Home / Romansa / TEMAN TAPI MESRA / Cemburu & Curiga

Share

Cemburu & Curiga

Author: Ms. Bloomwood
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sasha yang mengharapkan makan siang yang menyenangkan dengan sahabat Daniel, cukup kecewa karena sikap Gianna yang menurut Sasha agak urakan dan tidak bisa menempatkan diri.

Ia curiga antara Daniel dan Gianna dimasa lalu bukan hanya sekedar hubungan sahabat. Karena Gianna terlalu tau Daniel, sampai ke dalam-dalamnya!

Sepulang dari meeting dengan Gianna untuk membicarakan klien besar pertama yang akan bergabung dengan LPC, Daniel dan Sasha mampir ke Beach Club untuk duduk-duduk dan melihat sunset.

"Sorry ya Sha, Gianna memang seperti itu. Dia gak pernah bisa jaga mulutnya,"

tukas Daniel, saat itu mereka sedang berdiri menghadap ke pantai.

Sasha berusaha menyembunyikan kekesalannya,

"It's okay, lama-lama juga nanti aku terbiasa,"

Sahut Sasha dengan suara yang ia buat sesantai mungkin.

Dengan lembut Daniel menarik pinggang Sasha agar mendekat padanya, lalu ia memeluk Sasha sambil mata keduanya tetap menatap ke arah pemandangan pantai yang indah, sunset sebentar lagi akan turun.

"T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
arysya
cinta apa, Nyeet?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TEMAN TAPI MESRA   Starting Up

    Setelah hampir satu minggu menghabiskan waktu di Bali, Sasha kembali ke Jakarta. Ia dan Daniel baru saja sampai di depan rumah Sasha saat tiba-tiba seseorang tampak baru saja keluar dari rumah Sasha dengan wajah putus asa. Sasha membuka pintu mobil dengan wajah pias, ada rasa bersalah di hatinya, tapi juga ada rasa kecewa. "Sha?" Raga berdiri di depan Sasha dengan wajah tak terbaca. Lalu ia melihat Daniel yang turun dari mobil dan berdiri di sebelah Sasha. Tangannya mengepal."Semua orang bingung nyari lo Sha! Oma, Mama, Jasmine, Katia! Lo cuma pamit mau keluar kota tapi gak bilang mau kemana! Ternyata lo malah pergi sama orang ini?!" suara Raga terdengar bergetar. Sasha terdiam, bibirnya mulai bergetar, ingin menangis. Daniel memilih diam, enggan turut campur, takut memperkeruh suasana. "Sha, mungkin sebaiknya aku pergi dulu, biar kamu bisa selesaikan semua dengan Raga," bisik Daniel pada Sasha, lalu beranjak pergi setelah Sasha mengangguk mengiyakan. Daniel percaya dengan Raga,

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Dua Wanita Yang Mengerikan

    Masih di dalam ruangan kantor. Daniel menatap Sasha, mempelajari ekspresi wajah Sasha yang berubah. Lalu ia memeluk Sasha dari belakang. "Sha, aku tau kamu kurang nyaman dengan Gianna, tapi untuk saat ini, we need her so bad! Do it for LPC, do it for me, please?" tukas Daniel di telinga Sasha, sangat dekat sampai Sasha bisa mencium aroma aftershave milik Daniel. "Well, i have no choice then," sahut Sasha lalu memegang tangan Daniel dan mengusapnya pelan. "Gosh, you turn me on everytime Sha," Daniel mencium leher Sasha, membuat hasrat Sasha mulai tergelitik. Dengan satu gerakan cepat Daniel memutar tubuh Sasha menghadapnya, lalu menyentuh bibir Sasha pelan dan menciumnya dengan lembut. Sasha balas mencium Daniel, tangannya mulai menjelajah pinggang Daniel, mereka mulai sama-sama tak dapat menahan hasrat satu sama lain, namun tiba-tiba. "Whoa Whoa!!! Apakah aku masuk ke ruangan yang salah?!" Gianna berdiri di sana dengan senyum menyebalkan yang membuat Sasha langsung menjauh dari

