Share

Bab 2

Author: Clarine Arlina
last update Last Updated: 2024-12-25 10:22:52
Seluruh tubuhku mulai melemas. Aku nyaris jatuh terduduk jika saja tidak ditahan oleh tangan besar Orlando yang erat memegangku.

"Kulitku memang seperti ini sejak kecil ...." Sebelum aku selesai bicara, jaket Orlando yang tadi menutupi tubuhku tiba-tiba jatuh ke lantai. Kini, tidak ada lagi yang menutupi tubuhku.

"Ah!" Aku berteriak kecil, buru-buru membungkuk untuk memungut jaketnya. Namun, ketika aku berdiri, wajahku justru menabrak dada Orlando.

"Ugh ...." Dia mendesah pelan.

Aku panik dan mundur cepat. "Maaf, maaf! Aku nggak sengaja." Hanya saja, karena di belakangku ada meja kerja, jarakku dengannya masih sangat dekat meski aku telah mundur. Yang lebih menyulitkan lagi adalah, Orlando berdiri tepat di depanku.

Jika aku tidak berhati-hati, aku akan kembali menyentuhnya. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah memegang erat jaket itu di tubuhku, tanpa berani bergerak sedikit pun.

"Eliyani, apa kamu pernah seperti ini sama suamimu dulu?" Perlahan-lahan, Orlando mulai mendekat. Saat itu, darahku seperti berhenti mengalir. Aku meremas jaket itu dengan kuat.

"Pak Orlando, tolong ... jangan." Namun, semakin aku memohon, dia malah semakin dekat seolah-olah tidak berniat membiarkanku pergi. Wajahku terasa panas, pikiranku benar-benar kacau balau.

"Kenapa harus menolak? Bukankah kamu suka? Coba saja," ujarnya dengan suara menggoda yang hampir mematikan akalku. Aku mulai berkeringat, malu dan takut pada saat yang bersamaan.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu.

"Pak Orlando, saya antar kopi untuk Anda." Terdengar suara seorang wanita di luar.

Aku langsung terdorong untuk menjauh darinya. Dengan cepat, aku merapikan pakaian dan membuka pintu. Di luar, berdiri seorang rekan kerjaku, Yuri.

Dia mengenakan gaun ketat bertali tipis, kulitnya mulus, tubuhnya begitu sempurna hingga membuat siapa saja terkesima. Saat melewatiku, dia menatapku dengan pandangan meremehkan, lalu melenggang masuk ke kantor Orlando dengan percaya diri.

Pasti dia juga datang untuk merebut posisi promosi ini. Gaji lebih tinggi, bonus besar, dan liburan panjang ... siapa yang tidak tergiur?

Aku mengepalkan tangan, bertekad bahwa aku harus mendapatkan posisi ini, tidak peduli apa pun caranya.

Setelah pulang kerja, aku langsung pulang ke rumah.

Aku segera berendam dalam bak es lagi, menjaga kulit tetap kencang. Di usiaku sekarang, aku tahu ini satu-satunya cara untuk bersaing. Rasa dingin itu menusuk hingga membuat kulitku merinding. Namun, aku menahan semuanya.

Aku mengambil ponsel, lalu memotret diriku di bak mandi. Kulitku terlihat putih, kencang, dan menggoda.

Tepat tengah malam, aku mengunggah foto itu di media sosial. Aku mengatur agar foto itu hanya bisa dilihat oleh Orlando. Keterangan yang kutulis adalah ....

[ Malam seorang diri, cuma bisa begini saja. ]

Orlando dikenal sebagai orang yang suka bergadang, jadi aku yakin dia akan melihatnya. Benar saja, beberapa menit kemudian, notifikasi pesan muncul.

[ Orlando: Sudah tengah malam, kenapa belum tidur? ]

Aku sengaja menunda membalasnya, lalu mengetik.

[ Terima kasih atas perhatian Anda, Pak. Aku cuma lagi stres akhir-akhir ini. ]

[ Orlando: Stres apa? Kamu kenapa sih sampai stres? ]

Pesan itu disertai emoji wajah dengan air liur menetes.

Aku teringat kelakuannya tadi siang, membuatku malu setengah mati. Namun, aku tidak boleh berhenti di sini.

