Valen sangat antusias. Dia langsung mengangkat handphonenya. Tapi dia langsung kecewa karena ternyata yang menelponnya adalah temannya sesama guru, seorang pria bujangan yang selama ini mengejar-ngejarnya. Vallen tidak ingin bicara dengan orang itu, karena itu, dia mematikan handphonenya dan langsung tidur. Senin paginya, Valen menanti-nantikan saat pulang sekolah supaya dia bisa bertemu dengan Evan yang diharapnya akan menjemput Karly pada hari iniTapi apa yang diimpikan Valen itu tidak menjadi kenyataan karena ternyata yang menjemput Karly adalah Jojo, tanpa Evan di dekatnya. Dengan penuh perasaan kecewa, Valen cuma bisa menatap Jojo. Dia berharap yang dia tatap adalah Evan, karena itu kehadiran Jojo ini sangat tidak dia harapkan. Jojo yang melihat tatapan Valen ini langsung berkata, "kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa kamu belum pernah melihat tas asli seperti ini?" Jojo mengarahkan tasnya ke arah Valen dengan sikap arogan. "Iya, Bu. Tas itu pasti mahal," kata Valen. Pada
Dengan bersusah payah akhirnya Valen dan petugas Hotel berhasil juga membawa Evan ke kamar yang dipesan Valen. Tubuh Evan yang masih tidak sadarkan diri karena mabuk itu, diletakkan di atas pembaringan dengan kaki masih menyentuh karpet hotel di kamar ini. Valen memberikan uang tip kepada petugas Hotel kemudian dia mengantar petugas Hotel sampai keluar kamar hingga dia kemudian menutup pintu kamar dan mengunci pintu kamar hotel ini. Setelah itu, Valen mendekati pembaringan, menatap wajah tampan Evan yang masih memejamkan mata itu. "Kamu pasti sangat menderita karena masalah yang kamu alami itu. Tidak seharusnya seorang suami yang setia sepertimu mengalami nasib seperti ini. Tidak seharusnya ayahku mengalami nasib seperti kamu. Kalian berdua tidak layak mengalami nasib seperti ini," gumam Valen sambil terus menatap wajah Evan. "Seharusnya kamu menunggu aku dulu. Maksudnya kamu tidak cepat-cepat menikah karena aku siap menjadi jodohmu dan aku akan pastikan kepadamu kalau aku tidak
Ujung jari dengan lembut mengusap bagian dalam gerbang keintiman Valen, Evan menginginkan perhatian Valen.Valen menggigil dan menoleh ke arah Evan. Dia tersenyum saat mata mereka bertemu. Evan terus mengeksplorasi bagian keintiman ini dan membuat pinggul Valen terus bergolak karena kenikmatan yang dia tanggung itu. Valen terus mendesah di bawah serangan lidah dan mulut Evan yang menguasainya. Nafas Valen memburu, tangannya mencengkram rambut Evan hingga akhirnya sebuah teriakkan dia perdengarkan saat aksi Evan itu, mengantarkan dirinya pada sebuah akhir yang basah dan luar biasa nikmat. Evan merubah posisi, kali ini dia berada di atas tubuh Valen, dengan tubuhnya tepat di atas Valen, dengan wajah saling bertemu. Evan merendah untuk mencium Valen, jenggot tipisnya menyentuh pipi sang gadis.Mata Valen terpejam, menarik sang lelaki ke dalam pelukan hangat. Sudut mulutnya terangkat dalam kepuasan. Baunya begitu harum.Valen meraih dan meraih pipi kanan pria itu, meremasnya dengan k
Valen mengatupkan mulutnya lebih rapat lagi, dan Evan merengek dalam tekanan erotis. Dia meletakkan tangannya di pinggul Evan untuk menahan panggulnya yang ambisius. Membutuhkan istirahat dari persetubuhannya, karena dia ingin mengendalikan nafasnya.Sambil menggelengkan kepalanya, Valen menghisap batang itu dengan keras. Dia menjulurkan lidahnya di sekitar kepala kemaluan ini. Dia mulai membelai kemaluan sang pria dengan tangannya. Evan mengerang. Membuat setiap sentakan tangannya mencengkeram erat dan lembut. Dia merasakan air liur kental dari tenggorokannya Valen melumasi miliknya.Membentuk segel dengan tangannya yang menempel erat pada bibirnya, Valen memasukkan kemaluannya Evan ke dalam mulutnya dengan cepat dan keras. Bagi Evan, hal itu membuat kontras yang seksi antara keras dan lembut antara tangan dan mulut kecilnya. Dia merasakan barang kebanggaannya semakin menegang. Dia menggeliat dan mengerang."Oh sial sayang, ughn!" Evan merengek dengan dorongan kecil yang dalam. Di
