Share

CHAPTER 6 : harapan

Author: 16secret
last update Last Updated: 2023-07-14 05:40:32

"Astaga Joan, bisa-bisanya kau berharap Kiana mengucapkan kalimat seperti itu padamu,"batin Joan merasa bodoh telah menghayalkan hal itu, sahabat tetaplah sahabat bagi gadis itu.

Kiana segera melajukan motornya, meninggalkan Joan dengan bayi kecil yang ada di dalam dekapan pria bertubuh kekar itu.

"Ayo Jona, kita masuk. Panas ya?" Joan menggendong jona kembali ke dalam rumah, mendapati rumahnya yang cukup berantakan.

"Jona, sepertinya bunda Kiana lupa memandikanmu ya? Tidak apa-apa, kamu mandi saat sore saja ya?" Joan menatap wajah mungil Jona dengan gemas, ia beralih mencium kening Jona berulang kali saking gemasnya ia pada tubuh kecil bayi itu.

"Rumah kita berantakan sekali ya? Papa akan menelfon jasa pembersih, tunggu di kamar sebentar ya," Joan membawa tubuh Jona ke dalam kamarnya, membaringkan tubuh mungil itu ke atas tempat tidur.

Baru saja ingin menelfon jasa pembersih, tiba-tiba sebuah panggilan telfon masuk.

"Ayah? Semoga bukan hal buruk yang akan terjadi,"Joan mengangkat telfon itu dengan jantung berdebar kencang bukan main, pasti kepala keluarga itu akan menceramahinya lagi.

"Halo, Joan? Gimana kabar kamu nak? Kenapa Joan tidak pulang kerumah? Bentah sekali di rumah tua nenek, panggilan telepon dari mama juga tidak pernah kamu angkat,"ternyata itu bunda Joan, ia sengaja menggunakan handphone ayah Joan agar anaknya itu mau mengangkat telfon darinya.

"Rumah ini tidak tua bunda, ya memang arsitekturnya saja yang terlihat old tapi menurut Joan itu malah buat rumahnya artistik dan mewah," Joan dengan nada ketus.

"Yah terserah kamu, bunda sama ayah belum pulang untuk tahun ini ya? Gak papa kan?" Pinta Bunda dengan suara lembut.

"Ya, selalu seperti itu. Kali ini apalagi alasan kalian? Sibuk,kan? Alasan basi,"tegas Joan dengan penekanan di setiap kalimatnya.

"Dengar bunda dulu Joan, beberapa hari ini jadwal ayah padat sekali. Tidak mungkin kami meninggalkannya," bunda masih berusaha membujuk Joan dengan kata-kata manisnya.

"Terserah, dari tahun Ketahun memang tidak ada yang berubah," Joan dengan nada ketus, ia tidak ingin mendengarkan kalimat yang sama seperti sebelumnya yang di lontarkan kedua orangtuanya.

"Mau bunda transfer berapa? Uang jajan bulan ini sudah habis, kan? Uang semester kamu biar bibi ria yang urus," jelas bunda membuat Joan terdiam untuk sesaat.

"Uang? Apa bunda selalu berpikir uang bisa menggantikan segalanya?"batin joan lalu mendengus kasar, ia kesal sekali dengan perkataan kedua orangtuanya yang menurut mereka uang adalah segalanya bagi Joan.

"Kamu masih minum alkohol? Di kurangi ya, jaga kesehatan. Bunda gak mau kamu kenapa-napa," ujar bunda berusaha mengakrabkan diri dengan Joan.

Tanpa menjawab pertanyaan dari sang bunda, Joan langsung mematikan telfon lalu melempar ponselnya ke atas tempat tidur.

"Bunda selalu mengatakan tak ingin terjadi sesuatu padaku, padahal dirinya sendiri sangat jauh dariku,"Joan merebahkan tubuhnya ke kasur, menatap wajah Jona cukup lama.

"Jona … apa aku bisa membangun masa kecil yang indah untukmu? Menjadikan memori masa kecilmu hal yang tak pernah kau lupakan dalam hidupmu," Joan lalu mengelus pipi Jona, sebelum akhirnya kembali bangkit dari posisinya.

"Ternyata cukup lelah juga menjaga seorang bayi," ujar Joan meregangkan tubuhnya lalu kembali mengambil ponselnya.

