke pintu kemudi membawa Roman ke suatu tempat.

'Aku akan menyingkirkanmu sebelum kau terlalu jauh menjalin hubungan dengan Silvia,' batin Fred terus mengemudikan mobilnya.

Roman perlahan bangkit, ia berusaha mengambil kendali kemudi itu.

"Hentikan mobilnya!" paksa Roman mengambil kendali.

Cittt.

Mobil itu terlihat oleng, jalan ke kiri dan ke kanan saat setir itu di perebutkan oleh dua pria yang mencintai perempuan yang sama.

"Berhenti bodoh! Atau kita akan mati bersama!" tukas Roman terus memaksa Fred agar menghentikan mobilnya.

"Kau pikir aku akan menghentikan mobilnya hah! Jangan harap, sebelum di tempat tujuan aku tidak akan berhenti!"

Fred menyikut wajah Roman.

BUGGG.

"ARGHHH!" Roman memekik kesakitan.

Merasa tidak punya pilihan lain, akhirnya Roman menendang pintu mobil yang sedang melaju kencang dengan sekuat tenaga.

Hingga pintu itu terbuka, dan Roman melompat keluar dari mobil itu.

"Aaaaaaaaa."

Roman berguling-guling di tengah jalan aspal hingga membuat dia terluka, apalagi di bagian wajahnya yang diparut jalanan itu.

Meskipun dengan lemah, ia mencoba bangkit agar lolos dari cengkraman Fred yang berusaha menyingkirkannya dari hidup Silvia.

"Aku tidak boleh menyerah."

Bab terkait

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENCARI PERLINDUNGAN

    Jalanan sepi malam itu membuat Roman kesusahan untuk meminta pertolongan, terlebih lagi Fred berhenti, dan berniat menangkap Roman kembali."Aku harus meminta pertolongan pada siapa, tidak mungkin aku menghubungi Tante Silvia, dia tidak akan percaya padaku." ia bergumam sambil berjalan dengan susah payah.Sementara itu Fred berlari ke arahnya, melihat Fred mengejarnya Roman langsung sigap masuk ke dalam hutan yang dekat dengan jalanan itu."Hei! Jangan lari!" Fred berlari dengan cepat, tapi sayangnya Roman telah masuk dalam hutan.Fred mendengus kesal, "Sial! Rupanya Pemuda itu berusaha kabur dariku, tapi lihat saja aku tidak akan membiarkanmu hidup," umpatnya.Fred ikut masuk ke dalam hutan mencari Roman, "Hei Pemuda tidak punya moral, keluarlah!" Namun, Roman tetap bertahan di dalam semak-semak, meskipun lukanya parah dia tetap berusaha bersembunyi.Tapi, Fred terus mencarinya hingga ia melihat tetesan darah di dedaunan yang menuntunnya untuk menemukan Roman, Fred pun menelusuri ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENGKHAWATIRKAN ROMAN

    'Halo ... untuk apa kau menghubungiku di saat seperti ini?!'NIT!Silvia mematikan ponselnya, dia sangat emosi ketika menerima ponsel dari mantan suaminya. Kemudian, Silvia mendekati ruangan rawat itu, sambil meracau mengkhawatirkan Roman."Roman, sebenarnya apa yang terjadi padamu. Kenapa kamu bisa menjadi seperti ini?" Silvia menatap nanar pada sang kekasih yang terbaring lemah di dalam ruangan rawat itu.Wajahnya terlihat begitu mengkhawatirkan pria yang terbujur kaku, mempertaruhkan hidup matinya bergelut dengan mesin medis yang entah bisa menyelamatkan hidupnya, atau tidak.Saat itu Silvia hanya bisa berharap keajaiban datang menyelamatkan kekasihnya.Drtttt...Terdengar ponsel bergetar mengalihkan perhatian Silvia, lagi-lagi si pembuat suasana hatinya berubah itu datang menelepon lagi.Suara di seberang sana terdengar menggema, dan sangat ingin mengetahui keberadaan Silvia.'Kenapa kau sangat susah di hubungi, di mana kamu sekarang?' suara itu terdengar begitu tegas dari seberan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MENCURIGAKAN

