Share

Bab 27

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-06 04:23:58

Mas Hasan Mulai Kelabakan

"Hufft tenang rasanya bisa pergi dari sini! Oh iya, Ma. Aku tadi juga sudah dapat rambut Papa loh, di sofa yang tadi ditiduri Papa, hehehe," ucap Fika sambil tersenyum.

"Wah hebat dong. Kalau begitu, besok kita langsung melakukan tes DNA pada Lio," jawabku ikut senang.

"Jangan dong, malam ini saja, karena besok kita akan mencari tahu tentang Adelia bukan. Malam ini saja, Ma, kan banyak tuh klinik swasta yang buka. Biar nggak terlalu lama juga nunggunya. Ok!" rayu Fika.

Aku pun cuma menganggu dan tersenyum, hafal sekali dengan sikap putriku itu, dia akan selalu mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan hari ini, tak perlu menunggu besok. Aku pun kemudian segera menhubungi Bik Nur, agar mempersiapkan Lio.

"Assalamualaikum, Bik, Lio rewel nggak?" tanyaku pada Bik Nur pada percakapan melalui sambungan telepon.

"Waalaikumsalam, Nyonya. Ini Den Lio baru saja tidur, setelah mandi dan minum susu. Pintar sekali kok Nyonya, dan tidak rewel.jawab Bik Nur.

"Oke, kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
gak nyaman dengan "hahahahaa" di akhir kalimat sebab gk ada yg lucu sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 28

    Dia Ingin Mencelakai KamiSetelah pulang dari klinik untuk mengetes DNA bayi Lio, kami pun bergegas pulang, karena memang sudah capek sekali, seharian terus saja bolak-balik di jalan."Ma...Lio biar tidur sama aku saja ya?" ucap Fika sambil tersenyum."Nggak bisa, Sayang. Lio harus tidur sama mama," jawabku sambil menggendong Lio, dan akan masuk ke kamar."Yah, Mama pelit banget sih, malam ini saja kok," rengek Fika."Kamu itu capek, Fik. Waktunya istirahat, tiap malam si Lio ini nggak hanya satu kali loh buatin susunya, bisa sampai lima atau enam kali loh. Nanti kamu boboknya malah nggak bisa nyenyak. Besok pagi 'kan kita mau berkendara lagi, jadi wajib tetap istirahat yang cukup sekarang.Sudah, sekarang kamu bobok, nyobain kamar baru 'kan? Hehehe...mama juga mau istirahat ini. Sekalian, besok kita tukar dua mobil yang atas nama Papa itu, dengan mobil baru, Ok?""Oke deh, Ma. Tapi tunggu dulu, aku mau nyiumin si ganteng ini," ucap Fika sambil menciumi Lio yang ada si gendonganku ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 29

    TAMU SELEPAS SUBUH 29Senjata Makan Tuan[Jangan menertawakanku seperti itu! Lupakan kejadian tadi pagi, kini ayo kita membuat kesepakatan baru. Kali ini aku lebih serius, karena kini aku butuh bantuanmu!]Balasan dari Mas Hasan tersebut, terlihat sungguh-sungguh.[It's Ok! Asal Anda ingat, jangan pernah bermain-main denganku, karena itu berarti Anda cari mati! Oh iya...bukankah semua harta Anda telah dibawa pergi oleh istri dan anak Anda? Lalu dengan apa Anda akan membayar pekerjaaanku nanti?] Balasku.[Hey, dari mana kamu tahu, tentang hartaku itu?!]Saat membalas pesanku itu, tentu saja dia akan kaget, hahaha...Mas Hasan tak tahu saja, jika yang berbalas pesan dengannya ini, adalah aku, Dewi Fatmawati, istri yang telah disakitinya.[Anda tak perlu tahu tentang hal itu, uang wajib Anda ketahui adalah, jangan pernah bermain-main denganku, atau akibatnya akan tak terduga-duga. Jadi, kali ini pikirkan lagi, sebelum mengajakkku bekerja sama!]Sekali lagi, aku coba mengintimidasinya, d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 30

    PenggrebekanAku pun dengan sabar menunggu, hingga 'pesanan' Mas Hasan itu datang. Saat ini, nampak laki-laki itu, sedang menuju ke kamar mandi, dan beberapa saat kemudian, dia segera kembali.Ternyata Mas Hasan baru saja mandi, kini dia berdiri di depan meja riasku, dan mengusap beberapa bagian wajahnya yang lebam, karena kemarahan warga tadi pagi.Lalu dia pun mulai merapikan sedikit, kamar yang kondisinya amat berantakan itu, terutama ranjangnya."Nah, sudah bersih 'kan? Sekarang tinggal nunggu pesanan sampai. Waktunya untuk bersenang-senang. Melupakan semua yang telah terjadi hari ini. Persetan deh dengan Dewi, Fika atau pun si Sinta. Mati satu tumbuh seribu, hahaha.Yang penting sekarang waktunya happy-happy. Besok pagi waktunya mengeksekusi istri yang kurang ajar itu," ucap Mas Hasan dengan pongahnya.Karena mungkin kecapekan, Mas Hasan pun akhirnya ketiduran. Namun, malah aku kini yang tak bisa memejamkan mata, karena masih penasaran juga sih, hehehe.Aku pun kemudian, memindah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 31

