Beranda / Fantasi / TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN / 8. TERTUTUPNYA PINTU CAHAYA LANGIT

Share

8. TERTUTUPNYA PINTU CAHAYA LANGIT

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-27 10:50:55

Dokter Virgolin dibantu Tabib Cole dan anak muridnya mulai melakukan operasi ringan. Dengan pengarahan yang diberikan Dokter Virgolin, operasi akhirnya berhasil. 

"Selesai!" Dokter Virgolin menarik napas panjang setelah jahitan terakhir untuk menutup luka sayatan berhasil dilakukan.

Raja dan Pangeran Pisceso langsung datang mendekat untuk melihat keadaan Ratu Eleanor.

"Kenapa ibuku belum sadar?!" tanya Pangeran Pisceso penuh kecurigaan. 

Dokter Virgolin menghela napas sebelum menjawab. "Kamu pikir, setelah ibumu selesai aku jahit lukanya, beliau ini akan langsung sadar dan sembuh?! Yang benar saja!"

"Yang Mulia, jangan khawatir. Yang Mulia Ratu akan segera sadar kembali dan sembuh seperti semula," ucap Tabib Cole. 

"Kalian ini aneh! Luka yang dialami oleh ratu kalian itu sangat membahayakan nyawanya, masih untung ratu kalian bisa bertahan sampai sejauh ini. Sabarlah, tunggu beberapa saat lagi, ratu kalian akan tersadar dari tidur panjangnya itu!" Dokter Virgolin kemudian berdiri. "Tugasku sudah selesai! Sekarang, kembalikan aku ke tempat asalku!"

Raja dan Pangeran Pisceso saling melihat, apa yang dikatakan Dokter Virgolin memang benar. Sesuai perjanjian setelah mengobati Ratu Eleanor, tabib agung dari langit akan dikembalikan ke tempat asalnya, tapi bagaimana dengan ratu yang belum siuman juga?

"Kenapa diam saja?!" seru Dokter Virgolin pada Pangeran Pisceso. "Ayo! Kembalikan aku ke tempat asalku!" Tas tangannya di pegang erat bersiap akan pergi.

"Ayah ,,,," Pangeran Pisceso seakan minta keputusan apa yang harus diambilnya. 

"Kamu sudah berjanji akan mengembalikan tabib dari langit ke tempat asalnya setelah mengobati ibumu, sekarang pergilah! Antarkan kembali ke tempat asalnya."

"Tapi ayah ,,,,"

Dokter Virgolin dengan cepat memotong kalimat Pangeran Pisceso. "Hai! Apa maksudmu tapi, hah?! Kau jangan melanggar janjimu padaku!"

"Pergilah putraku!" seru raja.

Tabib Cole langsung angkat bicara. "Maafkan hamba Yang Mulia, bukan hamba ingin menghalangi kepulangan tabib sakti dari langit, tapi melihat kondisi ratu yang masih belum sadarkan diri, apa mungkin tabib sakti diijinkan pulang ke tempat asalnya? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Ratu Eleanor?!"

Dokter Virgolin membulatkan kedua matanya mendengar apa yang dikatakan Tabib Cole. "Apa kau bilang?! Kenapa jadi aku yang bertanggung jawab atas kesembuhan ratu kalian ini, hah?! Kau sebagai tabib istana yang seharusnya bertanggung jawab! Enak saja kalau bicara!"

Tabib Cole tidak menggubris omongan Dokter Virgolin, kembali bicara seakan keberatan kalau Dokter Virgolin pergi meninggalkan mereka semua untuk kembali ke tempat asalnya.

"OMG!" geram Dokter Virgolin, "lebih baik gue pulang sendiri!" kemudian pergi dengan membawa tasnya menuju pintu cahaya langit yang semakin meredup. "Astaga, pintunya! Pintunya, kenapa jadi mengecil?!"