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Mantan Teman Tidur

    "Babe, get some rest, kepala kamu pusing kan?" tukas Daniel, tangannya sedang sibuk mencuci ayam di sink cuci piring. Sasha bangkit dari duduknya, berdiri memeluk Daniel dari belakang. "Aku udah enakan kok, aku bantuin masak boleh?" Daniel menoleh mencium kening Sasha, setelah selesai mencuci ayam dan mencuci tangannya, Daniel berbalik badan. "Sha," Daniel memeluk Sasha sambil menciumi rambut Sasha. "Move in with me! Penthouse ini terlalu besar untuk aku sendiri," tukas Daniel, suaranya terdengar sungguh-sungguh. Sasha terdiam, apakah tidak terlalu cepat untuk mereka tinggal bersama? Mereka baru saja benar-benar memutuskan untuk menjalin hubungan kurang dari dua minggu yang lalu. Tapi Sasha sudah sangat nyaman dengan Daniel, ia seperti selalu merasa terlindungi. "Are you sure about this?" tanya Sasha, ia melepaskan pelukan Daniel dan menatap mata Daniel dalam. Daniel memegang kedua tangan Sasha,"I've never been this sure!" suara Daniel terdengar sangat meyakinkan. Membuat Sas

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Tinggal Bersama

    Daniel mengemudi kencang, matanya fokus ke depan, ia sama sekali tak berkata apa-apa. Begitu juga Sasha, yang memilih diam dan berpaling melihat ke jendela mobil. Dalam hati Sasha menggerutu, mereka baru saja menjalin hubungan selama kurang dari dua minggu dan sudah ribut seperti ini. Bagaimana bisa ia mengharapkan hubungan yang langgeng dengan Daniel. Gianna Gianna Gianna! Rasanya Sasha ingin menjambak wanita itu, apa hak dia memperlakukan Sasha seperti itu. Dan mengapa pula Daniel harus membela Gianna! Jangan-jangan ini bukan sekedar tentang LPC, tapi tentang Daniel yang mungkin juga tidak bisa kehilangan Gianna, seperti Sasha tidak ingin kehilangan Raga. Mungkinkah memang seperti itu? Sasha terus berpikir dan berdebat dengan dirinya sendiri, sebentar ia menyalahkan dirinya sendiri namun segera berbalik menyalahkan Daniel. Begitu terus sampai akhirnya ia tertidur kelelahan di tengah kemacetan Jakarta. "I know it's not easy for us Sha, tapi perasaan aku ke kamu itu nyata, rasany

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Jealousy Incernate

    Daniel menunggu Sasha membuka mulutnya, namun Sasha masih terdiam sambil menatap Daniel, seolah sedang menimbang-nimbang. "Why?" tanya Daniel setengah kecewa karena Sasha tidak terlalu terlihat excited. Sasha menghela nafas,"Pernikahan gak semudah itu Dan, apa gak terlalu cepat buat kita melangkah sejauh itu," tukas Sasha hati-hati. Daniel menyandarkan tubuhnya ke dipan,"Why should we wait kalau kita sudah yakin satu sama lain?" sahut Daniel. "Marriage is not only about us, ini melibatkan keluarga kita juga, especially my family, I can't just leave them like that," ujar Sasha pelan. Daniel menatap Sasha penuh tanda tanya, "leave them? What do you mean? Kita hanya akan menikah Sha bukan pergi kamana-mana, we are not going to leave your family," tukas Daniel meyakinkan Sasha. Sasha memegang tangan Daniel, "Take it slow please, step by step. I just, I'm not ready for the marriage thing," pikiran Sasha terbang berputar mengingat Jasmine dan Katia yang masih harus ia besarkan. Haru

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Ups & Downs

    "Babe, did you see my phone?" tanya Daniel saat Sasha terbangun. Jam digital menunjukkan pukul 7.00 pagi. Sasha mengernyit silau karena Daniel sudah membuka tirai lebar-lebar. "No, where did you put it?" sahut Sasha parau, ia mengikat rambutnya lalu beranjak menuju kamar mandi. Daniel menggumam tidak jelas. Sampai Sasha selesai mandi Daniel masih mencari-cari ponselnya, "Gak ketemu?" tanya Sasha sambil ikut mencari. Daniel menerawang, mengingat-ingat dimana ia terakhir meletakkan ponselnya. Lalu ia menepuk dahinya, "Astaga! I think I left it in the car!" tukas Daniel tiba-tiba. Sasha hanya menarik nafas, tak habis pikir. "Babe, can you call Gianna, maybe she kept my phone," Daniel menghampiri Sasha yang sedang mengeringkan rambut. "How can I? I don't even have her number," sahut Sasha singkat. Daniel mengernyitkan dahi, "You guys are office mate, kamu harusnya punya nomor dia Sha, just for office matter you know," tukas Daniel datar, tak bermaksud menyinggung Sasha. Sasha me

