Home / Romansa / TAWANAN CINTA TUAN CEO / Bab 5 Aksi Pertama Karina

Share

Bab 5 Aksi Pertama Karina

Author: Titisan Tinta
last update Last Updated: 2023-07-01 18:00:49

"Makasih, ya, Qia!" ucap Karina sambil keluar dari toko. Ia berjalan sebentar menuju pinggir jalan dan memberhentikan taksi. 

Hampir lima menit dirinya menunggu taksi yang tak kunjung ia temui. "Karina?" tanya seorang wanita yang datang dari arah kanan jalan. 

Karina merasa terpanggil dan menolehkan kepalanya. Ia mampu lihat dengan jelas siapa wanita yang baru saja memanggilnya, Nita. 

"Nita! Kemana aja? Kita baru ketemu!" ujar Karina antusias. Ia benar-benar di pertemukan kembali dengan semua sahabatnya saat kembali. 

"Baik, Rin. Kamu gimana?" tanya Nita. 

"Baik. Lo mau kemana?" 

Nita nampak kesusahan menjawab pertanyaan Karina yang terkesan mudah. Ia menatap pijakan kakinya kemudian kembali menatap sendu wajah Karina. "Mau jemput ke sekolah Siska, Rin." 

"Siska? Keponakan lo?" tanya Karina bingung. Pasalnya ia tahu betul Nita itu adalah bungsu dan tidak mempunyai adik. 

Nita tersenyum tipis. "Dia anak perempuan aku, Rin. Aku tahu kamu pasti kaget, ya?" ucapnya. 

Karina termenung di tempat. Ia kembali mencerna baik-baik perkataan Nita. "A-anak?" 

"Gini, Rin. Nanti aku jelasin kalau ada waktu, ya." Nita bergegas berjalan meninggalkan Karina yang masih terdiam. Pikirannya kacau, sulit untuk menerima kenyataan yang barusan Nita sampaikan. 

Walau usia keduanya memang sudah cukup untuk mengurus seorang anak, tapi jika menjemput anaknya ke sekolah itu berarti umur nya hampir 7 sampai 8 tahun. "Info penting apa lagi yang gue tinggalin di sini, sih!" gumamnya. 

Tak lama, taksi berhenti tepat di sampingnya. Dan tanpa pikir panjang lagi, Karina langsung masuk dan pergi menuju tempat kerjanya, walau dengan pikiran yang lumayan berantakan. 

Saat tiba, Karina mempercepat langkahnya dan memasuki lift kemudian tiba di ruang kerjanya. Tangannya meraih kenop pintu dan perlahan membukanya, ia takut Marcel sudah datang dan menghukumnya dengan cara 'pemotongan gaji'. Itu menakutkan. 

"Loh, si Marcel belum datang nih, ceritanya? Tau gini ngapain buru-buru dateng, coba!?" gerutunya yang lalu mendudukkan bokongnya di kursi. 

Ia sedikit bersantai dengan kopi di tangannya. Belum ada tugas atau jadwal apa-apa selain jadwal harian yang kemarin di berikan oleh Kayla. "Gue harap ini berhasil, sih." 

Karina putuskan untuk mengecek kembali perdataan yang bersangkutan dengan perusahaannya bekerja. Tak hanya itu, ia juga menyiapkan beberapa materi yang akan di bahas di meeting siang ini. Hampir memakan waktu selama 3 jam, jam dinding kini menunjukkan pukul 11 pagi. Ada rasa aneh menyelimuti Karina. 

"Udah jam segini, kemana tuh orang belum dateng?" tanyanya pada dirinya sendiri. 

Karina bangkit untuk mengisi tumbler nya dengan air minum. Ia berjalan menuju dispenser kemudian mengisinya dengan air. Ia menunggu selama beberapa detik, setelahnya tumbler nya penuh dengan air. 

Karina tak mendengar suara lainnya, ia berbalik tanpa perhitungan dan berakhir terkejut akibat Marcel sudah ada di hadapannya. "Astaga! Kapan lo masuk? Gue gak denger bunyi pintu!" ucapnya penuh tanya. 

"Kamu melanggar peraturan nomor satu, dan juga saya mau masuk ada suara atau enggaknya juga terserah saya. Toh, ini kantor saya!" ucap Marcel. 

