Aku putus dengan Nona. Aku kecewa dengannya yang tidak terbuka kepadaku. Sebulan sebelum aku mendaftar di Superhero Inc., ternyata Nona pernah kesana dan mendapatkan kekuatan supernya. Tapi Nona tidak memberi tahuku. Dia menutupi hal besar itu dariku.
Beda denganku yang selalu memberikan kabar kecil maupun besar kepadanya. Sewaktu aku mengalami kebangkrutan karena selisih tigajuta di hari pertama cash count sebagai kasir di minimarket, aku beri tahu dia. Karena aku memang mau hutang kepadanya.
Walaupun aku dilarang menunjukkan kekuatan ke orang lain, aku berani mengambil resiko terburuk. Aku tunjukkan kepada Nona bahwa aku superhero sekarang. Sebab Nona bukanlah orang lain. Nona adalah orang spesial bagiku. Nyatanya, dia tidak kaget sebab dia sendiri punya kekuatan super.
"Kekuatan superku mampu mengendalikan cuaca sesuka hatiku. Kadang aku tidak bisa mengendalikannya, sehingga mood-ku yang mengendalikan cuaca di sekitarku," aku Nona membuatku tercengang.
Aku memandangi tanganku sendiri yang tampak menjadi biasa-biasa saja setelah mengetahui Nona juga superhero.
"Jika aku tidak bisa mengendalikan emosiku, maka emosikulah yang akan mengendalikan cuaca. Aku marah, datang petir. Aku sedih, cuaca mendung. Aku bersemangat, langit cerah," terang Nona riang.
Selama ini aku bodoh tidak menyadari kejanggalan yang terjadi di dirinya. Pantas saja, dia tidak segerak cepat dulu dalam membalas chatting dariku. Ternyata dia sibuk menumpas kejahatan.
Yang membuatku marah kepadanya bukan hanya karena dia yang sudah main rahasia-rahasiaan denganku. Dadaku terasa nyeri saat dia bercerita bahwa dia punya mentor ganteng yang sudah mengajarinya ini-itu. Aku terbakar cemburu jadinya.
"Akhir-akhir ini aku dekat dengan superhero senior. Namanya Daniel. Dia semacam mentorku," tutur Nona di hari dimana aku menunjukkan kekuatan superku.
Aku hanya diam mendengar dia bercerita. Aku memperhatikan bibirnya yang ciut mengeluarkan kata-kata.
Kami sedang duduk di kursi bambu menghadap kebon pisang pribadi keluarganya.
"Kamu pasti sudah lulus uji kelayakan. Mudah saja bagimu. Kekuatanmu termasuk kategori epik. Sementara aku? Aku payah. Kekuatanku hanyalah mengendalikan cuaca. Kategori rare," lanjut Nona.
Sambil bercerita, Nona membuat cuaca di sekitar kami menjadi berantakan. Semenit turun hujan, sedetik kemudian panas terik, lalu mendung, kemudian berawan. Sok sekali memang cewek menyebalkan satu ini.
"Di ruangan uji kelayakan, aku harus menghentikan monster. Dan kekuatanku tentunya tidak bisa digunakan indoor. Kecuali aku bisa menciptakan awan sendiri," ucap Nona.
"Lalu dia mengajarimu menciptakan awan?" Aku menyela ceritanya.
"Tidak. Daniel tidak punya kekuatan super." Nona lalu menyeruput cokelat panasnya. Halaman di depan kami kali ini dibasahi hujan.
Aku mendengus, meremehkan seseorang yang bernama Daniel itu. "Terus kenapa dia bisa jadi superhero?"
Aku mereguk es teh manis dari gelas besar di genggamanku. Bersamaan dengan cuaca panas terik yang ujug-ujug didatangkan oleh Nona. Ya, dari tadi dia melakukan pergantian cuaca seenaknya agar cocok dengan minuman yang masing-masing kami teguk.
"Singkat kata, dia seperti Batman," simpul Nona.
"Tampan, kaya dan jenius, tapi jomblo?" Aku menyebutkan ciri-ciri Bruce Wayne.
"Iron-Man tanpa baju besinya hanya orang kaya-raya biasa. Tapi Batman tanpa kostum dan gadget canggihnya, dia masih bisa bertarung dengan tangan kosong. Itulah Daniel." Ada nada bangga ketika Nona menyebutkan nama Daniel.
"Jadi begitu," aku lama-lama mendengki dalam hati.
"Dia jago beladiri," lanjut Nona. "Yang membuatku kagum dengannya, dia bisa lolos uji kelayakan sebagai superhero walaupun tanpa kekuatan super."
"Sepertinya kamu mulai suka dia." Mukaku mulai memerah karena menahan api cemburu.
Melihat mukaku tampak kegerahan, Nona mengubah cuaca menjadi hujan berangin. Tapi tidak memberi efek apa-apa pada dadaku yang terbakar.
"Dia panutanku di Superhero Inc. Dia yang membuatku akhirnya punya kostum superhero sendiri. Dia yang mengajariku beladiri hingga aku bisa mengalahkan monster dan lulus uji kelayakan," beber Nona tanpa tedeng aling-aling.
Bersaman dengan cerita kekagumannya, hujan mereda. Tiba-tiba ada pelangi di langit. Apa-apaan sih!
"..."
Aku cuma bisa cemberut. Aku merasa Nona sangat hiperbolis menceritakan kehebatan si Daniel itu. Sampai pakai efek cuaca segala. Boros kekuatan saja!
"Tanpa Daniel, mungkin aku sudah dikeluarkan dari Superhero Inc., lalu kekuatanku disterilkan. Aku kembali jadi mahasiswi biasa dan mengeluh seharian karena merasa salah jurusan," pungkas Nona.
"Lebih baik kamu memang kembali fokus kuliah. Berhentilah jadi superhero. Hadapi kenyataan. Bertanggung-jawablah dengan pilihan yang telah kamu buat,” saranku bijak.
"Nggak mau,” tolak Nona mentah-mentah.
"Itu saranku. Saran orang yang paling memahami kamu." Aku mengedikkan bahu.
"Hino, kamu belum benar-benar mengenalku,” kata Nona dingin.
Kata-kata Nona barusan membuatku terpaku. Aku belum benar-benar mengenalnya, dia bilang. Apakah itu tandanya cowok bernama Daniel itu yang lebih mengenalnya?
Baiklah. Aku harus menghentikan perdebatan ini sesegera mungkin. Aku tahu akar permasalahan ini.
"Biar aku saja yang jadi superhero. Kamu jadilah perempuan biasa yang menunggu kedatanganku pulang setelah menumpas kejahatan. Jadilah seperti Mary Jane," pungkasku.
"Aku nggak mau jadi Mary Jane.”
"Oke kalau kamu mau jadi Gwen Stacy."
"Aku tidak mau jadi seperti pacar-pacar Spiderman."
"Oke, jadilah seperti Lois Lane."
"Siapa dia?"
"Pacar Superman."
"Superhero juga?"
"Cuma wanita karir biasa. Kerja sebagai wartawati."
"Aku tidak mau menjadi wanita biasa. Aku ingin jadi Wonder Woman."
Nona memang cewek paling keras kepala yang pernah kutemui.
"Baiklah. Aku izinkan kamu jadi superhero, tapi ada satu syarat," kataku akhirnya.
"Apa?" tagih Nona.
"Jauhi Daniel." Aku memasang wajah insecure.
"Nggak mau," tolak Nona untuk kesekian kalinya.
"Jauhi dia atau aku yang menjauhimu?" ancamku.
"Lagi-lagi ancaman kosong." Nona meremehkan.
"Aku serius." Aku memajang wajah seserius mungkin.
"Memangnya kenapa?" tanyanya.
"Kamu harusnya tahu aku kenapa!" Aku mulai murka.
"Aku nggak tahu kamu kenapa. Tolonglah, jangan selalu memancing keributan. Aku sudah punya banyak urusan selain masalah percintaan kita yang penuh pertengkaran ini." Nona sudah lelah.
"Kamu jenuh dengan pertengkaran kita?" tanyaku.
"Bisa dibilang begitu,” jawab Nona dengan nada lelah.
"Baiklah, kita putus," tandasku.
Nona diam menatapku seakan menungguku meralat ucapanku.
Tapi setelah setengah menit berlalu, aku tidak menarik kata-kataku. Sebab aku serius. Dan keputusanku sudah bulat.
Aku berdiri dan siap-siap pergi.
Langit mendadak mendung. Awan hitam datang lagi. Cuaca seakan menahanku untuk tetap di sini.
Nona membenamkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya. "Selalu begini akhirnya."
"Aku memutuskan kamu dan aku tidak akan mengajakmu balikan seperti yang sudah-sudah. Ini putus kita yang terakhir." Aku menghela nafas panjang.
Nona mulai menangis. Diiringi hujan deras dadakan yang dipanggilnya sendiri.
Walaupun hujan, aku tidak mau berteduh di sini. Aku tidak mau lama-lama di dekat cewek super-egois yang selalu ngeyel ini. Apa gunanya aku di hidupnya jika kata-kataku tidak pernah didengarnya?
Aku menembakkan tanaman rambat ke parabola di atap rumah tetangga Nona. Kemudian, aku melesat kemana tanaman rambat terikat. Aku kini bisa lompat dari atap ke atap. Melupakan Nona yang sepertinya sudah menemukan cinta baru.
***
"Mau apa kamu kesini?" Tanyaku pada Nona.
Boleh saja Nona bersembunyi di balik kostum dan topengnya. Tapi aku sudah tahu kekuatan pengendali cuaca hanyalah miliknya. Aku kenal dia. Dan ternyata dia kenal aku.
"Menyelamatkan dia dari gigitan tokek," ucap Nona santai sambil menunjuk seonggok superhero yang sedang meratapi nasib. Badannya tergeletak di atas rerumputan.
Superhero yang digigit tokek itu sudah lolos dari penderitaannya. Tokek melepaskannya saat ada petir yang dibawa Nona. Tokeknya kabur entah kemana.
Mitosnya, tokek sekali gigit orang memang nggak mau lepas-lepas. Kecuali ada petir.
"Sebagai gantinya, aku ambil peti ini ya." Nona mengambil peti yang tadi didapatkan sang superhero korban tokek tersebut. Ketika dibuka, peti itu berisi sebuah payung.
Superhero korban tokek hanya bisa merintih.
Aku diam saja melihat Nona memainkan payung berwarna biru tua itu. Senada dengan warna kostumnya.
"Aku sengaja memundurkan jadwal ujian kepemilikan gadget karena aku sudah mengincar gadget ini. Beruntunglah aku sempat merebutnya." Nona membuka payung, lalu payung itu berputar-putar seperti baling-baling helikopter.
Perlahan-lahan, kaki Nona terangkat dari bumi. Hingga akhirnya Nona benar-benar melayang di udara. Payung itu bisa membawa tubuh Nona kemana pun dia mau. Nona pun terbang menuju garis finish dengan payung ajaib itu.
Setelah melihat Nona melesat di udara, aku membulatkan tekad. Aku tidak akan kalah dari Nona. Aku akan mendapatkan gadget yang akan menunjang karirku sebagai superhero.
Aku ambil langkah seribu untuk mencari gadget yang kumau. Tapi ketika aku berlari kencang, ada tangan yang menarik kakiku. Aku pun jatuh terjerembab. Aku sukses makan rumput.
"Jangan kabur! Kembalikan payungku!" Ternyata tangan yang tadi membuatku tersandung adalah tangan si superhero korban tokek itu. Sudah sadar rupanya.
"Bukan aku yang mengambilnya, tapi mantan pacarku. Dia memang menyebalkan, makanya aku putusin," ucapku setengah curhat. Kakiku masih dicengkeram oleh tangan si superhero korban tokek. Ternyata tangannya bisa memanjang seperti karet.