Semua orang melihat pada pintu cahaya langit. Sinar yang membias di sekitar cahaya terlihat meredup dan angin yang berada di seputaran pintu juga tidak terlalu kencang.

"Tidak! Jangan sampai ini tertutup!" Wajah ketakutan langsung menghiasi wajah Dokter Virgolin. "Kamu!" Melihat pada Pangeran Pisceso. "Cepat! Antarkan aku kembali ke tempat asalku!"

Pangeran Pisceso bagai tersadar dari keterpakuannya langsung mendekati Dokter Virgolin. "Baiklah, sesuai janji, aku akan mengantarmu pulang!"

Tabib Cole langsung angkat bicara dengan suara keras. "Menurutku, tabib dari langit jangan pergi! Bukankah Yang Mulia Ratu Eleanor belum tersadar dari tidur panjangnya?!"

"Apa kau bilang?!" Dokter Virgolin kaget.

Tabib Cole kembali bersuara lantang. "Bukankah, tabib dari langit akan dikembalikan setelah Yang Mulia Ratu Eleanor sembuh, tapi lihat sekarang?! Ratu Eleanor masih belum tersadarkan diri! Belum sembuh!"

"OMG! Bicara apa orang tua gila itu, kenapa menahanku dengan alasan ratu? Sialan!" Dokter Virgolin kemudian melihat pada pintu cahaya langit. "Lebih baik aku pulang sendiri! Mati jauh lebih baik daripada aku terkurung di tempat gila seperti ini."

Setelah itu, Dokter Virgolin berlari menuju pintu cahaya langit yang ukurannya hampir sama dengan ukuran tubuhnya.

Seet!

Tiba-tiba tubuh Dokter Virgolin bagai terbang, bukan mendekat dan masuk ke pintu cahaya langit, tapi malah menjauh dari pintu cahaya langit. Kedua bola mata Dokter Virgolin melebar begitu menyadari tubuhnya telah berpindah. 

"Apa yang kau lakukan?!" teriak Dokter Virgolin, ketika menyadari pinggangnya dipeluk tangan kekar. "Lepaskan!"

"Kau tidak bisa pulang!" 

"Apa maksudmu?!" bentak Dokter Virgolin kaget.

"Ibuku belum tersadar dari tidur panjangnya, jadi kau belum bisa pulang?!"

Habis sudah kesabaran Dokter Virgolin dalam menghadapi orang-orang yang ada di hadapannya. "Hei, Pangeran Pisceso putra mahkota dari negri antah berantah, dengarkan aku baik-baik!" ucapnya tajam menatap wajah Pangeran Pisceso yang jauh lebih tinggi. "Aku, Virgolin Asteria, tidak punya kewajiban untuk mengurus ibumu itu! Tugasku sudah selesai! Aku sudah menjahit luka yang ada di tubuh ibumu itu! Jadi, minggir sekarang dari hadapanku!" bentaknya galak.

Pangeran Pisceso tidak bergeming. 

"Minggir!" sekali lagi Dokter Virgolin berteriak. 

Salah satu prajurit tiba-tiba berteriak. "Lihat! Pintu cahaya langit akan tertutup."

Semua orang melihat ke arah pintu cahaya langit yang kian meredup dan mengecil serta angin yang bergemuruh semakin memudar.

Wuush!

Hilang, pintu cahaya langit hilang. Yang nampak sekarang hanya pepohonan ditiup angin di gelapnya malam.

Betapa terkejutnya Dokter Virgolin. Tubuh mungilnya melangkah gontai, tak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya. "Ma-mana? Mana pintunya? Ke mana pintunya?!" tanyanya tersendat. 

Semua terdiam, begitu juga dengan Pangeran Pisceso menatap iba pada wanita yang telah diculiknya. Semua perasaan kasihan bercampur aduk di dalam hatinya, tapi ayahnya telah memberi perintah untuk mencegah tabib sakti pergi ke tempat asalnya.