[ Tentu saja stres soal promosi. Semua orang berusaha keras, aku juga nggak bisa ketinggalan. ]

[ Orlando: Oh, gitu. Kamu harus kerja lebih keras lagi. Kamu tahu sendiri, usia kamu sudah bukan muda lagi. Susah bersaing sama gadis-gadis muda. ]

Aku terdiam sejenak membaca pesannya. Ya, aku sudah di usia pertengahan. Tidak mungkin aku bisa menang hanya dengan wajah cantik seperti mereka. Namun, aku punya kulit yang kencang dan tubuh yang masih menggoda berkat kebiasaanku berendam es.

Aku tersenyum puas. Jelas Orlando mulai tertarik padaku. Promosi itu pasti bisa kudapatkan.

[ Aku akan berusaha, Pak. Terima kasih atas dukungannya. ]

Keesokan paginya, aku kembali berendam es sebelum berangkat ke kantor.

Di kantor, Orlando beberapa kali memanggilku untuk masuk ke ruangannya. Namun, aku sengaja menolak dengan alasan sibuk. Trik tarik ulur ini selalu berhasil pada pria mana pun.

Namun siang harinya, Orlando tampak tidak bisa menahan diri lagi.

Related chapters

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 3

    Di saat semua orang keluar untuk makan siang, dia datang untuk memelukku di meja kerjaku."Sial, aku sudah hampir gila menahan diri," gerutunya sambil terus mengendus tubuhku. "Wangi sekali. Coba kulihat wangi dari mana ini ....""Pak Orlando, jangan begini ...."Orlando terus memegang wajahku dengan antusias."Nggak usah pura-pura. Bukannya kamu memang mau kutiduri karena mau dipromosikan? Mengingat kulitmu sebagus ini, mungkin aku bisa pertimbangkan. Tapi, kamu harus layani aku dulu."Mendengar soal promosi, mataku langsung berbinar. "Ma ... mau layani gimana?"Orlando langsung tertawa. "Malam ini, aku mau kamu telanjang di tengah jalan dan berlutut memohonku untuk menidurimu. Terus, kamu harus manggil aku majikan."Tak kusangka, ternyata Orlando punya kebiasaan seperti itu! Meski kulakukan semua ini untuk naik jabatan, tetap saja permintaannya ini terlalu memalukan.Di saat aku masih ragu-ragu, tiba-tiba ada yang membuka pintu kantor.Orlando memeluk pinggangku dengan tenang. "Lagia

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 4

    Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Orlando tertawa puas, lalu pergi setelah melihatku lemah tak berdaya. Dia bilang, dia masih ingin mengujiku sebelum membawaku ke rumahnya dan memberiku promosi.Namun, aku terlalu ingin segera naik jabatan, jadi aku harus mencari cara lain.Keesokan paginya, aku berendam dalam air es seperti biasa, lalu memakai baju yang diberikan Orlando di dalam, dan mengenakan jaket di luar. Sebelum keluar rumah, aku sengaja memposting selfie yang memperlihatkan sedikit baju di dalam.Aku menuliskan keterangan.[ Baju hari ini benar-benar cantik. ]Tak lama kemudian, Orlando langsung memberikan like. Aku tahu, dia pasti tidak akan bisa menahan dirinya.Setibanya di kantor, aku berkeliling dengan sengaja memakai sepatu hak tinggi.Saat makan siang, aku sengaja berkata, "Panas sekali, ya." Lalu aku membuka jaketku, memperlihatkan baju di dalam. Memang ini musim panas, jadi tubuhku dipenuhi keringat. Ditambah dengan baju ketat itu, tubuhku ter

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 5

    "Setelah kusuntik ini, kamu akan merasa setengah mati. Kamu mau pakai nggak?" tanyanya dengan senyuman licik.Hatiku langsung merasa ketakutan. Kukira dia hanya ingin sedikit bermain denganku. Tak kusangka, dia malah mau menyuntikkan obat padaku!"Pak Orlando, aku nggak mau ini. Kumohon jangan pakai ini," bujukku dengan ketakutan.Namun, dia malah mencengkeram bahuku dan menekanku di kursi. "Sudah terlambat kamu nyesal sekarang. Kamu sendiri yang bilang mau datang. Hanya saja, kamu entah bisa bertahan sampai alat keberapa."Pada detik ini, aku baru menyadari bahwa aku telah masuk ke sarang harimau. Aku tak bisa lagi menahan tangisanku. "Ja ... jangan perlakukan aku begin."Orlando tertawa terbahak-bahak. "Menangislah! Semakin kamu menangis, aku semakin bersemangat! Aku akan buat kamu merasakan kesenangan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya!"Di saat dia baru saja hendak menyuntikkan jarum tersebut, pintu ruang bawah tanah ditendang seseorang hingga terbuka."Polisi! Jangan berger