Karina tertergun, apa yang Marcel bilang memang benar adanya. Tapi rasanya, Karina semakin asing dengan Marcel yang sekarang ia kenal. Waktu memang telah banyak berlalu, begitu juga dengan sikap seseorang. "Lo— Pak Marcel marah? Saya minta maaf kalo gitu," ucap Karina. 

Ia kembali perlahan ke mejanya. "Saya gak marah. Persiapan buat meeting hari ini gimana?" tanya Marcel. 

"Baik, Pak. Semua sudah saya siapkan." 

"Bagus." 

Karina membuka notebook mininya, "Meeting kali ini di mulai pukul satu siang, bersamaan dengan Kepala Manager dan para asisten manager di tiap divisi." 

Karina melirik ke arah Marcel, laki-laki itu melamun. Tatapannya kosong ke arah lantai di hadapannya. "Pak Marcel?" panggil Karina. 

"Marcel!" 

Marcel terperanjat, "I-iya, Rin? Duh, sorry. Kamu bilang apa tadi?" ucapnya sambil mengusap kasar wajahnya. 

"E-enggak, cuman jadwal meeting hari ini." 

Karina bisa lihat wajah Marcel yang seperti sedang di liputi oleh masalah. Karina tak mau memperpanjang nya karena akan berujung masalah lagi. "Istirahat dulu, Cel. Lo gak perlu mendem semua sendiri sampe gila kayak gitu!" ucap Karina asal sambil berjalan keluar ruangan karena sudah jam makan siang. 

"Kak Karina!" 

Karina menoleh perlahan karena tak mau nampan berisi nasi dan lauk pauknya jatuh, oh itu Kayla. "Makan bareng, yuk!" ajaknya. 

Karina tersenyum tipis seraya mengangguk dan berjalan menuju kursi yang kosong. Sepertinya baru Kayla saja yang menjadi temannya di perusahaan ini, tapi itu lebih baik dari pada tidak punya teman sama sekali. 

Kayla melahap satu sendok nasi penuh dengan irisan daging. "Hari ini gimana kak? Usb yang aku kasih bermanfaat gak?" tanyanya dengan mulut penuh. 

"Lumayan, Kay. Cuman si Marcel itu kenapa hari ini telat, ya? Emang biasanya telat?" tanya Karina penasaran. 

Kayla menelan kunyahan di mulutnya, "Enggak, sih, Kak. Kak Marcel eh maksudnya Pak Marcel biasanya rajin kok." 

"Kak Marcel?" 

"I-itu, aku emang sering manggil gitu ke tiap karyawan, tapi enak kan, biar gak canggung," ucapnya penuh dengan penjelasan. 

Karina mengangguk singkat. "Terserah kamu deh, Kay. Dan pastinya semua di perusahaan juga pasti seneng bisa kenal sama kamu." 

"Seneng? Kenapa?" 

"Ya, seneng aja. Kamu itu orangnya asik, dan gampang banget buat nyeritain keseharian kamu," balas Karina. 

Kayla terkekeh pelan, "Gitu, ya?" 

Karina mengangguk semangat. Kemudian bertos ria dengan Kayla yang terlihat sangat bahagia melalui ukiran senyum di wajahnya. 

¤¤¤

Marcel mengusap kasar wajahnya. Ia tak henti-hentinya menatap layar ponsel yang hening. "Ayo dong telepon," ucapnya. 

Marcel menyerah, ia sandarkan punggungnya dan menenangkan kembali dirinya. Semakin ia coba untuk tenang, maka semakin gelisah juga dirinya. "Pak Marcel!" 

Perhatian Marcel teralih, ia lihat Karina yang tengah siap dengan beberapa map di tangannya. Marcel mengangguk dan ikut berjalan bersama Karina menuju ruang meeting. 

Mereka masuk ke ruangan meeting, kedatangan keduanya telah di tunggu cukup lama. "Maafkan atas keterlambatan saya," ucap Marcel saat masuk. 

"Tenang saja, Pak. Kami paham kok jika Bapak sibuk akhir-akhir ini." 

"Baik, kalau begitu. Pertama-tama saya ingin memperkenalkan sekretaris pribadi baru saya." Marcel sedikit mendorong Karina untuk berdiri sejajar dengannya. 

Merasa kurang nyaman, Karina hanya mampu tersenyum kikuk. "H-halo, Selamat siang semuanya. Nama saya Karina Megaswara, salam kenal!!" serunya penuh semangat. 

