Share

Bab 68

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-21 06:34:17

Bab 68

Pov Bu Supar

(Ibu Almarhum Adelia)

"Begini, Pak. Kedatangan saya kesini adalah untuk memberikan sebuah penawaran yang menggiurkan untuk Bapak dan Ibu."

Seorang lelaki yang belum pernah kami kenal sebelumnya, malam itu datang sekitar dua hari setelah berita kematian Adelia.

"Penawaran apa ya Pak? Mohon maaf saat ini kami sedang berduka," jawab Mas Supar yang memang sangat terpukul dengan kepergian Adel dan Arum yang hampir bersamaan itu.

Aku pun tentu sebenarnya terpukul dengan kematian si kembar itu, tetapi tentu tak sedalam Mas Supar. Aku nggak lebay kok, memang karena sudah takdir bukan?

"Saya akan memberikan kalian uang lima puluh juta, jika kalian mau mencabut tuntutan pada Pak Hasan," ucap lelaki itu sambil menatap wajah kami bergantian.

Mas Supar langsung meradang dan berdiri saat itu. " Apa kamu bilang? Kamu mau membeli kami? Nyawa anakku hanya kamu hargai dengan lima puluh juta?" Suamiku itu sungguh sangat emosi.

"Bukan begitu Pak. Tolong tenang dulu dong. Kita bicaraka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
murah amat, dibayar 50jt selesai.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 69

    Bab 69Jika pikiran ini bisa untuk berpikiran positif, tapi nyatanya hati ini tidak. Bayangan pengkhianatan yang dilakukan oleh Mas Hasan benar-benar membuatku takut.'Tidak, ini tak benar! Aku tak boleh cemburu buta! Mereka hanya bercanda layaknya ayah dan anak!' Kembali aku mencoba menepis semua itu.Segera kulangkahkan kali dengan pelan dan tanpa suara menuju ke dapur. Tetapi kuurungkan niat untuk mengambil air itu, karena pasti akan mengeluarkan suara dan menganggu mereka.'Dari pada terus berpikiran buruk seperti ini, lebih baik aku mendatangi merrka!' gumamku lagi dalam hati.Kembali aku pun mengendap, dan mendekati mereka dari belakang. Nesya dan Mas Hasan duduk dalam satu kursi panjang, dan bahkan nampak teman putriku itu sampai memukul Mas Hasan menggunakan bantal kecil.'Ah, pikiran apa ini? Nggak boleh mikir yang aneh Dewi!' gumamku lagi."Nesya, kamu kok belum tidur?" tanyaku akhirnya dengan suara kubuat sebiasa mungkin.Keduanya tentu langsung menoleh ke belakang kaget ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 70

    Bab 70Kumandang adzan subuh pun sukses membangunkan aku saat ini. Gegas aku pun mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Aku hanya mengerjakan shalat sendirian, karena memang Mas Hasan sangat sulit untuk dibangunkan ketika masih sangat pagi seperti ini. Ini merupakan salah satu perbedaan suamiku itu dulu dan sekarang. Dulu sebelum insiden Adelia, kami selalu melaksanakan shalat jamaah ketika Dia berada di rumah. Tetapi kini, malah aku jarang sjelai melihat dia melakukan perintah agama itu. Terserah saja, yang penting aku sudah sering kali mengingatkan.Setelah melaksanakan shalat subuh, aku pun akan mengajak Lio untuk jalan-jalan mengelilingi lingkungan ini. Alhamdulillah pagi ini bayiku itu sudah sehat dan tak dengan lagi. Segera kutaruh Lio di stroller dan keluar dari rumah."Ma ... mau jalan-jalan kan? Fika ikut ya," ucap Fika yang tiba-tiba sudah ada di belakangku sambil tersenyum."Tentu dong. Tadi mama sebenarnya sudah ingin bangunin kamu. Tetapi takutnya kamu masib cape

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 71

    Bab 71Kalimat terakhir dari jawaban yang diberikan oleh Fika itu, membuat aku melongo. Karena menurutku, berarti Nesya saat ini sedang terobsesi menjadi seorang yang kaya bukan? Sedangkan orang biasanya sih orang yang terobsesi itu akan melakukan segala hal dewi mewujudkan mimpinya. "Kamu kok bisa tahu hal itu, Fik?" Kembali aku bertanya karena memang belum merasa puas.Jika menghembuskan nafasnya kasar. "Tahu dong, Ma. Nesya itu nggak begitu banyak punya teman di kampus, rasanya teman dekat dia hanya aku saja deh. Jadi, aku sudah hafal sekali dengan melakukan dia. Kadang pun dia curhat juga tentang masalah kehidupan pribadinya. Dia itu sebenarnya sih sudah malas pulang ke penari asuhan. Cita-citanya hanya ingin menjadi kaya!" Penjelasan Fika semakin menambah rasa curiga dalam diriku. Sebuah pikiran buruk pun berkelebat saat itu juga. Apa Lagi saat ini kan banyak sekali perempuan muda yang mengejar lelaki kaya dan sudah beristri hanya demi harta dan kemewahan. Seperti hal nya Adel

