Home / Pernikahan / Surat Cerai Dari Ibu Mertua / Part 13, Suasana Penuh Drama

Share

Part 13, Suasana Penuh Drama

last update Last Updated: 2023-08-24 08:03:22

"Sayang, kamu sudah baik-baik saja, kan?" tanya Chandra memastikan. Saat Nadira istirahat satu jam setelah kejadian.

"Ya Mas, aku sudah jauh lebih baik sejak kamu datang, hanya kamu kekuatanku di rumah ini," lirih Nadira mengungkapkan perasaannya.

"Kalau begitu, ayo kita pergi dari sini, kak Roy sudah ada di bawah, aku sudah memberitahunya kalau kita akan segera meninggalkan rumah ini," ajak Chandra pada istrinya itu.

"Kak Roy? Apa kak Roy ikut mendukung kita, Mas?" tanya Nadira ragu.

"Ya, kak Roy tentu saja mendukungku, sebenarnya sudah sejak lama aku mengatakan padanya bahwa aku akan membawamu pindah dari sini, tapi karena aku merasa berat pada ibu, akhirnya aku menunggu sampai selama ini, dan aku menyesal sekali, sejak melihat tubuhmu mengambang di kolam renang tadi, aku benar-benar merasa gagal melindungi mu."

Chandra mengungkapkan rasa bersalahnya pada Nadira, Nadira hanya menanggapi dengan senyuman getir. Tentu saja suaminya itu dihadapkan dengan pilihan yang sulit, dan Nad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 14, Kebahagiaan Nadira dan Chandra

    Setelah meminta maaf seperti yang diinginkan oleh sang istri, Chandra pun akhirnya membawa Nadira keluar dari rumah itu. Bu Hesti yang enggan mengantar kepergian putra nya memilih masuk ke kamar dengan perasaan yang sangat hancur. Tidak dengan Roy yang mengantarkan adiknya itu sampai tiba di pintu gerbang, taksi online yang sudah siap mengantarkan mereka pun, sudah menunggu di sana. "Kak, gue berangkat dulu ya," ucap Chandra berpamitan."Ya Ndra, lo jaga istri lo baik-baik, biar Ibu gue yang tenangin," seru Roy melempar senyum. "Thanks ya, lo udah ngertiin gue, ya udah kalau gitu, gue dan Nadira cabut." Roy menganggukkan kepala, melambaikan tangan saat Nadira dan Chandra sudah masuk ke dalam mobil, pintu gerbang pun tertutup kembali dan Roy memutuskan untuk mandi. Di kamar, Roy melihat Anita sedang mondar mandir tak karuan, dan saat melihat suaminya masuk, Anita pun menghentikan tingkahnya yang seolah seperti orang ketakutan. Roy pun mendekati istrinya itu dengan penasaran, sementa

    Last Updated : 2023-08-24
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 15, Restoran Melegenda

    Di sebuah restoran melegenda, di mana pertama kali Chandra dan Nadira bertemu lima tahun silam, pertemuan yang tidak pernah disangka-sangka merupakan sebuah jawaban jodoh antara Chandra dengan Nadira. Saat itu Chandra dan Nadira baru saja masuk ke jenjang perkuliahan, Nadira bekerja di restoran itu sebagai pramusaji, melayani kebutuhan tamu yang datang untuk mengenyangkan perut atau hanya meminum kopi sambil bersantai ria. Lima tahun yang lalu, Chandra dan Roy belum menikah, ia dibawa oleh bu Hesti pergi jalan-jalan ke Mall yang ada di sebrang restoran, karena Chandra merasa lapar, akhirnya Chandra memutuskan untuk menyudahi aktifitas jalan-jalannya setelah seharian ia sibuk kuliah. "Bu, aku lapar," ucap Chandra memegangi perutnya. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita cari makanan dulu," ajak bu Hesti. "Tapi nggak di Mall ini ya, di sini agak mahal, kita makan di depan Mall ini saja," sambung bu Hesti, membujuk putranya. "Ya Bu, tidak masalah." jawab Chandra, di anggukkan kepala oleh