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Back To Raga

    Sasha : Babe, I'm sorry, I left the office earlier, I need to see Raga, he got an accident. Daniel : Oh God, is he okay? Sasha : I haven't see him yet, I hope he is.Daniel : Should I come? Sasha : Nope, I'm fine. I'll just take taxi to get home. Will text you the update, Love you. Daniel : Okay, take care please. Don't worry Babe, Raga will be alright. Love you more! Sasha memasukan lagi ponselnya ke dalam tas lalu setengah berlari menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang rawat inap tempat Raga di rawat. Wajahnya benar-benar pucat, ia sangat takut jika harus kehilangan Raga. "Tante!" pekik Sasha memanggil Ibu Raga yang baru saja keluar dari ruang rawat inap. Ibu Raga menoleh, lalu tersenyum menyambut Sasha. "Tante, gimana keadaan Raga tan? Maaf aku baru sempat kesini," tukas Sasha pelan, belum apa-apa ia sudah ingin menangis. Ibu Raga memeluk Sasha hangat, "Gak pa pa Sha, masuk aja, mumpung Raga belum minum obat. Nanti kalau udah minum obat dia bakal tidur terus," Ibu Raga m

    Last Updated : 2024-10-29
  • TEMAN TAPI MESRA   Semakin Cinta

    Dua minggu kemudian, seluruh departemen di Luke & Park Communications disibukkan dengan rencana launching produk keuangan baru untuk klien mereka, HBI. Tim Sasha dari Media Department dan Tim Arayi Hilman dari Creative Department sudah berjam-jam berdiskusi di ruang meeting sampai lupa jika jam makan siang sudah berlalu dua jam sebelumnya. Semenantara Daniel dan Tim Gianna sedang sibuk dengan akuisisi klien selanjutnya dari SIB yang merupakan Bank yang berasal dari Singapura. Dua minggu juga sudah berlalu sejak terakhir kali Sasha mengetahui jika Raga mengalami kecelakaan, sejak saat itu sampai detik ini setiap pulang kerja Sasha selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Raga yang sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Sasha selalu berusaha menghibur Raga karena Raga mungkin akan mengalami tekanan pasca kecelakaan yang menyebabkan kakinya patah sehingga harus menunggu selama delapan bulan hingga satu tahun sebelum ia bisa kembali normal seperti biasanya. Daniel seperti kebanyakan

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • TEMAN TAPI MESRA   The End

    Empat Bulan Kemudian. Kehamilan Sasha sudah menginjak usia tiga puluh delapan minggu. Berat badannya sudah naik sekitar dua belas kilogram. Sasha mulai sering mengikuti senam kehamilan karena ia sangat berharap bisa melahirkan secara normal kali ini walaupun itu semua rasanya hampir tak mungkin karena sebelumnya ia melahirkan secara Caesar. Gendis sudah lebih dulu melahirkan seorang bayi tampan yang diberi nama Shawn, mereka sempat berkumpul untuk merayakan kelahiran Shawn, bahkan Daniel ikut bergabung secara online melalui video telekonferensi. Sasha dapat melihat Daniel sudah jauh lebih baik saat ini. Sepertinya ia sudah lebih bisa menerima keadaan. Sementara Evan akhirnya bisa memulangkan Allysa dan Ibunya ke Indonesia. Evan juga mengajak Sasha dan Raga bergabung bersamanya membuka bisnis restoran yang akan segera di buka beberapa bulan ke depan. Evan juga membeli rumah di dekat rumah Sasha agar Allysa bisa bermain bersama Katia dan agar Ibu Evan bisa membantu Sasha merawat Kati

  • TEMAN TAPI MESRA   Zurich

    "Gimana Van menurut kamu? Itu yang terbaik yang bisa saya dan Raga lakukan," tukas Sasha setelah menjelaskan semua rencananya pada Evan. Saat itu mereka berada di dalam ruang rawat inap rumah sakit Husada, tempat Sasha sedang menjalani rawat inap. Evan manggut-manggut, "Oke, that's a good idea, saya malah gak kepikiran," sahut Evan seperti biasa dengan nada datarnya. "Well okay, kalau gitu segera kita urus surat kuasanya, begitu Sasha sehat saya dan Sasha akan langsung ke Zurich," tandas Raga tak ingin berlama-lama karena ia ingin Sasha segera beristirahat. "Okay, kita bicarakan di luar aja, kamu istirahat aja Sha. Terimakasih ya," ucap Evan kaku lalu mengulurkan sekotak cokelat pada Sasha. Setelah itu Evan keluar mengikuti Raga yang sudah lebih dahulu melangkah keluar. Sasha tertawa kecil melihat tingkah kaku Evan, dalam hati Sasha bertanya-tanya, bagaimana orang seperti Evan bisa membesarkan seorang putri seperti Allysa. *****Satu minggu kemudian. "Waaaahhh dingin banget!" seru

