Setelah menghadapi Pangeran Jehu yang lumayan ulet dalam menggodanya. Vania menyempatkan mampir ke kediaman istana Putra Mahkota Elia untuk mengucapkan terimakasih. "Salam kepada matahari muda Kerjaan Merden, Yang Mulia Putra Mahkota!" "Ya... apa kabar Duchess Ansel?""Berkah Dewa Harsa yang melimpah Yang Mulia, sehingga saya masih sehat dan menghadap Puta Mahkota.""Syukurlah.... Bagaimana kabar Nona Muda Ansel? saya dengar dia mengalami gejala syok dan stres sehingga kondisi tubuhnya drop?""Untungnya semakin hari semakin membaik. Ini berkat kemuliaan hati Putra Mahkota juga yang mau mengirim dokter istana ke kediaman Ansel!""Ya itu tidak masalah, hanya bantuan kecil. Dibandingkan dengan itu, perjuangan Duchess dalam mengkritik pihak Kerajaan dan bangsawan yang tutup telinga dengan kasus ini merupakan prestasi yang luar biasa. Saya senang ada yang mengkritik pihak Kerajaan, karena bagaimana pun itu adalah evaluasi yang membangun dan jarang ada bangsawan yang mau bersikap kritis d
"Halo...." suara perempuan itu membubarkan lamunan Andrew."Ah... maafkan atas ketidak sopanan saya..." Andrew membungkuk untuk meminta maaf."...."Pikirannya kacau dan kalut. 'Duke Gama...'"Ijin perkenalkan, saya Andrew Anderson ajudan mendiang Duke Gama," Andrew membungkuk sekali lagi.Orang yang ditunggu Vania akhirnya pulang juga."Ah ya... senang bertemu denganmu Andrew, saya Vania Vivia Pallqs Pil Ansel adik mendiang Duke. Pasti sudah ada yang mengabarimu mengenai kematian Duke san Duchess. Untuk saat ini, akulah yang meneruskan Duchy dan tanggung jawab Duke." Vania menjelaskan singkat secara formal.Vania pernah beberapa kali berpapasan dengan Andrew tapi dia tak pernah benar-benar menyapanya .Yah, Vania kan memang tembok yang gak pernah sosialisasi. Padahal Andrew selalu ada di samping Duke, wajahnya juga tampan dan menawan. Tapi Vania tak terpesona dan meliriknya. Dan baru kali ini Dia benar benar berhadapan dengan ajudan kakaknya dulu."Silahkan duduk..." Vania nempersila
Setelah Vania memberikan Andrew cari selama satu minggu. Andrew Anderson benar-benar tidak menampakkan batang hidungnya di kediaman Ansel. Mungkin dia pulang ke rumah orang tuanya. Karena sudah setengah tahun dia pergi berlayar ke Benua seberang. Andrew juga menyerahkan laporan perjalanan berikut pengeluaran dan hasil tugas tersebut dengan catatan tebal yang sangat rinci dan bagus. Vania bahkan menagangguk anggukan kepalanya karena terlalu serius tapi juga terlalu menikmati membaca laporan tersebut. Mereka akhirnya menjalin kerjasama dengan bertukar hasil dagangan . Kesepakatan yang tidak sia-sia. Meskipun memakan waktu lama tapi Duchy Ansel akan melebarkan sayapnya ke perdagangan jalur laut sampai ke Benua seberang. Kemampuan Andrew dalam bernegoisasi patut di apresiasi. Maka setelah membaca hasil laporan tersebut Vania semakin terobsesi untuk menjadikan Andrew sebagai ajudannya."Ya ampun, keluarga Anderson memang tidak main-main kerjanya!" Vania tersenyum senyum sendiri dan bicara
