Share

Part 74

Ponsel milik Amira terdengar berdering nyaring. Wanita yang sejak dulu menjadi sahabatku itu berjalan sedikit menjauh, dan tidak lama kemudian pamit pulang karena diminta suaminya untuk ikut ke undangan.

"Hati-hati di jalan, Mir. Salam buat Mas Hari," ucapku sambil bercipika-cipiki.

"Iya nanti aku sampein ke suami. Kamu yang sabar, ya Han. Jaga Zafir, jangan sampai dia semakin sakit hati sama ayahnya. Aku yakin pasti kamu bisa menghadapi masalah ini. Kamu itu perempuan hebat, Hanina. Semoga Allah semakin mengangkat derajat kamu," ucapnya sebelum pergi.

"Terima kasih, Mir."

"Kembali kasih. Bye!"

Aku melambaikan tangan, kembali masuk setelah melihat Amira menaiki ojek yang dia pesan lalu pergi ke dapur untuk membuat teh madu supaya pikiran sedikit tenang.

"Allahumma inni as-aluka nafsan bika muthma-innah, tu'minu biliqo-ika wa tardho bi qodho-ika wataqna'u bi 'atho-ika," ucapku dalam hati, sambil mengaduk teh di cawan dan segera me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status