    Tenanglah Di Penjara Mas.Pukul tujuh pagi, Bik Nur sudah menyiapkan makanan untuk kami. Lio pun telah ganteng dan wangi sekali, dan kini kubaringkan di ranjangnya."Ma...aku tadi pagi dapat kiriman video dari Roby. Video Papa digerebek di rumah baru kita. Mama tau nggak?"Pagi ini Fika terlihat heboh, karena tadi subuh, aku memang belum menceritakan semua kepadanya. Dan aku menjawab pertanyaanya itu hanya dengan seulas senyuman, karena aku ingin tahu, apa yang didapatnya dari orang lain itu."Duh...mama ketinggalan berita deh. Video kali ini lebih memalukan lagi, Ma. Karena di sana, Papa ngaku sih, kalau wanita itu adalah PSK gitu. Ampun deh...punya Papa kayak gitu malu-maluin aja. Padahal pagi sudah digerebek, eh malamnya kena lagi, emang dasar kebangetan.Dan kini, Ma. Papa itu sudah diamankan pihak berwajib alias polisi, karena sempat melawan dan bertindak anarkis!" ucap Fika bersemangat.Tak kulihat ada kesedihan di mata putriku itu, meski dia tahu bahwa saat ini, papanya itu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 32

    Bab 32TAMU SELEPAS SUBUH 32Rumah Adelia 1Kami pun segera pergi dari kantor polisi itu, kini gantian aku yang menyetir mobil."Mama yakin mau nyetir? Tadi katanya ngantuk?" kata Fik."Yakin, Sayang. Ngantuknya sudah hilang, karena ketemu Papamu tadi, hahaha."Kami pun kemudian tertawa bersama, dan sedikit menertawakan keadaan ini. Tentu saja karena perbuatan mas Hasan itu, kami berdua pasti jadi kena imbasnya, ikut kena malu juga."Kok bisa ya, Ma. Papa itu kayak sikapnya berubah jadi seperti itu, jadi kayak nggak punya malu. Aku makin malu saja deh, ah capek deh kalau ngomongin kelakuan Papa. Mending mikir yang lain, hehehe.""Betul, sekarang nggak usah lagi mikirin Papamu. Mendingan kini kita fokus pada masa depan kita dan juga Lio. Biar polisi yang menangani dia. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita panen. Ambil saja hikmahnya, Fik, agar kita lebih hati-hati untuk kedepannya," ucapku sembari fokus menyetir.Dua jam perjalanan terasa begitu cepat, demi mencari kebenaran tent

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 33

    32b"Mari silahkan duduk dulu, saya panggilkan orangtuanya ya."Kami berdua pun langsung duduk di sebuah kursi tamu, yang nampak sederhana itu. Di tembok, terpajang beberapa pigura besar, yang sepertinya menunjukkan foto keluarga ini.Dari foto-foto itu, aku menyimpulkan jika keluarga ini hanya memiliki dua orang anak, dan itu adalah Arum dan Adelia. Wajah keduanya hampir mirip, sama-sama cantik.Lalu, bagaimana kira-kira respon mereka, jika tahu kedua putrinya saat ini telah meninggal dunia, dalam waktu yang hampir bersamaan? Ya Allah, membayangkan saja aku sudah tak tega.Sepasang orang tua keluar, dengan pakaian yang amat sederhana, raut sedih terlihat di wajah keduanya. Usia mereka kuperkirakan tak jauh berbeda dariku, hanya saja mungkin perbedaan tempat tinggal, aku di kota dan mereka di desa, membuat kami sedikit berbeda."Mbaknya ini, temanya Adelia?" tanya si bapak pada Fika, memulai obrolan siang ini."Iya, Pak," jawab Fika gugup.Mungkin saat ini, Fika sedang bingung ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 34

    Bab 34"Innalilahi wa innalillahi rojiun," ucapku dan Fika secara bersamaan.Hati orangtua mana yang tak hancur, saat kehilangan anaknya secara tiba-tiba dan tak terduga? Saat berangkat, Arum sehat walafiat tapi sepuluh menit kemudian, dia malah sudah meninggal dunia. Ya Allah, aku sungguh tak bisa membayangakan bagaiamana perasaan mereka saat itu."Setelah kepergian Arum, kami masih terus mencoba menghubungi Adelia, namun tak pernah bisa, hingga akhirnya kami pun pasrah, tak lagi mencari Adel.Namun, dua hari yang lalu, istri saya bermimpi bertemu dengan Adelia. Katanya dalam mimpi tersebut, Adel menangis dengan memakai pakaian compang-camping, sepertinya sedang meminta tolong.Nah, saat itu kami mulai bingung lagi mencari Adel, karena firasat kami mengatakan dia sedang dalam bahaya, " ucap si bapak lagi sambil menyeka air matanya.Sementara ibunya Adel, terus saja menangis, dan tentu saja aku tahu apa yang kini tengah dirasakannya.Dua hari yang lalu? Berarti itu adalah hari di mana