"Ke mana? Pintu, pintunya mana?!" tanya Dokter Virgolin, tangannya terangkat seolah sedang mencari sesuatu, tapi hanya udara yang bisa dirasa tangannya.

Tak lama kemudian, butiran air mata ke luar dari kedua kelopak matanya. "Bagaimana ini?" bisiknya lirih tersendat, tubuhnya terkulai lemas, duduk di atas tanah yang lembab.

Tabib Cole datang mendekat. "Tabib agung. Jangan khawatir," ucapnya menenangkan.  "Pintu cahaya langit akan terbuka jika Sang Pencinta Alam menghendakinya."

Dokter Virgolin tak kuasa menahan tangis. Wajahnya menunduk, membiarkan butiran air mata menyusuri pipi mulusnya. Ingin marah, tapi apa gunanya? Apa dengan marah bisa mengembalikan pintu yang akan membawanya ke tempat di mana dirinya berasal? 

Tabib Cole berdiri di samping Dokter Virgolin yang terisak. Ikut iba melihatnya. "Jangan menangis tabib agung. Jangan takut!"

Tiba-tiba Dokter Virgolin bangun dari duduknya. Mata yang dipenuhi genangan air mata melihat tajam pada Tabib Cole kemudian tatapannya beralih pada Pangeran Pisceso bak sinar laser yang siap membelah. 

Pangeran Pisceso terkesiap melihat kemarahan yang begitu nyata dalam sorot mata wanita yang telah diculiknya.

Dengan langkah tegas, Dokter Virgolin mendekati Pangeran Pisceso. "Kau, kau mengingkari janjimu!" 

Sungguh di luar dugaan, Dokter Virgolin menarik belati emas dari sarungnya milik Pangeran Pisceso yang selalu tergantung manis di pinggang kiri.

Kedua bola mata Pangeran Pisceso melebar ketika merasakan benda asing masuk ke dalam perutnya. Rasa sakit dan perih langsung menjalar ke seluruh tubuh.

Bab terkait

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   9. KESALAHAN BESAR

    Dokter Virgolin tercengang, apa yang barusan dilakukannya sangat diluar nalar. Tangan yang memegang belati langsung dilepas, tapi belati tak jatuh.Pangeran Pisceso menunduk melihat ke bagian perutnya sendiri. Belati emas kesayangannya, tertancap manis di perut berototnya."A-apa, apa yang telah ku lakukan?!" Dokter Virgolin menatap tak berkedip pada perut Pangeran Pisceso. Panas dan perih menjalar ke seluruh tubuh Pangeran Pisceso. Jari tangannya meraba berlati. Cairan merah kental begitu nyata nampak di jarinya."A-aku ,,,," gugup Dokter Virgolin. "A-aku ti-tidak sengaja," ucapnya terbata."Kau ,,," Pangeran Pisceso tak bisa berkata, wajahnya meringis menahan sakit. Dokter Virgolin menutup bibir dengan kelima jari tangan kanannya begitu melihat jari tangan Pangeran Pisceso berlumur darah.Semua orang terkejut, apalagi sang raja dan Tabib Cole."Apa yang kau lakukan?! Kau, kau ,,," seru Tabib Cole."A-aku tidak sengaja," ucap Dokter Virgolin ketakutan, melihat ke semua orang satu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   10. INGKAR YANG IMPAS

    Jerit kesakitan tertahan ke luar dari bibir bergetar Pangeran Pisceso. Luka yang ada di perutnya sedang dijahit Dokter Virgolin dengan peralatan dan obat yang seadanya. "Sudah selesai," ucap Dokter Virgolin tersenyum puas melihat luka tusuk yang diakibatkan dirinya telah selesai dijahit. "Otot perutmu sangat kuat dan juga ,,,," Dokter Virgolin menatap kagum wajah Pangeran Pisceso yang penuh keringat. "Kamu sangat luar biasa! Tanpa pembiusan, bisa menahan jarum yang menjahit lukamu. Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu."Pangeran Pisceso terbaring lemah di tanah. Kedua bola matanya menatap langit. "Lupakan apa yang telah terjadi. Aku anggap hutangku impas padamu.""Maksudnya?!" tanya Dokter Virgolin."Aku telah berjanji padamu akan mengembalikan kamu ke duniamu lagi setelah mengobati dan menyembuhkan ibunda ratu, tapi aku malah melanggar janjiku karena aku tidak punya pilihan lain selain menahanmu di sini sampai ibunda ratu sembuh."Dokter Virgolin menoleh pada tempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   11. SALING MENCURIGAI

    "Tapi dari tadi kita bicara. Aku belum tahu siapa namamu?" tanya ratu berusaha bicara menyesuaikan diri dengan cara bicara Dokter Virgolin."Virgolin Asteria. Nyonya bisa memanggilku Virgo. Aku seorang dokter kecantikan."Raja dan ratu kembali saling berpandangan, tak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita di depannya."Dokter?!" tanya ratu penasaran. "Apa Dokter itu sama dengan tabib di istana kami?!""Ya semacam itulah," jawab Dokter Virgolin. Tangan sedang mencari kartu nama di dalam tas, jarinya menyentuh ponsel yang telah dilupakannya. "Astaga! Ponsel! Aku sampai melupakan ponselku! Oh Tuhan, penyelamatku!"Dokter Virgolin sangat gembira, tertawa senang mengambil ponsel.Raja dan ratu memperhatikan apa yang sedang dipegang Dokter Virgolin, benda aneh yang belum pernah mereka lihat.Ponsel dalam keadaan mati langsung diaktifkan. Tangannya naik ke atas berharap ada sinyal. "Ya Tuhan, kenapa ponselku begini?!" Dokter Virgolin tak melihat satu garis sinyal pun di layar ponsel. "Ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   12. ISTANA VORESHAM

    Emi menghindari serangan mendadak dari Rose. "Pangeran Pisceso terlalu berharga untuk aku lupakan!" serunya."Tapi kau harus bisa melupakannya!" Rose kembali melemparkan adonan kue. "Berhentilah bermimpi di siang hari bolong! Lama-lama kau bisa gila!" "Aku memang sudah gila. Hi-hi-hi." Gila karena menyukai seorang Pangeran."Rose geleng-geleng kepala. "Dasar tidak waras! Awas saja kalau kau menangis gara-gara cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu!"Emi jadi diam. "Aku tidak mau tidurku terganggu gara-gara kau yang menangis karena mengharapkan Pangeran Pisceso. Seharusnya kau bersyukur masih bisa berteman dengannya. Kita ini hanya rakyat jelata, jangan bermimpi yang muluk-muluk, nanti kita sendiri yang akan merasakan sakitnya." Rose melihat Emi yang terdiam. "Kamu paham bukan dengan apa yang kukatakan ini?!"Emi menghela napas. Bagi Rose itu hal yang sangat mudah mengatakan lupakan Pangeran Pisceso karena dia tidak punya perasaan apa-apa, tapi bagi dirinya sendiri, itu adalah hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   13. DEMAM

    Setelah itu, Pangeran Pisceso memerintahkan beberapa dayang istana untuk membersihkan pondok, tempat yang akan dipakai sebagai tempat istirahat sementara tabib agung selama tinggal di istana.Kehebohan terjadi di tempat lain, tapi masih di dalam istana. Mentri Kenzo nampak antusias bertanya pada Jenderal Axel."Jadi benar apa yang telah dikatakan oleh para prajurit tadi?!" tanya Kento ketika berpapasan dengan Jendral Axel."Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaanmu!" "Wanita itu! Wanita aneh yang datang bersama kalian, apa benar dia tabib sakti dari langit?! Putra Mahkota Pisceso Helios yang telah membawanya ke sini dari dunia lain.""Dari siapa berita itu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya."Aku mendengar dari para prajurit yang terluka. Mereka bilang melihat Pangeran Pisceso masuk ke sebuah cahaya dan tak lama kemudian ke luar dengan membawa wanita itu. Apa yang mereka katakan itu benar atau tidak?!"Jenderal Axel tidak bicara lagi. Langsung pergi meninggalkan Mentri Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   14. MALAM PERTAMA DI DUNIA ASING