  • TEMAN TAPI MESRA   Trauma Yang Tak Pernah Hilang

    "Sha! Sha!" lamat-lamat suara Raga terdengar di telinga Sasha. Sasha membuka matanya perlahan, aroma Lavender menyeruak masuk ke indera penciumannya. Biasanya aroma tersebut akan memenangkannya, tapi kali ini aroma Lavender kesukaan Sasha sama sekali tidak dapat menenangkan hatinya. "Sha, kamu udah sadar?" ujar Raga dengan nada khawatir. Sasha dapat melihat Raga yang berdiri di sebelah kanannya dan Reina yang berdiri di sebelah kirinya, Sasha sampai bingung akan mengalihkan pandangan kemana, karena Sasha sedang tak ingin melihat keduanya. "Sha? Kamu bisa denger aku kan?" tanya Raga yang bingung karena bahkan setelah sadar Sasha tidak mengatakan apa-apa. Sasha mengangguk pelan, masih enggan membuka mulut. "Sasha, tadi kamu pingsan, tekanan darah kamu rendah sekali, HB kamu juga rendah, sepertinya kamu perlu dirawat paling tidak sampai HB kamu normal," tukas Reina dengan nada profesional. Sasha hanya diam saja, ia memilih untuk memejamkan mata karena tak ingin menatap Raga ataupun Re

  • TEMAN TAPI MESRA   Memeluk Wanita Lain

    "Sayang, jangan lupa hari ini kita check up lho!" seru Sasha sebelum Raga berangkat ke kantor. Raga mengerlingkan sebelah matanya tanda mengiyakan. Setelah Raga berangkat kerja, Sasha melakukan rutinitas yang setiap hari ia lakukan secara berulang-ulang. Membereskan piring sisa sarapan, menyedot debu, membereskan semua kamar dan membereskan baju yang akan dibawa ke laundry.Ponsel Sasha berdering saat Sasha sedang bersantai sambil menikmati secangkir cokelat panas.Sebuah nomor yang tak dikenal. "Halo?" sapa Sasha santai. "Sasha, this is Evan," sebuah suara yang sangat Sasha kenal menyapa. Sasha langsung meletakkan cangkirnya, "Evan? Oh Hai! Jadi gimana?" tanya Sasha antusias, ia sangat ingin membantu Evan, karena Sasha tak tega melihat kehidupan Evan yang terlihat sangat kesulitan sekarang ini."Can I talk with your husband too, sebenarnya saya merasa kurang nyaman kalau kita harus berkomunikasi tanpa ijin dengan suami kamu," tukas Evan datar. Wajah Sasha memerah, bukankah seharusnya

  • TEMAN TAPI MESRA   Kemunculan Yang Tiba-Tiba

    Tiga bulan kemudian.Kehamilan Sasha mulai menginjak usia lima bulan. Berat badannya sudah bertambah sekitar empat kilogram membuat Sasha merasa sangat tidak nyaman karena bajunya mulai banyak yang tidak muat. “Kenapa sih Sha marah-marah terus?” tanya Raga yang melihat Sasha sedang berdecak kesal karena bahkan celana longgar yang biasa ia kenakan tidak muat juga. “Sebel! Celana yang ini juga gak muat!” seru Sasha seraya membuka kembali celana yang sudah dipakainya sampai ke paha. Raga tertawa, “Kan aku udah bilang, belanja baju baru gih! Kamu alasannya saying uang terus,” ledek Raga sambil mengancingkan kemejanya.Sasha menekuk wajahnya,”Ya kan aku gak tau kalau berat badan aku bakal naik secepat ini,” ujar Sasha sebal. “Ya udah belanja gih, ajak Gendis aja! Berangkatnya sekalian sama aku,” tukas Raga seraya menoleh menatap Sasha yang masih menggerutu. “Beneran?” tanya Sasha, semenjak ia memutuskan untuk stay at home dan tidak bekerja, ia selalu bersalah jika harus mengeluarkan uang u

  • TEMAN TAPI MESRA   Puberty

    Sasha berdiri di lobby Penthouse sambil melamun menatap pilar besar. Ia teringat perpisahan terakhirnya dengan Daniel tadi, tiba-tiba dadanya menjadi agak sesak. Tapi paling tidak hanya kenangan indah yang tersisa, ia berharap Daniel akan mendapatkan kebahagiaan seperti dirinya. "Cantik!" panggil Raga dari balik kemudian saat mobilnya sampai di lobby Penthouse. Sasha langsung tersadar dari lamunannya dan tersenyum pada Raga, suaminya, tempatnya pulang. "Gimana kabar Daniel?" tanya Raga sambil mengemudi. Sasha menghela nafas panjang, "Dia keliatan jauh lebih baik, lebih sehat, kayaknya Olin ngejalanin tugasnya dengan baik!" sahut Sasha santai. Ia tak ingin terlalu menunjukkan jika ia masih sangat peduli dengan Daniel. "Wah bagus dong, semoga dia cepet balik kayak dulu ya, kayaknya Luke udah keteteran pegang LPC karena dia mesti urus perusahaan dia yang di Bali," tukas Raga. Sasha terdiam, menatap mobil yang melaju di depannya. "Daniel mau pindah ke Oslo, dia gak akan urus LPC lagi,"

