Share

70. AKHIRNYA KU MENEMUKAN MU

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Doa yang terus menerus dipinta dalam hati kecil Virgolin didengar alam semesta. Tak lama kemudian, dari rimbunnya ilalang yang hijau, bermunculan orang-orang berpakaian prajurit istana Voresham diikuti Putra Mahkota Voresham.

Bagai mendapat oasis dipadang pasir setelah berhari-hari kehausan, Virgolin langsung menghambur berlari memeluk Putra Mahkota Pisceso yang berada dibelakang para prajurit. "Piscesoooo!"

"Virgolin!" Tak kalah dari Virgolin, Pisceso membalas pelukan Virgolin dengan sangat erat. "Akhirnya ku menemukan mu."

Tangis Virgolin meledak dalam dada bidang Pisceso sampai tubuhnya terguncang. Tangannya erat memeluk tubuh Pisceso. Perasaanya bercampur aduk, sedih, bahagia, takut dan trauma bercampur menjadi satu ditumpahkan dalam isak tangisnya.

Lega, hati Pisceso sangat lega. Kedua tangan kekarnya memeluk erat tubuh Virgolin untuk memberi kenyamanan dan perlindungan. "Sudah, jangan menangis. Ada aku di sini," bisiknya lembut.

Kelima orang yang mengejar Virgolin, langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   71. WAJAH MERAH MERONA PISCESO

    "Ini campuran tanaman herbal," jawab Airin. "Sangat ampun untuk menyembuhkan dan menghilangkan bekas luka di kulit.""Isssh,,, sakit," Virgolin meringis ketika ramuan tersebut mulai dioleskan Airin pada luka dikulitnya."Akan sedikit perih, tapi ramuan ini sangat ampuh. Tahan sebentar saja."Tak lama masuk Putra Mahkota Pisceso. Melihat Virgolin sedang diobati kakinya. "Pisceso, duduklah di sini," Virgolin menepuk kursi kosong di sampingnya. "Bagaimana lukanya?!" tanya Pisceso pada Airin."Lukaku tidak apa-apa," ujar Virgolin. "Hanya luka gores di kulit. Aku pernah mendapat luka yang lebih dalam dari sekedar luka gores.""Luka apa?!""Aku pernah jatuh dari sepeda motor dan luka di lututku dijahit," jawab Virgolin. "Ini bekas lukanya," Virgolin menarik gaun bawahnya sampai paha untuk memperlihatkan bekas luka jahit kecil dilututnya. Pisceso tertegun melihat kulit paha putih mulus di depan mata. Semburat merah merona langsung menghiasi wajah Pisceso. Dengan gugup pura-pura melihat ke

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   72. DESA BAGAI TANPA PENGHUNI

    "Tabib, apa masih mau makan apel?!" tanya Airin melihat buah apel di tangan Virgolin telah habis. "Tidak Airin, terima kasih. Perutku sudah kenyang," jawab Virgolin membuang buah apel yang tersisa hanya bagian bijinya saja. "Buah apelnya lumayan besar, perutku sampai kenyang.""Iya, makanya aku tadi ambil beberapa buah untuk bekal di jalan."Putra Mahkota Pisceso datang mendekat lalu duduk di samping Virgolin. Airin yang mengerti dengan situasi, langsung pergi meninggalkan mereka berdua."Kamu mau apel?!" tanya Virgolin. "Apel darimana?!" "Airin tadi mengambilnya dari penginapan. Tunggu sebentar, aku ambilkan untukmu." Virgolin segera pergi untuk mengambil buah apel, tak lama kemudian Virgolin sudah kembali lagi dengan membawa satu buah apel."Apel yang segar," Pisceso menerima apel dari tangan Virgolin dan langsung memakannya. "Apa yang kalian bicarakan tadi dengan Jidan?!" tanya Virgolin. "Perjalanan kita sebentar lagi sampai. Setelah melewati bukit itu, desa yang akan kita tu

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   73. PERLAHAN RASA CEMBURU ITU MUNCUL

    Bruughh ,,,Airin membuka lebar-lebar pintu kamar Virgolin. "Tabib, tabib ada apa?!" "Aaaaaa!" Virgolin menjerit histeris bahkan sampai berdiri ketakutan di atas tempat tidur.Pisceso menerobos masuk ke dalam kamar dengan tangan memegang pedang panjangnya. "Ada apa?!""Pisceso," panggil Virgolin.Airin dan Pisceso mendongak menatap Virgolin yang berdiri di atas tempat tidur. "Ituuuu!" tunjuk Virgolin ke lantai kamar yang nampak redup karena hanya mengandalkan pencahayaan dari lampu minyak.Pisceso, Airin dan beberapa pengawal istana yang baru saja masuk spontan melihat ke lantai, seekor kecoa besar warna coklat sedang berdiri manis menggerak-gerakkan kumisnya yang panjang. "Cepat singkirkan kecoa itu!" jerit Virgolin ketakutan.Hanya dalam satu pijakan dari kaki Pisceso, kecoa tersebut langsung hancur tak berbentuk. Satu pengawal langsung mengambil kecoa yang sudah tak bernyawa lagi dan membuangnya keluar diikuti pengawal yang lain.Airin menghela napas. Tadi sudah sangat khawatir,

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   74. JARAK YANG AKAN MEMBUATKU, MERINDUKAN MU

    Virgolin memandang bulan yang menjadi satu-satunya penghias langit kelam. Rambut hitamnya yang panjang terurai dibiarkan begitu saja dimainkan angin malam. Tanpa sadar, Pisceso tak lepas menatap wajah Virgolin. "Wajahnya semakin cantik terkena cahaya rembulan. Kenapa aku tak bisa mengalihkan pandanganku setiap kali menatap wajahnya? Apa mungkin aku ,,,, akhh, tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku dan Virgolin akan sama-sama menderita jika kita berdua saling menyukai karena cepat atau lambat, Virgolin akan pulang ke dunianya," ratap Pisceso dalam hatinya. "Pisceso," gumam Virgolin tanpa mengalihkan tatapan dari bulan."Iya.""Jika suatu saat nanti aku sudah berada di duniaku, apa kamu akan merindukan ku?!" tanya Virgolin pelan.Deeeg ,,, hati Pisceso berdesir mendapat pertanyaan seperti itu sehingga tak mampu berkata apa-apa. Virgolin menoleh pada Pisceso. "Jujur saja, semakin lama aku semakin terbiasa berada di duniamu ini. Jika suatu saat nanti aku kembali ke duniaku ,,," Vir

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   75. MELIHAT-LIHAT KEADAAN DI DESA PADI

    Pujian yang diberikan Pisceso membuat hati Virgolin berbunga-bunga padahal kata pujian cantik sering didapat ketika masih berada di dunianya, tapi entah kenapa saat sekarang Pisceso memujinya dirinya cantik, hatinya sangat senang sekali. Tak lama Airin datang dengan satu orang wanita yang lebih tua. Keduanya langsung mengatur makanan di atas meja. "Wangi sekali," hidung Virgolin kembang kempis mencium aroma wangi dari makanan yang ada di depannya. Selesai semua makanan dihidangkan, Airin dan wanita tersebut pergi lagi, meninggalkan Putra Mahkota Pisceso bersama Virgolin untuk menikmati sarapan pagi berdua. "Sepertinya ini lezat," tunjuk Virgolin pada roti yang ditumpuk mirip pancake. "Di sini juga ada makanan seperti ini. Di duniaku, hampir setiap hari aku sarapan roti seperti ini. Walau rotinya berbeda, tapi ini sepertinya lezat.""Kalau begitu makanlah," Pisceso mengambilkan sepotong roti dan menaruhnya di atas piring Virgolin. "Kamu harus makan banyak, karena setelah ini kita a

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   76. BAGAI KUTUKAN!

    "Biasanya hama wereng datang disaat musim hujan dan juga hama ini tidak bertahan lama.""Awal-awalnya seperti itu. Hama wereng coklat ini datang disaat musim hujan, tapi semakin lama malah semakin tidak terkendali," jelas pak tua tersebut. "Desa kami seperti sedang mendapat kutukan.""Tidak mungkin desa kalian mendapat kutukan seperti itu. Aku tidak percaya hal seperti itu," jelas Virgolin menenangkan. "Ini hanya masalah hama wereng saja, tidak ada hubungannya dengan kutukkan. Ditempatku juga ada hal seperti ini."Pria tua tersebut menghela napas. "Sebelum hama wereng melanda, banyak kejadian aneh di desa ini. Ribuan tikus menyerang tanaman padi kami yang siap dipanen.""Tikus?!" "Iya. Semua warga bergotong royong membasmi tikus-tikus tersebut. Tapi untungnya, padi kami masih bisa diselamatkan, walau sebagian sudah ada yang rusak. Tikus juga membawa penyakit, anak-anak kami banyak yang sakit tertular penyakit yang dibawa tikus," keluh pak tua."Menderita banget hidup kalian," tutur V

