Share

20. ANCAMAN ANAK PANAH

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kedua bola mata Virgolin Asteria terbelalak ketika salah satu ayam yang sedang saling cakar, tiba-tiba terbang melayang mengepakkan sayap ke arah wajahnya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain diam tertegun.

PLUUKH!

Ayam jatuh ke lantai dengan kepala nyaris putus. Suasana langsung sunyi senyap, tak ada suara sorak sorai seperti tadi. Semua mata memandang ayam yang telah bersimbah darah jatuh terkapar di atas tanah.

Ya, Pangeran Pisceso dengan cepat segera mengeluarkan belati emas yang selalu dibawanya. Melihat tabib cantik hampir saja celaka karena wajahnya akan menjadi sasaran cakaran ayam, tentu saja Pangeran Pisceso tidak tinggal diam. Hanya tinggal hitungan beberapa senti saja, cakar ayam siap mendarat di wajah Virgolin, Pisceso langsung menebas leher ayam yang salah alamat telah berurusan dengan tabib cantik.

"Hai! Apa yang kau lakukan?!" teriak pemilik ayam memecah keheningan, tak terima ayamnya telah mati bersimbah darah di tanah.

Pisceso menatap tajam pria bertubuh tambun ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   21. HAMA WERENG DI WILAYAH BAGIAN UTARA

    Virgolin kembali ketakutan. Melihat ke sekeliling. "Dunia macam apa ini? Kenapa menghilangkan nyawa orang begitu sangat mudahnya di sini?!""Tabib, cepatlah naik!" Pisceso akhirnya menarik tangan Virgolin agar mendekati kuda putih yang berdiri dengan gagahnya. "Eh, eh, aku tidak mau! Aku takut!" tolak Virgolin sembunyi di belakang tubuh Pisceso. Pisceso kembali menarik tangan Virgolin agar ke luar dari belakang tubuhnya. "Jangan takut. Ada aku yang akan menjagamu!""Tapi,,, tapi ,,,," "Cepatlah!"seru Pisceso. "Apa harus aku menggendong mu agar mau naik ke punggung kuda?!" ancamnya.Akhirnya Virgolin menyerah. "Ok! Ok! Aku mau naik, tapi tunggu! Aku ambil napas dulu." Dengan konyolnya, Virgolin menarik napas panjang dan menghembuskan secara perlahan."Ayo, cepatlah!" "Kenapa kuda ini begitu tinggi? Apa tidak ada kuda yang lebih pendek?!" Virgolin malah tawar menawar tentang kuda.Pisceso habis kesabaran. Ditariknya pergelangan tangan Virgolin agar lebih mendekat ke kuda. "Cepatlah,

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   22. KEBENCIAN DEMI KEBENCIAN

    Virgolin berada di pondok herbal. Berbaring di atas tempat tidur sederhana sedang merasakan sekujur tubuhnya yang sakit apalagi di bagian pinggang."Ya ampun, tubuhku sakit semua," rengek Virgolin. "Ibu, aku ingin pulang."Berpikir dan berpikir mencari cara agar bisa pulang ke dunia modernnya, Virgolin akhirnya tertidur karena kelelahan. Tok!Tok!Tok!Pintu pondoknya diketuk beberapa kali dari luar, tapi Virgolin telah pergi ke alam mimpi. "Tabib agung tidak menjawab," bisik dayang bertubuh gempal."Kita kembali lagi nanti. Mungkin tabib agung sedang istirahat," jawab dayang satunya lagi. "Lalu bagaimana dengan makanan ini?!" Keduanya melihat nampan yang dipegang masing-masing. Ada beberapa macam kue di atas nampan. "Nanti kita kembali lagi."Setelah itu, kedua dayang tersebut pergi meninggalkan pondok herbal.Tidak jauh dari pondok, seulas senyum licik terlukis di bibir seorang wanita. Emi sengaja masuk ke dalam istana untuk memantau setiap pergerakkan Virgolin yang sekarang te

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   23. TOPENG PERAK SAMPAI KE WILAYAH BAGIAN UTARA

    Sayangnya, kata maaf yang ke luar dari bibir Pangeran Pisceso tidak terdengar oleh Virgolin. Dengan membawa hati yang penuh penyesalan, Pisceso pergi meninggalkan pondok herbal.Dari balik rimbunnya pohon, Tabib Cole tanpa sengaja melihat apa yang terjadi antara putra mahkota dan tabib Virgolin. "Putra mahkota pasti sangat sedih."Setelah menghela napas, Tabib Cole mendekati pondok herbal. Diam beberapa saat depan pintu masuk, Tabib Cole memberanikan diri mengetuk pintu.Virgolin segera menghapus air matanya. "Siapa lagi yang datang?!" Mata merah sembabnya melihat ke arah pintu. "Tabib agung," Tabib Cole memberi salam begitu pintu dibuka."Ada apa?!" tanya Virgolin dengan suara serak dan mata sembab. "Boleh saya masuk?!" tanya Tabib Cole. "Ada yang ingin saya bicarakan."Virgolin melebarkan pintu sebagai tanda mempersilahkan Tabib Cole masuk."Terima kasih." Virgolin duduk di kursi kayu yang sederhana. Tatapannya melihat ke arah luar jendela."Apa tabib agung nyaman tinggal dipon

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   24. PENCULIKAN ANAK GADIS DI DESA ORYZA

    Pangeran Pisceso mengerti dengan kegundahan hati ibunda ratu, tapi mau bagaimana lagi?!"Putraku," panggil Raja Theodore. "Kemarilah!"Pisceso segera berpindah tempat, duduk di samping Raja Theodore. "Ada apa ayahanda?!" "Apa benar Jendral Axel pergi ke wilayah Utara?!" tanya raja. "Benar ayahanda."Raja menghela napas. "Ayah khawatir dengan rakyat di sana.""Jangan risau ayahanda. Jendral Axel pasti bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi di sana.""Apa Jaden juga ikut?!" tanya raja."Jaden hanya ikut sampai perbatasan saja. Aku memberi perintah untuk melihat keadaan rakyat di sana tanpa menimbulkan kecurigaan."Raja tersenyum puas. Tangan besarnya menepuk pundak putranya. "Kamu memang putraku yang bisa diandalkan. Ayah bangga padamu."Ratu Eleanor tersenyum senang. "Suamiku, jika nanti kita sudah tua dan tidak bisa mengurus kerajaan lagi. Aku yakin, putra kita pasti bisa menggantikan dirimu menjadi raja yang adil dan bijaksana.""Kata siapa kalian akan tua?!" tanya Pisceso ters

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   25. DEMI SEBUAH BALAS DENDAM

    Si Bul kembali terbahak mendapat pujian dari temannya. "Ha-ha-ha. Kalau urusan wanita, Bul nomor satu. Ha-ha-ha."Wanita yang diculik hanya bisa pasrah, berdiri ketakutan dengan tubuh gemetar serta berurai air mata."Tak lama terdengar seruan dari salah satu teman mereka. "Pemimpin datang, tuan kita Roxy pulang!"Semua orang melihat ke arah di mana terdengar suara derap kaki kuda dan debu yang terlihat berterbangan. Pria berpostur tubuh tinggi besar memacu kudanya di barisan paling depan. Berhenti tepat di depan rumah sederhana yang terbuat dari papan kayu. Setelah turun dari atas kuda dan melempar tali kekang ke anak buahnya segera datang mendekati si Bul. "Tidak mendapatkan hasil tuan?!" tanya si Bul melihat pemimpinnya pulang dengan tangan kosong. Roxy tidak menjawab pertanyaan si Bul. Mata merah dibalik topeng perak yang menutupi sebagian wajahnya menatap tajam wanita muda yang sedang ketakutan. Bul seakan tahu apa yang sedang dipikirkan pimpinannya. "Tuan boleh mencicipinya