"Dengan jasa pembersih rumah? Apa kalian bisa datang ke rumah di jalan mawar no. 30?"

Sementara itu Kiana sudah sampai di depan rumahnya, gadis itu lalu merapikan rambutnya yang cukup berantakan.

"Mama, Kiana pulang,"sapa Kiana pada wanita paruh baya yang sedang menonton TV di ruang tamu.

"Aduh, anak gadis pagi-pagi udah ilang ya. Gimana Joan? Dia udah baikan?"ujarnya dengan raut wajah khawatir, menatap Kiana yang mulai berjalan menghampirinya.

"Eh, i-iya dia sudah bisa jalan walau masih harus di papah atau memengang benda lain,"jawab Kiana dengan gugup, lalu menjatuhkan dirinya ke sofa.

"Kasihan, mama tadi dapat kabar katanya bunda sama ayahnya Joan gak pulang lagi tahun ini. Kamu semangatin dia ya? Mama takut dia buat hal-hal bahaya,"tegasnya.

"Iya mah, Kiana tau Joan itu lelaki yang kuat. Papa sendiri tahun ini pulang, gak?"ujar Kiana dengan nada ketus.

"Pulang dong, papa malah udah jadwalin mau pulang kesini Minggu depan,"ujar wanita paruh baya itu dengan raut wajah sumringah.

"Baguslah, bilangin ke papa. Jangan lama-lama di sana nanti jadi bule,"Kiana lalu tertawa kecil di akhir kalimatnya.

"Bilangin aja, kalo mama ikut-ikut aja kata papa. Kalo papa pilih B mama juga harus pilih B karena mama istri papa dan kita berdua itu tanggung jawab besar papa, apalagi kamu anak satu-satunya,"ujarnya beralih mengusap lembut kepala Kiana.

"Mana kue yang mama buat? Kiana mau coba,"pinta Kiana dengan wajah memelas.

"Sini, sini. Mama ada buat 2 macam, soalnya kamu sama Joan itu beda. Joan sukanya coklat, kamu sukanya matcah," ujarnya menuntun Kiana kearah dapur.

Di dapur cukup berantakan, mungkin wanita paruh baya itu kelelahan sehingga tak sempat untuk membersihkan semuanya.

"Lain kali gak usah capek-capek ma, kalo bisa beli. Beli aja, sayang tenaga," ujar Kiana lalu merapikan beberapa wadah kotor yang ada di atas meja memindahkannya ke wastafel.

"Kamu kan tau sendiri hobi mama masak, na. Gak bisa mama lihat bahan kue nganggur di dapur," ujarnya sembari menyusun kue dengan toping coklat kedalam dos.

Dania darma Triwahyuni , wanita kelahiran tahun 1984. Lulusan sarjana S1 jurusan farmasi. Beliau sempat bekerja di rumah sakit, namun tak lama karena suatu tragedi yang membuat pasien yang ia rawat meninggal dunia dan beliau di tuduh sebagai pembunuh dan di anggap lalai dalam menjalankan tugas, mendekam di penjara dengan waktu 5 tahun serta dilarang untuk bekerja di rumah sakit selamanya.

"Kenapa mama gak sewa pembantu lagi? Biar ada yang bersih-bersih rumah. Masa transferan dari papa gak cukup bayar pembantu?" Kiana dengan nada ketus nya, mulai merapikan dapur yang cukup berantakan itu.

"Mama bukannya gak mau sayang, mama takut kejadian kayak dulu. Pembantunya malah bawa kabur perhiasan mama,"tegas Dania.

"Pliss lah ma, gak semua orang kayak gitu," Kiana beralih mengambil sepotong kue lalu memakannya.

"Joan masih tinggal sendiri di rumah almarhumah neneknya?" Ujar Dania berusaha mencari topik yang lain.

"Hum … Iya, Joan betah sekali tinggal di rumah peninggalan neneknya itu. Sayang rumah besarnya hanya di tempati oleh supir, pembantu dan tukang kebun,"jelas Kiana masih menikmati setiap gigitan kue buatan Dania.

"Itu sebabnya mama tidak mau ikut papa ke Amerika, soalnya papa sendiri tidak mau rumah ini di jual. tidak mungkin meninggalkan rumah ini begitu saja tanpa satu pun penghuni."

"Ma, apa benar papa pernah berselingkuh?" Pertanyaan Kiana membuat Dania bungkam, pandangan wanita paruh baya itu berubah sayu.