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   77. JIKA BERSAMAMU, SEMUANYA SEAKAN TIDAK TERLIHAT

    Walau menggunakan peralatan seadanya dan membuat obat pembasmi hama hanya berdasarkan kemampuan yang Virgolin miliki karena dasarnya memang bukan dari bidang pertanian, tapi Virgolin melakukan semuanya dengan penuh keseriusan demi membantu rakyat yang sudah lama dilanda kelaparan karena serangan hama wereng.Beberapa orang diminta Virgolin mencari daun sirsak, karena daun sirsak mempunyai bau yang sangat menyengat. Hama wereng tidak menyukai bau dari daun sirsak. Tak lupa pula Virgolin minta dicarikan biji mahoni karena di dalam kedua bahan tesebut terdapat kandungan zat yang tidak disukai hama wereng tersebut yaitu repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan). Selain kedua bahan tesebut, ada dua bahan lain yang Virgolin tambahkan yaitu rimpang jeringau dan bawang putih. "Tabib, ini semua bahannya sudah tersedia. Lantas, kita melakukan apa lagi?!" tanya Airin."Semua bahan itu ditumbuk sampai halus," pinta Virgolin. "Biar mereka yang melakukannya!" seru Pisc

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   78. PIMPINAN TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI UNTUK MENCULIK TABIB AGUNG VIRGOLIN

    Duarr!Petir menggelegar seakan ingin membelah langit setelah cahaya kilat muncul menyilaukan setiap mata."Untung kita sudah sampai. Hujannya deras sekali!" tutur Virgolin melihat turun hujan dari jendela kamar yang terbuka. "Iya. Pantas saja, cuaca sangat terik, ternyata mau turun hujan," ujar Airin. Virgolin merenggangkan otot. "Tulang pinggangku pegal. Aku ingin berbaring.""Istirahat saja. Aku juga akan istirahat di kamarku," ucap Airin. "Kalau tabib perlu sesuatu, panggil saja aku."Pintu kamar ditutup rapat oleh Airin dari luar. Virgolin segera naik ke atas tempat tidur yang sangat sederhana. Tubuh lelahnya telentang. Sejenak menatap langit-langit, tak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya sebagai tanda Virgolin telah pergi ke alam mimpi. Sementara itu, Pisceso masih bersama Jidan dan sesepuh dari Desa Padi. Semuanya berkumpul di ruang tengah ditemani teh hangat dan beberapa potong singkong serta ubi rebus yang masih mengeluarkan uap panas. "Tabib dari langit m

Bab terbaru

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   83. DIPERSATUKAN CINTA, DIRESTUI ALAM SEMESTA

    Pisceso semakin memeluk erat tubuh Virgolin. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja."Kedua tangan Virgolin memeluk erat pinggang Pisceso. "Benarkah semua akan baik-baik saja?!" tanyanya bersuara serak di antara isak tangis. "Semua akan baik-baik saja," bisik Pisceso. Walau sejujurnya, dirinya juga tidak tahu, apa mungkin akan baik-baik saja setelah hatinya mulai jatuh cinta pada Virgolin. "Bagaimana, kalau tidak baik-baik saja?!" tanya Virgolin lirih. Pisceso tak menjawab. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh Virgolin. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam hatinya. "Pisceso," Virgolin merenggangkan pelukannya. Menghapus air mata yang telah membasahi pipi. Pisceso menatap dalam iris mata Virgolin yang masih tergenang air mata. "Jika nanti, aku sudah pulang ke duniaku, jangan pernah lupakan aku," bisik Virgolin, diakhiri bulir-bulir air bening yang jatuh dari kelopak mata.Hati Pisceso terenyuh. Aliran darah di seluruh nadinya seakan berhenti. "Aku tidak mungkin bisa melu

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   82. DILEMA

    Tatapan Pisceso beralih pada plastik kotor yang dipegang Virgolin. "Benda apa yang kau pegang?!" "Bukan apa-apa," jawab Virgolin. "Hanya sampah."Pisceso tak percaya begitu saja. Plastik kotor yang ada di tangan Virgolin diambilnya. "Itu plastik obat," ucap Virgolin pelan, bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Pisceso diam, menunggu kelanjutan bicara Virgolin. "Tempat ini ,,," Virgolin menjeda ucapan, menelan saliva. Entah kenapa, tenggorokannya terasa kering. Pisceso mengangkat kedua alisnya, menunggu kelanjutan kalimat Virgolin."Dari tempat ini, aku tahu kemana arah jalan menuju ke pintu langit," sambung Virgolin.Deg!Pisceso tertegun. "Aku bahkan sangat hapal, kemana jalan menuju pintu langit," lanjut Virgolin. Membalikan badan, melihat ke sekeliling, kemudian tatapannya berhenti pada satu arah. "Kesana," tunjuknya.Pisceso mengikuti arah tangan Virgolin. Memang benar, jalan itu adalah jalan arah di mana pintu cahaya langit berada, tapi apa mungkin pintu langit itu akan ter