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   26. MENUMPAS HABIS PEMBUNUH BAYARAN TOPENG PERAK

    "Ayo, bangunlah!" Roxy meraih tangan Lastri membantunya berdiri.Lastri terdiam, bingung dengan sikap lembut pimpinan topeng perak tersebut. "Duduklah." Roxy mengambil kursi tua yang ada di sudut ruangan . "Jangan takut, aku tidak pernah berbuat kasar pada wanita. Apalagi pada wanita cantik sepertimu."Dalam kebingungan Lastri mengikuti saja kemauan Roxy sampai perasaan takut yang melingkupi hatinya perlahan mulai memudar."Kamu mau ini?!" Roxy menawarkan buah apel yang ada di atas meja. Lastri menggeleng lemah. "Siapa namamu?!" tanya Roxy."La-lastri.""Nama yang bagus. Apa benar kamu dari Desa Oryza?!" tanya Roxy.Lastri mengangguk. Roxy sengaja mengajak Lastri bicara agar tidak tegang. Melihat pimpinan topeng perak terlihat tenang, Lastri memberanikan diri bicara. "Tu-tuan, a-a-aku ingin pu-pulang."Roxy tersenyum. "Pulang?!"Lastri mengangguk beberapa kali. "I-iya."Roxy datang mendekat. "Kenapa ingin pulang?!"Lastri menelan saliva sebelum bicara. "Ibu, kasihan ibu.""Kau ti

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   27. MENGHILANG DITELAN ANGIN MALAM

    Sepi dan hening, Axel menajamkan penglihatan dan pendengaran melihat sekelilingnya yang gelap. Sreek!Axel erat memegang pedang. Memasang kewaspadaan penuh melihat ke arah sumber suara berasal. Seekor tupai kecil ke luar dari semak-semak. Sejenak melihat Axel kemudian lari ke atas pohon. Pandangan Axel jatuh pada tanah di bawah kaki. "Darah," gumamnya.Tetes demi tetes darah menjadi petunjuk bagi Axel dalam mencari keberadaan pemimpin topeng perak. Sementara itu, Roxy yang dicari Axel sedang berusaha berlari sekuat tenaga di setiap sisa tenaganya. Darah segar yang ke luar dari luka di pergelangan tangannya bagai tetesan air hujan yang jatuh membasahi bumi.Roxy berhenti sejenak, melihat tangannya yang telah berlumur darah. "Sialan!" umpatnya di antara ringisan sakit dan geram kesal. "Akan ku balas kau jenderal sialan."Berhenti sejenak, Roxy kembali melanjutkan pelariannya tanpa menyadari setiap tetes darah yang ke luar dari tangannya memberi petunjuk bagi Axel yang sekarang tak j

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   28. JENDERAL VORESHAM TERLUKA DI DESA ORYZA

    "Ini ,,, anu," jawab Rose kaget bercampur gugup. Dua prajurit sedang berpatroli menatap tajam pada Rose dan Emi penuh kecurigaan.Rose menyenggol lengan Emi agar bicara."Aku dan Rose hanya sedang melihat bunga-bunga di sini," jawab Emi. "Bunga di sini terlihat begitu cantik.""Pergi kalian dari sini!" seru salah satu prajurit. "Jangan berkeliaran di tempat yang tidak boleh kalian injak!"Tanpa banyak bicara, Rose dan Emi langsung pergi."Ada apa di sana?!" tanya Virgolin melihat dari kejauhan dengan apa yang terjadi pada Rose dan Emi bersama dua prajurit berpatroli.Pisceso melihat punggung Emi dan Rose yang semakin menjauh. "Entahlah.""Sepertinya aku sering melihat wanita itu," ucap Virgolin. "Apa mereka berdua juga dayang istana?!""Mereka punya tugas dibagian belakang istana," jawab Pisceso."Oh. Ada berapa orang yang bekerja di istana mu?!" tanya Virgolin. "Entahlah, aku tidak pernah menghitungnya.""Pasti sangat banyak. Istana mu ini besar dan sangat luas. Perlu ratusan orang