    Bulir-bulir keringat dingin, nampak jelas terlihat di kening Pangeran Pisceso. Bibir pucat serta tubuh demam terbaring lemah di atas tempat tidur. "Tahan sebentar rasa sakitmu ini. Aku yakin kamu pasti kuat," bisik Virgolin melihat luka yang kembali berdarah. "Aaa,,," jerit tertahan ke luar dari bibir Pangeran Pisceso begitu luka di perutnya dibersihkan dari darah. "Sshh,,,""Tahan." Dokter Virgolin dengan cekatan mulai mengobati luka yang diakibatkan olehnya. Tak lama Axel datang bersama Tabib Cole, langsung menyeruduk masuk duduk di dekat Dokter Virgolin. "Sudah selesai?!" tanya Tabib Cole melihat luka yang ada di perut Pangeran Pisceso telah ditutup kembali dengan kain. "Kelihatannya bagaimana?!" tanya Virgolin padaTabib Cole. "Darimana saja sih loe?! Putra mahkotamu hampir saja the end, gue kerepotan sendiri!"Axel dan Tabib Cole saling berpandangan, tidak mengerti dengan apa yang diucapkan tabib dari langit."Sekarang kamu istirahat! Aku juga ingin istirahat. Rasanya lelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   15. AYAH, IBU, AKU INGIN PULANG

    Pelayan wanita yang bertugas dibagian dapur segera mendekati Axel begitu melihat jenderal tersebut datang."Siapkan makanan!" perintah Axel dengan suara beratnya."Baik jenderal."Tak membutuhkan waktu lama, Axel sudah kembali ke pondok di mana Dokter Virgolin tinggal. Pintu dibuka perlahan dari dalam. "Ada apa lagi?!" tanya Virgolin heran. "Bolak balik, kau sangat menggangguku!" Axel memberikan nampan yang terbuat dari kayu. "Makanlah ini! Jangan sampai kau sakit karena tidak makan.""Eh,,, eh,,," Virgolin mau tak mau menerima nampan yang diberikan dengan paksa bahkan hampir saja jatuh karena tak siap menerima nampan yang cukup berat.Setelah itu, Jenderal Axel pergi tanpa bicara sedikitpun. "Astaga!" Virgolin geleng-geleng kepala dengan tingkah Jenderal Axel. "Benar-benar aneh ini orang!"Nampan ditaruh di atas meja. Virgolin melihat satu per satu makanan yang ada di atas piring kecil-kecil yang terbuat dari tanah liat. "Apa ini?!" gumamnya memperhatikan dengan seksama salah sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   16. TAKDIR YANG MEMBAWANYA

    Suara ketukan di pintu depan pondok menyadarkan Virgolin dari kebingungan harus memakai baju apa sebagai ganti baju yang dipakai."Tunggu sebentar," jawab Virgolin bangun dari tempat tidurnya.Dua dayang istana berdiri depan pintu langsung memberikan salam hormat begitu Virgolin ke luar. "Ada apa?!" tanya Virgolin membuka pintu lebar-lebar.Salah satu dayang bertubuh pendek memperlihatkan wadah panjang mirip nampan ditutup kain putih berenda."Apa ini?!" tanya Virgolin melihat wadah yang ditutup kain putih berenda.Kedua dayang tersebut masuk ke dalam pondok kemudian menaruh wadah yang ditutup kain putih berenda tersebut di atas meja. "Apa ini?!" Virgolin mengulang pertanyaannya. "Ini hadiah dari Yang Mulia Ratu Eleanor," jawab salah satu dayang."Hadiah?!" Virgolin langsung membuka kain putih berenda tersebut. "OMG! Apa ini?!"Di atas wadah yang beralas kain putih, beberapa setel pakaian dan perlengkapan untuk wanita tersusun rapi lengkap dengan perhiasan. "Apa ini untukku?!" tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   83. DIPERSATUKAN CINTA, DIRESTUI ALAM SEMESTA