Semua orang yang ada di ruangan bertepuk tangan akibat takjub melihat kobaran api semangat dari Karina. "Saya Daniel, Asisten manager di sini," ucap seorang laki-laki yang langsung mengulurkan tangannya saat Karina hendak menyapa yang lainnya. 

Karina menerima jabatan tangan Daniel. "Salam kenal, ya." 

Karina tersenyum dan mulai membuka meeting.

Related chapters

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 6 Curiga

    "Terima kasih atas kedatangannya." Marcel menjabat tangan setiap orang yang hendak keluar setelah meeting selesai."Terimalah ini sebagai tanda terimakasih dari saya. Hanya kopi, tapi semoga bermanfaat, ya." Marcel dan Karina membagikan kopi kepada seluruh partner meeting. "Pak Marcel baik banget, padahal yang hadir lumayan banyak loh, Pak." "Eh tidak apa-apa, ini saya bawakan lagi takutnya ada yang tidak kebagian," ucap Kayla sembari membawa beberapa kopi lagi. "Tapi bukankah terlalu berlebihan jika uang perusahaan dipakai untuk barang yang tidak terlalu penting?""Tenang saja, ini pakai kartu kredit pribadi Pak Marcel!" ujar Kayla kegirangan. Setelah beberapa yang hadir meninggalkan ruangan, kini tinggal Marcel dan Karina juga tamu lainnya yang masih bersiap-siap atau hanya sekedar mengobrol dengan sesama. "Pak Marcel baik-baik saja kan?" tanya salah seorang di sana. Marcel tersentak. "Saya baik, tenang saja. Sepertinya akhir-akhir ini saya hanya kurang tidur saja," ucap Marce

    Last Updated : 2023-07-17
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 7 Peceraian

    Karina terus terduduk di depan pintu kamarnya. Ia tak mau siapapun masuk ke kamarnya saat ini. Termasuk ibunya. Sudah hampir 2 jam ia terdiam dengan pipi yang terus membasah. Karina sudah tak bisa menyeka air mata dengan tangannya sendiri. Selama ini, dirinya hanya mencoba tegar dan menerima semuanya. Ia mencoba untuk terus diam terhadap semua perlakuan ayahnya pada dirinya juga pada ibunya.Karina terlalu lemah. "Padahal semua udah mulai baik-baik aja, kenapa sih masalah datang lagi!? Padahal gue udah mulai nyaman kerja di tempat musuh gue! Padahal..." Karina kembali menangis dalam diam. Dadanya kembali terasa sesak. Ia tak punya siapapun, dirinya tak punya pegangan untuk kembali melangkah. Karina terlalu hancur untuk kembali membuka mata dan melihat dunia. Malam itu, Karina malah mengingat lagi kejadian yang sama sekali tidak ingin ia kenang. Kenangan yang terus membuat luka di benaknya. Perceraian kedua orang tuanya. Flashback On"Ma, kenapa kita pindah?" tanya Karina pada ibun

    Last Updated : 2023-07-18
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 8 Luna

    Karina mengusap wajahnya kasar, pagi ini ia sangat dibuat frustasi oleh keadaan. Gadis itu tak bisa berhenti memandangi dirinya di cermin. Cara satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah menghubungi Kayla. "Halo, Kay!" panggil Karina. Kayla di seberang telepon menjawab, "Eh iya Kak? Tumben telepon ada apa?" "Itu, anu.. Kalo izin gak masuk kerja bisa gak?" "Oh, kalo itu biasanya langsung Kak Marcel yang handle. Jadi Kak Karina langsung hubungi Kak Marcel aja." Karina terdiam. "Oh, gitu, ya?" tanya Karina sambil terkekeh kaku. Karina menutup sambungan telepon dan kembali memikirkan nasib hidupnya selanjutnya. Ia menghela nafas berharap jika apa yang terjadi kemarin hanyalah mimpi semata. Karina pergi ke kamar mandi yang menyatu di kamarnya. 30 menit telah berlalu, Karina datang ke ruang makan hendak menyantap sarapannya. Ia tersenyum saat melihat punggung sang ibu. Namun senyumnya kembali pudar saat seseorang melempar tatapan ke arahnya. "Lo! Ngapain di sini!?" tanya Karina kaget

    Last Updated : 2023-07-18
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 9 Cemburu