Bab terbaru

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   83. DIPERSATUKAN CINTA, DIRESTUI ALAM SEMESTA

    Pisceso semakin memeluk erat tubuh Virgolin. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja."Kedua tangan Virgolin memeluk erat pinggang Pisceso. "Benarkah semua akan baik-baik saja?!" tanyanya bersuara serak di antara isak tangis. "Semua akan baik-baik saja," bisik Pisceso. Walau sejujurnya, dirinya juga tidak tahu, apa mungkin akan baik-baik saja setelah hatinya mulai jatuh cinta pada Virgolin. "Bagaimana, kalau tidak baik-baik saja?!" tanya Virgolin lirih. Pisceso tak menjawab. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh Virgolin. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam hatinya. "Pisceso," Virgolin merenggangkan pelukannya. Menghapus air mata yang telah membasahi pipi. Pisceso menatap dalam iris mata Virgolin yang masih tergenang air mata. "Jika nanti, aku sudah pulang ke duniaku, jangan pernah lupakan aku," bisik Virgolin, diakhiri bulir-bulir air bening yang jatuh dari kelopak mata.Hati Pisceso terenyuh. Aliran darah di seluruh nadinya seakan berhenti. "Aku tidak mungkin bisa melu

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   82. DILEMA

    Tatapan Pisceso beralih pada plastik kotor yang dipegang Virgolin. "Benda apa yang kau pegang?!" "Bukan apa-apa," jawab Virgolin. "Hanya sampah."Pisceso tak percaya begitu saja. Plastik kotor yang ada di tangan Virgolin diambilnya. "Itu plastik obat," ucap Virgolin pelan, bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Pisceso diam, menunggu kelanjutan bicara Virgolin. "Tempat ini ,,," Virgolin menjeda ucapan, menelan saliva. Entah kenapa, tenggorokannya terasa kering. Pisceso mengangkat kedua alisnya, menunggu kelanjutan kalimat Virgolin."Dari tempat ini, aku tahu kemana arah jalan menuju ke pintu langit," sambung Virgolin.Deg!Pisceso tertegun. "Aku bahkan sangat hapal, kemana jalan menuju pintu langit," lanjut Virgolin. Membalikan badan, melihat ke sekeliling, kemudian tatapannya berhenti pada satu arah. "Kesana," tunjuknya.Pisceso mengikuti arah tangan Virgolin. Memang benar, jalan itu adalah jalan arah di mana pintu cahaya langit berada, tapi apa mungkin pintu langit itu akan ter

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   81. JATUH HATI

    Pisceso mengajak Virgolin menikmati keindahan air terjun yang ada di Desa Padi. Suara gemuruh dan percikan air yang menimpa batu membuat takjub Virgolin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah. "Lihat! Banyak ikan kecil di sini!" tunjuk Virgolin pada aliran sungai yang berada di bawah kakinya. "Cepat kemari, Pisceso!" Suaranya kencang menyatu bersama suara gemuruh air terjun. Pisceso datang mendekat. "Kita tangkap ikannya!" pinta Virgolin. "Lebih baik biarkan ikannya besar terlebih dahulu, ikan itu masih terlalu kecil," larang Pisceso. "Iya sih, masih sangat kecil." Virgolin setuju. "Ayo, kita ke sana!" ajaknya. "Kita duduk di batu besar itu." Pisceso dengan senang hati mengikuti kemauan Virgolin. Diraihnya tangan Virgolin agar tidak terjatuh disaat berjalan di antara batu-batu kecil yang terhampar di tepian sungai. Batu cukup besar menjadi tempat duduk mereka berdua. Suara gemuruh air terjun begitu kontras, seirama menyatu bersama angin.Virgolin tak berkedip menatap jatuhn