    Silvia lantas menoleh pada sumber suara yang sangat familier baginya, raut wajahnya tiba-tiba saja berubah saat melihat orang yang tidak dia harapkan datang."Kamu? Ngapain kamu datang kemari, dan tahu dari mana kalau aku berada di sini?"Fred berjalan mendekat, berusaha merangkul tangan Silvia. "Tentu saja aku tahu kau berada di sini, karena aku mengikuti Selina--Putri kita,""Dad's ... bukannya kamu bilang akan pergi ke kantor, ya? Tapi kenapa malah menyusul Selin?""Daddy mengkhawatirkan kamu Nak, terlebih lagi Daddy ingin bertemu dengan Mommymu. Daddy sangat merindukan kebersamaan kita yang dulu," ucapnya seraya menatap Silvia, "Apa kau tidak merindukan kebersamaan kita Silvia?""Tidak sama sekali!" jawabnya ketus.Ceklek!!!Mereka mengalihkan perhatian saat seorang dokter keluar dari ruangan IGD. Terutama Silvia langsung melempar pertanyaan soal kondisi Roman, brondong kesayangannya."Bagaimana dengan keadaannya sekarang, 'Dok?"Selina ikut bertanya, "Apa dia baik-baik saja Dok?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DIKEKANG TANTE SILVIA

    Mendengar Roman bersikukuh ingin bertemu dengan perempuan yang menolongnya, Silvia naik pitam dia sangat murka pada Roman."Ya, sudah kalau kau tetap ingin bertemu dengan Perempuan itu. Aku yakin sampai kapanpun tidak akan pernah bertemu!" tukas Silvia kesal.Lalu pergi meninggalkan Roman dengan kecewa, "Sial! Kupikir hanya aku yang menyelamatkannya. Ternyata ada Orang lain, tapi siapa sebenarnya yang membawa Roman ke Rumah Sakit, apa Perempuan itu suruhan Fred?" gumam Silvia beranjak pergi.Silvia berjalan di koridor rumah sakit, saat itu datang dua pria berbadan kekar menghampirinya."Nyonya Silvia," panggil salah seorang dari dua pria itu.Silvia menghentikan langkahnya. "Ya, siapa kalian?" sambil menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala dua pria itu."Perkenalkan saya Daniel, dan ini rekan saya," pria bernama Daniel itu menunjuk pada rekan kerjanya yang berdiri di sampingnya."Saya Zevin, Nyonya," sambung pria itu.Silvia berusaha mengingat-ingat, tiba-tiba saja ia teringat pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU SANG TERAPIS

    BYUR!!!Roman membuka matanya saat seseorang menyiram wajahnya dengan seember air."Kenapa Tuan, ada masalah apa denganku?" tanya Roman lemah, sambil merasakan perihnya luka di wajah yang tersiram air.Pria itu tersenyum menyeringai meraup dagu pemuda malang ini."Masalahnya kau meninggalkan panti Roman, coba saja kau tidak bermain dengan Perempuan itu. Mungkin saja panti pijat saya tidak sesepi sekarang," "Lalu kenapa kau menyalahkan aku? Bukankah kau yang telah menjualku pada Tante Silvia?"BUGH!Pria itu memukul perut Roman, hingga kesakitan. "Beraninya kau menyalahkan aku?!" tukas pria pemilik panti pijat itu, "Mulai sekarang kau akan bekerja padaku, wahai budak murahan."Pria berperawakan tinggi itu mendorong Roman hingga ambruk, lalu pria itu pergi dengan ditemani dua orang ajudannya."Ayo tinggalkan dia, jangan kasih dia makanan apapun!" pria itu pergi meninggalkan Roman yang dibiarkan terkurung

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   TAKUT DENGANMU

    Sebuah kaki jenjang di hiasi sepatu heels merah melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan pijat, di mana di sana sang terapis sudah menunggunya. "Kau boleh pergi!" perintah Silvia pada seorang yang mengantarnya. Perlahan ia berjalan mendekati Roman yang terus menundukkan kepalanya."Kenapa kau, tidak berani menatapku? Takut padaku Hem?" sinis Silvia marah pada Roman yang tanpa ada penjelasan pergi darinya.Roman masih diam saja, tidak berani menatap perempuan yang dicintainya itu.Merasa kesal pada Roman, Silvia pun langsung meraih dagu Roman, hingga membuat wajahnya mendongak. "Jawab aku Roman, kenapa kau pergi begitu saja?""Tan-tante ... aku takut dekat denganmu, sebab begitu banyak Orang yang menentang hubungan kita." lirihnya dengan bibir bergetar.Silvia mengerutkan kening, pasalnya selama ini ia tidak tahu apa-apa yang di hadapi kekasih berondongnya ini."Kenapa kau musti takut, apa ada Orang yang mengancam kamu?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   SIKAP ACUH ROMAN