    Last Updated : 2023-08-25
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 16, Kedatangan Tamu Tak Terduga

    "Setelah makan ini, kamu mau ke mana aja terserah, pokoknya malam ini kita akan habiskan untuk bersenang-senang, hitung-hitung kita berbulan madu, sayang," ucap Chandra ingin membahagiakan Nadira. "Apa ini tidak berlebihan Mas, aku tidak ingin membuat pengeluaran kita menjadi banyak hanya karena kamu ingin membahagiakan aku," seru Nadira tidak enak hati. "Sssst, jangan pikirkan itu Nadira, uang bisa kita cari lagi, saat ini aku ingin benar-benar memastikan bahwa kamu menikmati pernikahan kita, aku ingin membuat kamu bahagia bersamaku," sahut Chandra, ingatan nya masih terekam jelas pada kejadian di kolam itu. "Tapi dengan makan malam di sini saja, sudah membuat ku sangat bahagia Mas, jangan ragukan aku, karena di dalam keadaan seperti apapun, aku tetap akan bahagia asal bersamamu." jelas Nadira dengan mantap. Chandra tersenyum saat mendengar jawaban itu dari Nadira, hal itu justru membuatnya semakin menggebu untuk membawa Nadira pergi dan mengajaknya jalan-jalan lagi. Tempat kedua

    Last Updated : 2023-08-25
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 17, Merasa Terancam

    "Aku hanya ingin membantu istriku membersihkan sampah ini, Bu," ucap Chandra mengangkat kepala menatap ibunya. "Biarkan itu jadi urusan istrimu! Lagi pula dia kan yang menghabiskan camilan itu sambil menonton TV," celetuk bu Hesti tidak terima, ketika putranya ingin membantu sang istri. "Ibu salah, justru aku lah yang melakukan semua ini Bu, aku yang sesuka hati membuang sampah-sampah ini sambil asik menonton TV, sudah ya Bu, Ibu tenang saja, aku dan Nadira akan membersihkan semuanya agar terlihat rapi lagi." jelas Chandra membela Nadira. Raut wajah bu Hesti memerah menahan amarah, setelah mendengar pembelaan dari Chandra untuk Nadira, namun tak banyak yang bisa bu Hesti lakukan saat itu setelah Roy meminta duduk saja di sampingnya. Begitu juga dengan Anita yang harus menjaga sikap, meskipun sebenarnya ia merasa sangat cemburu lantaran Roy sepertinya lebih memilih membela Nadira. Setelah membuang sampah dan membersihkan lantai, Chandra dan Nadira pamit bahwa mereka akan mandi dulu

    Last Updated : 2023-08-26
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 18, Rumah Baru

    2 jam telah berlalu, Nadira sudah berusaha menyiapkan semua kebutuhan ibu mertuanya dengan sangat baik dan sabar, bersikap seolah tidak terluka oleh ucapan dan tingkah bu Hesti yang menyayat, Nadira menghormati bu Hesti lantaran ia adalah ibu dari suaminya, begitu juga dengan Anita, sebagai istri dari kakak yang begitu mencintai sang suami, ia tidak membalas perlakuan Anita yang begitu keterlaluan. Kini tiba saatnya Roy membawa ibu dan istrinya kembali ke rumah, karena ingin menjaga hubungan dari ketidak baikan antara mereka dan Nadira."Bu, sekarang kita pulang yuk, kita sudah cukup lama di sini, sudah mendapatkan sajian enak juga dari Nadira, dengan menu makanan khas buatannya, aku tidak menyangka jika ternyata masakan Nadira sama seperti makanan restoran," puji Roy jujur. "Nggak salah dong lo puji Nadira, Nadira kan lama kerja di restoran tempat di mana dulu gue pertama kali ketemu sama dia, jadi gue nggak perlu pergi ke sana dan bayar kalau mau makan, cukup beli bahan, terus dia