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   80. TUMBANGNYA PIMPINAN TOPENG PERAK

    Perih dipunggung semakin menjalar. Darah yang keluar dari luka semakin banyak. Roxy bahkan merasakan penglihatannya mulai tidak jelas. Keseimbangan tubuhnya pun tidak stabil.Melihat Roxy terlihat limbung, Pisceso memberi isyarat pada prajuritnya agar menangkap Roxy. "Gawat. Mataku, kenapa dengan mataku ini?" hati kecil Roxy bertanya-tanya sendiri. Pedang yang dipegangnya pun mulai terlihat buram.Prajurit dengan sigap mengepung Roxy, tapi jiwa pemberontak Roxy tak membiarkan dirinya ditangkap begitu saja. Walau penglihatan sudah tak begitu jelas, Roxy masih tetap melawan bahkan dengan membabi buta mengayunkan pedangnya ke segala arah. Trang! Clang! Clang!Suara pedang yang beradu mengisi udara di ruangan yang temaram. Roxy masih lincah menangkis mata pedang dari para prajurit yang mengepungnya bahkan dua orang prajurit berhasil terkena sabetan pedangnya. Pisceso memberi perintah agar prajuritnya mundur. Senyum kemenangan terukir di bibir Roxy. "Kalian pikir karena tubuhku terluka

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   79. BERHASIL DIGAGALKAN

    Krieeet,,,Pintu kembali didorong dari luar. Roxy secepat kilat bersembunyi di kolong tempat tidur.Airin kembali masuk membawa wadah yang berisi makanan. Diletakkan di atas meja kecil samping teko air. Sejenak melihat Virgolin kemudian pergi lagi keluar dari kamar. Roxy mengelus dada lega. "Untung tidak ketahuan. Sialan si dayang itu, bolak balik masuk ke kamar. Lama-lama, aku bunuh juga si dayang itu!"Setelah melihat keadaan aman, Roxy keluar dari tempat persembunyiannya. Virgolin masih terlelap tidur dibuai mimpi, tidak tahu kalau dirinya dalam keadaan terancam. Dengkuran halusnya terdengar berirama keluar dari bibirnya."Baguslah, tidurnya sangat nyenyak. Ini akan memudahkan aku untuk membawanya pergi," gumam Roxy bersiap akan membuat Virgolin pingsan dengan memukul bagian tengkuknya. Bruuugh!Pintu kamar tiba-tiba dibuka kasar dari luar. Putra Mahkota Pisceso melesat masuk ke dalam kamar. Duugh!Tendangan kaki Pisceso mendarat sempurna dipunggung Roxy sampai tubuhnya tersun

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   78. PIMPINAN TOPENG PERAK MUNCUL KEMBALI UNTUK MENCULIK TABIB AGUNG VIRGOLIN

    Duarr!Petir menggelegar seakan ingin membelah langit setelah cahaya kilat muncul menyilaukan setiap mata."Untung kita sudah sampai. Hujannya deras sekali!" tutur Virgolin melihat turun hujan dari jendela kamar yang terbuka. "Iya. Pantas saja, cuaca sangat terik, ternyata mau turun hujan," ujar Airin. Virgolin merenggangkan otot. "Tulang pinggangku pegal. Aku ingin berbaring.""Istirahat saja. Aku juga akan istirahat di kamarku," ucap Airin. "Kalau tabib perlu sesuatu, panggil saja aku."Pintu kamar ditutup rapat oleh Airin dari luar. Virgolin segera naik ke atas tempat tidur yang sangat sederhana. Tubuh lelahnya telentang. Sejenak menatap langit-langit, tak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya sebagai tanda Virgolin telah pergi ke alam mimpi. Sementara itu, Pisceso masih bersama Jidan dan sesepuh dari Desa Padi. Semuanya berkumpul di ruang tengah ditemani teh hangat dan beberapa potong singkong serta ubi rebus yang masih mengeluarkan uap panas. "Tabib dari langit m