Valen kembali mengerang dalam kenikmatan klimaks yang luar biasa. Keduanya sempat terdiam, hingga akhirnya, Valen bangkit dari tempat tidur dengan maksud untuk menuju kamar mandi. Saat dia melirik ke arah Evan, Evan terlihat tertidur. Tidak ingin mengganggu Evan, dia pun putuskan untuk menuju kamar mandi. Saat dia kembali, Evan pun masih tertidur. Valen pun berbaring di samping Evan. Untuk kemudian, dia mulai tertidur. Entah berapa lama Valen tertidur. Dia terbangun saat merasakan ada seseorang dengan nafas memburu, berada tepat di atas tubuhnya. "Halo, sayang," kata Evan begitu melihat sang ibu guru membuka matanya. "Kamu gak manuk lagi?" tanya Valen. "Aku akan selalu mabuk," tandas Evan."Kenapa begitu? Ingat kesehatanmu. Ingat anak-anakmu. Jangan lagi--""Aku akan selalu mabuk setiap bersamamu. Karena aku akan selalu mabuk akan kecantikan wajahmu dan keherananku mengapa kamu bisa betah bersamaku? Mengapa?""Karena aku mencintaimu. That's why." jawab Valen dengan berani. Saat
Pagi ini, Valen sudah mandi dan siap-siap untuk berangkat menuju ke sekolahnya untuk mengajar di sekolahnya. Untung saja semalam itu, sebelum berangkat menemui Evan, Valen memang sudah menyiapkan diri dengan membawa baju seragamnya sebagai seorang guru di tas yang dia bawa karena dia sudah berencana untuk membawa Evan yang sedang mabuk ke hotel ini. Saat ini, Valen sudah ganti pakaian dan menatap ke arah wajah pria yang semalam suntuk bersamanya. Karena pria ini kerja keras semalam, maka ini membuat dia tidak tega untuk membangunkan pria ini. Karena itu, Valen putuskan untuk meninggalkan Evan sendirian di kamar hotel ini. Tapi baru saja dia membuka pintu kamar tiba-tiba Evan mendusin dari tidurnya dan langsung memanggil dirinya. Valen buru-buru mendekat ke arah Evan. "Aku pergi ke sekolah dulu ya? Kamu di sini aja ya atau... apakah kamu akan ke kantor?"Evan mengerjar-ngerjapkan matanya. Kesadarannya baru mulai pulih. Pengaruh alkohol mulai hilang dari pikirannya. Yang tertingga
Sesampainya di sekolah, Valen mengajar dengan semangat. Kadang-kadang dia tersenyum saat melihat Karly. Entah kenapa dia merasa Karly ini seperti anak yang dia kandung di rahimnya sendiri. Sepanjang hari dia banyak memberikan perhatian kepada Karly. Dia tahu walaupun anak ini belum terlalu mengerti akan persoalan orang tuanya tapi anak ini mungkin terluka melihat pertikaian antara orang tuanya pasca perselingkuhan yang dilakukan Jojo itu. Karena itu, sedapat mungkin dia memberikan banyak perhatian kepada Karly, hingga membuat iri beberapa teman Karly lainnya yang tidak mendapatkan perhatian seperti perhatiannya pada Karly. Tapi Vallen tidak memperdulikan semua itu. Di hatinya ada hanya ada Karly, dan tanpa dia sadari dia telah melakukan hal-hal yang menjurus seperti memberikan perhatian yang sangat besar kepada Karly, supaya nantinya dia betul-betul bisa menjadi ibu bagi Karly, menggantikan Jojo yang telah mengecewakan ayahnya Karly itu. Saat menunggu jemputan, Valen juga sudah be
Valen menunggu hingga dia melihat di aplikasi WA-nya sudah tertulis berdering, yang berarti panggilan WA-nya ke nomornya Evan sudah masuk. Sekarang dia menunggu. Menunggu hingga terdengarnya suara yang dia rindukan, yaitu suaranya Evan. Tapi kemudian apa yang dia nantikan itu tidak terjadi karena panggilan teleponnya ini tidak pernah diangkat di seberang sana. Tidak mau patah semangat, Valen kembali menekan tombol Panggil untuk kembali memanggil nomornya Evan ini. Tapi kali ini nomor yang dia panggil ini cuma terlihat tampilan memanggil, yang berarti nomor handphonenya Evan sudah tidak lagi aktif. Ini mencurigakan. Karena sebelumnya nomor WA-nya Evan masih aktif. "Apa yang terjadi? Kenapa dia tidak mau menjawab panggilan teleponku? Dan kenapa dia menonaktifkan handphonenya? Apa dia sengaja menghindariku?Atau Apakah dia sedang ada meeting di kantornya yang tidak bisa diganggu? Apakah itu yang terjadi atau dia berencana untuk kembali kepada istrinya dan melupakan aku? Apakah dia
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro