Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Orlando tertawa puas, lalu pergi setelah melihatku lemah tak berdaya. Dia bilang, dia masih ingin mengujiku sebelum membawaku ke rumahnya dan memberiku promosi.Namun, aku terlalu ingin segera naik jabatan, jadi aku harus mencari cara lain.Keesokan paginya, aku berendam dalam air es seperti biasa, lalu memakai baju yang diberikan Orlando di dalam, dan mengenakan jaket di luar. Sebelum keluar rumah, aku sengaja memposting selfie yang memperlihatkan sedikit baju di dalam.Aku menuliskan keterangan.[ Baju hari ini benar-benar cantik. ]Tak lama kemudian, Orlando langsung memberikan like. Aku tahu, dia pasti tidak akan bisa menahan dirinya.Setibanya di kantor, aku berkeliling dengan sengaja memakai sepatu hak tinggi.Saat makan siang, aku sengaja berkata, "Panas sekali, ya." Lalu aku membuka jaketku, memperlihatkan baju di dalam. Memang ini musim panas, jadi tubuhku dipenuhi keringat. Ditambah dengan baju ketat itu, tubuhku ter
"Setelah kusuntik ini, kamu akan merasa setengah mati. Kamu mau pakai nggak?" tanyanya dengan senyuman licik.Hatiku langsung merasa ketakutan. Kukira dia hanya ingin sedikit bermain denganku. Tak kusangka, dia malah mau menyuntikkan obat padaku!"Pak Orlando, aku nggak mau ini. Kumohon jangan pakai ini," bujukku dengan ketakutan.Namun, dia malah mencengkeram bahuku dan menekanku di kursi. "Sudah terlambat kamu nyesal sekarang. Kamu sendiri yang bilang mau datang. Hanya saja, kamu entah bisa bertahan sampai alat keberapa."Pada detik ini, aku baru menyadari bahwa aku telah masuk ke sarang harimau. Aku tak bisa lagi menahan tangisanku. "Ja ... jangan perlakukan aku begin."Orlando tertawa terbahak-bahak. "Menangislah! Semakin kamu menangis, aku semakin bersemangat! Aku akan buat kamu merasakan kesenangan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya!"Di saat dia baru saja hendak menyuntikkan jarum tersebut, pintu ruang bawah tanah ditendang seseorang hingga terbuka."Polisi! Jangan berger
Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia ternyata mengenaliku. Saat suamiku masih hidup, dia tak pernah memberitahuku bahwa dia dan Orlando pernah membahas hal ini. Jadi, aku selalu berpikir bahwa Orlando tidak mengenalku sama sekali.Aku berjuang sekuat tenaga, mencubit paha dengan tanganku agar tetap sadar."Kalau begitu, kenapa kamu nggak langsung membunuhku dan malah memutar balik sejauh ini?"Mendengar ucapanku, dia tertawa sinis sambil menggesekkan jarum suntik ke kulitku. "Karena kulitmu yang bagus ini. Begitu lembut, begitu putih. Aku sudah menyentuh banyak wanita, tapi nggak ada yang sebaik dirimu.""Aku cuma mau main sama kamu, melihatmu menangis, melihat wajah bodohmu yang nggak tahu apa-apa, berpikir bisa membalaskan dendam untuk suamimu itu. Itu membuatku puas." Dia mendesah di telingaku, napasnya begitu panas.Seluruh tubuhku bergetar, nyaris tak bisa menahan diri."Jadi, pria yang kamu kirim waktu itu juga untuk mempermalukanku?""Ya. Kalau saja kamu nggak melawan, hari i