"Ah! Karena kamu mantan pacarnya, kamu yang harus bertanggung-jawab!" Dia menarik kakiku hingga badanku terseret.
Aku berpikir untuk menembakkan tanaman rambat ke wajahnya. Tapi tidak ada yang keluar dari pergelangan tanganku. Aku baru sadar kelalaian Bob dalam merancang kostum superhero ini. Kostum ini menyumbat kekuatanku. Sebab tidak ada lubang di bagian pergelangan tanganku yang memungkinkan tanaman rambat keluar dari nadiku.
Aku buru-buru menggigit tangan si manusia karet.
"Aw!" Tangannya otomatis memendek lagi.
"Rasakan!" Aku bangkit, kemudian lanjut lari.
Belok kanan, belok kiri, lurus terus. Aku asal saja ambil jalan. Sampai akhirnya, aku dihadang oleh zombie yang tiba-tiba keluar dari tanah berumput. Aku lari menghindari, tapi si zombie terus mengikutiku.
Setiap langkah yang dilalui zombie, muncul zombie-zombie baru dari tanah. Satu saja belum berhasil aku buat tumbang, nongol lagi teman-temannya. Bikin repot saja!
Karena mengambil jalan buntu, aku terpojok.
Zombie-zombie terus mendekatiku. Aku menahan nafas. Ide gila terlintas di kepalaku. Aku pura-pura menjadi zombie seperti mereka. Menurut film yang aku tonton, otakku tidak akan dimakan zombie jika aku bertingkah selayaknya mereka. Sebab zombie tidak makan zombie seperti halnya jeruk tidak makan jeruk.
"Brain... Brain..." Aku mendadak memasang wajah bodoh dan berjalan gontai ke arah mereka.
Tapi ternyata usahaku tidak membuahkan hasil. Salah satu zombie berhasil meraih tanganku dan menarikku ke pelukannya. Sial. Aku buru-buru kabur dari dekapan badan busuknya.
Aku berpikir keras tentang apa yang harus aku lakukan selanjutnya.
"Hino, hati-hati! Mereka tidak sebodoh zombie di film romantis yang pernah kita tonton!"Suara itu.Aku mendongak ke atas. Nona terbang dengan payungnya. Lalu Nona melempar sebuah benda kepadaku."Tangkap ini!" serunya.Aku menangkap benda yang dilempar oleh Nona. Sebuah ketapel.Nona menghadirkan awan hitam pada pertempuran ini. Zombie yang hendak memakan otakku tiba-tiba tersambar petir. Seketika saja zombie itu hangus dan jadi abu.Aku menghela nafas lega."Pakailah katapel itu, Hino. Cepat!" Seru Nona dari atas sana. "Ambil batu, biji-bijian, atau apa saja sebagai pelurunya."Aku menjatuhkan diri ke rerumputan dan meraba-raba sekitar. Aku menemukan sebongkah batu kerikil. Dengan katapel, aku tembakkan b
Aku lompat dari genteng ke genteng. Aku melesat menuju lokasi yang ditunjukkan oleh aplikasi Go-Hero. Aku harus sesegera mungkin sampai sana. Sebab ada seseorang yang butuh bantuanku.Aku sempat melamun dalam perjalanan. Aku tak menyangka, seorang superhero geek sepertiku menjadi superhero betulan. Dulu aku sangat menyukai komik superhero. Setiap ada film superhero tayang di bioskop kesayanganku, aku selalu menyempatkan nonton. Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Dalam sehari, aku berubah jadi superhero. Secara instan, aku bisa memiliki kekuatan.Ini adalah panggilan pertamaku sebagai superhero profesional. Aku akan melakukan penyelamatan dengan sesempurna mungkin. Tanpa cacat. Zero accident. Excellent. Aku tidak akan merusak pengalaman pertamaku.Ketika sampai di depan rumah warga yang memanggilku, aku mengucap salam. Tapi aku mendapatkan sambutan yang kurang