    Last Updated : 2023-08-26
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 19, Bertamu ke Rumah Ibu

    "Mas, gimana kalau kita mengadakan syukuran untuk rumah baru kita ini, dengan mengundang beberapa tetangga baru kita, sama keluarga kamu juga, itung-itung kita sedekahkan sebagian rezeki kita dengan berbentuk makanan ke mereka?" usul Nadira penuh semangat. "Emmm, ide yang bagus sayang, aku setuju," ucap Chandra yang masih memeluk tubuh Nadira di atas kasur. "Ya udah kalau gitu, aku siap-siap dulu, aku mau milih makanan apa aja yang akan aku pesan dan seberapa banyaknya dulu, makasih ya Mas, kamu selalu mendukung keinginan ku," Nadira tersenyum menatap suaminya. "Karena semua yang kamu inginkan itu positif, sayang. Tentunya aku setuju, apalagi di sela-sela kebahagiaan kamu, kamu masih berpikir untuk memberikan sedekah untuk orang-orang, itu bentuk perkenalan yang baik, karena kita penghuni baru di sini." jawab Chandra melempar senyum. Nadira pun bangkit dari tempat tidurnya, wajahnya begitu sumringah saat menerima pujian dari sang suami yang tidak begitu berlebihan itu, namun terke

    Last Updated : 2023-08-27
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 20, Kesedihan Bu Hesti

    "Kamu nggak papa kan, sayang?" tanya Chandra memastikan. "Ya Mas, aku nggak papa, kok." jawab Nadira yang sudah terlihat lebih baik. Chandra kini berhadapan dengan bu Hesti, ia menatap lurus ke arahnya untuk menjawab pertanyaan sang ibu yang terkesan wajar itu, Chandra tidak menyalahkan pertanyaan tersebut, hanya saja waktunya yang terasa tidak tepat baginya. "Bu, aku dan Nadira memang belum siap untuk memiliki keturunan," ucap Chandra singkat. "Kenapa tidak siap? Apa alasannya, Chandra. Pernikahan kalian ini kan sudah dua tahun, dan kabarnya rumah yang kalian bangun itu sudah kalian tempati, kan? Lalu apa lagi alasan kalian untuk menunda punya momongan?" begitu penasarannya bu Hesti saat itu. "Ibu benar-benar ingin tahu alasan ku!" tegas Chandra menjawab. "Ya, tentu saja Ibu penasaran. Sekarang coba jawab dengan jujur," seru bu Hesti. "Aku dan Nadira akan siap memiliki momongan jika sikap Ibu berubah, tidak seperti ini lagi pada Nadira. Karena aku tidak mau jika sampai anakku

    Last Updated : 2023-08-27
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 21, Penawaran Nadira

    "Bu, boleh aku masuk?" tawar Roy, ia berdiri di ambang pintu, menyaksikan tangisan sang ibu yang berusaha disembunyikannya. "Ya, masuk lah." jawab bu Hesti mempersilahkan. Roy melangkah dengan mantap, mendekati sang ibu yang terlihat berpura-pura tersenyum. Meskipun demikian Roy tetap tahu apa yang sedang dirasakan oleh bu Hesti, untuk itulah ia datang menemui ibunya. Roy menggenggam salah satu tangan bu Hesti, berusaha memberikan nya sebuah kekuatan dan semangat, melihat Roy memperlakukan dirinya begitu hangat, bu Hesti pun tak kuasa menahan air mata yang kini membanjiri wajahnya lagi. "Jangan ditahan kalau memang Ibu mau menangis, menangis lah Bu, siapa tahu itu dapat membuat hatimu jauh lebih baik," ucap Roy. Dengan setia ia duduk di samping ibunya. "Hiks, kenapa kamu sangat baik Roy, berbeda dengan adik mu yang sekarang lebih memilih hidup bersama wanita itu, bahkan adik mu tidak tahu betapa hancur dan terluka nya hati Ibu saat ini," rengek bu Hesti tak kuasa menahan tangis.