Related chapters

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 7 : masa lalu

    Ia lalu menarik nafas dalam-dalam beralih menatap mata Kiana dengan serius, membuat gadis itu tambah penasaran."Iya, waktu kamu umur 10 tahun papa sempat lari dengan selingkuhannya ke Singapura,"jelas Dania membuat Kiana semakin mendekatkan diri pada wanita paruh baya itu."Lalu? Bagaimana dengan kita?"tanya Kiana menatap Dania dengan serius juga."Mama sempat pulang kerumah orang tua mama, tapi kakek kamu itu kekeh tidak mau mama pulang tanpa bawa hak mama dan hak kamu," Dania lalu mengambil segelas air, meneguknya perlahan-lahan."Hak? Hak apa?" Tanya Kiana, ia masih belum mengerti semuanya."Ya harta, kakek tidak mau mama cerai sama papa dengan ninggalin papa tetap bahagia tanpa rasa bersalah,"Dania kini duduk termenung untuk sejenak."Jadi mama nuntut?"tanya Kiana."Iya, mama nuntut agar saham perusahaan sebagian besar jatuh ke tangan kamu sebagai pewaris tunggal kelak. Mama gak mau papa nikah lagi terus punya anak dan anak pelakor itu yang akan warisin saham perusahaan," Dania me

    Last Updated : 2023-07-15
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 8 : Joan yang usil

    "Arggh, pikiran bodoh apa ini? Tidak mungkin aku menyukai lelaki gila seperti joan! Tidak Kiana, jangan pikirkan itu lagi! Jangan! Bisa gila aku,"batin Kiana sembari memukul-mukul tepi kasurnya, bayangan kegilaan Joan mulai berenang dalam pikirannya."Kiana? Apa sudah selesai?" Suara Dania terdengar dari luar, sepertinya wanita paruh baya itu berjalan menuju kamar Kiana."Iya, ma. Sebentar lagi," Kiana segera menuju ruang gantinya, ia memilih memakai baju dan celana panjang yang longgar agar tidak ribet saat mengasuh Jona."Tumben sekali kamu memakai baju longgar, biasanya memakai croptop dan rok pendek ala Korea," celetuk Dania yang sudah berada di depan pintu, memandang Kiana dari bawah sampai atas."Memangnya kenapa, ma? Dari pada bajunya tidak terpakai, jadi Kiana pakai saja. sayang papa sudah beli jauh-jauh ke Australia,"tepis Kiana sembari mengambil beberapa pakaiannya untuk ia bawa ke rumah Joan."Kalau kamu menginap, mama sama siapa? Sendirian?"Dania memandang Kiana. Dengan wa

    Last Updated : 2023-07-16
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 9 : lelaki mesum!

    "Aku, kan?"tanya Kiana penuh percaya diri."Salah sayang, ayo coba tebak lagi,"goda Joan dengan senyum smirknya."Bunda mu?"tanya Kiana sekali lagi."Ibu mu, aku berharap Jona tumbuh seperti ibumu yang kuat dan penuh perhatian,"ujar Joan membuat Kiana mengerutkan keningnya, mengapa harus seperti Dania?"Mama? Tapi bunda kamu juga baik hati, mereka berdua sama. Dua wanita yang hebat,"celetuk Kiana."Tapi ibumu lebih hebat,"tegas Joan membuat Kiana lagi-lagi mengerutkan keningnya menatap wajah datar lelaki tampan itu."Joan … apa sekarang kau membenci bunda mu?"ujar Kiana sembari mengulurkan tangan kirinya pada joan agar diberi sabun mandi.Joan hanya diam, raut wajahnya berubah datar. Memberikan benda yang di minta Kiana dengan perlahan, tak berani menatap gadis itu."Joan, tatap aku Sekarang. aku tahu, pasti berat. kan? Aku juga seperti itu pada papa,"ucapan Kiana membuat Joan mendongak."Kau membenci ATM berjalan milikmu? Hebat sekali,"celetuk Joan dengan tawa di akhir kalimatnya."K

    Last Updated : 2023-07-17
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 10 : aku merindukan yang dulu

    "Yuhuy, Jona sudah wangi … Jona sudah cantik ya? Iya kan? Ututu … imutnya," Kiana gemas sendiri melihat Jona, tangannya gatal ingin menciuminya."Sekarang buatkan aku, cepat pelayan!" Ucap Joan dengan tawa terbahak-bahak di akhir kalimatnya."Baik tuan, tunggu sebentar. Karena rumah tuan yang sangat raksasa ini, tidak memiliki bahan makanan!" Ucap Kiana setengah tersenyum."Jadi kamu keluar lagi?"tanya Joan dengan mata melotot, rasanya tak sanggup lagi ia di tinggal. Terkadang Jona rewel dan tak mau berhenti menangis dalam dekapannya. "Aku sudah kapok menyuruhmu berbelanja, bisa-bisa kau membawa pulang semua isi minimarket," jawab Kiana ketus."Dadah Jona … aku pulang,"Kiana ingin membuat Joan takut dengan kalimatnya."Jangan seperti itu Kiana … kasihan Jona, apa kau Setega itu?" Joan dengan mata berbinarnya."Kelakuanmu terkadang alay, menakutkan dan tentunya gila ya, Joan? Apa kau berkelakuan seperti ini pada semua wanita?""Wanita yang mana? Hanya kau wanitaku," ucap Joan dengan s

    Last Updated : 2023-07-18
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 11 : Alen

    "Bagiamana kalau aku membelikan semua merek tas?! Dior? LV? Hermes? Gucci? Prada? Tapi kurasa itu kurang, mungkin sebuah mobil baru?" Joan menggigit bibir bawahnya, mencoba memikirkan hal-hal yang lebih gila lagi."Apa sebuah tanah seluas 1 hektar? Tapi tanah untuk apa? Kurasa itu tak akan berharga bagi Kiana," Joan lalu melipat kedua tangannya di dada, berusaha mencari sesuatu yang mungkin lebih bermakna sebagai tanda permintaan maaf.Di sisi lain, Kiana juga memikirkan Joan. Lelaki itu memang tak salah apa-apa, ia hanya terlalu kesepian selama ini.Karena hal itu membuat Kiana tak fokus memperhatikan penjelasan materi dari dosennya."Kiana? Kamu melamun nak?" Tanya pak dosen membuat Kiana terlonjak."Iya pak? Maaf saya kurang enak badan," tepis Kiana dengan setengah senyum."Ya sudah, jangan di ulangi lagi. Takut kesambet,"ujar pak dosen dengan logat Jawa yang medok.Kiana hanya bisa mengangguk, masih memasang senyum tipisnya. Mencoba untuk fokus, dan membuang pikirannya tentang Joa

    Last Updated : 2023-07-19
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 12 : persaingan

    "Bukan begitu! Ini … untuk anak teman mama, mama sibuk. Jadi memintaku untuk berbelanja ini semua," Kiana mengelak dengan membuat cerita lain, meski Jona bukan anak yang lahir dari rahimnya. Ia tidak mau kelak bayi kecil itu akan di olok-olok dan dianggap anak pembawa sial, jadi di buang oleh kedua orangtuanya."Oh, begitu. Aku pikir kau memiliki seorang bayi,"Alen bernafas lega setelah mendengarkan penjelasan dari Kiana."Tidak mungkin! Gila kamu!"pekik Kiana lalu memukul bahu Alen. Ia dan Alen cukup akrab tapi tidak sekarang seperti Joan, Alen hanya sebatas teman dekat."Hati-hati di jalan.""Iya, aku pamit dulu. Kamu juga hati-hati," Kiana berjalan menuju motornya yang terparkir di luar, cukup susah membawa itu semua dengan motor.Sesampainya di depan rumah Joan, Kiana tidak langsung masuk. Ia masih berusaha menyiapkan diri untuk bertemu Joan tanpa rasa canggung."Aku pulang …," sapa Kiana saat sudah berada di ruang tamu, ia mendapati rumah besar itu hening dan sunyi. Mungkin Joan

    Last Updated : 2023-07-20
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 13 : berita Jorxan group?!