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 6

    Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia ternyata mengenaliku. Saat suamiku masih hidup, dia tak pernah memberitahuku bahwa dia dan Orlando pernah membahas hal ini. Jadi, aku selalu berpikir bahwa Orlando tidak mengenalku sama sekali.Aku berjuang sekuat tenaga, mencubit paha dengan tanganku agar tetap sadar."Kalau begitu, kenapa kamu nggak langsung membunuhku dan malah memutar balik sejauh ini?"Mendengar ucapanku, dia tertawa sinis sambil menggesekkan jarum suntik ke kulitku. "Karena kulitmu yang bagus ini. Begitu lembut, begitu putih. Aku sudah menyentuh banyak wanita, tapi nggak ada yang sebaik dirimu.""Aku cuma mau main sama kamu, melihatmu menangis, melihat wajah bodohmu yang nggak tahu apa-apa, berpikir bisa membalaskan dendam untuk suamimu itu. Itu membuatku puas." Dia mendesah di telingaku, napasnya begitu panas.Seluruh tubuhku bergetar, nyaris tak bisa menahan diri."Jadi, pria yang kamu kirim waktu itu juga untuk mempermalukanku?""Ya. Kalau saja kamu nggak melawan, hari i

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 7

    Setelah Orlando dibawa pergi, aku juga dibawa ke rumah sakit. Tubuhku telah disuntik cairan dan aku harus melewatinya sendiri agar bisa sembuh sepenuhnya.Saat dirawat di rumah sakit, Yuri datang menjengukku. Sebenarnya, dia adalah adik perempuan dari suamiku.Yuri menatapku dengan penuh kekhawatiran, "Lihat dirimu ini, kenapa harus mempertaruhkan diri sendiri? Kamu hampir dihancurkan olehnya." Aku tersenyum lemah, "Kalau bukan dengan cara ini, aku nggak akan bisa menyeretnya ke penjara."Selama lebih dari setahun, aku menyusun rencana balas dendam. Aku tahu Orlando adalah psikopat dan pria yang sangat cerdas.Selain itu, keluarganya memiliki latar belakang yang kuat. Jika kami berhadapan di pengadilan, aku pasti akan kalah. Jadi aku menyusun rencana balas dendam secara menyeluruh, berdasarkan sifat dan kebiasaannya.Aku sengaja tidak mengganti nama agar Orlando mengenaliku, membuatnya lengah dan mengira hanya aku yang mencarinya untuk balas dendam.Pada saat yang sama, Yuri berpura-pu

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 1

    Namaku Eliyani. Usiaku tahun ini 36 tahun dan aku hidup bersama dua anakku.Belakangan ini, ada kesempatan promosi di perusahaan. Semua orang berlomba-lomba mendekati manajer. Tentu saja, aku juga menginginkan promosi itu, jadi aku menyusun sebuah rencana.Saat istirahat siang, aku pulang ke rumah dan berendam dalam bak es. Aku bisa merasakan kulitku perlahan-lahan menjadi lebih kencang. Tidak hanya kulit, tetapi bagian tubuh lainnya pun ikut mengencang.Aku bahkan sengaja mengoleskan losion tubuh yang harum.Setibanya di kantor, bukan hanya rekan kerja laki-laki yang memandangiku, bahkan mata manajer Orlando pun terpaku, memperhatikanku tanpa berkedip.'Berhasil!' Aku tersenyum puas dalam hati."Pak Orlando, ada pekerjaan yang kurang saya pahami. Saya boleh tanya sama Anda nggak?" Dengan celana jeans ketat, aku berjalan mendekatinya perlahan."Kerjaan apa?" Orlando menatapku tanpa basa-basi, bahkan tatapannya semakin berani menyusuri seluruh tubuhku."Ayo kita bicara di kantor Anda sa