    BRUG!!!Silvia terlonjak kaget saat sebuah mobil menabrak bemper belakang mobil yang di tumpanginya, bahkan ponselnya hingga jatuh. Padahal saat ini dia sedang berbicara dengan putrinya, Selina."Sial!" umpatnya kesal.Roman sama kagetnya dengan Silvia, mereka segera turun dari mobil, untuk melihat bagian belakang mobil. Namun, tidak terduga dua pria berbadan kekar keluar dari mobil yang menabrak bagian belakang mobil itu."Kenapa dengan mobilnya, 'Nyonya?" salah seorang pria itu bertanya pada Silvia."Tidakkah kalian lihat, kalian masih punya mata kan?" sinis Silvia kesal.Tapi, dua pria itu hanya menatapnya-sambil tersenyum."Kau ikut dengan kami kembali," ucap dua pria yang sangat familiar bagi Roman."Tidak! Saya tidak akan ikut lagi dengan kalian, bilang sama Tuan Jackson aku bukan lagi Anak buahnya."Roman menolak dua pria itu yang memintanya kembali ke panti pijat. Silvia pun marah pada mereka terutama pada Jackson, lantaran dia telah menebus Roman dari pria mucikari itu."Apa-a

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DIAM-DIAM BERTEMU SELINA

    'Aku membutuhkan Teman curhat, apa kau mau mendengarkan curhatan aku Roman?'Kalimat pesan itu masih dibaca olehnya, setelahnya ia bangkit mengetik pesan balasan.'Tentu saja bisa, apa kau inginkan aku menemuimu?'Roman bertukar pesan dengan Selina, calon anak tirinya itu.TING. Pesan balasan dari Selina kembali datang padanya.'Ya, jika kau bisa aku ingin bertemu,'Roman lantas segera membalasnya lagi, 'Kalau begitu kita akan bertemu di Cafetaria dekat tempat tinggalmu,' 'Baiklah,' balas Selina dari seberang sana.Setelah mendapat balasan Roman lantas bersiap pergi, mengganti pakaian layaknya akan bertemu kekasih. Kendati demikian cintanya hanya Silvia bukan yang lain."Tan," Roman mencari Silvia, tidak lupa ia meminta izin darinya. Tapi, Silvia tidak ditemukan di mana pun sehingga ia pergi tanpa sepengetahuan Silvia.Sementara di seberang sana, tepatnya di sebuah Cafetaria yang di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02

Bab terbaru

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Harus Memiliki Kekuasaan

    Roman terdiam ketika pelayan itu berbicara seperti itu padanya, tapi ia juga berusaha memahaminya dengan serius. "Harus menjadi apa? Kau pikir aku harus apa?" Roman semakin bingung dengan maksud pelayan itu. "Astaga Tuan... pintarlah sedikit, kau punya segalanya! Oke, saya akan katakan pada Anda tidak akan pakai klue-klue lagi, Anda harus memiliki kekuasaan!" tandas pelayan bernama Dian itu. Menurut Dian dengan kekuasaan yang Roman miliki, ia akan semakin leluasa bertindak dalam hal apapun jika ia mau, tentu saja dalam hal ini Roman akan bisa berhubungan dengan mulus bersama Silvia tanpa takut akan halangan apapun. "Ternyata kau pintar Dian," ucap Roman menoyor kepala pelayan itu, "Saya suka dengan cara berpikirmu." "Pintarkan saya?" ujar Dian berbangga diri. "Oke, kali ini kau setuju kalau kau pintar." Roman terkekeh senang, akhirnya ia memiliki jalan untuk segera menyatukan hubungannnya dengan sang kekasih. *** Esok pagi pun telah menyapa kembali, dan hari ini Rom

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Sedikit Pencerahan

    "Tuan, lebih baik Anda menuruti perintah Tuan besar. Tolong jangan persulit pekerjaan saya," seorang pelayan tampak memohon pada pria muda itu agar menemui kakeknya. Roman masih berdiam diri dan acuh di dalam kamarnya. "Tuan, sebenarnya apa masalah kalian? Ceritakan pada saya, saya janji akan membantu Anda," Pelayan yang sebaya dengan Roman masih mencoba membujuk agar tuannya menurutinya, dan memperlancar pekerjaannya. Ceklek!!! Roman kembali membuka pintu kamarnya, "Kau pikir, kau bisa membantu masalahku? Jangan seolah kau serba tahu tentang masalahku, sana pergi! Saya tidak akan menuruti keinginan tua Bangka itu!" "Tuan, ayolah saya mohon... jangan persulit pekerjaan saya," perempuan itu memohon padanya dengan memelas. "Ada keluarga yang harus saya biayai agar dapat bertahan hidup, apa Anda akan Setega ini. Saya tidak mau dipecat hanya gara-gara saya tidak bisa membujuk Anda Tuan." Roman terdiam dan mengamati perempuan yang memelas di hadapannya, ia berpikir kakeknya s