Tanganku menembakkan tanaman rambat yang langsung terikat di batang pohon rambutan. Sejurus kemudian, aku lompat ke atas pohon tersebut. Lalu aku memetik satu buah rambutan untuk amunisi ketapel. Aku tarik ketapel dan menyasar wajah si Hyde kodian itu. Aku berdoa dalam hati, semoga tepat sasaran. Biar tahu rasa!Ketika buah rambutan melesat ke arah wajahnya, Hyde kodian mengangkat satu tangan. Seketika saja laju rambutan terhenti.Aku kaget. Sebuah rambutan membeku di udara.Hyde melihat ke arahku. Satu sentakan saja, buah rambutan yang aku tembakkan untuknya, berbalik ke arahku. Aku tertembak buah rambutan tepat di dada. Dan rasanya sakit sekali. Inikah yang namanya tuan makan senjata? Pedas juga.Kini aku tahu kekuatannya adalah mengendalikan benda-benda di sekelilingnya dengan pikiran. Telekinetis dengan upgrade. Sebab dia juga b
“Evil Factory diam-diam menyebarkan kejahatan di negeri ini. Mereka melakukan perekrutan penjahat besar-besaran. Mereka juga memberikan fasilitas kepada para penjahat dalam menjalankan aksinya. Intinya, penjahat-penjahat itu ditugaskan untuk meneror masyarakat.”“Evil Factory bisa mendapatkan sumber daya dari ketakutan masyarakat. Dari situlah pemerintah memutuskan untuk mendirikan Superhero Inc. sebagai tandingan dari Evil Factory.”“Cerita selanjutnya, kamu sudah tahu, kan? Kamu dan aku jadi superhero di sini. Tugas kita adalah memastikan warga selamat dari segala kejahatan yang dilakukan para penjahat Evil Factory.”Rock Ice menceritakan sejarah terbentuknya Evil Factory dan Superhero Inc. Kami sedang makan siang di kantin Superhero Inc. Aku ingin menanyakan sumber dana yang sekarang mengendap di rekeningku.
Aku resmi tersesat.Aku tersesat di sebuah toko material yang ada Anastasia Steele KW Super di dalamnya sebagai karyawan paruh waktu. Aku teringat dengan diriku di masa lalu. Dulu aku juga seorang karyawan paruh waktu di minimarket milik janda paruh baya. Dan di hari pertama kerja, aku kedatangan superhero. Entah ini hari keberapa Anastasia Steele KW Super kerja sampai kedatangan aku yang sudah jadi superhero.Sedikit-sedikit, aku bisa ngomong dalam bahasa Inggris. Jadi, aku bisa berkomunikasi dengan Anastasia Steele KW Super. Kuakui beberapa kali aku menggunakan bahasa Tarzan. Aku menjelaskan bahwa aku dibawa oleh seorang teleporter.“Aku bisa jelaskan semuanya!” ucapku dalam bahasa Inggris.“Tadi aku tidak melihatmu masuk dari pintu,” kata Anastasia Steele KW Super itu super heran. Tak lupa dia menggigit bibirnya ketika bingung.“Iya aku dibawa kesini oleh teleporter. Kau tahu, seseorang yang bisa berpindah-pindah te
“Bodoh! Kawan-kawanmu sudah aku kalahkan! Rumahmu akan hancur sehancur-hancurnya! Aku akan membakarnya sambil menari bersama teman-temanku!” Teriak Budak Getah setelah merebut handphone dariku.“Baik, aku segera kesana! Jangan bakar rumahku dulu!” Pungkas Jump Scare sambil menutup telepon.Sedetik kemudian, Jump Scare pulang, membawa Rock Ice yang bersimbah keringat.“Kurang ajar!” Rock Ice langsung membuat Jump Scare membeku total.Aku melongo demi melihat Jump Scare sudah menjadi seperti patung es.“Dia berniat menjadikanku pakan ikan piranha!” Terang Rock Ice dengan ngos-ngosan parah.“Untunglah, kami bisa mengalahkan anak buahnya yang lemah ini,” ucap Budak Getah sembari menunjuk barisan anak buah Jump Scar