    Last Updated : 2023-08-28

Latest chapter

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 114, Ending Chapter

    "Alhamdulillah pak, bu, operasinya berjalan dengan lancar meski tadi ada sedikit kendala karena ibu Nadira mengalami pendarahan tapi kami berhasil mengatasinya," ucao sang dokter."Syukurlah kalau begitu. Terima kasih banyak, dok. Terima kasih banyak atas kerja keras dokter semuanya yang sudah menangani operasi ini," ucap Wildan.Hatinya merasa sangat lega mendengar bahwa Nadira baik-baik saja. Begitu juga dengan Hesti dan juga Roy yang kini terlihat sedikit semringah."Lalu apa kita boleh melihat mereka, sok?" tanya Wildan yang sudah tak sabar untuk melihat Nadira."Emmm untuk saat ini sebaiknya jangan dijenguk dulu, ya. Kami akan memindahkan mereka ke ruangan perawatan dan nanti di sana kalian baru bisa menjenguknya," ucap sang dokter."Baik kalau begitu, dok. Sekali lagi terima kasih banyak." Roy menjabat tangan sang dokter begitupun dengan Wildan."Baik Pak sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu." Sang dokter pun kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka.Tak lama

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 13, Menjelang Akhir

    Nadira telah tiba di rumah sakit dan tengah bersiap untuk melakukan operasi. Ditemani oleh Hesti dan Roy, Nadira duduk di sebuah kursi tunggu menanti jadwal operasi yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi."Wildan nggak ikut ke sini, Nadira?" tanya Roy pada Nadira.Seketika lamunan Nadira pun buyar mendengar pertanyaan dari Roy saat itu."Iya Nadira, nak Wildan kok nggak ikut menemani kamu di sini. Apa jangan-jangan dia marah karena kamu akan mendonorkan ginjal mu untuk Chandra?" tanya Hesti.Nadira pun segera meraih tangan Hesti yang saat itu berada di pangkuannya. Nadira mencoba menenangkan dan meluruskan pikiran Hesti yang sempat berpikir jauh tentang Wildan."Nggak begitu, Bu. Mas Wildan sama sekali nggak marah kok. Tadi dia bilang sedang ada urusan sebentar dan nanti dia akan kembali ke sini setelah urusannya selesai.""Kamu yakin dia tidak marah? Ibu takut dia marah. Ibu sudah sangat berhutang budi padanya. Ibu tidak ingin membuat nak Wildan kecewa," ucap Hesti."Nggak kok, Bu.

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 112, Pertolongan Tak Terduga

    "Apa kamu serius mau mendonorkan ginjalmu pada Chandra?" tanya Hesti pada Nadira dengan kedua mata yang masih berkaca-kaca.Nadira pun mengangguk pelan. Sekilas Nadira melirik ke arah Wildan meski ia tak memberikan respon apapun."Baiklah kalau memang sudah ada pendonornya maka operasi untuk pak Chandra akan segera kami siapkan," ucap dokter yang menangani Chandra.Tak lama dokter dan perawat yang menangani Chandra pun lantas pergi meninggalkan mereka."Bu, mas Roy, aku tinggal sebentar ya. Aku mau bicara dulu dengan mas Wildan," ucap Nadira berpamitan.Setelah Hesti dan Roy mengizinkan, Nadira pun langsung berjalan menjauhi mereka bersama dengan Wildan.Sesaat Nadira masih terdiam dan belum mampu mengatakan sepatah kata apapun pada Wildan begitupun dengan Wildan yang masih terdiam.Perlahan Nadira memberanikan dirinya menggapai tangan Wildan. Kedua matanya mencoba menatap pada Wildan yang berdiri di depannya."Mas, aku mau minta izin padamu untuk mendonorkan satu ginjal ku pada mas C