    Cih, pesta apa itu? Ulang tahun anak TK?"jawab Joan, lalu tertawa sombong."Joan, kau juga ak …,"belum sempat Kiana menyelesaikan kalimatnya, Joan langsung menepisnya."Aku tidak akan pergi, kau juga. Kan!?""Aku sudah berjanji untuk datang bersamamu …,"Kiana langsung tertunduk mendapati tatapan tajam kini mengarah kepadanya, tatapan itu seperti menuntut pernyataan tidak padanya.Mendengar itu Joan langsung melepas piring yang ia pengang ke wastafael, ekspresi lelaki tampan itu berubah dingin. Kiana bahkan masih tertunduk tak berani berbicara kembali."Astaga Kiana … mengapa kau mengiyakan ajakannya!? Kau tidak tahu dia itu lelaki yang busuk hati!"teriak Joan di depan wajah Kiana.Tidak ingin membuat Kiana takut, Joan berusaha menahan amarahnya. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan-lahan, setelah itu mengubah tatapan tajamnya agar Kiana kembali menatap matanya."Baiklah, aku dan kamu akan pergi bersama. Kita berdua, dalam satu mobil. Kau tidak boleh pergi dengan or

    Last Updated : 2023-07-21
  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 14 : surat

    Joan tambah terkejut mendapati sebuah berita yang mengatakan bahwa keluarganya melakukan sebuah penipuan besar serta melakukan jual beli narkoba dengan beberapa mafia. Di tambah beberapa artikel memuat tentang masa kecil Joan yang kelam dan Kedua orang tuanya di sebut"bajingan kelas kakap" siapa yang tidak marah jika orang tuanya di sebut bajingan?Joan mengepal kuat kedua tangannya, wajahnya memerah serta pembuluh darah yang tampak tegang di lehernya. Ingin sekali rasanya menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya, namun ia urungkan karena tak ingin membuat Kiana terbangun apalagi ketakutan dengan sikapnya yang seperti kerasukan raga iblis."Siapapun orang sialan ini, aku akan mendapatkannya dengan tangan sendiri. dalam keadaan hidup-hidup!"Pagi itu Kiana bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, memasak makanan kesukaan lelaki tampan itu. atas bentuk permintaan maaf sekaligus ucapan terimakasih karena sudah diberikan barang-barang mewah nan mahal.Saat sedang sibuk, tiba-tiba

    Last Updated : 2023-07-22

Latest chapter

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 107

    "Kami hanya orang desa yang terjebak oleh kemiskinan, anak saya terpaksa membuang putri kecilnya karena tak mampu menerima omongan para tetangga saat pulang ke kampung halaman tanpa membawa suami," nenek tua itu membuat suasana hening.Suaranya terdengar gemetar, bagai penuh tekanan batin. Pandangannya benar-benar meminta untuk di kasihani dan diberi kesempatan."Anak gadis saya di tipu dan di ambil begitu saja keperawanannya tanpa pertanggung jawaban, dan saya yang miskin ini tak mampu membantu anak saya keluar dari masalah yang telah ia tuai sendiri," sambungnya, kini tampak matanya berkaca-kaca saat menatap Hendra.Tatapan mata lelaki itu tampak sendu, wajahnya yang galak tampak mengharu mendengar curhatan isi hati nenek tua itu."Kami orang-orang miskin hanya bisa tertunduk bisu di depan orang-orang kaya yang berkuasa seperti kalian, saya malu menampakkan diri ke depan anda dengan gelar sebagai ibu dari seorang gadis bernama Melati yang dengan kejamnya membuang putri kecilnya send

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 106

    "Ayah ingin orang bodoh yang memimpin perusahaan besar itu?" Ucap Joan dengan nada ketus, melayangkan tatapan dingin kearah Hendra.ucapan Hendra malah terasa menghardik dirinya, lelaki tampan itu tak ingin memimpin sebuah perusahaan dengan otak kosong, ia tak ingin malah tangan kanannya nanti yang lebih tahu tentang perusahaan."Kau sudah layak Joan, tidak kau lihat puluhan pialamu yang terpajang di ruang prestasi? Itu sudah cukup membuat ayah bangga kau dalam dunia pendidikan," tegas Hendra dengan penekanan."sekarang ayah ingin kau mengukir kemampuanku dalam dunia bisnis, hanya kamu yang bisa memimpin. ayah tidak bisa mempercayai orang lain selain putra ayah sendiri," sambungnya dengan salah satu tangan mengelus lembut punggung Joan."Ayah tidak bisa hanya mengambil satu pandangan saja, setiap orang berhak memilih," Joan menimpal dengan nada ketus sama menekannya seperti Hendra."Lagi pula itu hanyalah piala dalam bidang olahraga.""Namun setiap orang tua tak ada yang mau anaknya m