    Karina menghela nafasnya setelah Ridwan mematikan sambungan teleponnya. Ia kemudian kembali duduk. "Siapa kak?" tanya Kayla. Bisa Kayla lihat perubahan suasana hati Karina yang memburuk. "Oh, itu... Keluarga," ucap Karina. Tentunya ia tak boleh membawa masalah pribadinya ke tempat kerja. Hanya cara yang Ridwan katakan lah yang bisa ia lakukan. "Aku mau rekomendasiin karyawan baru, itu langsung bilang ke Marcel, 'kan?" Kayla mengangguk, tak lupa ia meneguk kopinya. "Iya kak, langsung aja. Biar Pak Marcel tahu dan langsung ngasih surat persetujuan atau tidak," balas Kayla. "Marcel lagi ada dimana sekarang, ya?" "Biasanya ada di ruang pribadinya kak. Kakak coba cek aja." Karina mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya. Aneh, padahal hanya akan bertemu dengan atasannya. Tapi kenapa hatinya jadi lebih senang seperti ini. Namun sedetik kemudian, semua rasa senang itu Karina usir jauh-jauh. "Dia itu pacar Kayla, Rin! Inget! Gak baik deketin pacar orang!" gumam Karina di depan pintu

    Last Updated : 2023-07-19
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 10 Emosi Meledak

    Karina mengendus kesal setelah menghabiskan sebagian waktu malamnya untuk lembur. Dia menaruh tas kerjanya di meja rias lalu dengan buru-buru membaringkan tubuhnya di atas ranjang. “Aku merasa lelah hari ini, tetapi kenapa aku masih mau lanjut kerja di sini. Aku tidak tahu kenapa pikiranku berubah. Di awal aku ingin membuat Marcel memecatku tetapi makin ke sini tidak bisa dipungkiri kalau aku sudah cukup nyaman di tempat kerja, di sisi lain juga aku masih butuh uang untuk beberapa list harapanku sendiri,” gerutu Karina sambil memegang pelipisnya karena merasa sedikit pusing. Pandangan yang diarahkan ke langit-langit kamar itu seketika membuat Karina menatap sayu. Matanya pun kini mulai bergerak lambar hingga dirinya tertidur. Bayangan yang ada di pikirannya pada saat itu adalah soal Marcel yang masih saja mengacaukan hari-hari kerjanya. Kebersamaan yang tak terduga sebelumnya itu mengantarkan Karina hanyut dalam bayangan masa lalu saat masih bersama dengan Marcel sewaktu sekolah.

    Last Updated : 2023-07-20
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 11 Siapa Itu?

    Di kamarnya, Luna berusaha untuk menyiapkan berkas yang sudah diminta oleh Karina. Dia berusaha menyusun semua berkas tersebut dengan rapi, tentu harapannya agar dirinya bisa segera dilirik oleh pimpinan perusahaan yang tak lain adalah Marcel.“Hm, yang aku tahu sih Marcel itu teman sekolah Kak Karina, dulu. Bikin penasaran aja sama nama itu,” ucap Luna menerka sambil mengedarkan pandangannya ke langit-langit kamar.Ada beberapa lembar kertas hasil print yang sudah dia siapkan sebelumnya karena beberapa menit yang lalu, printer miliknya sempat mengalami masalah sehingga harus beberapa kali mencetak kertasnya.Luna memasukkan surat lamaran dan berkas yang dibutuhkan ke dalam amplop coklat dan menaruhnya di atas meja.Sempat terlintas dipikirannya bahwa Karina berhasil tembus di perusahaan besar itu tidak lain karena pemilik perusahaan itu adalah teman sekolahnya dulu.“Aku heran, tapi apa yang aku pikirkan bisa jadi benar. Kemungkinan besar pasti karena teman sekolah, jaman sekar

    Last Updated : 2023-07-21
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 12 Salah Tingkah