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 35

    Bab 35"Ya seperti itulah, Pak. Saya awalnya pun tak percaya, tapi semua bukti yang Adel taruh di dalam tas bersama bayi Lio, membuat saya menjadi yakin, jika Adel adalah simpanan suami saya,"jawabku pelan.Membicarakan hal ini, tentu saja rasanya seperti menguak kembali luka di hati ini."Ya Allah, maafkan anak saya ya, Bu. Padahal sejak kecil, kami selal menanamkan ilmu agama padanya, tapi kenapa kemudian sikapnya berubah menjadi seperti ini? Kami benar-benar minta maaf, Bu."Kembali si bapak berujar, kali ini kulihat ada penyesalan dan rasa bersalah di matanya."Tak perlu meminta maaf, Pak. Insyaallah saya sudah mengikhlaskan semuanya. Dan jujur, saya merasa amat terbantu, karena Adelia lah, saya jadi tahu bagaimana kelakuan suami saya diluaran sana, Pak.""Terima kasih banyak, Bu. Sudah berlapang dada memaafkan kesalahan Adelia, semoga kedepanya, Ibu dan keluarga makin bahagia," ucap si bapak lagi sambil tersenyum."Amiiin," ucapku dan Fika secara bersamaan."Bisakah kami minta ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09

Bab terbaru

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 174

    Bab 174Pov AuthorNesya saat itu juga pingsan dan tak sadarkan diri. Warga yang takut karena rumah itu sudah dipasangi harus polisi, pun langsung membawa gadis manis itu menuju ke rumah Pak Rt. Meski masih sebal, Bu Dewi dan Fika pun ikut menuju ke rumah Pak Rt. Warga sebagian yang masih penasaran pun mengikuti ke rumah Pak Rt.Beberapa menit kemudian setelah diberi minyak kayu putih, Nesya pun kembali siuman."Aku ada dimana? Dimana ibuku?" ucapnya seketika saat sudah membuka mata sambil berusaha bangun. Saat ini dia berada di ruang tamu Pak Rt.Beberapa warga yang masih ada langsung bersorak mendengar ucapan Neysa itu. Mungkin mereka kesal karena Nesya sejak tadi terus mencari ibunya, padahal semasa hidup Bu Rini dia terus menyakiti."Aku akan pergi dari sini dan mencari ibu! Kalian ini memang orang yang tak berperasaan!" sungut Nesya sambil akan beranjak pergi dari tempat itu. Namun Fika danBu Rt pun mencegahnya."Kamu itu mau kemana sih? Sudah di sini saja dulu! Bukankah kamu ta

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 173

    Bab 173Pov Author Entah suara siapa yang seakan memberikan komando itu, alhasil mereka pun mulai menghajar Nesya."Aduh! Apa-apaan ini!?" teriak Nesya yang kesakitan. Dan, dia berusaha untuk menangkis dengan tangannya.Tak ada Yang menjawab, tetapi para ibu-ibu terus saja memukul dan mencubit tubuh Nesya disertai dengan umpatan-umpatan khas netizen plus 62."Dasar anak durhaka!""Tega kamu memperlakukan ibu kamu seperti itu!""Nggak bakal masuk surga kamu!""Hajar saja anak tak tahu diri ini!" Suara-suara itu membuat kepala Nesya semakin pening saja, karena dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pun, dia tak tahu telah berbuat kesalahan seperti apa hingga semua orang menghajarnya seperti ini."Ibu!" teriak Nesya dengan keras, karena dia sangat yakin jika hanya sang ibu saja yang mau menolongnya di saat seperti ini.Mendengar teriakan dari Nesya itu, justru malah membuat para ibu-ibu itu menjadi semakin kesal saja. Mereka terus memberikan pelajaran dari tangan dan juga mulut.Hi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 172

    Bab 172Pov Author "Mungkin saja saat ponselnya masih kehabisan baterai dan di cek. Lagian dia kan masih dalam perjalanan," ucap Nesya menghibur dirinya sendiri.Gadis itu pun kemudian duduk di depan sebuah rumah yang letaknya hanya sekitar empat rumah saja dari tempatnya tinggal."Aku kirim pesan dulu deh sana Dwi, biar nanti dibuka kalau dia sudah sampai," ucap Nesya yang langsung mengetikkan pesan melalui aplikasi hijau.Dalam benaknya sebenarnya saat ini dia masih malas saja untuk pulang ke rumah. Karena dia malas bertemu dengan ibunya. Jika boleh memilih tentu dia akan memilih untuk tak pulang dulu dan tetap bersama dengan Dwi.Hanya saja kemarin memang pria itu berkata jika sedang ada pekerjaan, sehingga hari ini Nesya diantarkan pulang dulu."Ah, aku kirim lewat masaanger juga deh!" Sebuah ide terlintas juga di benak Nesya, karena memang tempat pertama kali mereka berinteraksi kan dari facebook."Wah, mengapa foto profil facebook Dwi jadi hilang?!" Seru Nesya seketika.Sebagai

DMCA.com Protection Status