Setelah Orlando dibawa pergi, aku juga dibawa ke rumah sakit. Tubuhku telah disuntik cairan dan aku harus melewatinya sendiri agar bisa sembuh sepenuhnya.Saat dirawat di rumah sakit, Yuri datang menjengukku. Sebenarnya, dia adalah adik perempuan dari suamiku.Yuri menatapku dengan penuh kekhawatiran, "Lihat dirimu ini, kenapa harus mempertaruhkan diri sendiri? Kamu hampir dihancurkan olehnya." Aku tersenyum lemah, "Kalau bukan dengan cara ini, aku nggak akan bisa menyeretnya ke penjara."Selama lebih dari setahun, aku menyusun rencana balas dendam. Aku tahu Orlando adalah psikopat dan pria yang sangat cerdas.Selain itu, keluarganya memiliki latar belakang yang kuat. Jika kami berhadapan di pengadilan, aku pasti akan kalah. Jadi aku menyusun rencana balas dendam secara menyeluruh, berdasarkan sifat dan kebiasaannya.Aku sengaja tidak mengganti nama agar Orlando mengenaliku, membuatnya lengah dan mengira hanya aku yang mencarinya untuk balas dendam.Pada saat yang sama, Yuri berpura-pu
Namaku Eliyani. Usiaku tahun ini 36 tahun dan aku hidup bersama dua anakku.Belakangan ini, ada kesempatan promosi di perusahaan. Semua orang berlomba-lomba mendekati manajer. Tentu saja, aku juga menginginkan promosi itu, jadi aku menyusun sebuah rencana.Saat istirahat siang, aku pulang ke rumah dan berendam dalam bak es. Aku bisa merasakan kulitku perlahan-lahan menjadi lebih kencang. Tidak hanya kulit, tetapi bagian tubuh lainnya pun ikut mengencang.Aku bahkan sengaja mengoleskan losion tubuh yang harum.Setibanya di kantor, bukan hanya rekan kerja laki-laki yang memandangiku, bahkan mata manajer Orlando pun terpaku, memperhatikanku tanpa berkedip.'Berhasil!' Aku tersenyum puas dalam hati."Pak Orlando, ada pekerjaan yang kurang saya pahami. Saya boleh tanya sama Anda nggak?" Dengan celana jeans ketat, aku berjalan mendekatinya perlahan."Kerjaan apa?" Orlando menatapku tanpa basa-basi, bahkan tatapannya semakin berani menyusuri seluruh tubuhku."Ayo kita bicara di kantor Anda sa
Seluruh tubuhku mulai melemas. Aku nyaris jatuh terduduk jika saja tidak ditahan oleh tangan besar Orlando yang erat memegangku."Kulitku memang seperti ini sejak kecil ...." Sebelum aku selesai bicara, jaket Orlando yang tadi menutupi tubuhku tiba-tiba jatuh ke lantai. Kini, tidak ada lagi yang menutupi tubuhku."Ah!" Aku berteriak kecil, buru-buru membungkuk untuk memungut jaketnya. Namun, ketika aku berdiri, wajahku justru menabrak dada Orlando."Ugh ...." Dia mendesah pelan.Aku panik dan mundur cepat. "Maaf, maaf! Aku nggak sengaja." Hanya saja, karena di belakangku ada meja kerja, jarakku dengannya masih sangat dekat meski aku telah mundur. Yang lebih menyulitkan lagi adalah, Orlando berdiri tepat di depanku.Jika aku tidak berhati-hati, aku akan kembali menyentuhnya. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah memegang erat jaket itu di tubuhku, tanpa berani bergerak sedikit pun."Eliyani, apa kamu pernah seperti ini sama suamimu dulu?" Perlahan-lahan, Orlando mulai mendekat. Saat
Setelah Orlando dibawa pergi, aku juga dibawa ke rumah sakit. Tubuhku telah disuntik cairan dan aku harus melewatinya sendiri agar bisa sembuh sepenuhnya.Saat dirawat di rumah sakit, Yuri datang menjengukku. Sebenarnya, dia adalah adik perempuan dari suamiku.Yuri menatapku dengan penuh kekhawatiran, "Lihat dirimu ini, kenapa harus mempertaruhkan diri sendiri? Kamu hampir dihancurkan olehnya." Aku tersenyum lemah, "Kalau bukan dengan cara ini, aku nggak akan bisa menyeretnya ke penjara."Selama