    Last Updated : 2024-12-25

Latest chapter

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 7

    Setelah Orlando dibawa pergi, aku juga dibawa ke rumah sakit. Tubuhku telah disuntik cairan dan aku harus melewatinya sendiri agar bisa sembuh sepenuhnya.Saat dirawat di rumah sakit, Yuri datang menjengukku. Sebenarnya, dia adalah adik perempuan dari suamiku.Yuri menatapku dengan penuh kekhawatiran, "Lihat dirimu ini, kenapa harus mempertaruhkan diri sendiri? Kamu hampir dihancurkan olehnya." Aku tersenyum lemah, "Kalau bukan dengan cara ini, aku nggak akan bisa menyeretnya ke penjara."Selama lebih dari setahun, aku menyusun rencana balas dendam. Aku tahu Orlando adalah psikopat dan pria yang sangat cerdas.Selain itu, keluarganya memiliki latar belakang yang kuat. Jika kami berhadapan di pengadilan, aku pasti akan kalah. Jadi aku menyusun rencana balas dendam secara menyeluruh, berdasarkan sifat dan kebiasaannya.Aku sengaja tidak mengganti nama agar Orlando mengenaliku, membuatnya lengah dan mengira hanya aku yang mencarinya untuk balas dendam.Pada saat yang sama, Yuri berpura-pu

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 6

    Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia ternyata mengenaliku. Saat suamiku masih hidup, dia tak pernah memberitahuku bahwa dia dan Orlando pernah membahas hal ini. Jadi, aku selalu berpikir bahwa Orlando tidak mengenalku sama sekali.Aku berjuang sekuat tenaga, mencubit paha dengan tanganku agar tetap sadar."Kalau begitu, kenapa kamu nggak langsung membunuhku dan malah memutar balik sejauh ini?"Mendengar ucapanku, dia tertawa sinis sambil menggesekkan jarum suntik ke kulitku. "Karena kulitmu yang bagus ini. Begitu lembut, begitu putih. Aku sudah menyentuh banyak wanita, tapi nggak ada yang sebaik dirimu.""Aku cuma mau main sama kamu, melihatmu menangis, melihat wajah bodohmu yang nggak tahu apa-apa, berpikir bisa membalaskan dendam untuk suamimu itu. Itu membuatku puas." Dia mendesah di telingaku, napasnya begitu panas.Seluruh tubuhku bergetar, nyaris tak bisa menahan diri."Jadi, pria yang kamu kirim waktu itu juga untuk mempermalukanku?""Ya. Kalau saja kamu nggak melawan, hari i

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 5

    "Setelah kusuntik ini, kamu akan merasa setengah mati. Kamu mau pakai nggak?" tanyanya dengan senyuman licik.Hatiku langsung merasa ketakutan. Kukira dia hanya ingin sedikit bermain denganku. Tak kusangka, dia malah mau menyuntikkan obat padaku!"Pak Orlando, aku nggak mau ini. Kumohon jangan pakai ini," bujukku dengan ketakutan.Namun, dia malah mencengkeram bahuku dan menekanku di kursi. "Sudah terlambat kamu nyesal sekarang. Kamu sendiri yang bilang mau datang. Hanya saja, kamu entah bisa bertahan sampai alat keberapa."Pada detik ini, aku baru menyadari bahwa aku telah masuk ke sarang harimau. Aku tak bisa lagi menahan tangisanku. "Ja ... jangan perlakukan aku begin."Orlando tertawa terbahak-bahak. "Menangislah! Semakin kamu menangis, aku semakin bersemangat! Aku akan buat kamu merasakan kesenangan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya!"Di saat dia baru saja hendak menyuntikkan jarum tersebut, pintu ruang bawah tanah ditendang seseorang hingga terbuka."Polisi! Jangan berger

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 4

    Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Orlando tertawa puas, lalu pergi setelah melihatku lemah tak berdaya. Dia bilang, dia masih ingin mengujiku sebelum membawaku ke rumahnya dan memberiku promosi.Namun, aku terlalu ingin segera naik jabatan, jadi aku harus mencari cara lain.Keesokan paginya, aku berendam dalam air es seperti biasa, lalu memakai baju yang diberikan Orlando di dalam, dan mengenakan jaket di luar. Sebelum keluar rumah, aku sengaja memposting selfie yang memperlihatkan sedikit baju di dalam.Aku menuliskan keterangan.[ Baju hari ini benar-benar cantik. ]Tak lama kemudian, Orlando langsung memberikan like. Aku tahu, dia pasti tidak akan bisa menahan dirinya.Setibanya di kantor, aku berkeliling dengan sengaja memakai sepatu hak tinggi.Saat makan siang, aku sengaja berkata, "Panas sekali, ya." Lalu aku membuka jaketku, memperlihatkan baju di dalam. Memang ini musim panas, jadi tubuhku dipenuhi keringat. Ditambah dengan baju ketat itu, tubuhku ter