Orang-orang berlarian ke luar mall. Aku mengikuti mereka. Heboh.Orang-orang berteriak histeris. Aku celingak-celinguk mencari batang hidung mungil Raia, cewek yang aku kencani.Lalu aku melihat seorang penjahat super yang menyandera warga sipil. Penjahat super dari golongan remaja. Makin banyak saja remaja yang terjerumus pergaulan bebas.Sesaat kemudian, tiba-tiba ada salju. Anak-anak girang mendapati salju turun dari langit. Apalagi ini salju betulan, bukan sterefoam yang diparut oleh tim kreatif suatu acara tivi.Datanglah Four Seasons. Lengkap dengan jubah warna ungunya yang berkibar-kibar.“Lepaskan dia!” seru Four kepada si remaja salah gaul.“Ah, padahal aku mengharapkan superhero lain yang datang,” keluh si remaja salah gaul sambil mendorong bebas sanderanya. Kebetulan sanderanya cantik seperti Sandra Dewi.Four langsung menodongkan pistol kejut kepada si remaja salah gaul. Sejurus kemudian, si remaja sa
Di saat aku dikurung di gudang, tanpa menunggu aku mengalami puber kedua, Four Seasons dan Jump Scare datang dengan berteleportasi. Aku langsung menerbitkan senyum sumringah melihat sosok dua superhero cakep itu. Kalau begitu, aku tak perlu gebrak-gebrak pintu minta dikeluarkan.“Jika kau bertanya kenapa kami bisa tahu tempatmu disekap, tanyakan padanya,” ucap Jump Scare mempersilahkanku bertanya pada Four.Four tampak pusing sesaat setelah diajak berteleportasi. Tapi karena wajahku seolah menagih jawaban, Four angkat bicara.“Yah, sewaktu menyerang Rocket Skater dengan badai salju di depan mall tadi, aku sempat menanamkan benda ini di keningnya,” terang Four Seasons sembari memamerkan benda seukuran tahi lalat komikus Tahilalats Nurfadli Mursyid. “Benda ini bisa menempel di bagian tubuh manusia seperti tahi lalat. Dan aku bisa melacak keberadaan manusia tersebut melalui aplikasi di ponsel pintarku.”“Oke. I see,&
“Suber?”“Suber sama seperti Go-Hero, tapi produk asing. Mitra Suber adalah superhero dari luar negeri. Mereka disebut Suber Hero.” Budak Getah menjelaskan siapa sekawanan superhero yang baru membantai pasukan reptil ini.“Singkat kata, mereka mengancam periuk nasi kita,” pungkasku.“Di Malaysia, aku bersaing dengan para Suber Hero dalam menumpas kejahatan dan melayani masyarakat.” Budak Getah curhat. “Sepertinya kalian pun akan mengalami hal serupa denganku.”“Anehnya, mengapa mereka muncul bersamaan dengan kedatangan penjahat super?” tanya Jump Scare.“Pikirkan sendiri,” jawab Budak Getah. “Sekarang kembalikan aku ke negara sebelah.”Jump Scare menghela nafas, merangkul Budak Getah, lalu keduanya menghilang. Sedetik kemudian, Jump Scare kembali di sebelah patung Rock Ice.“Bos, kamu masih di sana?” Jump Scare mengetuk kepala R