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   81. JATUH HATI

    Pisceso mengajak Virgolin menikmati keindahan air terjun yang ada di Desa Padi. Suara gemuruh dan percikan air yang menimpa batu membuat takjub Virgolin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah. "Lihat! Banyak ikan kecil di sini!" tunjuk Virgolin pada aliran sungai yang berada di bawah kakinya. "Cepat kemari, Pisceso!" Suaranya kencang menyatu bersama suara gemuruh air terjun. Pisceso datang mendekat. "Kita tangkap ikannya!" pinta Virgolin. "Lebih baik biarkan ikannya besar terlebih dahulu, ikan itu masih terlalu kecil," larang Pisceso. "Iya sih, masih sangat kecil." Virgolin setuju. "Ayo, kita ke sana!" ajaknya. "Kita duduk di batu besar itu." Pisceso dengan senang hati mengikuti kemauan Virgolin. Diraihnya tangan Virgolin agar tidak terjatuh disaat berjalan di antara batu-batu kecil yang terhampar di tepian sungai. Batu cukup besar menjadi tempat duduk mereka berdua. Suara gemuruh air terjun begitu kontras, seirama menyatu bersama angin.Virgolin tak berkedip menatap jatuhn

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   80. TUMBANGNYA PIMPINAN TOPENG PERAK

    Perih dipunggung semakin menjalar. Darah yang keluar dari luka semakin banyak. Roxy bahkan merasakan penglihatannya mulai tidak jelas. Keseimbangan tubuhnya pun tidak stabil.Melihat Roxy terlihat limbung, Pisceso memberi isyarat pada prajuritnya agar menangkap Roxy. "Gawat. Mataku, kenapa dengan mataku ini?" hati kecil Roxy bertanya-tanya sendiri. Pedang yang dipegangnya pun mulai terlihat buram.Prajurit dengan sigap mengepung Roxy, tapi jiwa pemberontak Roxy tak membiarkan dirinya ditangkap begitu saja. Walau penglihatan sudah tak begitu jelas, Roxy masih tetap melawan bahkan dengan membabi buta mengayunkan pedangnya ke segala arah. Trang! Clang! Clang!Suara pedang yang beradu mengisi udara di ruangan yang temaram. Roxy masih lincah menangkis mata pedang dari para prajurit yang mengepungnya bahkan dua orang prajurit berhasil terkena sabetan pedangnya. Pisceso memberi perintah agar prajuritnya mundur. Senyum kemenangan terukir di bibir Roxy. "Kalian pikir karena tubuhku terluka

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   79. BERHASIL DIGAGALKAN

    Krieeet,,,Pintu kembali didorong dari luar. Roxy secepat kilat bersembunyi di kolong tempat tidur.Airin kembali masuk membawa wadah yang berisi makanan. Diletakkan di atas meja kecil samping teko air. Sejenak melihat Virgolin kemudian pergi lagi keluar dari kamar. Roxy mengelus dada lega. "Untung tidak ketahuan. Sialan si dayang itu, bolak balik masuk ke kamar. Lama-lama, aku bunuh juga si dayang itu!"Setelah melihat keadaan aman, Roxy keluar dari tempat persembunyiannya. Virgolin masih terlelap tidur dibuai mimpi, tidak tahu kalau dirinya dalam keadaan terancam. Dengkuran halusnya terdengar berirama keluar dari bibirnya."Baguslah, tidurnya sangat nyenyak. Ini akan memudahkan aku untuk membawanya pergi," gumam Roxy bersiap akan membuat Virgolin pingsan dengan memukul bagian tengkuknya. Bruuugh!Pintu kamar tiba-tiba dibuka kasar dari luar. Putra Mahkota Pisceso melesat masuk ke dalam kamar. Duugh!Tendangan kaki Pisceso mendarat sempurna dipunggung Roxy sampai tubuhnya tersun

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   78. PIMPINAN TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI UNTUK MENCULIK TABIB AGUNG VIRGOLIN