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 105

    "Anak ini gila!? Banyak sekali pembalut yang ia beli, obat pereda? Untukku?" Kiana memandangi beberapa kotak obat pereda nyeri untuk wanita menstruasi, gadis itu cukup terkejut Joan membeli itu untuknya."Kenapa dia begitu peka akhir-akhir ini? Apa ada yang salah?"Kiana bergumam sendiri, mematung masih menatap kotak obat itu merasa tersipu malu sekaligus keheranan.Memang akhir-akhir ini Joan terlihat seperti suami siap siaga, apa ia sedang berlatih sebelum mendapatkan gelar itu?"Kiana … hey … apa semua yang ku beli benar? Buka pintunya," suara Joan dari luar terdengar seperti sedang berbisik, lelaki tampan itu menempelkan mulutnya di celah pintu agar Kiana dapat mendengarnya.malu rasanya jika Hendra dan Vera melihat kebucinannya pada Kiana, rasanya pasti akan terasa canggung."Ya, ada apa?" Kiana segera mendekat ke arah pintu, ia tak langsung membukakan pintu untuk lelaki tampan itu karena takut kewarasannya kembali hilang.tahu sendiri Joan kalau sudah tak bersama Jona atau Kiana

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 104

    "Pak, ini semua barang permintaan anda," pegawai lelaki itu muncul dengan troli yang sudah full, melayangkan senyuman bahagia ke arah Joan.Joan sudah ia tandai sebagai pembeli VIP, lelaki tampan itu jika berbelanja sendirian selalu menghabiskan jutaan rupiah, entah memang ia bodoh atau tak tahu hidup di dunia dengan baik."Oh, sudah? Selamat tinggal, semangat bekerja Pak wartawan," Joan berlenggang meninggalkan kumpulan wartawan itu, tak lagi menjawab pertanyaan yang lebih dulu mereka lontarkan.padahal dirinyanya yang wartawan itu pusingkan, sudah beberapa kali mereka mencoba masuk ke dalam komplek perumahan lelaki tampan itu namun sudah di blokir untuk kedamaian."Wah, saya baru kali Ini melihat seorang lelaki membeli pembalut wanita sebanyak itu ….""Eh, tunggu! Bukannya dia bujangan yang baru saja mengadopsi seorang anak? Apa dia ingin mencari istri kedua dan meninggalkan anak dan istri pertamanya? Tidak heran, gayanya saja seperti itu. Padahal di balik maskernya terdapat wajah y

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 103

    "Wah, hidup orang-orang berada nikmat sekali ya, semua orang yang ada di dunia ini bisa menjadi pesuruhnya," pria itu mematung sesaat memandangi punggung Joan yang mulai menjauh, ia melamun membayangkan sedang berada di posisi lelaki tampan itu.siapa yang tidak ingin hidup di kelilingi oleh harta dan di kejar-kejar oleh uang? sekali menjadi model saja uang sudah mengalir deras ke dalam black card-nya."Bukan nikmat lagi, sudah di atas level nikmat. Tapi di lihat-lihat wajahnya tak asing, seperti sering di lihat namun siapa?" Wanita itu kembali menimpal seraya tersenyum tipis ikut memandangi postur tubuh Joan yang benar-benar kriteria sejuta umat wanita."Hm, biasalah orang kaya memang begitu, vibesnya semuanya hampir sama. Jangan lupakan kata-kata singkatnya yang menusuk hingga ke ginjal," ucap pria itu dengan helaan nafas panjang, menggeleng pelan merasa posisi Joan adalah langit cerah yang sulit tergapai.semua orang pasti akan bermimpi tampil menjadi orang yang di hormati seperti

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 102

    "Lihatlah ayah, bayi ini lucu sekali," bagai terhipnotis, Vera langsung mengelus lembut kepala Joan dengan haru. Tampak sangat excited ingin menggendong bayi kecil itu, raut wajahnya tampak begitu bahagia melihat keberadaan Jona dalam dekapan Kiana.."Dimana Joan? Anak itu tak ada lelahnya membuat saya pusing!" Berbeda dengan respon Vera, Hendra malah tampak sangat mendidih. ia sangat tak Abar bertemu dengan putra semata wayangnya penerus perusahaan besar keluarga. Kemarahannya tak dapat di redam oleh apapun, sepertinya kali ini ia benar-benar murka."Silahkan masuk kedalam, beberapa hari ini banyak wartawan yang meliput di sekitar sini," Kiana mempersilahkan keduanya untuk masuk, takut jika tiba-tiba ada wartawan yang malah menyorot dari sudut pandang yang berbeda.Vera tampak terkejut menatap tiap sudut rumah itu."terawat ya, bunda pikir akan jadi rumah angker atau gudang. Sudah berapa hari kamu menginap di sini?""Sudah … 2 Minggu lebih mungkin, Kiana tidak ingat," ucap Kiana deng