    “Bodoamat! Tugasku cuma nganterian dia sampe sini. Selebihnya, aku sih terserah dia!” gerutu Karina.Setelah masuk ke dalam ruangan miliknya, Karina kini meletakkan tasnya dan menghela napas lega. Seolah dirinya tengah dikejar oleh sosok penguntit yang membuatnya ingin merasa kabur.Beberapa menit yang lalu, dia sudah mendapat konfirmasi dari Luna kalau dirinya sudah melakukan sesi interview dan dalam proses pengecekan oleh pemilik perusahaan.Itu artinya Marcel sedang berada di ruangan HRD bersama mereka dan itu terbukti ketika Karina masuk ke dalam ruangannya ternyata tidak ada Marcel.“Yang penting tugas Gue sudah selesai yah, mau dia diterima atau tidak itu mah bukan kendali Gue!” ucapnya sambil membuka laptopnya.Ada beberapa hal yang membuat Karina merasa malas jika bertemu dengan Luna dalam satu tempat kerja. Tentu hal yang pasti adalah sifat buruk Luna yang bisa saja menjadi ular yang berbisa.Entah apa tujuann adik tirinya itu begitu ingin masuk ke perusahaan yang dia

    Last Updated : 2023-07-22
  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 13 Senyum Sendiri

    Karina tiba-tiba ingat kalau dirinya juga tengah melupakan omongan Kayla yang kepo tentang Luna. Sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya, dia pun berusaha untuk berhati-hati dalam bicara.“Iya, seperti yang kamu bilang pas pagi tadi. Dia kan emang ngga ada sangkut pautnya sama loker yang ada di sini, toh emang tutup,” jawab Karina seadaanya.“Terus?”“Dia itu adik Gue. Kebetulan pas itu emang udah sempat nanya ke Marcel apa memang masih ada divisi yang membuthkan atau tidak dan ya ternyata masih ada,” lanjut Karina.Kayla sangat antusias mendengar Karina menjelaskan bahwa itu adalah adiknya. Sampai akhirnya dia pun merasa senang karena bisa jadi dia tidak hanya berteman dengan Karina saja, tetapi juga adiknya yang bisa bersama-sama di satu meja makan ketika jam istirahat tiba.“Divisi purchasing?” tanya Kayla mengulang pertanyaannya.Karina hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata sepatah pun. Dia menyingkirkan tempat makan yang sudah dilahap habis sedari tadi.Begitu juga dengan

    Last Updated : 2023-07-24

Latest chapter

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 60 Nikah

    Minggu terakhir di bulan itu, Marchel mencoba untuk menyendiri lebih dulu. Di teras lantai dua rumahnya, terlihat sudah secangkir kopi dan biskuit yang menemani Marchel untuk kali ini.Dia sama sekali tidak ingin terlalu banyak pikiran setelah beradu debat dengan orang terdekatnya di kantor, Daniel.“Aku sama sekali tidak menyesal mengeluarkan dia. Harusnya dia yang menyesal karena sudah aku keluarkan di perusahaanku,” ucap Marchel sambil memandang ke arah taman rumahnya.Meskipun pikiran sedang ruwet, tetapi Marchel bukan lah orang yang suka menyesap sigaret. Dia selalu saja membiarkan dirinya termenung dan mengisitrahatkan pikirannya.“Benar, aku harus segera menjelaskan kepada mama secaptnya,” ucapnya.Pagi hari itu memang sudah dijadwalkan oleh Marchel untuk berbicra empat mata dengan Tania. Meskipun di balik itu semua Kayla tetap saja ragu dan takut kalo saja mama bisa marah atas tindakan yang dilakukan oleh kakanya.Karena tidak mendapat izin untuk berunding, Kayla hanya

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 59 Cobaan Jelang Pernikahan

    Hari ini sesuai dengan janji Marchel, dia akan membawa Karina datang ke rumahnya. Semua dilakukan agar Tania atau mama kandungnya sendiri yang harus segera mengetahui semua sebelum Rosa berulah lagi.“Dengarkan aku, Karina,” ucap Marchel sambil memegang tangan Karina yang dingin karena merasa gugup sudah berada di depan rumah Marchel.“Mama tidak menakutkan seperti yang kamu pikirkan. Dia orang yang punya empati yang tinggi dan bisa melihat masalah dari berbagai sisi.Jadi, tolong berikan citra positif dan yakinkan dia bahwa kamu bukan orang yang sembarangan dan semua tuduhan itu salah,” ucap Marchel meyakinkan.Karina hanya memandang ke arah Marchel dengan dalam lalu menghela napas dalam saat melihat pintu rumah Marchel masih tertutup rapat.Karina mengangguk dan melepaskan seat belt lalu turun berdampingan dengan Marchel masuk ke rumah tersebut.Agenda ini memang sudah dijadwalkan untuk Karina sendiri karena Tania juga siap untuk menerima penjelasan dari karina.Dari situ,