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Ternyata Jadi Orang Kaya itu Rumit

    "Aku akan terus berusaha meyakinkanmu kalau aku pantas untuk Cucumu Tuan Rezenzo!" ucap Silvia yang terjatuh menatap nyalang pada mobil yang membawa kekasihnya. Perlahan ia bangkit kembali meski hatinya hancur ketika cintanya tidak mendapatkan restu, akan tetapi ia berusaha yakin kalau pada saatnya kakek Roman akan menyetujui hubungannya. Sebuah kaki tiba-tiba menjulur tepat di depan matanya ketika ia akan bangkit dari terjatuhnya, ia menatap pada si pemilik kaki jenjang itu, "Shania?" Dengan sinis Shania menatap ibunya, "Mama masih belum sadar diri! Kau ini tidak pantas untuk Roman Ma, sadarlah yang pantas itu hanya aku!" ujar Shania sambil berjongkok menatap Silvia.Namun, Silvia mengabaikan ucapan putrinya. Ia lantas segera bangkit dan menghindar dari Shania, ia merasa tidak perlu menanggapi putrinya yang terus mencampuri urusannya."Mama!" teriak Shania kesal karena di abaikan ibunya, "Aku belum selesai bicara!"Silvia tetap saja beranjak tanpa menengok ke belakang, ia terus b

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   ANGGAP SAJA MENEBUS KESALAHANKU

    Setelah Rezenzo meninggalkan kamar itu, Roman hanya terdiam dan menatap kepergian pria paruh baya yang mengaku dirinya adalah kakek kandungnya dari sang ayah. 'Ke--kenapa baru sekarang kau datang Kek, di saat aku di hina dan di kerdilkan ke mana saja kau selama ini?' batin Roman dengan penuh sesak. "Kak, kenapa kau tidak memaafkan Kakek kak?" tanya Syifa yang masih belum memahami mereka. "Kakek sangat baik sekali padaku, padamu juga..." Roman menangkup punggung tangan kecil adiknya, dan berusaha bersikap tenang meski luka di hatinya masih belum sembuh. "Kaka perlu waktu untuk menerima semua ini Syifa... Kakak pikir akan lebih baik jika kita hidup hanya berdua tanpa ada pria itu!" "Tapi Kak?" "Kenapa Syifa? Apa kau bosan hidup dengan Kakak?" Syifa yang takut kondisi kakaknya memburuk ia pun hanya menggeleng kepalanya, "Tidak Kak, selama ini aku sangat senang bersama kamu." Roman tersenyum melihat adiknya yang menurut apa katanya. Namun sebenarnya Roman pun sangat menge

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   KITA SUDAH PISAH

    Fred tersenyum menyeringai begitu mengetahui keberadaan Silvia, ia merasa lega karena mantan istrinya itu masih hidup. Tapi, ini diluar dugaannya kalau Roman masih hidup, dan di jaga ketat oleh seorang yang cukup berpengaruh dari negeri seberang. "Bagaimana Tuan, apalagi yang harus kami lakukan pada Pria muda itu?" tanya salah satu anak buah Fred padanya di seberang sana. "Untuk saat ini tahan Silvia, aku ingin menemuinya." "Baik Tuan." Fred segera bergegas menuju rumah sakit tempat di mana Silvia terlihat oleh para anak buahnya yang kini terus berusaha mencari keberadaan mantan istrinya itu. Hingga Fred tiba di rumah sakit, Silvia masih di hadang oleh dua orang pria yaitu anak buah dari mantan suaminya itu. "Untuk apa kalian menghalangi jalanku? Urusan saya dengan Bos kamu telah selesai, jadi biarkan aku pergi!" ketus Silvia merasa jengkel. Kali ini Fred bersikap dengan sangat lembut terhadap Silvia ia berharap perempuan itu akan melunak padanya. "Silvia... maafkan me