    Pisceso semakin memeluk erat tubuh Virgolin. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja."Kedua tangan Virgolin memeluk erat pinggang Pisceso. "Benarkah semua akan baik-baik saja?!" tanyanya bersuara serak di antara isak tangis. "Semua akan baik-baik saja," bisik Pisceso. Walau sejujurnya, dirinya juga tidak tahu, apa mungkin akan baik-baik saja setelah hatinya mulai jatuh cinta pada Virgolin. "Bagaimana, kalau tidak baik-baik saja?!" tanya Virgolin lirih. Pisceso tak menjawab. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh Virgolin. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam hatinya. "Pisceso," Virgolin merenggangkan pelukannya. Menghapus air mata yang telah membasahi pipi. Pisceso menatap dalam iris mata Virgolin yang masih tergenang air mata. "Jika nanti, aku sudah pulang ke duniaku, jangan pernah lupakan aku," bisik Virgolin, diakhiri bulir-bulir air bening yang jatuh dari kelopak mata.Hati Pisceso terenyuh. Aliran darah di seluruh nadinya seakan berhenti. "Aku tidak mungkin bisa melu

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   82. DILEMA

    Tatapan Pisceso beralih pada plastik kotor yang dipegang Virgolin. "Benda apa yang kau pegang?!" "Bukan apa-apa," jawab Virgolin. "Hanya sampah."Pisceso tak percaya begitu saja. Plastik kotor yang ada di tangan Virgolin diambilnya. "Itu plastik obat," ucap Virgolin pelan, bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Pisceso diam, menunggu kelanjutan bicara Virgolin. "Tempat ini ,,," Virgolin menjeda ucapan, menelan saliva. Entah kenapa, tenggorokannya terasa kering. Pisceso mengangkat kedua alisnya, menunggu kelanjutan kalimat Virgolin."Dari tempat ini, aku tahu kemana arah jalan menuju ke pintu langit," sambung Virgolin.Deg!Pisceso tertegun. "Aku bahkan sangat hapal, kemana jalan menuju pintu langit," lanjut Virgolin. Membalikan badan, melihat ke sekeliling, kemudian tatapannya berhenti pada satu arah. "Kesana," tunjuknya.Pisceso mengikuti arah tangan Virgolin. Memang benar, jalan itu adalah jalan arah di mana pintu cahaya langit berada, tapi apa mungkin pintu langit itu akan ter

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   81. JATUH HATI

    Pisceso mengajak Virgolin menikmati keindahan air terjun yang ada di Desa Padi. Suara gemuruh dan percikan air yang menimpa batu membuat takjub Virgolin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah. "Lihat! Banyak ikan kecil di sini!" tunjuk Virgolin pada aliran sungai yang berada di bawah kakinya. "Cepat kemari, Pisceso!" Suaranya kencang menyatu bersama suara gemuruh air terjun. Pisceso datang mendekat. "Kita tangkap ikannya!" pinta Virgolin. "Lebih baik biarkan ikannya besar terlebih dahulu, ikan itu masih terlalu kecil," larang Pisceso. "Iya sih, masih sangat kecil." Virgolin setuju. "Ayo, kita ke sana!" ajaknya. "Kita duduk di batu besar itu." Pisceso dengan senang hati mengikuti kemauan Virgolin. Diraihnya tangan Virgolin agar tidak terjatuh disaat berjalan di antara batu-batu kecil yang terhampar di tepian sungai. Batu cukup besar menjadi tempat duduk mereka berdua. Suara gemuruh air terjun begitu kontras, seirama menyatu bersama angin.Virgolin tak berkedip menatap jatuhn