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 58 Pengakuan Marcel

    “Apa benar kamu mengajak wanita itu ke hotel, Marchel!” Teriakan itu membuat salah satu asisten rumah tangga di rumah Marchel langsung kembali mengambil alat pel dan keluar dari ruangan tersebut.Satu kalimat yang tinggi itu sontak membuat Kayla langsung berdiri menghadap mama nya sendiri. Termasuk Mmarchel yang juga tidak tau apa tuduhan yang selanjutnya diterima kepadanya.“Apa maksud—”“Berhenti, Marchel!” bantah Tania dengan menodong tangannya ke arah anak pertamanya itu. Sekian dirinya mulai mendapat kabar tentang hotel yang diberikan oleh Rosa berupa sebuah foto.“Sekarang, jawab jujur kepada mama! Apa yang kamu lakukan dengan wanita murahan itu di hotel hah!” bantah Tania.Marchel langsung menggeleng kepalanya karena tidak ingin mendengar Karina mendapat tuduhan wanita seperti itu.Dia pun sadar bahwa mama nya belum bisa mengontrol emosinya atau memang masih mendapat teror dari mertuanya sendiri.“Mah, sekarang Marchel mau jelasin dulu. Mama tenang dulu, duduk di sini

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 57 Penghianat

    Tuduhan kesekian kalinya membuat Tania sedih. Rosa dan Anita selalu saja datang saat dirinya tak ingin mengharapkan itu.Terlebih lagi soal Marchel yang dituduh menginap di hotel dengan Karina. “Ini benar sesuatu yang tidak bisa aku terima. Apa benar Marchel itu melakukan hal itu?” pikir Tania di dalam hatinya.Pagi menuju siang itu membuat Ttania sedikit pening. Dia pun langsung menutup pintu rumah dan beristirahat sejenak.Kayla, yang sudah mengetahui semua masalah itu pun mengelak bahwa Kkarina tidak mungkin berbuat demikian.“Kak, kamu harus segera bilang ke mama. Aku tidak biasa mendengar tudahan seperti ini. Apalagi ini juga menyangkut kedua keluarga besar.Aku takut citra kakak pasti jelek di antar keluarga mereka,” ucap Kayla kepada Marchel saat berada di ruang tengah.“Sudah pasti, Kayla. Citra kakak sudah hancur saat itu juga. Aku tidak percaya Mama Rosa akan mengatakan hal ini kepadaku terlebih soal tuduhan itu.Ini sangat berbahya buat diriku sendiri dan semua mas

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 56 Check In Hotel

    “Kamu gila Marchel! Ngapain wanita penggoda itu malah mau kau jadikan sebagai istrimu?” tanya Tania dengan membentak.“Aku sama sekali tidak pernah setuju mama bilang dia adalah wanita penggoda. Sekarang, tenangkan semua emosi mama.Aku akan menceritakan semuanya dengan jelas. Dengan bukti. Bukti siapa yang menyebarkan video itu dan siapa dibalik dalang semua ini,” tegas Marchel.“Mama tidak—”Tiba saja Marchel langsung keluar dari ruangan tersebut. Percakapan pun berakhir karena Marchel tau jika nantinya ucapan itu akan diteruskan, pasti tidak ada jalan temunya.Semua yang dijelaskan olehnya akan sia-sia saja karena Marchel tidak mau berdebat dengan Tania yang masih marah.Untuk menghindari hal itu, Marchel langsung keluar dari ruangan utama. Kembali ke rumahnya di pagi hari setelah menjalankan satu hari weekend di rumah.Tania memang belum menyentuh rumah Marchel dalam seminggu setelah kasus itu terjadi. Dia merasa sangat gagal mendidik Marchel dan masih terpengaruh oleh uca

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 55 Lelaki Jahat

    “Jadi, dia membayar upah untukmu?” “Maaf, Pak Marchel … Say—”“Berhenti! Mulai sekarang, kamu saya berhentikan kerja di sini. Urus semua data ke HRD hari ini juga! Saya tidak mau tau!” Percakapan singkat itu membuat Marchel semakin geram kepada petugas cctv yang selama ini dia percayai. Bagaimana tidak, petugas tersebut menerima upah dari Daniel untuk meminta salah satu video yang sampai saat ini sudah tersebar.Kecewa yang sangat mendalam itu pun akhirnya membuat Marchel semakin murka. Dia berjalan dnegan langkah yang lebar denganw ajah yang kesal.Bukan kembali ke ruangan kerjanya melainkan ke ruangan HRD. Di dalam ruangan itu, Marchel benar-benar sudah bulat untuk menyampaikan apa yang dia inginkan.“Sekarang, atas nama Daniel. Buat suarat PHK untuknya. Urus semua adm dan segalanya hari ini juga. Saya tidak mau tau, sekarang surat itu harus turun ke Daniel!” gugat Marchel.HRD perusahaan pun kaget melihat emosi Marchel yang mendadak. Dia tidak tau apa yang sedang terjadi, sehingg