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 72

    Bab 72Pagi ini aku dan Fika kembali ke rumah agak siang, karena tadi kami sempatkan membungkus soto daging yang terletak di pojok kompleks terlebih dahulu. Karena memang terkenal enak dan harganya terjangkau, pembeli harus rela antri apa lagi ketika weekend seperti ini.Aku dan Fika sepakat untuk berpikiran yang positif pada Nesya dan Mas Hasan. Sepertinya hubungan mereka hanya seperti ayah dan anak saja. Karena Fika pun yakin jika temannya itu anak baik-baik.Ketika telah sampai di rumah, malah ternyata Bi Nur telah siap dengan menu sarapan paginya. Nesya dan Mas Hasan pun juga telah duduk di meja makan."Mama dan Fika dari mana aja nih? Kok baru pulang? Tadi Papa coba hubungin ponsel kalian tapi ternyata nggak bisa, malah ponsel Mama juga ada di rumah." Mas Hasan menyambutku dengan beberapa pertanyaan."Lagi bungkus soto Pak Karimun ini tadi, Mas. Maaf ya tadi nggak ngasih kabar. Kamu dan Nesya sarapan dulu saja, biar aku dan Fika membersihkan diri dulu," ucapku sambil tersenyum. N

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 73

    Bab 73Mas Hasan dan Nesya pun terus meyakinkan aku dan Fika jika mereka tak memiliki hubungan yang salah. Akhirnya, aku dan Fika menjadi percaya. Bahkan kami pun mengajak Nesya untuk berlibur ke kota Yogyakarta saat itu. Lumayan meski hanya dua hari, tetapi itu sudah bisa membuat pikiranku kembali tenang.Mas Hasan pun membelikan aku satu set perhiasan emas saat kami berada di kota gudeg. Pun Fika mendapatkan satu buah ponsel keluaran terbaru. Tentu saja kami merasa senang sekali saat itu. Pesta kebersamaan itu pun akhirnya harus selesai, karena mereka harus kembali beraktifitas. Mas Hasan malah terlebih dulu sejak pagi pamit berangkat ke luar kota, karena ada pembukaan proyek BUMN yang baru. Setelah ini Fika dan Nesya pun akan kembali ke Malang. Akhiranya rumah akan kembali sepi, hanya ada aku Lio dan juga Bi Nur saja."Ma, Fika berangkat dulu ya. Jangan mikir yang macam-macam lagi. Fika akan terus menyelidiki tentang Nesya juga nanti disana, " ucap Fika saat pamit ke kamarku sebel

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 74

    Bab 74Bi Nur menautkan kedua tangannya, nampaknya dia sedang gelisah saat ini. Sudah lama wanita itu bekerja denganku, hampir selama umur Fika. Tetapi dia tak pernah tertutup ini, bahkan ketika dulu bercerita kepadaku tentang kelakuan buruk Mas Hasan padanya. Sepertinya memang ada suatu lagi yang dia ingin katakan lagi padaku saat ini.Kutepuk sisi ranjang di sebelahku. "Duduklah disini, Bi. Jangan tegang seperti itu dong. Tarik nafas dan katakan yang mengganjal di pikiran kamu," ucapku sambil tersenyum.Bi Nur pun akhirnya duduk dan mulai mau bercerita. "Saya ingin cerita, tapi tolong Nyonya jangan bilang pada Tuan Hasan, jika saya yang mengatakan hal ini ya," ucapnya yang tak ubah seperti orang memohon.Aku mengeryitkan dahi demi mendengarkan ucapan Bi Nur itu. Benar bukan tebakanku, semua ini pasti ada hubungannya dengan Mas Hasan.'Ya Allah kuatkan hati ini mendengar apa saja yang nanti akan diceritakan oleh Bi Nur. Semoga bukan kabar yang buruk," doaku seketika dalam hati. Sete

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 75

    Bab 75Ternyata Mas Hasan dan Nesya memang pintar sekali untuk bersandiwara. Ingin rasanya saat ini aku mengatakan curahan dari Bi Nur kepada Fika, tapi aku takut jika hal ini hanya akan menganggu kuliah dia, apa lagi sebentar lagi dia akan ujian. Tetapi untuk hanya sekedar diam saja, rasanya aku terlalu menjadi istri yang bodoh."Aku harus menanyakan hal ini pada Mas Hasan!" ucapku sembari meletakkan Lio di ranjangnya, karena memang bayiku itu pun sudah terlelap.Segera aku pun mengambil ponsel yang sejak tadi ada di nakas, dan dengan cepat pula menekan nomer telepon Mas Hasan. Tetapi sampai lima kali percobaan panggilanku, nyatanya tak mendapatkan respon sama sekali dari suamiku itu."Apa mungkin Mas Hasan masih di jalan ya?" tanyaku pada diri sendiri. Karena memang tadi dia juga berkata kota yang akan dia tuju jauh dari sini. Dari pada aku semakin gelisah dan menjadi uring-uringan sendiri, aku pun akhirnya memutuskan melakukan sesuatu.Segera Aku pun melangkahkan kaki ke kamar tam