Dari lubang hitam yang menganga di udara, keluarlah sesosok makhluk sejenis reptil yang berjalan dengan dua kaki. Ternyata tidak hanya satu, jumlahnya selusin. Apakah ini boyband dari National Geographic?Kawanan alien ini mengejar orang-orang di sekitar. Yang semula orang-orang heboh dengan kedatangan youtuber kondang, mendadak berubah histeris karena penampakan makhluk-makhluk menyeramkan ini.Dari penampilan saja sudah pasti mereka ini membahayakan. Semacam ingin menjajah Bumi dan menjadikan planet ini sebagai tempat beranak-pinak bangsa mereka.Salah satu anggota boyband reptil berwujud siluman ular, menjulurkan lidahnya yang panjang untuk menjangkau seorang anak laki-laki yang kabur.“Tolong dong!” Akhirnya si anak laki-laki itu tertangkap oleh lilitan lidah si ular.“Di situasi seperti ini, yang kita butuhkan adalah Panji Sang Petualang,” ucapku bersiap menolong si bocah.“Tapi Panji sudah meninggal dunia
Setelah menumpas Evil Factory, aplikasi Go-Hero mengalami peningkatan dan semakin populer. Namun, masalahnya, tingkat kejahatan menurun drastis. Kalau dipikir-pikir, siapa juga yang mau nekat melakukan tindakan kriminal kalau sudah tahu endingnya bakalan diringkus superhero dengan mudah. Jujur saja, sebagai superhero, aku merasa abuse of power kalau harus menggunakan kekuatan superku ketika menangkap maling ayam. Sepi penjahat, pekerjaan para superhero pun menjadi sebatas ride hailing, seperti antar makanan dan pengawalan. Dan segala pekerjaan ekstrem yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh ojek online biasa. Jadi, mitra Go-Hero saat ini adalah ojek online dengan kekuatan super. Jump Scare, teman baikku yang juga mitra di Go-Hero yang memiliki kekuatan super teleportasi, biasa dapat order dari pengguna jasa untuk membelikan makanan. Misalnya, beli nasi Padang, tapi belinya di Padang langsung. Ketika sampai di Padang, Jump Scare bingung karena tidak ada
MetalGreymon pun mengamuk, membuat tujuh superhero teladan dari Superhero Inc kompak lari kocar-kacir. Missile keluar dari torsonya secara sembarangan dan mengincar siapa saja yang lengah. Cakar logamnya hampir menggaruk kepala Falcon Boy yang masih terus merekam.MetalGreymon berjalan ke arah kami. Membuat kami ketakutan setengah mati. Tapi MetalGreymon sepertinya tidak lihat ada jurang di depan. Dia main lewat saja. MetalGreymon pun terperosok jatuh ke jurang.Aku langsung mengelus dada, lega.“Dasar digimon IQ jongkok. Buat apa kuat kalau nggak cerdas?” cerca Copy Cats.Ketika Copy Cats asyik mengoceh, muncul makhluk yang terbang dari bawah jurang, yakni MetalGreymon yang telah bervolusi menjadi WarGreymon. Masih menurut Wikipedia, WarGreymon merupakan digimon berbentuk naga dan merupakan bentuk tertinggi dari spesies greymon. Meski demikian, WarGreymon cenderung berbentuk humanoid dan tidak menyerupai dinosaurus sepertiGreymond
“Super Plant, Mister Brain kabur dari penjara.” Falcon Boy memotong ucapanku.“Iya, aku sudah tahu,” ucapku kesal.“Terakhir kali, tujuh supervisor beraksi bersama-sama adalah ketika Mister Brain memimpin mereka. Yang berakhir dengan aku kehilangan pemimpin timku. Hari ini, sebagai serangan balasan untuk lenyapnya The Vortex, sepertinya Mister Brain mengajak teman sesama supervisornya untuk melawan kita,” warta Falcon Boy.“Itu buruk sekali,” komentar Miss Cloudy.“Di bawah, Jump Scare sedang melawan Rocket Skater. Dan Budak Getah bertarung dengan para anak buah Soul,” warta Falcon Boy lagi.Aku jadi khawatir dengan rekan satu timku. “Apakah Jump Scare dan Budak Getah baik-baik saja?”“Tidak usah menghawatirkan mereka. Aku percaya anggota timmu adalah superhero yang tangguh,” ucap Falcon Boy. “Yang terpenting, lawan yang ada di depan mata kita. Gundam y