Jeff kehilangan kata-kata ketika mendengar kabar bahwa Penyihir Agung Rodeo telah meninggal. Vania sebetulnya ingin marah karena baru ini diberi tahu mengenai kondisi Kesha. Itu sangat urgensi. Sebagai orang yang sekarang menjadi wali menggantikan orang tua harusnya Jeff lebih peka dan langsung memberi tahukan semua borok Keluarga Ansel yang tidak diketahui oleh Vania.Vania yakin situasi ini akan semakin kacau mengingat yang meninggal adalah pemilik menara sihir yang sampai tua tidak menikah dan tidak memiliki penerus. Akan ada keributan mengenai siapa penerus yang cocok menduduki kursi menara sihir. "Jadi berapa bulan waktu yang tersisa harusnya Jeff?""...." Jeff masih bengong dan belum sadar diri."Jeff!" Vania meninggikan suaranya untuk membubarkan pikiran Jeff yang kusut."Ya? Ah... maafkan saya Nyonya..." Jeff kembali sadar."Maaf, Nyonya tadi tanya apa?" "Berapa lama lagi Kesha berusia 5 tahun?""4 bulan Nyonya"4 bulan, dengan rentang waktu itu Vania harus mencari pengganti
"Kalian tidak mungkin curiga denganku kan?" Loka melontarkan kalimat pertanyaan yang sebenarnya ditujukan untuk pembelaan dirinya.Sungguh lucu, biasanya kelima orang itu selalu berbicara positif di depan Rodeo seolah akan selalu mendukung satu sama lain. Meskipun tidak dilahirkan dari rahim yang sama setidaknya di mata Rodeo, persaudaraan mereka begitu kental. Faktanya, di belakang Rodeo 5 orang itu hanyalah orang asing satu sama lain, mereka harus menggunakan topeng mereka untuk Citra yang baik dimata Rodeo, semakin mereka baik di mata Rodeo semakin Rodeo mengajarkan sihir-sihir langka yang tidak ada di buku. Rodeo suka berbagi rahasia dengan kelima muridnya. Tapi rahasia Rodeo tidak semua dibagikan ke masing-masing anak. Ada kalanya rahasia yang Rodeo bagikan berbeda-beda. Jadi masing-masing anak punya kartu rahasia Rodeo sendiri. "Kau yang paling mencurigakan Loka, kau bahkan tidak terlihat terguncang sama sekali!" Kevin menyindir."Dia hanya tidak pandai berekspresi Kevin!" kali
Arvel juga tipe pengamat, makanya dia tidak banyak membuka suara kecuali diperlukan. Sama seperti Loka, Arvel juga tidak menginginkan status menjadi Master Menara sihir, karena baginya status itu juga mengembangkan amanah yang luar biasa. Menjadi Master Menara sihir mengharuskannya bisa memimpin setiap penyihir yang bernaung di bawah menara sihir. Membuat batasan yang jelas akan apa yang bisa dilakukan oleh para penyihir. Banyaknya praktik eksperimen juga menyebabkan sedikit kekacauan. Makanya letak Menara sihir sangat jauh dari pemukiman warga. "Bagaimana kalau kita lakukan jabatan sementara," usul Arvel. Jabatan sementara bagus dilakukan karena tidak mungkin bisa diputuskan siapa pemilik menara sihir selanjutnya mengingat waktunya terbatas dan situasi tidak memungkinkan."Bagiku sekarang ini, mengumumkan kematian Master dan mengadakan pemakaman yang layak untuk berlian adalah prioritas utama," Arvel memberikan nasehatnya.Loka setuju dengan pendapat Arvel."Kenapa harus sementara ka
Pemakaman segera diadakan oleh mereka. Pemakaian itu sangat ramai mengingat posisi Rodeo sebagai penyihir Agung dan Master Menara sihir. Tapi hanya sebagian orang saja yang diperbolehkan melayat sampai ke kuburan. Terlalu ramai orang hanya menganggu jalannya pemakaman. Kelima murid Rodeo menginginkan pemakaman yang kushu dari pada pemakaman yang megah. Kelima murid itu menyapa para tamu yang hadir. Banyak bangsawan penting datang, termasuk Yang Mulia Raja, Putra Mahkota Elia, Pangeran Jehu, Permaisuri dan Ratu. Diantara para penguasa yang datang, Vanialah yang paling menonjol. Pertama, Keluarga Ansel sebelumnya tak pernah berurusan dengan menara sihir. Itu terlihat dari luarnya saja. Hubungan rahasia itu hanya diketahui oleh Rodeo dan seorang muridnya. Tugas Vania sekarang adalah menemukan murid tersebut. "Kau lihat itu, laki-laki berambut pirang platinum. Ku dengar dia sekarang yang meneruskan gelar Master Menara sihir, bukankah dia sangat muda?" "Dia? wah dia sangat tampan!" B
Vania akhirnya pergi dengan portal sihir. Dia memilih resiko tubuhnya sakit dan lemas ketimbang harus sampai ke mansion dalam waktu lama. Tubuh Vania tak masalah lemas, mual dan pegal-pegal, yang penting dia segera tahu kondisi Kesha. Kepalanya pusing berat, aliran mana di portal sihir membuatnya mengeluarkan semua makanan yang dia makan seharian ini. "Huek.... sialan... ugh..." perutnya sakit sementara kepalanya terus berdenyut. Tapi dia tetap melangkah ke dalam rumah. "Nyonya..." Jeff segera menyambutnya, dia sendiri ingin langsung mengabarkan kondisi Kesha, tapi melihat Vania yang sangat lemas datang juga membuatnya bimbang. Jeff memegangi Vania yang hampir ambruk. Dia mendudukannya di sofa, lalu menyuruh salah satu pelayan untuk membuatkan teh hangat. Meskipun masih lemas, Vania akhirnya bangkit dan menanyakan kabar Kesha. "Bagaimana kondisi Kesha?" Vania masih memegangi kepalanya yang berdenyut."Semenjak pendeta datang dan memurnikan mananya dia sudah tidak kejang lagi Nyo
Keluar dari istana Loka memandang Vania. Dia sebenarnya cukup terkesima dengan pandangan Vania. Dia masih muda dan dipaksa dewasa. Dia belum pernah menikah tapi harus punya dua anak yang siap dia jaga. Loka yakin, Vania akan jadi wanita hebat. "Penyihir agung Loka... Saya amat sangat merasa berterima kasih atas segala bentuk bantuanya selama ini. Anda tahu bahwa kediaman Ansel dimasa mendatang akan selalu membantu menara sihir." Loka tersenyum, "Saya juga berterima kasih atas segala bentuk kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Senang bisa bekerja sama dengan kediaman Ansel." Erick Jamamiel juga sudah kembali ke akademi untuk mengajar dan tentu saja masih dengan eksperimentalnya. Sebagai Duchess Vania banyak bertemu dengan orang baru. Dia bisa melihat banyak perspektif tentang kehidupan secara luas. Dia melihat langit yang cerah. Ah ... rasa nya masa depan itu juga akan cerah bukan. Loka langsung berpamitan dan akan pergi ke menara sihir. Vania juga segera kembali ke ke
Kenapa keluarga Kerajaan dengan entengnya membuat kesimpulan seperti itu. Mereka meminta maaf pun tidak bisa mengembalikan kakak ipar dan kakaknya. "Ini karena keteledoran Ayah dan pengabaian. Kami sadar akan hal itu." Jehu menambahkan. Sejujurnya Vania mau marah, tapi tidak etis juga memarahi Meraka karena itu bukan salah mereka. "Sudahlah... yang penting sekarang malah sudah clear dan jelas. Itu bukan salah kalian sejujurnya." Kata Loka. Vania mendengarnya juga. Loka benar, tapi entah kenapa rasanya masih sakit. Dia kehilangan kakaknya dan mendapatkan surat wasiat yang memberatkan dirinya. Bukannya tidak mau untuk merawat kedua keponakannya. Tapi menjadi Duchess adalah hal lain yang tidak pernah dia pikirkan. "Ayah akan menebus dosanya dengan pergi ke kuil untuk mengabdi selama sisa hidupnya." Mereka semua cukup kaget, keputusan Raja itu tidak pernah mereka duga. "Secepatnya aku akan naik tahta untuk menggantikannya." Vania sebenarnya Tidak terima, dia ingin me