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   80. TUMBANGNYA PIMPINAN TOPENG PERAK

    Perih dipunggung semakin menjalar. Darah yang keluar dari luka semakin banyak. Roxy bahkan merasakan penglihatannya mulai tidak jelas. Keseimbangan tubuhnya pun tidak stabil.Melihat Roxy terlihat limbung, Pisceso memberi isyarat pada prajuritnya agar menangkap Roxy. "Gawat. Mataku, kenapa dengan mataku ini?" hati kecil Roxy bertanya-tanya sendiri. Pedang yang dipegangnya pun mulai terlihat buram.Prajurit dengan sigap mengepung Roxy, tapi jiwa pemberontak Roxy tak membiarkan dirinya ditangkap begitu saja. Walau penglihatan sudah tak begitu jelas, Roxy masih tetap melawan bahkan dengan membabi buta mengayunkan pedangnya ke segala arah. Trang! Clang! Clang!Suara pedang yang beradu mengisi udara di ruangan yang temaram. Roxy masih lincah menangkis mata pedang dari para prajurit yang mengepungnya bahkan dua orang prajurit berhasil terkena sabetan pedangnya. Pisceso memberi perintah agar prajuritnya mundur. Senyum kemenangan terukir di bibir Roxy. "Kalian pikir karena tubuhku terluka

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   79. BERHASIL DIGAGALKAN

    Krieeet,,,Pintu kembali didorong dari luar. Roxy secepat kilat bersembunyi di kolong tempat tidur.Airin kembali masuk membawa wadah yang berisi makanan. Diletakkan di atas meja kecil samping teko air. Sejenak melihat Virgolin kemudian pergi lagi keluar dari kamar. Roxy mengelus dada lega. "Untung tidak ketahuan. Sialan si dayang itu, bolak balik masuk ke kamar. Lama-lama, aku bunuh juga si dayang itu!"Setelah melihat keadaan aman, Roxy keluar dari tempat persembunyiannya. Virgolin masih terlelap tidur dibuai mimpi, tidak tahu kalau dirinya dalam keadaan terancam. Dengkuran halusnya terdengar berirama keluar dari bibirnya."Baguslah, tidurnya sangat nyenyak. Ini akan memudahkan aku untuk membawanya pergi," gumam Roxy bersiap akan membuat Virgolin pingsan dengan memukul bagian tengkuknya. Bruuugh!Pintu kamar tiba-tiba dibuka kasar dari luar. Putra Mahkota Pisceso melesat masuk ke dalam kamar. Duugh!Tendangan kaki Pisceso mendarat sempurna dipunggung Roxy sampai tubuhnya tersun

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   78. PIMPINAN TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI UNTUK MENCULIK TABIB AGUNG VIRGOLIN

    Duarr!Petir menggelegar seakan ingin membelah langit setelah cahaya kilat muncul menyilaukan setiap mata."Untung kita sudah sampai. Hujannya deras sekali!" tutur Virgolin melihat turun hujan dari jendela kamar yang terbuka. "Iya. Pantas saja, cuaca sangat terik, ternyata mau turun hujan," ujar Airin. Virgolin merenggangkan otot. "Tulang pinggangku pegal. Aku ingin berbaring.""Istirahat saja. Aku juga akan istirahat di kamarku," ucap Airin. "Kalau tabib perlu sesuatu, panggil saja aku."Pintu kamar ditutup rapat oleh Airin dari luar. Virgolin segera naik ke atas tempat tidur yang sangat sederhana. Tubuh lelahnya telentang. Sejenak menatap langit-langit, tak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya sebagai tanda Virgolin telah pergi ke alam mimpi. Sementara itu, Pisceso masih bersama Jidan dan sesepuh dari Desa Padi. Semuanya berkumpul di ruang tengah ditemani teh hangat dan beberapa potong singkong serta ubi rebus yang masih mengeluarkan uap panas. "Tabib dari langit m