Aku berteriak kepada Starina, “Starina!”Starina tersentak, lalu menatap mata Bad Hair Guy. Guy mengangguk. “Sebagai salam perpisahan, aku akan menolongmu, Super Plant. Anggap ini sebagai good legacy sebelum aku resign!”Di saat Kazam fokus mencekik leherku untuk menyerap air dalam tubuhku, Guy menyerang. Secara cepat, bulu hidung Guy memanjang serupa cambuk dan mencabuk pipi kanan dan kiri Kazam. Kazam mundur ke belakang dan melepaskan cekikannya di leherku. Kazam mengusap-usap kedua pipinya yang merah. Mungkin rasanya sangat pedas seperti habis cipika-cipiki dengan setan.Aku tersenyum lemah melihat kejadian barusan. Jika kemarin aku sebal dengan jurus bulu hidung Guy, hari ini aku mulai menyukainya. Sekarang aku fans berat dari jurus cambuk bulu hidung Guy. Ya, walaupun jurusnya mencontek jurus cambuk tanaman rambatku.“Kurang ajar. Berani-beraninya kamu ikut campur!” Kazam menerjang ke arah Guy. “Ini urusanku
Aku cuti lagi. Kali ini aku menyendiri dengan membaca serial Lima Sekawan karangan Enid Blyton di perpustakaan kota. Kali ini tidak ada yang kucari. Dan aku yakin tidak ada seorang pun yang mencariku. Jadi, aku bisa hilang dengan tenang.Sampai akhirnya, ponselku berdering. Starina menghubungiku.“Ada apa?” jawabku dengan nada terganggu.“Tolong aku!” kata Starina di seberang sana, panik.“Kenapa?” tanyaku tidak tertarik.“Guy, Guy dikeroyok penjahat. Dia kewalahan. Dia butuh bantuan. Aku tidak tahu harus menghubungi siapa. Aku hanya kepikiran kamu.” Starina sudah menangis di seberang sana.“Aku sedang cuti,” jawabku dingin. “Lagipula kamu sudah tahu prosedurnya, jika ingin meminta bantuan superhero harus
Ketika aku dirundung kegelapan, aku melihat setitik cahaya. Lama-lama cahaya itu membesar dan menyilaukan. Cahaya surga?“Kawan-kawan, akhirnya kita bisa keluar.” Terdengar suara perempuan di dekatku.Suara siapa itu? Bukahkah aku sedang berada di dalam black hole? Dan cahaya yang menyilaukan itu membuatku mampu melihat pemilik suara tersebut. Wajahnya familiar bagiku. Itu kan Jump Scare!“Jump Scare! Kamu berteleportasi ke dalam black hole?” kataku girang.Oh, tidak. Jump Scare yang ini tampak cantik dan rambutnya lebih panjang. Oh, ya! Berarti dia kakak perempuan Jonan yang hilang karena memutar waktu ke masa lalu. Joana.“Joana!” teriakku girang. “Ternyata kamu masih hidup!”“Kenapa kamu bisa tahu namaku?” J
Bersama Starina, aku bersinar kembali.Cahaya yang dihasilkan dari mata Starina membuatku lebih hebat. Cahayanya mampu meng-upgrade kekuatanku. Jika kekuatan Kazam mampu melumpuhkan kekuatanku, maka kekuatan Starina mampu meningkatkan kekuatanku. Membuat kemampuanku meningkat ke level selanjutnya.Jika Starina berdiri di belakangku, maka hal-hal tak terduga bisa aku lakukan. Bahkan tumbuhan yang keluar dari tanganku bisa berevolusi. Yang biasanya aku hanya bisa mengeluarkan tanaman rambat serupa cambuk, kini tanganku mampu menembakkan kacang polong sebesar bola tenis. Sebab tanganku bisa berubah menjadi serupa Peashooter di game Plants vs. Zombies.Suatu hari, terjadi tawuran antar pelajar sekolah menengah atas. Mereka saling lempar batu. Aku datang bersama Starina untuk menyelamatkan warga sipil dari amukan darah muda tersebut.Aku