Sungguh tidak akan ada yang menyangka berita menghebohkan datang dari keluarga Istana. Raja mengumumkan secara resmi bahwa dia akan mundur dari jabatan. Tidak tahu apa yang pasti telah terjadi, tapi berita tersebut membuat semua orang gempar, bahkan pada bangsawan yang menduduki kursi dewan negara nasional. Sementara itu Elia dan Jehu masih menutupi kesalahan Ayahnya. Mereka kemudian hendak melakukan audiensi dengan pihak menara sihir dan keluarga Duke Ansel. *** Aneh sekali ada surat dari istana, dan sepertinya surat resmi. Vania membaca surat tersebut dengan serius. Karena ini surat penting tidak mungkin dia akan menolaknya. Tapi sebetulnya, dia sedang dalam kondisi mendesak. Ini terkait kondisi Kesha. Ritual tersebut belum di lakukan sehingga kondisinya menjadi lebih tidak memungkinkan dengan segala sesuatu yang terjadi. Bisa jadi lebih baik, atau sebaliknya. Pihak menara sudah berjanji bahwa malam ini adalah harinya. Pada malam hitungan tertentu, mana seseorang akan t
Raja merasa sangat gelisah sepanjang waktu. Dia tidak menyangka bahwa anaknya yang tidak berguna seperti Jehu itu bisa membuat gebrakan dengan mengungkapkan dalang kasus pembunuhan berantai di masyarakat. Bersama dengan Elia dia bisa bekerja sama. Lebih parah lagi ternyata kedok Marquis Sami bisa ketahuan. Ambisinya selama ini adalah menciptakan pasukan kuat dan akan ditakuti oleh kerajaan sekitar. Dia ingin melakukan ekspansi perluasan wilayah. Makanya dia mendukung Marquis Sami dan memberikan pendanaan untuk objek penelitian nya. Siapa sangka dia benar benar berhasil. Tapi ilmuan yang gila kadang kadang banyak mengorbankan banyak hal. Dan itu menjadi salah kaprah ketika Marquis menghalalkan segala cara. Raja akui dia salah telah mengabaikannya dulu. Kini setelah anak anaknya mengetahuinya dia malu karena sudah bertindak tidak adil pada banyak orang. Terlebih Marquis juga mengorbankan Duke Gama dan Menara sihir karena ingin menggali dirinya. "Apa yang harus aku lakukan?" Dia
Para pekerja dikembalikan ke mansion setelah semuanya selesai. Ksatria yang terluka juga diobati dengan segera. Semua master menara sihir bekerja tanpa beristirahat. Jehu dan Elia juga punya tugasnya sendiri. Untuk pertama kalinya mereka bekerja sama dengan kompak. Padahal mereka dulu selalu bermusuhan. Marquis Titan dijaga dengan ketat dibawah pengawasan menara sihir juga. Rumahnya digeledah dan ditemukan lorong rahasia bawah tanah. Rupanya dibawah sana masih banyak percobaannya. "Orang itu benar benar gila.""Dia berniat membuat pasukan monster.""Ini dibisa dikatakan pemberontakan."Mempunyai kavileri pasukan melebihi istana sama saja dengan upaya pemberontakan. Di jaman ini, semua bangsawan memiliki pasukan dengan jumlah terbatas dan Tidak boleh melebihi pasukan istana. Setelah mengacak mengacak tempat tersebut, Elia menemukan segel yang sangat familiar."Segel istana." Itu adalah segel milik Raja."Ayah?" Jehu penasaran.Benar, itu adalah segel milik raja bahwa Marquis meng
Elia tentu saja tahu tentang operasi jebakan tersebut. Dia akhirnya memberikan surat kepada Jehu, meskipun sepertinya akan datang terlambat. Pasukan kavaleri mereka datang terlambat. Ternyata suasana di istana Duke Ansel telah kacau balau. Banyak hewan hewan mati dengan darah berceceran. Beberapa ksatria juga terluka karena mereka monster monster tersebut. "Gila!" Kata Jehu kaget. Dia tidak tahu bahwa selama ini yang mereka hadapi adalah monster . "Tapi monster ini diciptakan oleh seseorang." Suara pedang berdesing. Teriakan teriakan para ksatria menggema. Pasukan Jehu juga segera bergabung. "Sepertinya Duchess dan beberapa tuan penyihir ada di dalam!" Jehu dan Elia berbagi peran. Elia bertugas mencari musuh utamanya, sedangkan Jehu berperan untuk mencari Duchess Vania dan yang lainnya. Ketika Arvel, Erick dan Vania kelelahan datanglah Jehu. "Ahh.. bantuan datang!" Kata Erick yang sudah kelelahan. Kesha sudah digendong oleh Vania."Kita harus pergi dari sini!""Bagaimana den