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   77. JIKA BERSAMAMU, SEMUANYA SEAKAN TIDAK TERLIHAT

    Walau menggunakan peralatan seadanya dan membuat obat pembasmi hama hanya berdasarkan kemampuan yang Virgolin miliki karena dasarnya memang bukan dari bidang pertanian, tapi Virgolin melakukan semuanya dengan penuh keseriusan demi membantu rakyat yang sudah lama dilanda kelaparan karena serangan hama wereng.Beberapa orang diminta Virgolin mencari daun sirsak, karena daun sirsak mempunyai bau yang sangat menyengat. Hama wereng tidak menyukai bau dari daun sirsak. Tak lupa pula Virgolin minta dicarikan biji mahoni karena di dalam kedua bahan tesebut terdapat kandungan zat yang tidak disukai hama wereng tersebut yaitu repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan). Selain kedua bahan tesebut, ada dua bahan lain yang Virgolin tambahkan yaitu rimpang jeringau dan bawang putih. "Tabib, ini semua bahannya sudah tersedia. Lantas, kita melakukan apa lagi?!" tanya Airin."Semua bahan itu ditumbuk sampai halus," pinta Virgolin. "Biar mereka yang melakukannya!" seru Pisc

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   76. BAGAI KUTUKAN!

    "Biasanya hama wereng datang disaat musim hujan dan juga hama ini tidak bertahan lama.""Awal-awalnya seperti itu. Hama wereng coklat ini datang disaat musim hujan, tapi semakin lama malah semakin tidak terkendali," jelas pak tua tersebut. "Desa kami seperti sedang mendapat kutukan.""Tidak mungkin desa kalian mendapat kutukan seperti itu. Aku tidak percaya hal seperti itu," jelas Virgolin menenangkan. "Ini hanya masalah hama wereng saja, tidak ada hubungannya dengan kutukkan. Ditempatku juga ada hal seperti ini."Pria tua tersebut menghela napas. "Sebelum hama wereng melanda, banyak kejadian aneh di desa ini. Ribuan tikus menyerang tanaman padi kami yang siap dipanen.""Tikus?!" "Iya. Semua warga bergotong royong membasmi tikus-tikus tersebut. Tapi untungnya, padi kami masih bisa diselamatkan, walau sebagian sudah ada yang rusak. Tikus juga membawa penyakit, anak-anak kami banyak yang sakit tertular penyakit yang dibawa tikus," keluh pak tua."Menderita banget hidup kalian," tutur V

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   75. MELIHAT-LIHAT KEADAAN DI DESA PADI

    Pujian yang diberikan Pisceso membuat hati Virgolin berbunga-bunga padahal kata pujian cantik sering didapat ketika masih berada di dunianya, tapi entah kenapa saat sekarang Pisceso memujinya dirinya cantik, hatinya sangat senang sekali. Tak lama Airin datang dengan satu orang wanita yang lebih tua. Keduanya langsung mengatur makanan di atas meja. "Wangi sekali," hidung Virgolin kembang kempis mencium aroma wangi dari makanan yang ada di depannya. Selesai semua makanan dihidangkan, Airin dan wanita tersebut pergi lagi, meninggalkan Putra Mahkota Pisceso bersama Virgolin untuk menikmati sarapan pagi berdua. "Sepertinya ini lezat," tunjuk Virgolin pada roti yang ditumpuk mirip pancake. "Di sini juga ada makanan seperti ini. Di duniaku, hampir setiap hari aku sarapan roti seperti ini. Walau rotinya berbeda, tapi ini sepertinya lezat.""Kalau begitu makanlah," Pisceso mengambilkan sepotong roti dan menaruhnya di atas piring Virgolin. "Kamu harus makan banyak, karena setelah ini kita a

DMCA.com Protection Status