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   77. JIKA BERSAMAMU, SEMUANYA SEAKAN TIDAK TERLIHAT

    Walau menggunakan peralatan seadanya dan membuat obat pembasmi hama hanya berdasarkan kemampuan yang Virgolin miliki karena dasarnya memang bukan dari bidang pertanian, tapi Virgolin melakukan semuanya dengan penuh keseriusan demi membantu rakyat yang sudah lama dilanda kelaparan karena serangan hama wereng.Beberapa orang diminta Virgolin mencari daun sirsak, karena daun sirsak mempunyai bau yang sangat menyengat. Hama wereng tidak menyukai bau dari daun sirsak. Tak lupa pula Virgolin minta dicarikan biji mahoni karena di dalam kedua bahan tesebut terdapat kandungan zat yang tidak disukai hama wereng tersebut yaitu repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan). Selain kedua bahan tesebut, ada dua bahan lain yang Virgolin tambahkan yaitu rimpang jeringau dan bawang putih. "Tabib, ini semua bahannya sudah tersedia. Lantas, kita melakukan apa lagi?!" tanya Airin."Semua bahan itu ditumbuk sampai halus," pinta Virgolin. "Biar mereka yang melakukannya!" seru Pisc

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   76. BAGAI KUTUKAN!

    "Biasanya hama wereng datang disaat musim hujan dan juga hama ini tidak bertahan lama.""Awal-awalnya seperti itu. Hama wereng coklat ini datang disaat musim hujan, tapi semakin lama malah semakin tidak terkendali," jelas pak tua tersebut. "Desa kami seperti sedang mendapat kutukan.""Tidak mungkin desa kalian mendapat kutukan seperti itu. Aku tidak percaya hal seperti itu," jelas Virgolin menenangkan. "Ini hanya masalah hama wereng saja, tidak ada hubungannya dengan kutukkan. Ditempatku juga ada hal seperti ini."Pria tua tersebut menghela napas. "Sebelum hama wereng melanda, banyak kejadian aneh di desa ini. Ribuan tikus menyerang tanaman padi kami yang siap dipanen.""Tikus?!" "Iya. Semua warga bergotong royong membasmi tikus-tikus tersebut. Tapi untungnya, padi kami masih bisa diselamatkan, walau sebagian sudah ada yang rusak. Tikus juga membawa penyakit, anak-anak kami banyak yang sakit tertular penyakit yang dibawa tikus," keluh pak tua."Menderita banget hidup kalian," tutur V

  • TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN   75. MELIHAT-LIHAT KEADAAN DI DESA PADI

    Pujian yang diberikan Pisceso membuat hati Virgolin berbunga-bunga padahal kata pujian cantik sering didapat ketika masih berada di dunianya, tapi entah kenapa saat sekarang Pisceso memujinya dirinya cantik, hatinya sangat senang sekali. Tak lama Airin datang dengan satu orang wanita yang lebih tua. Keduanya langsung mengatur makanan di atas meja. "Wangi sekali," hidung Virgolin kembang kempis mencium aroma wangi dari makanan yang ada di depannya. Selesai semua makanan dihidangkan, Airin dan wanita tersebut pergi lagi, meninggalkan Putra Mahkota Pisceso bersama Virgolin untuk menikmati sarapan pagi berdua. "Sepertinya ini lezat," tunjuk Virgolin pada roti yang ditumpuk mirip pancake. "Di sini juga ada makanan seperti ini. Di duniaku, hampir setiap hari aku sarapan roti seperti ini. Walau rotinya berbeda, tapi ini sepertinya lezat.""Kalau begitu makanlah," Pisceso mengambilkan sepotong roti dan menaruhnya di atas piring Virgolin. "Kamu harus makan banyak, karena setelah ini kita a

DMCA.com Protection Status