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 3

    Di saat semua orang keluar untuk makan siang, dia datang untuk memelukku di meja kerjaku."Sial, aku sudah hampir gila menahan diri," gerutunya sambil terus mengendus tubuhku. "Wangi sekali. Coba kulihat wangi dari mana ini ....""Pak Orlando, jangan begini ...."Orlando terus memegang wajahku dengan antusias."Nggak usah pura-pura. Bukannya kamu memang mau kutiduri karena mau dipromosikan? Mengingat kulitmu sebagus ini, mungkin aku bisa pertimbangkan. Tapi, kamu harus layani aku dulu."Mendengar soal promosi, mataku langsung berbinar. "Ma ... mau layani gimana?"Orlando langsung tertawa. "Malam ini, aku mau kamu telanjang di tengah jalan dan berlutut memohonku untuk menidurimu. Terus, kamu harus manggil aku majikan."Tak kusangka, ternyata Orlando punya kebiasaan seperti itu! Meski kulakukan semua ini untuk naik jabatan, tetap saja permintaannya ini terlalu memalukan.Di saat aku masih ragu-ragu, tiba-tiba ada yang membuka pintu kantor.Orlando memeluk pinggangku dengan tenang. "Lagia

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 2

    Seluruh tubuhku mulai melemas. Aku nyaris jatuh terduduk jika saja tidak ditahan oleh tangan besar Orlando yang erat memegangku."Kulitku memang seperti ini sejak kecil ...." Sebelum aku selesai bicara, jaket Orlando yang tadi menutupi tubuhku tiba-tiba jatuh ke lantai. Kini, tidak ada lagi yang menutupi tubuhku."Ah!" Aku berteriak kecil, buru-buru membungkuk untuk memungut jaketnya. Namun, ketika aku berdiri, wajahku justru menabrak dada Orlando."Ugh ...." Dia mendesah pelan.Aku panik dan mundur cepat. "Maaf, maaf! Aku nggak sengaja." Hanya saja, karena di belakangku ada meja kerja, jarakku dengannya masih sangat dekat meski aku telah mundur. Yang lebih menyulitkan lagi adalah, Orlando berdiri tepat di depanku.Jika aku tidak berhati-hati, aku akan kembali menyentuhnya. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah memegang erat jaket itu di tubuhku, tanpa berani bergerak sedikit pun."Eliyani, apa kamu pernah seperti ini sama suamimu dulu?" Perlahan-lahan, Orlando mulai mendekat. Saat

  • Suka Duka Ibu Tunggal   Bab 1

    Namaku Eliyani. Usiaku tahun ini 36 tahun dan aku hidup bersama dua anakku.Belakangan ini, ada kesempatan promosi di perusahaan. Semua orang berlomba-lomba mendekati manajer. Tentu saja, aku juga menginginkan promosi itu, jadi aku menyusun sebuah rencana.Saat istirahat siang, aku pulang ke rumah dan berendam dalam bak es. Aku bisa merasakan kulitku perlahan-lahan menjadi lebih kencang. Tidak hanya kulit, tetapi bagian tubuh lainnya pun ikut mengencang.Aku bahkan sengaja mengoleskan losion tubuh yang harum.Setibanya di kantor, bukan hanya rekan kerja laki-laki yang memandangiku, bahkan mata manajer Orlando pun terpaku, memperhatikanku tanpa berkedip.'Berhasil!' Aku tersenyum puas dalam hati."Pak Orlando, ada pekerjaan yang kurang saya pahami. Saya boleh tanya sama Anda nggak?" Dengan celana jeans ketat, aku berjalan mendekatinya perlahan."Kerjaan apa?" Orlando menatapku tanpa basa-basi, bahkan tatapannya semakin berani menyusuri seluruh tubuhku."Ayo kita bicara di kantor Anda sa

DMCA.com Protection Status