Tanpa membuang-buang waktu lagi, Jojo segera menyerahkan “hasil bidikan terakhirnya” ke Danny dan Pak Simon. Dalam beberapa menit, sebuah senyum puas muncul di wajah keduanya. Lalu, sebuah nilai A besar segera ditorehkan dalam laporan praktik fotografinya.
“YESSSSSSS!!!!!”
Jojo melompat-lompat gembira saat melihat nilai tersebut. Itu adalah nilai A pertama yang didapatnya setelah sekian bulan dan nilai itu sukses menghapus bad mood-nya dalam sekejab!
“YESSS…YESSS…”
“Selamat ya?”
Sebuah suara lalu menegur Jojo dari arah samping. Itu suara gadis yang sama yang tadi dengan sukarela membantunya mendapat nilai sempurna. Gadis itu sedang memegang kameranya sendiri sambil tersenyum manis padanya. Untuk sesaat, Jojo terpesona pada senyum gadis tersebut. Lalu, semenit kemudian, pikirannya tersadar kembali dan Jojo mengulurkan tangannya.
“Hi, makasih banyak ya? Berkat kamu nilai aku j
“Ternyata begitu…” kata Tristan setelah mendengarkan cerita Jojo dengan serius selama beberapa lama. Jojo sudah menceritakan sebagian yang diketahuinya tentang Agnes tapi tidak semuanya terutama seputar warna mata aslinya dan statusnya sebagai seorang single parent. Jojo masih belum percaya sepenuhnya pada Tristan sehingga ia hanya memberikan informasi singkat seputar sejauh apa hubungan mereka dan asal mula kedekatan mereka dulu yang terjalin sampai sekarang.Setelah mendengar cerita tentang Agnes seputar perjuangannya memperoleh beasiswa dan bagaimana Agnes menjalani kehidupannya, Tristan termenung. Usia mereka tidak terpaut jauh tapi nasib mereka sangat berbeda. Jika Tristan dilahirkan dengan sendok perak di dalam mulutnya*, maka Agnes terlahir dengan nasib buruk dan ia harus berjuang keras untuk memutar arah hidupnya. Dan, menurut Jojo, ia tak pernah sekalipun mengeluh tentang kehidupannya yang sangat keras!Sebuah tekad menyala di mata Tristan.
Linfey memejamkan matanya selama ia berada di dalam mobil sementara asistennya menyetir di depan. Pikirannya kembali melayang ke masa lalu di mana ia masih tertatih-tatih saat merintis karirnya sebagai seorang model pemula dalam dunia entertainment. Ia memulai saat masih berusia sangat muda. Tepatnya saat ia berusia 15 tahun dan entah sudah berapa puluh audisi yang ia ikuti saat itu untuk ia bisa berhasil meraih juara di sebuah majalah fashion local. Ia masih ingat betapa bangga dirinya saat ia berhasil melihat fotonya terpampang sebagai salah satu model cover majalah remaja dulu. Perlahan, tapi pasti, karirnya mulai menanjak. Linfey mulai mendapat banyak tawaran untuk berpose sebagai model dalam majalah-majalah bridal dan fashion skala nasional. Tapi pengorbanan yang ia lakukan pun tak kalah besarnya, saat ia mulai mencoba masuk dalam dunia sinetron dan mini seri, ia terpaksa harus “menjual” keperawanannya kepada salah satu produser di sebuah production house ternama. S
Melihat tatapan Cristan yang sangat intens pada Arissa, bibir Sandra cemberut sekali lagi. Dengan segera, Sandra lalu memutar badan Cristan dan mencoba untuk mengalihkan perhatiannya.“Kak, mau kutunjukkan ruang gantiku ga? Hari ini kebetulan kami akan ada tema pemotretan Musim Gugur. Ada beberapa baju baru yang datang dari rumah mode Florencia, Versaci, dan Faust. Kita lihat bareng-bareng yuk?” ajak Sandra ramah. Jadwal pemotretannya sebenarnya masih agak lama yaitu setelah makan siang, tapi Sandra benar-benar senang ketika Cristan ada di sini. Sandra sangat menikmati tatapan iri dan kagum dari teman-temannya saat memamerkan Cristan sebagai “pasangannya”.Sayangnya, Cristan bereaksi sebaliknya.“Boleh, tapi aku mau ke toilet dulu ya? Toilet di sebelah mana sih?” tanya Cristan santai. Walaupun itu sebenarnya hanya alasan Cristan untuk melarikan diri dari gadis genit tersebut.“Oh, toilet ada di sebelah sana, kak.