lebih dari setahun, aku menyusun rencana balas dendam. Aku tahu Orlando adalah psikopat dan pria yang sangat cerdas.Selain itu, keluarganya memiliki latar belakang yang kuat. Jika kami berhadapan di pengadilan, aku pasti akan kalah. Jadi aku menyusun rencana balas dendam secara menyeluruh, berdasarkan sifat dan kebiasaannya.Aku sengaja tidak mengganti nama agar Orlando mengenaliku, membuatnya lengah dan mengira hanya aku yang mencarinya untuk balas dendam.Pada saat yang sama, Yuri berpura-pu
Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia ternyata mengenaliku. Saat suamiku masih hidup, dia tak pernah memberitahuku bahwa dia dan Orlando pernah membahas hal ini. Jadi, aku selalu berpikir bahwa Orlando tidak mengenalku sama sekali.Aku berjuang sekuat tenaga, mencubit paha dengan tanganku agar tetap sadar."Kalau begitu, kenapa kamu nggak langsung membunuhku dan malah memutar balik sejauh ini?"Mendengar ucapanku, dia tertawa sinis sambil menggesekkan jarum suntik ke kulitku. "Karena kulitmu yang bagus ini. Begitu lembut, begitu putih. Aku sudah menyentuh banyak wanita, tapi nggak ada yang sebaik dirimu.""Aku cuma mau main sama kamu, melihatmu menangis, melihat wajah bodohmu yang nggak tahu apa-apa, berpikir bisa membalaskan dendam untuk suamimu itu. Itu membuatku puas." Dia mendesah di telingaku, napasnya begitu panas.Seluruh tubuhku bergetar, nyaris tak bisa menahan diri."Jadi, pria yang kamu kirim waktu itu juga untuk mempermalukanku?""Ya. Kalau saja kamu nggak melawan, hari i
"Setelah kusuntik ini, kamu akan merasa setengah mati. Kamu mau pakai nggak?" tanyanya dengan senyuman licik.Hatiku langsung merasa ketakutan. Kukira dia hanya ingin sedikit bermain denganku. Tak kusangka, dia malah mau menyuntikkan obat padaku!"Pak Orlando, aku nggak mau ini. Kumohon jangan pakai ini," bujukku dengan ketakutan.Namun, dia malah mencengkeram bahuku dan menekanku di kursi. "Sudah terlambat kamu nyesal sekarang. Kamu sendiri yang bilang mau datang. Hanya saja, kamu entah bisa bertahan sampai alat keberapa."Pada detik ini, aku baru menyadari bahwa aku telah masuk ke sarang harimau. Aku tak bisa lagi menahan tangisanku. "Ja ... jangan perlakukan aku begin."Orlando tertawa terbahak-bahak. "Menangislah! Semakin kamu menangis, aku semakin bersemangat! Aku akan buat kamu merasakan kesenangan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya!"Di saat dia baru saja hendak menyuntikkan jarum tersebut, pintu ruang bawah tanah ditendang seseorang hingga terbuka."Polisi! Jangan berger
Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Orlando tertawa puas, lalu pergi setelah melihatku lemah tak berdaya. Dia bilang, dia masih ingin mengujiku sebelum membawaku ke rumahnya dan memberiku promosi.Namun, aku terlalu ingin segera naik jabatan, jadi aku harus mencari cara lain.Keesokan paginya, aku berendam dalam air es seperti biasa, lalu memakai baju yang diberikan Orlando di dalam, dan mengenakan jaket di luar. Sebelum keluar rumah, aku sengaja memposting selfie yang memperlihatkan sedikit baju di dalam.Aku menuliskan keterangan.[ Baju hari ini benar-benar cantik. ]Tak lama kemudian, Orlando langsung memberikan like. Aku tahu, dia pasti tidak akan bisa menahan dirinya.Setibanya di kantor, aku berkeliling dengan sengaja memakai sepatu hak tinggi.Saat makan siang, aku sengaja berkata, "Panas sekali, ya." Lalu aku membuka jaketku, memperlihatkan baju di dalam. Memang ini musim panas, jadi tubuhku dipenuhi keringat. Ditambah dengan baju ketat itu, tubuhku ter