  • TEMAN TAPI MESRA   Meninggalkan Masa Lalu

    Malam harinya saat Sasha kembali ke rumah, Raga terlihat tertidur di sofa ruang TV. Sementara di karpet, Jasmine dan Katia terlihat sedang menonton film. "Ssssttt," Jasmine meletakkan ibu jari di mulutnya saat Sasha nyaris membuka mulut. "Baru tidur tuh Kak Raga, kecapean kayaknya," tukas Jasmine sambil mengambil paper bag yang dibawa Sasha. "Wah cheese cake! Kakak dari mana?" tanya Jasmine sambil mengeluarkan cheese cake dari papar bag. "Abis ngobrol sama Kak Gendis, kalian udah makan?" tanya Sasha seraya meletakkan tas tangannya ke atas sofa. "Udah! Tadi Kak Raga bikin nasi goreng!" jawab Katia riang. "Oh ya? Enak gak?" tanya Sasha. "Banget!" sahut Jasmine dan Katia bersamaan, membuat Sasha mau tak mau tersenyum. Ia berjongkok di depan Raga, lalu meniup-niup wajah Raga pelan. Raga membuka matanya perlahan, "Eh, udah pulang sayang?" ujar Raga dengan wajah terkejut. Raga meregangkan tubuhnya lalu bangkit dari tidurnya. "Capek ya?" tanya Sasha seraya duduk di sebelah Raga. "Lumayan,

  • TEMAN TAPI MESRA   Mantan

    Dua Bulan Kemudian. Tubuh Sasha masih saja ramping walaupun kehamilannya sudah menginjak usia kandungan delapan minggu. Hari ini adalah jadwal kontrol rutin bulanan Sasha ke dokter Reina. Bulan lalu ia tidak kontrol karena merasa belum perlu, namun karena belakangan Sasha mulai sering merasa pusing dan blackout ia memutuskan untuk check up segera ke klinik dokter Reina. Dengan ditemani oleh Raga, Sasha berangkat menuju klinik dokter Reina. Hari adalah hari kerja sehingga pasien dokter Reina tidak begitu banyak. Sasha sudah hampir melupakan pesan yang ia duga dikirimkan oleh dokter Reina. Karena Raga tidak merespon pesan romantis itu, Sasha memutuskan untuk melupakannya saja. Walaupun demikian Sasha tetap merasa perlu tampil cantik dan menarik di depan dokter Reina agar ia tidak diremehkan. Ia ingin mempertegas bahwa Raga adalah miliknya, suaminya, ayah dari janin dalam kandungannya! "Sha, kamu gak pa pa? Kok kayak lagi mikir gitu sih?" tanya Raga yang melihat Sasha sedang melamun

  • TEMAN TAPI MESRA   Rainbow After The Rain

    Malam ini Sasha memutuskan untuk pulang ke rumah, ia sempat berpamitan dengan Daniel, namun Daniel hanya memunggunginya dan Raga tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Olin, saya titip Pak Daniel ya, kalau ada apa-apa do let me know, kamu udah save nomor saya kan?" tanya Sasha yang dijawab angguka sopan oleh Olin. Langkah Sasha terasa berat saat meninggalkan Penthouse. Meninggalkan Daniel dalam keadaan terpuruk seperti sekarang tentu saja tidak mudah bagi Sasha. Namun berada di dekat Daniel hanya akan membuat semuanya menjadi bertambah rumit. Sasha sama sekali tak ingin tahu lagi alasan mengapa Daniel mencampakkannya waktu itu. Ia benar-benar akan mengubur semua rasa ingin tahu itu jauh-jauh. Pernikahannya dengan Raga adalah hal yang jauh lebih penting. Raga selalu tampak sabar di depan Sasha walaupun Sasha tahu sebenarnya Raga cukup cemburu dengan Daniel. "Kita mampir ke Gandy's ya, aku mau beliin steak buat Jasmine dan Katia," tukas Raga sambil mengemudi. Hati Sasha dialiri rasa han

DMCA.com Protection Status