Cristan akhirnya kembali sampai di ruang studio yang besar tersebut. Saat ini karena jam kantor sudah dimulai, keadaan studio terasa sangat padat. Banyak sekali orang yang berlalu lalang di area tersebut dan biar mata Cristan sudah susah payah untuk mencari sosok “Snow”. Sosok model itu menghilang entah di mana. Ada beberapa ruang ganti yang Cristan sudah cek dengan dalih salah orang, tapi sosok gadis itu tetap saja tak terlihat.Nafas Cristan sudah tersengal-sengal karena ia lelah sekali berlarian ke banyak ruangan tanpa hasil sampai akhirnya matanya tiba-tiba menangkap sebuah sosok yang sangat familiar dengannya. Jojo!…………………………………………………………………………………….Jojo sedang mengatur –ngatur style beberapa model junior ketika sebuah
Linfey sedang duduk santai di dalam ruang ganti dan Monica sedang mengecat kuku kakinya. Sementara seorang asisten lainnya sedang memijat pundaknya. Bibirnya melengkung ke atas sambil sesekali melihat ke arah jam tangan mewahnya yang bertabur berlian.“Kau yakin sudah melakukan semuanya dengan benar?” tanya Linfey sinis pada Monica. Monica hanya bisa mengangguk kecil dengan was-was dan kembali mengecat kuku jari Linfey dengan sangat hati-hati. Sayangnya, tangannya gemetaran. Akhirnya, setelah Monica berhasil memaksakan dirinya dengan sangat terpaksa, tugasnya selesai juga. Sejak ia meletakkan baju milik “Snow” di dalam ruangan, rasa bersalah terus menerus menghantui dirinya. Sekarang, ia hanya ingin lari dan bersembunyi di sebuah ruangan tertutup supaya tak seorangpun tahu apa yang baru saja ia lakukan. Malangnya, ia tak bisa melakukan hal tersebut. Ibunya lumpuh karena peristiwa tabrak lari dan pelakunya langsung kabur tanpa mau memperta
Cristan mengamati gadis berwajah polos di hadapannya dengan sangat seksama. Sementara Monica hanya bisa duduk dengan tatapan wajah tak percaya sembari mengamati suasana restoran di sekitarnya.Esperanza. Restoran ini jelas merupakan salah satu restoran ternama dan sangat terkenal dengan hidangan westernnya yang dimasak langsung oleh koki dari Prancis. Selain itu, restoran ini juga merupakan salah satu restoran terbaik yang memperoleh 3 bintang Michelin. Berada di dalam ruangan ini….Melihat dekorasi restoran yang sangat menakjubkan dengan pilar-pilarnya yang megah…Dan..mungkin memiliki kesempatan untuk mencicipi salah satu hidangan istimewa di sini.Benar-benar sebuah mimpi yang berubah menjadi nyata untuk Monica! Bahkan dalam mimpi saja, Monica sama sekali tidak berani untuk menginjakkan kakinya di tempat ini!Restoran ini terlalu mewah! Bukan untuk kelas rendahan seperti asisten kecil seperti dirinya.“Pernah ke
Mata Arissa berkedip cepat selama beberapa kali. Telinganya merasa baru salah dengar saat kata-kata tersebut kembali terngiang di benaknya.“Aku ingin menjadi manajer Snow…”“TIDAK BISA!!!” tolak Jojo tegas sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.“Kalau begitu aku tidak akan memberitahumu apa-apa tentang Monica dan jika suatu hari nanti, peristiwa yang sama terjadi lagi pada Snow, mungkin aku tidak bisa membantumu…” balas Cristan santai sambil menyesap tehnya. Hmm… wanginya enak sekali!Bibir Jojo mengerut sementara air mukanya berubah keruh. Ia membalikkan badannya sambil cemberut untuk melampiaskan kekesalannya. Ugh! Sebal sekali!!Melihat raut muka Jojo, Arissa langsung berkata, “ Aku setuju!”Eh?Jojo merasa baru saja salah dengar tapi kemudian Arissa mengulangi pernyataannya.“Aku setuju. Baiklah, kau bisa menjadi manajerku mulai besok…&
Arissa sedang bersiap-siap dan keluar dari kamarnya ketika ia menemukan Cristan sudah duduk santai di atas sofa sambil memainkan telepon genggamnya. Gayanya tampak casual seperti biasa tapi entah kenapa penampilannya semakin lama semakin menarik di mata Arissa. Cristan juga terlihat jauh lebih rapi sekarang. Jenggot dan kumisnya sudah dicukur rapi. Rambutnya yang setengah gondrong sudah diikat ke belakang sehingga menampilkan garis-garis wajahnya yang sangat simetris seakan-akan dipahat langsung oleh Tuhan.Tanpa diduga, jantung Arissa mulai berdebar tak keruan dan pipinya terasa sedikit panas.Sial! Ada apa denganku? Umpat Arissa dalam hati.“Kenapa?” tanya Cristan sambil menoleh ke belakang dan menyadari kalau Arissa sudah menatapnya cukup lama dari tadi. Arissa cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan menutup pintu kamarnya.“Aku sudah siap. Mau berangkat sekarang?”Cristan mengangguk dan segera bangkit dari sofanya.