Di saat semua orang keluar untuk makan siang, dia datang untuk memelukku di meja kerjaku."Sial, aku sudah hampir gila menahan diri," gerutunya sambil terus mengendus tubuhku. "Wangi sekali. Coba kulihat wangi dari mana ini ....""Pak Orlando, jangan begini ...."Orlando terus memegang wajahku dengan antusias."Nggak usah pura-pura. Bukannya kamu memang mau kutiduri karena mau dipromosikan? Mengingat kulitmu sebagus ini, mungkin aku bisa pertimbangkan. Tapi, kamu harus layani aku dulu."Mendengar soal promosi, mataku langsung berbinar. "Ma ... mau layani gimana?"Orlando langsung tertawa. "Malam ini, aku mau kamu telanjang di tengah jalan dan berlutut memohonku untuk menidurimu. Terus, kamu harus manggil aku majikan."Tak kusangka, ternyata Orlando punya kebiasaan seperti itu! Meski kulakukan semua ini untuk naik jabatan, tetap saja permintaannya ini terlalu memalukan.Di saat aku masih ragu-ragu, tiba-tiba ada yang membuka pintu kantor.Orlando memeluk pinggangku dengan tenang. "Lagia
Seluruh tubuhku mulai melemas. Aku nyaris jatuh terduduk jika saja tidak ditahan oleh tangan besar Orlando yang erat memegangku."Kulitku memang seperti ini sejak kecil ...." Sebelum aku selesai bicara, jaket Orlando yang tadi menutupi tubuhku tiba-tiba jatuh ke lantai. Kini, tidak ada lagi yang menutupi tubuhku."Ah!" Aku berteriak kecil, buru-buru membungkuk untuk memungut jaketnya. Namun, ketika aku berdiri, wajahku justru menabrak dada Orlando."Ugh ...." Dia mendesah pelan.Aku panik dan mundur cepat. "Maaf, maaf! Aku nggak sengaja." Hanya saja, karena di belakangku ada meja kerja, jarakku dengannya masih sangat dekat meski aku telah mundur. Yang lebih menyulitkan lagi adalah, Orlando berdiri tepat di depanku.Jika aku tidak berhati-hati, aku akan kembali menyentuhnya. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah memegang erat jaket itu di tubuhku, tanpa berani bergerak sedikit pun."Eliyani, apa kamu pernah seperti ini sama suamimu dulu?" Perlahan-lahan, Orlando mulai mendekat. Saat
Namaku Eliyani. Usiaku tahun ini 36 tahun dan aku hidup bersama dua anakku.Belakangan ini, ada kesempatan promosi di perusahaan. Semua orang berlomba-lomba mendekati manajer. Tentu saja, aku juga menginginkan promosi itu, jadi aku menyusun sebuah rencana.Saat istirahat siang, aku pulang ke rumah dan berendam dalam bak es. Aku bisa merasakan kulitku perlahan-lahan menjadi lebih kencang. Tidak hanya kulit, tetapi bagian tubuh lainnya pun ikut mengencang.Aku bahkan sengaja mengoleskan losion tubuh yang harum.Setibanya di kantor, bukan hanya rekan kerja laki-laki yang memandangiku, bahkan mata manajer Orlando pun terpaku, memperhatikanku tanpa berkedip.'Berhasil!' Aku tersenyum puas dalam hati."Pak Orlando, ada pekerjaan yang kurang saya pahami. Saya boleh tanya sama Anda nggak?" Dengan celana jeans ketat, aku berjalan mendekatinya perlahan."Kerjaan apa?" Orlando menatapku tanpa basa-basi, bahkan tatapannya semakin berani menyusuri seluruh tubuhku."Ayo kita bicara di kantor Anda sa