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 101

    "Saya tahu kamu mulai tergila-gila dengan ketampanan saya, tapi untuk saat ini kita harus serius, okey? Kamu bisa paham, kan?" Alen berusaha menahan rasa malunya karena tersipu oleh ucapan gadis itu."Baru sedikit bumbu centil sudah terpancing," gerutu Alexa, padahal ia sendirilah yang terus memancing. Mengapa jadi kesal sendiri dengan respon Alen?"Baiklah, jelaskan semuanya dengan sejelas-jelas mungkin. Aku akan mendengarkannya, sayang …," gadis ini memang gila, jika saja Alen menggubrisnya dengan serius mana berani ia berucap demikian.Gadis itu tidak tahu saja seobsesi apa Alen pada tubuh seorang wanita, terkhusus dengan hasratnya pada Kiana."Kita akan memata-matai keduanya dari jarak jauh, kita mendekat pada mereka hanya untuk mengambil gambar yang mungkin bisa menjadi masalah," Alen kembali menekankan, mengambil keputusan sesuka hati. ya, kita tahu, dialah yang berkuasa di sana."Hm, terus …?" Alexa semakin memancing, memasang senyuman manis bak seorang istri yang menunggu untu

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 100

    "Yah! Untuk hal itu akan segera kita lakukan, saya hanya perlu membujuk anak gadis saya untuk bersiap-siap menjadi seorang istri," ucap Rifky dengan senyum getir, ia benar-benar takut mengucapkan kata yang mungkin menyinggung hati lelaki yang ada di hadapannya.kekuasaan lelaki tampan itu sungguh melambung jauh dari Rifky.Rifky berperilaku seolah sangat akrab dengan lelaki tampan itu, padahal harga dirinya tengah di pertaruhkan. Dania sama sekali tidak mengetahui jika suaminya dalam tindasan pemaksaan karena hutang piutang yang berakar.Ya! Hutang, Rifky sempat berhutang pada perusahaan lelaki itu dengan jumlah yang sangat besar untuk menutupi kerugian yang membuat perusahaannya hampir bangkrut.selama ini ia tak pernah bercerita Lika liku perusahaan mereka pada kedua wanita yang sangat ia cintai, betapa kecewanya Dania jika tahu perusahaan turun temurun milik kedua orang tuanya yang di gabung oleh perusahaan Rifky jatuh bangkrut begitu saja."Ingat! Saya tidak akan tinggal diam jika

  • TAKDIR Cinta sang tuan muda    CHAPTER 99

    Joan segera berlari kecil menuju Kiana yang tampak sudah keberatan menggendong Jona. gadis itu sudah seperti seorang ibu muda.keduanya mendapati pintu dalam keadaan terkunci, dalam pikiran mereka harusnya ada Alexa di dalam."Pintunya di kunci? Apa gadis itu sedang tak ada di rumah?" Joan kembali mengambil ponselnya bertujuan untuk menanyakan kunci rumah pada Alexa yang mungkin ada di dalam namun tak tahu keduanya ada di depan pintu.Alexa: Alen, kunci rumah ada di pot sebelah kanan.Pesan lama dari Alexa baru saja di baca oleh Joan, lelaki tampan itu cukup terkejut. Namun di akhir senyum tipis terukir di bibirnya.Kiana menatap Joan dengan heran."Mengapa hanya tersenyum? Apa Alexa ada di dalam?" Joan masih terus menatap layar ponselnya, tatapan matanya tampak serius penuk seksama membaca tiap pesan Alexa.Joan lalu mendongak dengan mata berbinar dan senyum bahagia."Dia sudah pulang."Kiana melongo mendengar ucapan Joan, bibirnya terkatup masih tak paham."Pulang? Pulang ke Australia m

DMCA.com Protection Status