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 54 Mau Nikah

    “Lo gapapa ngajak gue makan malam gini?” tanya Karina.Marchel hanya memandang dirinya tanpa mengatakan apa pun, lalu mengaduk minuman yang dia pesan sebelumnya.Dengan wajah yang cukup lesu, karena penuh dengan kerjaan yang harus segera dilaporkan, Marchel pun berdecak.“Tidak ada yang melarang aku buat ngajak kamu makan di sini. Biarkan saja orang lain tau hubungan kita, memang aku serius juga kok,” jawab Marchel dengan santai.Karina mencoba menancapkan garbu pada steak miliknya, lalu berhenti sejenak. Dia melihat ke arah Marchel dengan tatapan kosong saaat lelaki itu berhenti berkata.Ada salah satu ucapan yang membuat Karina sedikit bingung, bukan lain adalah kata serius. “Serius maksudnya?” tanyanya.Marchel mencoba menelan makanan yang sudah ada di mulutnya, lalu mengambil selembar tissu dan mengelapnya di ujung bibir.Saat itu, Marchel langsung menyesap minumannya sedikit. “Aku bilang benar dan jujur. Aku bilang ke kamu kalo hubungan ini akan dibawa serius, Karina.”K

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 53 Video Yang Tersebar

    “Gue sama sekali gak tau siapa orang itu,” ucap Karina dalam hatinya.Setelah mengetahui bahwa Marchel mengatakan dirinya menjadi tuduhan, kini Karina sama sekali dibuat pusing dengan beredarnya foto tersebut.Dia pun melihat ke arah cctv ruangan tersebut dan segera memukul ringan kepalanya berulang kali. “Gue juga gak sadar sih gila kali ngelakuin hal semacam itu bisa-bisanya ada cctv dan gue seenaknya gitu gak sadar!”Karina terus memarahi dirinya sendiri. Seolah ini adalah kesalahannya sendiri, terlebih ketika dia melihat foto yang dikirim oleh Marchel melalui teleponnya.“Gila lo Karina! Pantes aja mereka bilang nuduh gue ini itu karena gue juga gak sadar ada kamera cctv di sini. Belum lagi orang stress itu kok bisa sampai berani pasang video?” lanjut Karina.Hari ini Marchel datang terlambat. Izin kepada seluruh bawahannya untuk menunda meeting di sore hari. Karina, yang masih duduk di depan laptopnya pun masih tak bisa berpikir untuk bekerja saat itu juga.Energinya seol

  • TAWANAN CINTA TUAN CEO    Bab 52 Penyusup

    "Apa kamu lupa dengan janjimu, Marchel!?" bantah Tania.Setelah melakukan banyak sekali perdebtan soal Kkarina, kini Marchel tertampar dengan kalimat Tania, ibu kandungnya sendiri.Dia ngat bahwa salah satu pesan dari mantan istrinya yang meninggal adalah bukan tentang wanita lain. Tetapi, soal anak mereka yang baru saja lahir ke dunia."Mah, Marchel bisa jelasin semuanya. Ini bukan tentang Karina, dan ini salah paham, Mah," jawab Marchel memohon.Lepas pulang dari kantor, Marchel kembali menghadap Tania yang terus seperti layaknya seorang wartawan. Tania bercerita maksud kedatangan Rosa ke rumahnya di siang hari itu.Saat itu juga Tania memberikan semua bukti foto yang sudha berhamburan di lantai dengan jelas kepada Marchel."Lihat apa yang kamu lakukan!" bantah Tania.Seperti sebuah ancaman, Tania pun seperti ingin menampar anaknya sendiri. Pengaruh ucapan dan bukti foto yang diterima dari Rosa membuatnya seketika kesal dengan Marchel sendiri.Dia tak bisa menjelaskan secar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status