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 111, Kritis

    Akhirnya Wildan pun keluar dan langsung disambut oleh Nadira dan juga Hesti yang sudah cukup lama menunggu di depan ruangan Chandra."Emmm M-mas, kamu sudah selesai?" tanya Nadira yang sedikit melirik ke arah Chandra dari pintu yang belum ditutup dengan sempurna oleh Wildan.Nadira merasa cukup lega saat melihat Chandra yang baik-baik dan masih duduk di atas ranjang.Meski sebenarnya Nadira tak ingin berprasangka buruk pada Wildan, tapi rasa khawatir dan cemas terus saja membelenggu di dalam hatinya saat Wildan dan Chandra berada di dalam satu ruangan yang sama."Iya aku sudah selesai. Emmm terima kasih karena kalian sudah mengizinkan aku berbicara berdua dengan Chandra," ucap Wildan."Iya santai saja, Wildan." Roy langsung menanggapi ucapan Wildan saat itu." Oh iya, Nadira, kita pulang sekarang yuk," ajak Wildan."Emmm t-tapi, Mas ...." Nadira menghentikan sejenak ucapannya."Nggak mungkin aku nolak ajakan mas Wildan pun pulang. Nanti yang ada mas Wildan malah berpikir bahwa aku leb

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 110, Pengorbanan Cinta

    Chandra dan Nadira pun masuk ke dalam ruangan Chandra dan melihatnya yang tengah duduk di atas ranjang.Seketika Chandra pun menoleh ke arah Nadira dan Chandra yang mulai mendekatinya."Bagaimana kabarmu, Chandra?" tanya Wildan pada Chandra."Emmmm k-kabarku baik," jawab Chandra terbata.Ia masih tak percaya melihat kedatangan Chandra yang tiba-tiba apalagi ia datang bersama dengan Nadira.Mata Chandra pun sedikit melirik ke arah tangan Nadira yang tampak menggandeng tangan Wildan."Syukurlah kalau begitu. Aku sempat terkejut mengetahui keadaanmu yang cukup parah begini. Maaf ya karena aku baru bisa menjenguk mu," ucap Wildan lagi."I-iya, tidak apa-apa, kok. Tapi kenapa kamu datang ke sini? Apa kamu tidak bekerja?" tanya Chandra."Aku meliburkan diri untuk hari ini karena aku ingin menjenguk mu."Tak akan Wilda pun melepaskan pegangan tangan Nadira dan menoleh ke arah Nadira."Apa bisa aku bicara berdua saja dengan Chandra?" tanya Wildan pada Nadira."T-tapi, Mas." Nadira yang takut

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 109, Serba Salah

    "Sekali lagi aku tanya padamu, Nadira! Apa kamu masih mencintai Chandra?" tanya Wildan dengan nada suara bergetar.Nadira hanya bisa tertunduk di hadapan Wildan. Tangannya gemetaran dan kedua matanya berkaca-kaca.Perlahan butiran kristal dari kedua mata Nadira jatuh membasahi pipinya. "Aku minta maaf mas jika aku sudah membuatmu marah tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku ini padamu.""Jadi maksud mu?" tanya Wildan cepat."Aku memang masih mencintai mas Wildan tapi aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan kembali dengan mas Wildan. Aku tahu ini sangat menyakiti dirimu tapi asal kamu tahu, aku tidak pernah berniat untuk kembali dengan mas Chandra."Nadira meraih tangan Wildan perlahan. Tampak tak ada perlawanan dari Wildan saat itu. Tangan kekar Wildan kini ada digenggaman Nadira. Perlahan Nadia mengangkat tangan Wildan dan menariknya hingga ke dalam dadanya."Aku pastikan bahwa aku tidak akan kembali pada mas Chandra, Mas. Tolong kamu percaya padaku. Ini sem