    Duarr!Petir menggelegar seakan ingin membelah langit setelah cahaya kilat muncul menyilaukan setiap mata."Untung kita sudah sampai. Hujannya deras sekali!" tutur Virgolin melihat turun hujan dari jendela kamar yang terbuka. "Iya. Pantas saja, cuaca sangat terik, ternyata mau turun hujan," ujar Airin. Virgolin merenggangkan otot. "Tulang pinggangku pegal. Aku ingin berbaring.""Istirahat saja. Aku juga akan istirahat di kamarku," ucap Airin. "Kalau tabib perlu sesuatu, panggil saja aku."Pintu kamar ditutup rapat oleh Airin dari luar. Virgolin segera naik ke atas tempat tidur yang sangat sederhana. Tubuh lelahnya telentang. Sejenak menatap langit-langit, tak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya sebagai tanda Virgolin telah pergi ke alam mimpi. Sementara itu, Pisceso masih bersama Jidan dan sesepuh dari Desa Padi. Semuanya berkumpul di ruang tengah ditemani teh hangat dan beberapa potong singkong serta ubi rebus yang masih mengeluarkan uap panas. "Tabib dari langit m

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   77. JIKA BERSAMAMU, SEMUANYA SEAKAN TIDAK TERLIHAT

    Walau menggunakan peralatan seadanya dan membuat obat pembasmi hama hanya berdasarkan kemampuan yang Virgolin miliki karena dasarnya memang bukan dari bidang pertanian, tapi Virgolin melakukan semuanya dengan penuh keseriusan demi membantu rakyat yang sudah lama dilanda kelaparan karena serangan hama wereng.Beberapa orang diminta Virgolin mencari daun sirsak, karena daun sirsak mempunyai bau yang sangat menyengat. Hama wereng tidak menyukai bau dari daun sirsak. Tak lupa pula Virgolin minta dicarikan biji mahoni karena di dalam kedua bahan tesebut terdapat kandungan zat yang tidak disukai hama wereng tersebut yaitu repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan). Selain kedua bahan tesebut, ada dua bahan lain yang Virgolin tambahkan yaitu rimpang jeringau dan bawang putih. "Tabib, ini semua bahannya sudah tersedia. Lantas, kita melakukan apa lagi?!" tanya Airin."Semua bahan itu ditumbuk sampai halus," pinta Virgolin. "Biar mereka yang melakukannya!" seru Pisc

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   76. BAGAI KUTUKAN!

    "Biasanya hama wereng datang disaat musim hujan dan juga hama ini tidak bertahan lama.""Awal-awalnya seperti itu. Hama wereng coklat ini datang disaat musim hujan, tapi semakin lama malah semakin tidak terkendali," jelas pak tua tersebut. "Desa kami seperti sedang mendapat kutukan.""Tidak mungkin desa kalian mendapat kutukan seperti itu. Aku tidak percaya hal seperti itu," jelas Virgolin menenangkan. "Ini hanya masalah hama wereng saja, tidak ada hubungannya dengan kutukkan. Ditempatku juga ada hal seperti ini."Pria tua tersebut menghela napas. "Sebelum hama wereng melanda, banyak kejadian aneh di desa ini. Ribuan tikus menyerang tanaman padi kami yang siap dipanen.""Tikus?!" "Iya. Semua warga bergotong royong membasmi tikus-tikus tersebut. Tapi untungnya, padi kami masih bisa diselamatkan, walau sebagian sudah ada yang rusak. Tikus juga membawa penyakit, anak-anak kami banyak yang sakit tertular penyakit yang dibawa tikus," keluh pak tua."Menderita banget hidup kalian," tutur V

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   75. MELIHAT-LIHAT KEADAAN DI DESA PADI

    Pujian yang diberikan Pisceso membuat hati Virgolin berbunga-bunga padahal kata pujian cantik sering didapat ketika masih berada di dunianya, tapi entah kenapa saat sekarang Pisceso memujinya dirinya cantik, hatinya sangat senang sekali. Tak lama Airin datang dengan satu orang wanita yang lebih tua. Keduanya langsung mengatur makanan di atas meja. "Wangi sekali," hidung Virgolin kembang kempis mencium aroma wangi dari makanan yang ada di depannya. Selesai semua makanan dihidangkan, Airin dan wanita tersebut pergi lagi, meninggalkan Putra Mahkota Pisceso bersama Virgolin untuk menikmati sarapan pagi berdua. "Sepertinya ini lezat," tunjuk Virgolin pada roti yang ditumpuk mirip pancake. "Di sini juga ada makanan seperti ini. Di duniaku, hampir setiap hari aku sarapan roti seperti ini. Walau rotinya berbeda, tapi ini sepertinya lezat.""Kalau begitu makanlah," Pisceso mengambilkan sepotong roti dan menaruhnya di atas piring Virgolin. "Kamu harus makan banyak, karena setelah ini kita a

DMCA.com Protection Status