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Kasih yang Tidak di Restui

    Silvia begitu khawatir ketika mendengar Roman koma, sehingga ia ingin segera menemui kekasihnya itu, meski terpaut sangat jauh usianya dengan pemuda itu, tapi Silvia yakin pria itu adalah pilihan yang tepat baginya. "Antarkan aku untuk menemuinya Ma, Pa." "Tentu saja Nak, kami akan mengantarkanmu padanya," ucap Sivanya begitu senang, lantaran Roman adalah cucu dari konglomerat dari negeri tetangga dan sangat jauh dengan mantan menantunya itu yang selalu bergantung pada putrinya. "Tapi tunggu dulu... sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kau menemuinya Silvia," cegah papa Silvia untuk tidak menemui Roman dalam waktu dekat ini. "Kenapa?" tanya Silvia heran. "Tuan Rezenzo Malik sepertinya tidak ingin Cucunya di ganggu." ucap sang Papa. "Apa masalahnya? Aku kekasihnya!" Silvia tidak terima kalau niatnya di halang-halangi. "Aku akan tetap menemuinya." Silvia tidak mendengarkan apa kata orang tuanya, ia pun tetap pergi dan ingin menemui Roman yang saat ini dirawat di rum

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Silvia Kembali Ke Kota

    Nyonya Sivanya heran dengan kedatangan Rezenzo Malik—terlihat datang bersama Syifa, tentu saja ini membuat ia dan suaminya bertanya-tanya.“Ada keributan apa ini?”Dokter itu memundurkan sedikit tubuhnya menjauh dari kedua orang yang mengaku orang tua Silvia, “Ini Tuan, mereka berdua adalah Orang tua dari pacarnya Tuan Roman,” ujar sang dokter.Rezenzo Malik menatap arah pada Sivanya dan suaminya, “Kalian ada masalah apa dengan Cucu saya?”“Hah?” Sivanya dengan suaminya hanya terpelongo, “Wah, Anda pasti bercanda... mana mungkin Roman yang hanya Terapis pijat memiliki Kakek seperti Anda.”Tuan Rezenzo Malik mendekatkan wajahnya, berusaha mengintimidasi perempuan—yang selalu bersikap angkuh itu. “Apa Cucuku seperti ini ada hubungannya denganmu?”Sivanya semakin terpelongo mendengar Rezenzo Malik mengakui kalau Roman adalah cucunya, “Apa?”“Kau masih juga tuli, apa kondisi cucuku saat ini ulahmu?!” bentak tuan Rezenzo Malik.“Ti—tidak... mana mungkin aku berani berbuat seperti i

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   TERNYATA ROMAN KETURUNAN KONGLOMERAT

    “Boleh kami periksa bagian dalam Rumahmu?” Dua anak buah Fred meminta persetujuan untuk menggeledah rumah kakek yang menyelamatkan Silvia. Tapi, kakek itu tidak membiarkan dua orang itu masuk ke rumahnya.“Saya keberatan jika kalian ingin masuk ke Rumah saya.” Tolaknya dengan tegas namun dua orang itu memaksa.“Saya terpaksa akan memanggil warga jika kalian nekat masuk!” Seru kakek itu, dan kedua anak buah Fred mengurungkan niatnya.“Sial! Kau cari mati dengan kami wahai Kakek Tua!”“Pergi dari sini, perempuan yang kau cari bukan di rumah kamu!” usir kakek itu.Kedua anak buah Fred pun langsung pergi karena takut dengan ancaman kakek itu, “Bagaimana ini Bos? Apa katanya nanti kata Tuan?”“Kita awasi saja Rumah ini,” ujar anak buah Fred yang satunya lagi.Sementara kakek itu segera masuk dan menutup rapat pintu rumahnya, yang terbuat dari bambu itu.“Di mana dia Buk?” tanya sang kakek pada istrinya.“Dia bersembunyi di gudang padi Pak, Bagaimana Orang-orang itu sudah pergi k

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   BERTEMU DENGAN ORANG BAIK

    Di sebuah sungai di pinggir kota metropolitan yang sangat megah, jauh dari mana pun perempuan cantik tengah terbaring tidak sadarkan diri di atas sebuah pohon yang terbawa hanyut, beruntung ada seseorang yang menemukan dan menolongnya. "Hey! Astaga ini ada Orang hanyut, cepat bantu." seorang pria paruh baya yang tengah mencuci cangkulnya di ladang turun setelah melahirkan ada seseorang yang terapung di derasnya sungai. Beberapa orang kemudian membantu pria paruh baya itu, untuk menolong seorang yang memang membutuhkan bantuan, "Sepertinya di Orang Kota ya Bah?" "Iya, Ibu... ayo bantu Abah," pintanya pada perempuan paruh baya--yang sepertinya istri dari pria paruh baya itu. Sementara yang lainnya menunggu di atas sungai, untuk membantu menerima perempuan yang tengah pingsan tak sadarkan diri. Hingga akhirnya mereka membawa perempuan yang tidak sadarkan diri itu ke gubug di tengah ladang. Perempuan paruh baya segera mengganti pakaian perempuan muda yang ditemukan suaminya di

DMCA.com Protection Status