Dalam suasana sepi, Marquis terus menyelinap masuk, seolah segalanya terasa sangat mudah. Dia hanya tidak tahu bahwa sebenarnya semua gerak geriknya sudah di incar. Tepat saat dia hendak masuk ke sebuah kamar, dia dihalang oleh beberapa orang. "Sialan!!"Ternyata semua ini hanya sebuah jebakan.Dia segera memberi perintah pada monster buatannya itu.Kuda dengan gigi tajam dan mengeluarkan air liur menjijikkan itu maju."Dia sudah menciptakan monster rupanya!"Donald yang awalnya merasa bosan kini merasa sangat bersemangat. Sudah lama tidak mendapatkan pengalaman baru."Dia monster dengan mana yang kuat." Loka sedang memberitahu."Aku akan menguji semua eksperimen ku!" Katanya bersemangat.Ben sendiri juga sudah bersiap."Dia cukup gila rupanya, datang sendirian!"Tapi Marquis juga sebenarnya sudah bersiap kalau kalau dia mengalami gangguan.Saat kuda itu hendak menyerang, Donald melemparkan mercon bubuk ke arah kuda itu, alhasil kuda itu kelimpungan."Apa yang kau lempar kan?""Hany
"Kalau kasus yang tengah ditangani pangeran Jehu ternyata terbukti benar bahwa Duke Gama dan guru besar bekerja sama. Aku yakin pelakunya sama." "Pasti dia sudah mendengar tentang anak yang memiliki mana melimpah." "Kita bisa menjebaknya!" "untuk jaga jaga, kita kosongkan menara!" "Memangnya mereka mau kesini hanya untuk berjaga." Loka sam Arvel terlihat sedang berdebat satu sama lain. masih ada ketiga teman penyihir di menara, kalau mereka ikut kesini pasti mereka tidak mau. "Tapi kalau kita bahas kematian guru, pasti mereka mau." Mau bagaiman pun mereka menyayangi guru mereka. Master menara tidak pernah pelit dalam berbagi ilmu, kadang kala dia hanya menguji seberapa kuat kemauan kita untuk belajar . "coba saja kalau begitu." Lalu dipanggil lah mereka semua. Donald , Kevin dan Ben. Mereka tampak sangat kesal. "Awas saja kalau Tidak ada yang menarik malam ini!" Donald si pecinta adrenalin menekankan hal itu kepada Loka. "Aku Tidak janji ya!" *** Malam i
Kasus itu adalah sederet kasus penculikan orang di daerah kumuh. Ketika ditemukan Mayat mereka pucat, mereka kehabisan daya hidup. pengambilan mana secara paksa. "Tapi untuk apa?" Jehu bertanya tanya. Sementara dia masih menyelidiki kasus tersebut. Di kediaman Ansel mereka juga akhirnya bisa mengurai isi perkamen tersebut. Mantra itu ada dan yang perlu disiapkan adalah menyiapkan ritual tersebut . "Benar kalau Duchess Vania tidak memiliki mana sejak kecil?" "Sejak lahir malah." Tapi dia masih bertahan Hidup. Bukankah dia seperti fosil? Lihat saja kasus yang tengah terjadi, mereka semua mati ketika mana nya tersedot. Daya hidup mereka juga seperti tersedot. Kalau Duchess saja bisa hidup, bukankah mereka harusnya juga bisa hidup. "Ini kasus langka." Kata Loka . dia langsung melihat Duchess sebagai objek penelitian. "Apa?" Vania mulai ketakutan. "Tapi bagaimana kalau gagal? bukankah ini lebih seperti tikus percobaan?" Erick menyampaikan pendapatnya. Vania juga ng