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 76

    Bab 76Jika sekarang sudah seperti ini, maka aku pun harus menghubungi Fika. Tapi kembali aku ingat jika putriku itu baru saja berangkat, pasti saat ini dia juga dengan menyetir."Apa aku kirim pesan saja ya pada Fika?" tanyaku sambil menimang ponsel. Saat ini aku sudah kembali ke kamar, tak lupa kubawa pula foto dengan tulisan tangan Nesya tadi. Sepertinya dari tulisan tadi juga Aku mengambil kesimpulan jika Nesya bukanlah seorang teman yang baik, banyak hal yang gadis itu sembunyikan saat ini. Ternyata memang tak bisa kita melihat orang lain itu dari penampilan luarnya saja.Ketika aku akan mengetikkan pesan untuk Fika, malah Mas Hasan menghubungiku saat ini. Langsung saja aku menerima panggilan itu. Bismillah aku akan menanyakan semua ini langsung pada Mas Hasan, sebelum semuanya terlambat."Assalamualaikum, Dek. Ada apa tadi menelepon aku? Maaf tadi aku lagi ada di jalan, dan ini lagi break sebentar di rest area tol," ucap Mas Hasan memulai obrolan melalui sambungan telepon.Ku

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23

Bab terbaru

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 174

    Bab 174Pov AuthorNesya saat itu juga pingsan dan tak sadarkan diri. Warga yang takut karena rumah itu sudah dipasangi harus polisi, pun langsung membawa gadis manis itu menuju ke rumah Pak Rt. Meski masih sebal, Bu Dewi dan Fika pun ikut menuju ke rumah Pak Rt. Warga sebagian yang masih penasaran pun mengikuti ke rumah Pak Rt.Beberapa menit kemudian setelah diberi minyak kayu putih, Nesya pun kembali siuman."Aku ada dimana? Dimana ibuku?" ucapnya seketika saat sudah membuka mata sambil berusaha bangun. Saat ini dia berada di ruang tamu Pak Rt.Beberapa warga yang masih ada langsung bersorak mendengar ucapan Neysa itu. Mungkin mereka kesal karena Nesya sejak tadi terus mencari ibunya, padahal semasa hidup Bu Rini dia terus menyakiti."Aku akan pergi dari sini dan mencari ibu! Kalian ini memang orang yang tak berperasaan!" sungut Nesya sambil akan beranjak pergi dari tempat itu. Namun Fika danBu Rt pun mencegahnya."Kamu itu mau kemana sih? Sudah di sini saja dulu! Bukankah kamu ta

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 173

    Bab 173Pov Author Entah suara siapa yang seakan memberikan komando itu, alhasil mereka pun mulai menghajar Nesya."Aduh! Apa-apaan ini!?" teriak Nesya yang kesakitan. Dan, dia berusaha untuk menangkis dengan tangannya.Tak ada Yang menjawab, tetapi para ibu-ibu terus saja memukul dan mencubit tubuh Nesya disertai dengan umpatan-umpatan khas netizen plus 62."Dasar anak durhaka!""Tega kamu memperlakukan ibu kamu seperti itu!""Nggak bakal masuk surga kamu!""Hajar saja anak tak tahu diri ini!" Suara-suara itu membuat kepala Nesya semakin pening saja, karena dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pun, dia tak tahu telah berbuat kesalahan seperti apa hingga semua orang menghajarnya seperti ini."Ibu!" teriak Nesya dengan keras, karena dia sangat yakin jika hanya sang ibu saja yang mau menolongnya di saat seperti ini.Mendengar teriakan dari Nesya itu, justru malah membuat para ibu-ibu itu menjadi semakin kesal saja. Mereka terus memberikan pelajaran dari tangan dan juga mulut.Hi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 172

    Bab 172Pov Author "Mungkin saja saat ponselnya masih kehabisan baterai dan di cek. Lagian dia kan masih dalam perjalanan," ucap Nesya menghibur dirinya sendiri.Gadis itu pun kemudian duduk di depan sebuah rumah yang letaknya hanya sekitar empat rumah saja dari tempatnya tinggal."Aku kirim pesan dulu deh sana Dwi, biar nanti dibuka kalau dia sudah sampai," ucap Nesya yang langsung mengetikkan pesan melalui aplikasi hijau.Dalam benaknya sebenarnya saat ini dia masih malas saja untuk pulang ke rumah. Karena dia malas bertemu dengan ibunya. Jika boleh memilih tentu dia akan memilih untuk tak pulang dulu dan tetap bersama dengan Dwi.Hanya saja kemarin memang pria itu berkata jika sedang ada pekerjaan, sehingga hari ini Nesya diantarkan pulang dulu."Ah, aku kirim lewat masaanger juga deh!" Sebuah ide terlintas juga di benak Nesya, karena memang tempat pertama kali mereka berinteraksi kan dari facebook."Wah, mengapa foto profil facebook Dwi jadi hilang?!" Seru Nesya seketika.Sebagai

DMCA.com Protection Status