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 108, Ketahuan

    Di dalam kamarnya, Nadira terus memandangi hasil tes miliknya yang ternyata cocok untuk didonorkan pada Chandra."Bagaimana caranya aku membujuk mas Chandra agar mau menerima donor dariku, ya. Aku ingin mas Chandra segera sembuh," batin Nadira.Nadira sangat terkejut saat tiba-tiba Wildan memanggilnya dari luar kamarnya. Terdengar suara ketukan pintu kamarnya beberapa kali."Nadira, apa kamu sudah tidur?" tanya Wildan sembari mengetuk pintu kamar Nadira yang masih belum terbuka.Dengan cepat, Nadira pun bangkit dari duduknya dan segera menyembunyikan hasil tes yang sedari tadi ia pandangi.Rasa paniknya saat itu membuat Nadira tak bisa berpikir dengan jernih. Ia menindih surat hasil tesnya dengan menggunakan bantal dan berharap agar Wildan tak melihatnya.Setelah menutup aurat itu dengan banyak, Nadira pun kemudian menghampiri pintu dan membukanya perlahan.Terpampang dengan jelas wajah tampan Wildan yang saat itu masih sedikit basah seperti habis mandi. Rambutnya masih acak-acakan da

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 107, Mendapatkan Pendonor

    Keesokannya Nadira kembali ke rumah sakit untuk menemui Chandra. Kali ini Wilda menemaninya hingga masuk ke dalam dan bertemu dengan Hesti dan Roy."Nadira," ucap Hesti menyambut kedatangan Nadira dengan senyum di wajahnya."Bu, Mas. Ini aku bawakan kalian makanan, kalian makan dulu, ya. Pasti kalian belum makan, kan," ucap Nadira.Tiba-tiba Hesti memeluk erat tubuh Nadira hingga membuatnya sedikit bingung."Terima kasih, ya, Nadira. Kamu sangat baik pada kamu. Aku benar-benar merasa bersalah padamu karena sudah selalu berbuat jahat padamu, dulu," ucap Hesti.Perlahan Nadira pun mengusap pundak Hesti dengan sangat lembut. "Tidak apa-apa, Bu. Sudah ibu tidak usah pikirkan hal itu lagi, ya. Lebih baik sekarang ibu dan mas Roy makan supaya kalian tidak sakit," ucap Nadira.Hesti dan Roy pun tersenyum semringah pada Nadira namun tidak dengan Wildan yang hanya termenung menatap mereka dengan tatapan yang sedikit sendu."Sepertinya mereka berdua sudah akur. Apa ini adalah pertanda bahwa Nad

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 106, Layangan Surat Cerai

    Wildan menatap kosong Nadira yang tengah mencoba baju pengantin yang telah mereka pesan sejak jauh-jauh hari.Kini Wildan merasakan sesuatu yang berbeda melihat ekspresi di wajah Nadira yang tampak tak begitu bersemangat."Nadira, apa benar dugaan ku selama ini bahwa kamu masih mencintai Chandra?" batin Wildan bertanya-tanya.Pertanyaan semacam itu terus saja bermain di kepalanya meski ia berkali-kali berusaha menghilangkannya tapi tetap tak bisa.Nadira yang tengah mencoba gaun pernikahannya pun tak sengaja melihat Wildan yang sedang melamun."Mas Wildan kenapa ya, kok dari tadi melamun terus?" tanya Nadia pada dirinya sendiri.Ia pun kemudian memberanikan dirinya untuk mendekati Wildan. Mas," ucap Nadira pelan.Wildan pun terperanjat mendengar suara Nadira saat itu. Ia langsung menoleh ke arah Nadira yang saat itu telah berdiri di hadapannya."Kamu kenapa kok dari tadi aku lihat melamun terus. Apa kamu sedang ada masalah? Atau kamu tidak enak badan?" tanya Nadira memegang lengan tang

DMCA.com Protection Status